PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL NUR HASNAH NPM: 11060131 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG 2015
1 Teachers Communication Profile And Students Learning Motivation (Study in class XI students SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya) By: Nur Hasnah Development Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by the presence of teachers who do not pay attention to how to communicate well with students and the students not seen serious study of students rarely attend school. The purpose of this to determine: (1) teacher communication profile of verbal dan nonverbal communication, (2) motivasi of students in class XI of intrinsic and extrinsic motivation. This type of research is quantitative descriptive method. Population students in the class XI SMA N 2 Koto Baru this research were 103 people. Sampling using proportional random sampling. The number of samples many as 82 people. Instruments used in this study a questionnaire, and data analysis using techniques percentage. Results of this study revealed that the overall profile of teachers communication and motivation of students are in pretty good criteria. The results of research based on the variables that are in 1) the teacher communication is good enough criterion, and 2) the motivation of students in class XI are at low criteria. The results of this study recommends to teachers improve skills in how to communicate with students, and to students further enhance the motivation to learn for later learning outcomes either. Keyword: Communication, learning motivation. Pendahuluan Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang disampaikan guru sulit untuk dipahami oleh peserta didik. Harapan dan Syarwani (2014:2) menyatakan bahwa: komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu sehingga tercapai apa yang dimaksudkan atau diinginkan oleh kedua belah pihak, dalam komunikasi terkandung maksud atau tujuan yang jelas antara si penyampai atau pengirim pesan (komunikator) dengan si penerima pesan (komunikan). Maksud dan tujuan yang jelas antara kedua belah pihak akan mengurangi gangguan atau ketidakjelasan, sehingga komunikasi yang terjadi akan berjalan secara efektif. Menurut Richmond, dkk (Iriantara, 2014:166) mengatakan gaya komunikasi guru sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi verbal dan nonverbal secara efektif dan afektif dengan para peserta didik sehingga para peserta didik memiliki peluang untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi dan untuk mengarahkan perilaku peserta didik. Komunikasi guru terhadap peserta didik juga menjadi salah satu faktor yang berperan dalam memotivasi semangat belajar pada diri peserta didik. Sardiman (2012:90) mengemukakan bahwa peserta didik yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Peserta didik yang memiliki inteligensi cukup tinggi, bisa menjadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. 1
2 Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan peserta didik itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi peserta didik, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Guru yang memberikan pujian kepada peserta didik akan menumbuhkan rasa percaya diri dan keberaniannya, sehingga lebih memotivasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan belajar berikutnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan berapa orang peserta didik saat melakukan praktik lapangan di SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya pada tanggal 11 Agustus sampai 20 Desember 2014 ditemukan ada berapa orang guru yang belum memperhatikan bagaimana cara membina komunikasi yang baik dengan peserta didik saat di dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran, seperti guru menyampaikan ketidaksukaan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang suka ribut saat proses pembelajaran dengan perkatakan yang kasar, guru piket yang memarahi peserta didik saat terlambat datang ke sekolah dengan mengeluarkan kata-kata yang membuat peserta didik tersebut menangis. Berdasarkan hasil observasi peneliti melihat ada berapa orang peserta didik yang belum serius dalam belajar bisa dilihat dari adanya peserta didik yang ke luar masuk kelas saat jam pelajaran, partisipasi peserta didik kurang dalam belajar, sering tidak masuk sekolah, jarang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran dan hasil belajar rendah. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Profil Komunikasi Guru dan Motivasi Belajar Peserta Didik (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya). Batasan masalah dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Profil komunikasi guru SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dilihat dari aspek komunikasi verbal dan nonverbal. 2. Motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: Bagaimana profil komunikasi guru dan motivasi belajar peserta didik?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: 1. Profil komunikasi guru SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dilihat dari aspek komunikasi verbal dan nonverbal. 2. Motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - September 2015. Adapun tempat atau lokasi melaksanakan penelitian adalah SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya, karena masalah yang diteliti peneliti temukan di sini yaitu tentang komunikasi guru dan motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya. Penelitian ini tergolong jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penelitian secara ilmiah dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik. Menurut Arikunto (2010:27) penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Menurut Mahmud (2011:101) metode deskriptif ini tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk menggambarkan kondisi faktual penyelenggaraan pendidikan atau hal-hal lain yang berkenaan dengan dunia pendidikan tersebut. Deskripsi dilakukan pada penggambaran apa adanya faktorfaktor yang terlibat dalam permasalahan tersebut. Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti adalah peserta didik kelas XI di SMA N 2 Koto Baru Dharmasraya. Populasi dari penelitian ini sebanyak 103 peserta didik dan sampel penelitian sebanyak 82 responden. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Mahmud (2011:148) data interval adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang diurutkan berdasarkan atribut tertentu dan jarak tiap objek atau kategori adalah sama, pada titik ini tidak terdapat angka nol mutlak. Adapun data yang akan diintervalkan adalah data tentang komunikasi guru dan motivasi belajar peserta didik kelas XI di SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.
