Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU SOSIAL: TEORI PERTUKARAN BLAU

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

Fenomenologi I: Etnometodologi Garfingkel

Pengantar tentang Perilaku Sosial (Social Behaviourism) Akar intelektual. Teori Pertukaran Sosial Homans

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

Teori Konflik I: Marxis dan Neo Marxis

Pengantar FS Akar Teoritiknya dalam Sosiologi Klasik Asumsi Dasar Fungsionalisme-Struktural Fungsionalisme Parsons

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

IMPRESSION MANAGEMENT. MATA KULIAH : ISU-ISU KONTEMPORER BY DYAN RAHMIATI, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

TEORI DRAMATURGI. A. Latar Belakang Teori Dramaturgi

BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut

BAB V PENUTUP. maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : lebih terbuka dan lebih bersifat kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan agar

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

PARADIGMA TEORI DRAMATURGI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL Sri Suneki * & Haryono**

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB 4 PENUTUP Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djahiri (1999), nilai adalah harga, makna, isi pesan dan semangat, atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, manusia di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari

STRATEGI ADAPTASI MANTAN NARAPIDANA DI MASYARAKAT

Sosiologi dan Antropologi

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008

Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD, DAN ERVING GOFFMAN DRAMATURGI. A. Interaksionalisme simbolik George Herbert Mead.

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK. teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert

BAB V PENUTUP. aktifitas presentasi diri Seleb Instagram Hijabers, bahwa :

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

PROFESSIONAL IMAGE. Self Image PR Profesional. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL PERSEPSI INTERPERSONAL DAN KONSEP DIRI

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL (Psikologi Pendidikan) Silabus

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi

TEORI DIRI SEBUAH TAFSIR MAKNA SIMBOLIK (PENDEKATAN TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa dituntut kreatif, inovatif dan berperan aktif dalam berinteraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

METODE SOCIAL GROUP WORK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

COFFEE SHOP AS A MEDIA FOR SELF-ACTUALIZATION TODAY S YOUTH. Salendra (Alumni Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang)

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan.

IMPRESSION MANAGEMENT MAHASISWI PEROKOK (Studi Deskriptif Kualitatif Impression Management Mahasiswi Perokok Di Universitas Sumatera Utara)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antropolog, telah mengembangkan Teori Peran. Teori Peran menggambarkan

DRAMATURGI PRA PERCERAIAN REMAJA ( STUDI DI KABUPATEN PASER KECAMATAN TANAH GROGOT )

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

Interpersonal Communication Skill

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan kesan sering kali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL

Interpretasi Diri Seorang Disc Jockey Perempuan. Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun Istilah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEMBELI PERSONAL. Umur & siklus hidup Pekerjaan Keadaan ekonomi Gaya hidup Kepribadian

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

Dramaturgi Mahasiswa Pelaku Hubungan Seksual Di Luar Nikah. ARIS MARTIANA Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi, FIS, UNY

Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak

Konstruksi Diri dan Pengelolaan Kesan pada Ruang Riil dan Ruang Virtual

ANALISIS KESESUAIAN KOMPETENSI GURU DENGAN KURIKULUM (Studi Kasus Pada Guru Akuntansi Kelas X Di Smk Negeri 1 Banyudono. Tahun Ajaran 2013/2014)

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Minggu 2: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sering menjadikan manusia putus asa. Persoalan-persoalan tersebut. dari adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KETENTUAN PERKULIAHAN

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Modul ke:

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

Presentasi Diri Seleb Instagram Hijabers

Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL

Transkripsi:

Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D. a.wardana@uny.ac.id Materi: Konsep Diri: Mengingat kembali Looking-glass self Cooley Tensi antara I dan Me Mead Interaksi Pelaku dan Audien Goffman Dramaturgi: Impression Management Role Distance Analisis Frame (kerangka) Interaksi 1

Konsep Diri: Mengingat Looking-glass Self Looking-glass Self: The Conception of the social self as arising reflectively as the outcome of the reaction to the opinion of others (Jary and Jary, 2000:351) Pertama: Individu membayangkan bagaimana penampilan dirinya di mata orang lain Kedua: Individu membayangkan penilaian orang lain terhadap penampilannya Ketiga: Individu membangun rasa baik itu bangga atau malu sebagai hasil penilaian orang lain terhadapnya Konsep Diri: Antara I dan Me Mead Konsep Mead tentang: I sebagai Diri yang spontan Me sebagai Diri yang terbentuk/dipengaruhi oleh struktur/sistem Sosial-Budaya Konsep ini dikembangkan Goffman dalam ketegangan antara: Diri yang sangat manusiasi (bebas berekspresi) Diri yang tersosialisasikan (dipengaruhi oleh sistem Sosial-budaya) Ketegangan antara dua kutub ini menciptakan perilaku/tindakan individu dalam berbagai setting sosial 2

Konsep Diri: Interaksi Pelaku dan Audien Goffman Diri tidaklah dimiliki sepenuhnya oleh individu Diri adalah produk dari interaksi dramatik antara pelaku dan audien Peran sentral Interaksi sebagai media/ ruang Diri individu terbentuk dan berkembang Proses pembentukan dan perkembangan diri, dijelaskan oleh Goffman dalam kerangka analisis Dramaturgi nya Dramaturgi Dramaturgi: The self is a dramatic effect arising from a scene that is presented (Goffman, 1959:253, cited in Ritzer and Goodman, 2004:358) An approach to social analysis in which the theatre is the basis of analogy with everyday life Social action is viewed as a performance in which actors both play parts and stage-manage their action (Jary and Jary, 2000: 165 3

