SEKOLAHFOREX.WEEBLY.com MODUL 3 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

dokumen-dokumen yang mirip
21 NAMA CANDLESTICK YANG HARUS DIKETAHUI OLEH TRADER

TEKNIK ANALISA FOREX - 1 CANDLESTICK CHART SUPPORT & RESISTANCE PIVOT POINT BREAKOUT STRATEGY POLA REVERSAL

MANUAL CANDLESTICK Versi 1.0 Oleh Fabianto Wangsamulya

Chart Bagi Para Trader

LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3).

TEKNIK ANALISA FOREX - 1

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan investasi pada saham, seorang investor atau trader

The direction of market the way the market is moving

BAB II LANDASAN TEORI

CHART PATTERN. Dalam penggalan chart atau grafik di atas dapat terlihat bahwa puncak terbentuk dua kali.

ANALISIS TEKNIKAL GRAFIS POLA GRAFIK LILIN (CANDLESTICK)

MY-4X TRADING SYSTEM. Identifikasi trend, support dan resistance. Kenali peluang beli atau menjual dengan analisa teknikal

SEKOLAH FOREX SEMESTER 2

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT ADARO ENERGY TBK DENGAN METODE CANDLESTICK DAN MOVING AVERAGE PERIODE 1 JUNI DESEMBER 2010

Session 2: M2: Method - Analisa Teknikal

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan penerapan indikator Bollinger Bands, RSI dan

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum

INDOTRADERPEDIA MENENTUKAN BREAK POINT PADA CHART PATTERN INSIDE THIS ISSUE : KOMBINASI DOJI & GAP. Hal. 7 TIGA TIPS TRADING MARKET YANG SIDEWAYS

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

SIMPLE TRADE WITH POWER CANDLE AUTHOR: ANDRO BEDJO OZORA -=ZORK SOROSS=-

Candle Pattern. Part Introduction 2. Doji 3. Piercing Dark Cloud Cover 4. Hanging Man dan Shooting Star 5. Bullish and Bearish Engulfing

ANALISIS POLA GRAFIK CANDLESTICK PADA PERGERAKAN EUR/USD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 2 : Maret April 2016

1. Introduction 2. Head and Shoulder 3. Symmetrical Triangle 4. Ascending Triangle 5. Descending Triangle

6 POLA CANDLESTICK YANG PALING MENGUNTUNGKAN

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik, untuk memprediksi kecenderungan (trends) harga dimasa yang

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

BAB II LANDASAN TEORI. Valuta asing atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan

ILMU TRADING. Untuk SAHAM, FOREX, KOMODITI dan INDEX. Muhamad Makky Dandytra

Analisa Teknikal PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL. Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :

Teori Dow dalam Analisis Teknikal

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk

OUTLOOK ANALISIS TEKNIKAL TAHUN 2013

I. Trend. The Secret Technical Analysis Direct You To Be A Professional Trader

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 4 : Juli Agustus 2016

FOREX FOR NEWBIE DAN TEKNIK SIMPLE

BAB II LANDASAN TEORI. tempat judi. Benarkah demikian? Memang banyak investor yang bertransaksi saham

ANALISIS MARKET TIMING DENGAN ELLIOTT WAVE PADA SAHAM BUMI PERIODE 1 DESEMBER 31 JANUARI TAHUN

Bagian 1 Keajaiban Lilin

Asas Candlestick Corak

1) Petakan Trend dan Ikuti

Pendahuluan. Cara membaca candlestiks.

MEMPREDIKSI TREND HARGA SAHAM DENGAN ANALISIS TEKNIKAL

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

Step-by-Step Analisa Teknikal & Swing Trading untuk Pemula

SEKOLAH FOREX SEMESTER PENDEK

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Volume 4, Issue 5 : September - Oktober 2016

TIPS. Membaca Pola Grafik. Pola Pembalikan Arah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Figur kelanjutan tren

2.6. Tipe Chart Line Charts Bar Charts

Profit Konsisten Trading dengan analisa daily

Habits Candlestick. Rule entry nya yaitu :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan menggunakan grafik Candlestick dan pola Elliott Wave yang

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

Bab II LANDASAN TEORI

II. ANALISA TENIKAL Pengertian Analisa teknikal Prinsip Analisa teknikal

KUMPULAN TRADING STRATEGY

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM MODUL 1 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

Perwakilan Resmi Broker FBS Konsultasi Trading Forex Gratis 1

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Di bab IV ini pada awal penyajian akan disajikan uraian analisis mekanisme

Beberapa pola yang sering muncul di Autochartist yang menyediakan sinyal beli atau jual dalam berbagai time frame atau waktu trading.

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA -

Pattern Graphix Pattern Graphix adalah program kompleks yang memberikan deteksi otomatis pola analisa teknik di MetaTrader 4.

FOREX TRADING GUIDE TEHNIKAL ANALYS

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

How to Become a Swing Trader?