3 Agar pengumpulan data berjalan dengan lancar maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut: 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. 4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisis. 5. Untuk menguji validitas alat pengumpulan data atau instrumen, maka akan dilakukan judge oleh 3 orang dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat. 6. Setelah dijudge, kemudian angket penelitian diperbaiki dan dikonsultasikan kembali kepada dosen pembimbing, lalu dilakukan uji coba angket terlebih dahulu kepada 30 peserta didik kelas XII IPS 2 SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya untuk mencari validitas dan reliabilitas. 7. Berdasarkan hasil uji coba validitas instrumen dapat diketahui ada 13 item pernyataan yang tidak valid dari 68 item pernyataan dan item pernyataan yang valid sebanyak 55 dari 68 item pernyataan sehingga item untuk penelitian adalah sebanyak 55 item pernyataan. 8. Pengujian validitas ini, peneliti menggunakan rumus Pearson product moment. 9. Setelah itu dilakukan uji realibilitas. Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus: Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian. 2. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pertanyaan penelitian. 3. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan data ke tabel pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007. 4. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh. 5. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase. 6. Melakukan penafsiran terhadap perolehan hasil penelitian. Riduwan (2010:89) untuk menafsirkan data penelitian digunakan kriteria hasil penelitian kemudian ditetapkan kriteria masing-masing gambaran. Hasil Penelitian tentang profil komunikasi guru dan motivasi belajar peserta didik (studi pada peserta didik kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya), secara umum diketahui bahwa dari 82 peserta didik, terdapat 34 peserta didik (41.46%) berada pada kriteria cukup baik. Hasil ini menunjukkan bahwa profil komunikasi guru dan motivasi belajar peserta didik kelas XI cukup baik Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profil Komunikasi Guru dari Variabel Komunikasi Verbal. skala komunikasi guru dari aspek komunikasi verbal berada pada kriteria kurang baik dengan frekuensi sebanyak 31 orang responden dengan 37,80 %. Menurut Widjaja (2000:30) guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik. Komunikasi guru saat menyampaikan informasi maupun opini dalam belajar, tidak hanya penyampaian materi pelajaran, pengarahan serta memberikan motivasi yang dilakukan guru (komunikator ) kepada siswa ( komunikan ) sehingga terjadi komunikasi feed- back (efektif ) atau timbal balik. Menurut peneliti keberhasilan guru dalam membina hubungan dan menyampaikan materi pelajaran sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan peserta didik. Sebaiknya kemampuan guru berkomunikasi secara verbal dengan peserta didik lebih diperhatikan lagi, karena cara berkomunikasi guru yang baik akan menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik, sehingga nasehat guru akan diikuti dan dijalankan peserta didik.