Dramaturgi (lanjt) Asumsi dasar: Diri individu atau Perilaku/tindakan individu dalam kehidupan sosial digambarkan seperti penampilan diatas panggung sandiwara Goffman menekankan pada proses penampilan yang rentan terhadap gangguan dari audien Individu harus mempersiapkan penampilannya dengan baik, disatu sisi mengantisipasi gangguan dan agar audien menilai dirinya sesuai dengan yang diinginkannya Perilaku para pekerja di kantor merupakan satu bentuk pertunjukkan front-stage dalam kehidupan sehari-hari 4

Dramaturgi (lanjt) Konsep Front Stage (Bagian Depan) Penampilan yang cukup jelas dan semacam aturan umum yang digunakan oleh audien untuk menilai penampilan tersebut Front Stage ini terbagi dua: Setting: lokasi khusus tempat penampilan tertentu dilakukan. Contoh: Guru di ruang kelas Personal Front (Kepribadian yg tampak): berbagai bentuk ekspressi (perilaku/ tindakan) yang membantu audien mengidentifikasi pelakunya dan yang diharapkan dilakukan dalam setting. Contoh: Guru berpakaian formal dan membawa buku/ presensi Dramaturgi (lanjt) Personal Front merupakan bagian penting dalam analisis Dramaturgi, ia terbagi dalam dua sub-bagian: Appearance (Yang Tampak): berbagai ciri khusus pelaku. Contoh: Pakaian atau Alat tertentu Manner (Perilaku tertentu/gaya): berbagai gaya berperilaku khusus pelaku. Contoh: Gaya guru SD menerangkan Secara umum, audien mengharapkan adanya konsistensi antara Appearance dan Manner pelaku 5

Dramaturgi (lanjt) Dalam suatu masyarakat, berbagai bentuk Front Stage yang telah berkembang dan diterima kemudian terlembagakan (institutionalised) menjadi Representasi Kolektif Representasi Kolektif merupakan seperangkat tata perilaku yang diterima dan diharapkan oleh masyarakat pada Peran dan Status tertentu Pendapat Goffman ini sangat mendekati konsep Norma dan Aturan Sosial dalam Fungsionalisme Dramaturgi (lanjt) Konsep Back Stage : Setiap individu senantiasa berusaha menampilkan dirinya sebagaimana yg diharapkan (ideal) oleh audien Oleh sebab itu, ia berusaha menutupi berbagai perilaku yg tidak diharapkan audien dalam penampilannya Pelaku berusaha: 1) menutupi perilaku yg tidak sesuai; 2) menghindari kesalahan; 3) menutupi proses yg tidak baik; dsb Pelaku berusaha agar audien (depan) tidak mengetahui aspek-aspek back stage pelakunya 6

Dramaturgi: Impression Management IM merupakan metode yang digunakan oleh pelaku untuk meminimalisis kesalahan dan berbagai perilaku/ tindakan yg tidak tepat selama penampilan Bisa Berupa: 1) berganti audien; 2) pengendalian diri (emosi) dan gaya bicara; 3) Persiapan yg matang sekaligus mengantisipasi gangguan IM sering juga dilakukan oleh Audien dengan memberikan perhatian atau tidak menyalahkan ketika pelaku melakukan kesalahan Dramaturgi: Role Distance Goffman menegaskan bahwa setiap individu memiliki sejumlah peran yang sangat banyak Beberapa peran tersebut tidak dia sukai/ senangi, sehingga dalam memainkannya dia tidak menunjukkan intensitasnya, karena merasa dia terlalu bagus untuk memainkan peran tersebut Contoh: Dosen mengikuti pelatihan retorika, dia terlihat sangat tidak berniat mengikuti pelatihan 7

Dramaturgi: Analisis Frame (Kerangka) Goffman menkritisi konsep definisi situasinya Thomas Goffman mengungkapkan bahwa individu tidak pasti membuat definisi situasi, karena perilaku/ tindakan seringkali mengikuti berbagai aturan perilaku yang sudah ada dalam masyarakat (Representasi Kolektif) dibandingkan berdasar individu yang aktif dan kreatif Analisis Sosiologi diarahkan pada menginvestigasi berbagai frame (kerangka) perilaku yang berkembang dalam masyarakat, yg dan menilai efektifitasnya mempengaruhi perilaku individu Interaksi Goffman melihat bahwa interaksi antar individu khususnya interaksi tatap muka (face-to-face) adalah fokus kajian yang sangat menarik Terdapat berbagai macam aturan dan juga pertimbangan sosial-budaya yang kompleks, ketika seorang individu berperilaku / bertindak dihadapan individu lain (tunggal atau jamak) 8

Interaksi: Pertimbangan Dasar 1) Pelaku interaksi harus berperilaku sesuai dengan norma/aturan moral yang tepat dengan setting sosial tertentu 2) Individu harus menunjukkan tingkat derajat keterlibatan yang tepat dengan situasi sosial tertentu 3) Individu harus menunjukkan tingkat derajat ketidak pedulian (civil inattention) ketika berhadap dengan orang asing 4) Pelaku interaksi harus bisa dijangkau (ditanggapi) dengan pelaku lain Referensi Johnson, D.P., 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jilid 2. Jakarta Gramedia Poloma, M. 1993. Teori Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Ritzer, G. dan Goodman, D.J., 2004. Socioogical Theory. Edisi ke-6. New York: McGraw-Hill Wallace, R.A. dan Wolf, A., 1980. Contemporary Sociological Theory: Continuing the Classical Tradition. Englewood: Prentice Hall 9