Berbeda dengan teknik scalping biasa yang mungkin cukup 1 OP/candle. Dengan akumulasi 10 candle (misal candle 6 pips) hanya 60 pips.

ANALISIS PERUBAHAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK CANDLESTICK. Ida Hendarsih

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

ANALISIS TEKNIKAL POLA-POLA GRAFIK

SEKOLAH FOREX SEMESTER 6

Buletin Compiled by

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

LAPORAN TEKNIKAL HARIAN

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

STRATEGI TRADING DENGAN FIBONAICI 99,9 % PROFITABLE

BAB II LANDASAN TEORI. instrument pasar uang adalah jangka pendek, mudah diperjual belikan serta likuid.

BAB II LANDASAN TEORI

ICHIMOKU KINKO HYO. Tenkan SEN ("garis konversi") (HARGA TERTINGGI TINGGI + HARGA TERENDAH LOW) / 2, selama 9 periode ke masa lalu

BAB 2 LANDASAN TEORI

The Technical View PREMIUM NEWSLETTER. 12 Maret 2012

CARA MEMBACA POSISI CANDLESTICK

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) - SIDEWAYS. IHSG (3,958.54, 3,959.10, 3,850.13, 3,894.56, ), Parabolic SAR (4,013.

tutorial IM Futures Trader User Guide

Analisa Investasi. Analisa Fundamental. Analisa Fundamental. Objek Analisa. Laporan Keuangan 3/19/2015. Analisa Teknikal. Analisa Fundamental

MASIH AKAN SIDEWAYS DENGAN RENTANG

SEKOLAHFOREX.WEEBLY.com MODUL 4 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

MODUL 3 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

CandlestiCk Pattern Kita telah mengenal candlestick chart sebagai salah satu jenis chart yang populer di kalangan para trader. Konon, chart jenis ini pertama kali digunakan di Jepang sekitar abad ke-17 untuk memperhitungkan pergerakan harga beras. Munehisa Homma adalah seorang pedagang beras pada masa itu yang dianggap sebagai pelopor metode tersebut. Menurut Steve Nison, metode tersebut kemungkinan dimulai setelah tahun 1850-an. Steve Nison sendiri adalah salah seorang yang diketahui mempopulerkan metode analisis menggunakan pola candlestick (candlestick pattern) ke dunia barat melalui bukunya Japanese Candlestick Charting Techniques. Teknik analisis dengan menggunakan candlestick pattern sebenarnya mengubah candlestick menjadi semacam indikator. Dengan mengenali pola-pola tertentu, kita bisa memperkirakan ke mana harga akan bergerak selanjutnya. Perlu diingat bahwa pola candlestick biasanya hanya diikuti oleh koreksi jangka pendek saja. Pola-pola tersebut berguna bagi para trader yang ingin memanfaatkan peluang koreksi. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa pola candlestick bisa diikuti oleh reversal (pembalikan arah) untuk jangka waktu yang lebih panjang. Pada chapter ini, kita akan mempelajari beberapa pola candlestick yang mudah-mudahan nantinya akan bisa kita manfaatkan dalam trading.

SINGLE CANDLESTICK PATTERN (POLA DASAR) Kita mulai dari pola dasar candlestick dulu. Pola-pola dasar yang akan kita bahas adalah marubozu, long candle, spinning tops, doji, hammer/hanging man dan inverted hammer/shooting star. a. Marubozu Marubozu adalah candlestick yang tidak memiliki shadow. Kalaupun ada, shadownya sangat-sangat pendek sehingga sepintas lalu tidak terlihat. Sebaliknya, body marubozu ini relatif panjang. Kemunculan marubozu menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish sangat besar pada periode waktu tersebut. Ada dua jenis marubozu, yaitu bullish marubozu dan bearish marubozu. Bullish marubozu adalah marubozu yang berupa candlestick bullish panjang dan tidak memiliki shadow. Sebaliknya, bearish marubozu adalah candlestick bearish panjang yang tidak memiliki shadow. Sekedar mengingatkan, pada umumnya bullish candlestick direpresentasikan dengan warna putih (kosong) sedangan bearish candlestick direpresentasikan dengan warna hitam. Oleh karena itu bullish marubozu juga sering disebut sebagai white marubozu, sedangkan bearish marubozu disebut sebagai black marubozu.

Tadi sudah dikatakan bahwa kemunculan marubozu berarti menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish yang kuat. Dengan demikian, kemunculan bullish marubozu menjadi pertanda bahwa pada saat itu tekanan bullish sangat kuat. Sebaliknya, kemunculan bearish marubozu menandakan bahwa pada saat itu tekanan bearish sangat kuat. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati jika pola ini muncul. b. Long Candle Long candle adalah candlestick yang relatif panjang. Patokan utamanya adalah panjang body-nya. Ada dua jenis long candle: long bullish candle dan tentu saja long bearish candle. Bedanya dengan marubozu, long candle masih memiliki shadow yang terlihat dengan jelas. c. Spinning Tops Spinning tops adalah candlestick yang memiliki upper shadow dan lower shadow yang panjang namun memiliki body yang kecil. Warna body dari spinning tops ini tidak terlalu penting, karena kemunculan pola seperti ini mencerminkan keragu-raguan pasar, apakah mau bullish atau bearish.