4 2. Profil Komunikasi Guru dari Variabel Komunikasi Verbal. skala komunikasi guru dari aspek komunikasi nonverbal berada pada kriteria cukup baik dengan frekuensi sebanyak 40 orang responden dengan 48,78 %. Menurut Richmond, dkk (Iriantara, 2014:166) mengatakan gaya komunikasi guru sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi verbal dan nonverbal secara efektif dan afektif dengan para peserta didik sehingga para peserta didik memiliki peluang untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi dan untuk mengarahkan perilaku peserta didik. Menurut peneliti jika komunikasi guru dengan peserta didik terjalin baik maka guru akan lebih mudah memotivasi semangat belajar pada diri peserta didik. Peserta didik cenderung akan merasa senang dan nyaman apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab, bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang prestasi belajar peserta didik. Sebaliknya jika komunikasi guru kepada peserta didik terlalu banyak mengkritik, merendahkan dan menyalahkan maka peserta didik akan merasa malas dan tidak nyaman dalam belajar, sehingga akan menurunkan motivasi belajar pada diri peserta didik. 3. Motivasi Belajar Peserta Didik kelas XI dari Variabel Motivasi Intrinsik. skala motivasi belajar dari aspek motivasi instrinsik berada pada kriteria rendah dengan frekuensi sebanyak 28 orang responden dengan 34,15 %. Menurut Purwanto (2005:60) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan belajar mengajar yang dilakukan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat dan rasa senang dalam belajar, motivasi yang tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, peserta didik yang mempunyai motivasi yang tinggi sedikit yang tertinggal belajar dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya. Menurut peneliti peserta didik harus memiliki motivasi belajar yang kuat dalam dirinya, karena motivasi instrinsik peserta didik itu akan menimbulkan adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam mewujudkan harapan dan cita-cita masa depan peserta didik. Sebaliknya jika peserta didik tidak memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka peserta didik akan cenderung lebih mudah menyerah dalam belajar dan bersikap pesimis dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Sehingga akan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang rendah. 4. Motivasi Belajar Peserta Didik kelas XI dari Variabel Motivasi Ekstrinsik. skala motivasi belajar dari aspek motivasi instrinsik berada pada kriteria rendah dengan frekuensi sebanyak 33 orang responden dengan 40,24 %. Menurut Hamalik (2007:105) motivasi instrinsik adalah motivasi yang mencakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik itu sendiri. Motivasi yang hidup dalam diri seseorang tanpa pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor faktor dari luar situasi belajar seperti angka, ijazah, hadiah, yang bersifat negatif adalah ejekan dan hukuman. Menurut peneliti motivasi instrinsik dan ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting ada dalam diri peserta didik, karena jika motivasi instrinsik peserta didik menurun seperti, malas mengerjakan tugas yang diberikan guru, maka motivasi ekstrinsik akan memberikan semangat pada peserta didik seperti, peserta didik ingin mendapatkan penghargaan, pujian, dan hadiah dari guru jika peserta didik mampu mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk melaksanakan kegiatan belajar berikutnya.
5 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan mengenai profil komunikasi guru dan motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, sebagai berikut: 1. Profil komunikasi guru dilihat dari variabel komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal termasuk pada kriteria cukup baik. a. Komunikasi guru dilihat dari sub variabel komunikasi verbal termasuk pada kriteria kurang baik. b. Komunikasi guru dilihat dari sub variabel komunikasi nonverbal termasuk pada kriteria cukup baik 2. Motivasi belajar peserta didik kelas XI dilihat dari sub variabel motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik termasuk pada kriteria rendah. a. Motivasi belajar peserta didik dilihat dari sub variabel motivasi instrinsik termasuk pada kriteria rendah. b. Motivasi belajar peserta didik dilihat dari sub variabel motivasi ekstrisik termasuk pada kriteria rendah. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran bagi: 1. Bagi guru SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya diharapkan untuk meningkatkan keahlian berkomunikasi bukan hanya dalam mengajar, tetapi juga untuk berinteraksi dengan peserta didik dan berbicara dengan perkataan yang baik saat menegur peserta didik serta pandai menjaga sikap, perilaku guru akan dicontoh dan diteladani. Guru harus senantiasa mengedepankan kemuliaan akhlak, penuh kasih sayang, tulus dan sabar dengan demikian, guru bisa menjadi teladan bagi peserta didik. 2. Bagi peserta didik kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya diharapkan memiliki motivasi instrinsik yang kuat akan dapat meningkatkan minat dan kemauan dalam belajar, agar tidak merasa mudah menyerah dalam belajar. Begitu juga dengan motivasi ekstrinsik yang perlu peserta didik memiliki agar kegiatan belajar selama di sekolah dapat berjalan dengan baik serta untuk mencapai tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mendapatkan hasil belajar yang baik. 3. Pengelola Program Studi BK, dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah mata kuliah keterampilan komunikasi dalam mengajar, karena sebagai calon pendidik sangat dibutuhkan keahlian dalam membina komunikasi dalam mengajar dan berkomunikasi dengan pesera didik, agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai nantinya. 4. Peneliti selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dan sudah bisa dikatakan berhasil namun peneliti tetap merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian kembali untuk melihat hubungan komunikasi guru terhadap motivasi belajar peserta didik karena penelitian ini sangat menarik. Kepustakaan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harapan, Edi dan Syarwani Ahmad. 2014. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Purwanto, Ngalim. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Yusuf, A Muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP. Press.