BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Servant leadership berpengaruh positif dan signifikan pada komiten afektif guru SMKN 1 Tasikmalaya. 2. Keadilan distributif berpengaruh positif pada komitmen afektif guru SMKN 1 Tasikmalaya. 3. Keadilan prosedural berpengaruh positif pada komitmen afektif guru SMKN 1 Tasikmalaya. 5.2 Keterbatasan Setiap penelitian tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan, demikian pula pada penelitian ini. Berbagai keterbatasan dalam penelitian ini dapat penulis sampaikan sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian yang terbatas pada satu sekolah saja. Oleh karena itu, hasil penelitian ini hanya berlaku bagi SMKN 1 Tasikmalaya saja, tidak dapat digeneralisasikan terhadap sekolah-sekolah lainnya. 2. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif sehingga hanya menganalisis pengaruh antara variabel 67
penelitian secara statistik, namun kurang menjelaskan masing-masing variabel tersebut secara mendalam, misalnya dengan melakukan wawancara. 3. Waktu pengisian kuesioner yang cukup singkat, hanya memanfaatkan waktu jam istirahat sekolah yang terbatas. Sehingga memungkinkan responden mengisi kuesioner dengan terburu-buru. 4. Variabel penelitian yang diteliti dalam mempengaruhi komitmen afektif guru hanya terbatas pada variabel servant leadership, keadilan distributif dan keadilan prosedural. Diharapkan pada penelitian selanjutnya diteliti juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen afektif. 5.3 Implikasi Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, memiliki implikasi sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini menguatkan penelitian Wei & Desa (2013) yang menunjukkan bahwa servant leadership berpengaruh positif pada komitmen afektif. Sekolah sebagai suatu organisasi pastinya akan selalu berusaha untuk menciptakan kondisi yang mampu mendorong anggota organisasinya mewujudkan komitmen terhadap organisasi. Kelima dimensi servant leadership dalam penelitian inimampu meningkatkan kepercayaan pengikutnya/bawahannya. Tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pemimpin akan mendukung dengan antusiasme dan penuh 68
keyakinan. Hal ini menghasilkan pengalaman kerja positif yang dapat meningkatkan komitmen afektif. (Wei & Desa, 2013) 2. Secara teoritis, hasil uji hipotesis 2 (H2) menguatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramamoortthy & Flood (2004) yang menyatakan bahwa keadilan distributif berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen afektif. Pengaruh keadilan distributif pada komitmen afektif dapat mengidentifikasi apakah sistem pengalokasian imbalan di sekolah sudah adil atau belum. Keadilan distributif dapat terwujud jika sekolah memberikan imbalan kepada para guru sesuai dengan tanggung jawab yang mereka pikul, usaha yang telah mereka lakukan dan tingkat stres yang mereka hadapi. 3. Pengaruh keadilan prosedural pada komitmen afektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah sistem dan prosedur yang digunakan sekolah terhadap para guru sudah adil atau belum. Guru-guru yang merasa bahwa prosedur yang digunakan sekolah sudah adil akan membuat mereka merasa terikat secara emosional dengan sekolah saat ini. Hal tersebut dapat diaplikasikan melalui komunikasi antara kepala sekolah dan para guru sebagai bawahan yang akan membuat para guru merasa dihargai dan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat mengekspresikan pendapat mereka dan memberikan masukan kepada sekolah. 69
5.4 Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis dapat memberikan beberapa saran bagi pihak sekolah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi altruistic calling (kemampuan pemimpin yang lebih mendahulukan kepentingan bawahan diatas kepentingan pribadi) dan emotional healing (kemampuan pemimpin dalam mengembalikan semangat bawahan karena merasa trauma dari kegagalan pekerjaan) dari konsep servant leadership kepala sekolah dinilai oleh responden masih lemah. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata dari kedua dimensi tersebut mendapatkan nilai terendah. Temuan di atas mungkin tidak saja dialami oleh SMKN 1 Tasikmalaya saja, tapi juga oleh sekolah-sekolah lain di kota Tasikmalaya. Berdasarkan temuan ini, maka Dinas pendidikan kota tasikmalaya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk berimprovisasi pada program pelatihan kepemimpinan kepala sekolah dengan memperkuat dimensi altruistic calling dan emotional healing. 2. Kepala sekolah hendaklah mengevaluasi sisi keadilan prosedural khususnya pada pengambilan keputusan agar dilakukan dengan cara yang tidak bias. Hal ini didasarkan pada nilai mean pada item pernyataan ini mendapatkan nilai terendah. Di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan di sekolah hendaknya melibatkan banyak pihak yang terkait dengan kebijakan yang akan dibuat. Selain itu, prosedur dalam 70
pengambilan keputusan harus dijalankan dan diberlakukan bagi semua guru agar semua guru merasa diperlakukan secara adil. 3. Tim manajemen sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk berimprovisasi pada program pelatihan untuk meningkatkan keterikatan guru dengan sekolah seperti outbound training atau pelatihan-pelatihan lainnya. Bagi para peneliti berikutnya, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat meneliti meneliti pengaruh servant leadership, keadilan distributif dan keadilan prosedural terhadap bentuk-bentuk komitmen lainnya seperti komitmen normatif dan komitmen kontinuan di institusi pendidikan lainnya sebagai pelengkap dari penelitian ini. 2. Penelitian mendatang sebaiknya dilakukan di sekolah swasta yang relatif lebih banyak guru non PNSnya dibandingkan dengan di sekolah negeri agar dapat memberi perbandingan hasil dari obyek penelitian yang berbeda dengan penelitian ini. 71