Body yang kecil itu menggambarkan bahwa sebenarnya kekuatan bullish dan bearish sama besarnya. Itulah yang dimaksud dengan keragu-raguan pasar. Bila spinning tops ini muncul di ujung sebuah uptrend, maka ada kemungkinan pasar akan berbaik arah menjadi downtrend. Begitu pula jika spinning tops ini muncul di ujung downtrend, maka ada kemungkinan akan terjadi pembalikan arah menjadi uptrend. Namun demikian, spinning tops membutuhkan konfirmasi dari candlestick berikutnya agar kita bisa memperkirakan arah pergerakan selanjutnya. Pada dasarnya spinning tops adalah pola netral. Meskipun spinning tops muncul di ujung uptrend, tidak sertamerta pembalikan arah akan terjadi. Peluang balik arah akan semakin besar jika spinning tops yang muncul di ujung uptrend diikuti oleh candlestick bearish yang cukup panjang. Demikian pula halnya dengan spinning tops yang muncul di ujung downtrend, membutuhkan bullish candlestick sebagai konfirmasi.

d. Doji Doji juga merupakan pola netral. Dibutuhkan konfirmasi candlestick berikutnya agar kita bisa memperkirakan arah pasar selanjutnya. Bentuk doji ini mirip dengan spinning tops, hanya saja ia tidak memiliki body karena harga open sama dengan harga close-nya. Atau, body-nya sangatlah kecil sehingga sepintas sulit terlihat dan hanya terlihat sebagai garis yang tipis. Sama seperti spinning tops, doji juga menggambarkan pertarungan yang seimbang antara bull dengan bear. Ada empat jenis doji, yaitu long-legged doji, dragonfly doji, gravestone doji dan four price doji. Long-legged doji mudah dikenali dari shadow-nya yang panjang. Yang jelas, kedua shadow dapat dilihat dengan jelas dan memiliki panjang yang hampir sama, atau paling tidak perbedaan panjangnya tidak terlalu jauh. Dragonfly doji memiliki harga open, close dan high yang sama atau hampir sama. Bentuknya seperti huruf T. Namun ada kalanya letak body agak sedikit ke bawah sehingga dragonfly doji ini memiliki bentu seperti salib. Istilah dragonfly ini diambil karena doji ini memiliki bentuk mirip seperti capung. Gravestone doji memiliki harga open, close dan low yang sama atau hampir sama. Doji ini diberi nama gravestone karena bentuknya yang mirip batu nisan. Ada kalanya juga posisi body agak sedikit ke atas sehingga bentuknya menyerupai salib terbalik.

Four price doji merupakan doji yang memiliki harga open, close, high dan low yang sama. Kemunculan doji biasanya menunjukkan bahwa tekanan bullish atau bearish mulai berkurang. Jadi jika doji muncul pada saat uptrend, itu merupakan pertanda bahwa tekanan bullish menurun, sebaliknya jika doji muncul pada saat downtrend artinya tekanan bearish mulai berkurang. Namun sekali lagi, diperlukan konfirmasi dari candlestick berikutnya untuk action. Ingat selalu bahwa doji adalah pola netral. e. Hammer & Hanging Man Hammer dan hanging man sebenarnya adalah saudara kembar. Keduanya memiliki bentuk yang sama: sama-sama memiliki body yang mungil dan lower shadow yang panjang. Upper shadow nyaris tidak terlihat, bahkan hammer/hanging man yang sempurna sama sekali tidak memiliki upper shadow. Hammer/hanging man yang bagus memiliki lower shadow yang panjanganya minimal 1,5 (satu setengah) kali panjang body-nya. Beberapa referensi yang lain menyebutkan lower shadow paling tidak dua hingga tiga kali lebih panjang daripada body-nya. Yang membedakan hammer dan hanging man adalah lokasinya. Hammer selalu berlokasi di lembah, sementara hanging man selalu berada di puncak.

Kemunculan hammer merupakan isyarat atau sinyal bullish, sedangkan kemunculan hanging man merupakan sinyal bearish. Namun munculnya hammer atau hanging man tidak lantas merupakan sinyal yang kuat. Hammer akan menjadi sinyal bullish yang kuat jika didukung oleh kemunculan bullish candle setelahnya. Hanging man pun akan menjadi sinyal bearish yang lebih kuat jika didukung oleh kemunculan bearish candle setelahnya. Dalam prakteknya, pola candlestick seringkali digabungkan dengan indikator dan tool analisis yang lain, seperti stochastic atau Fibonacci retracement. f. Inverted Hammer & Shooting Star Inverted hammer dan shooting star juga adalah saudara kembar. Bentuk mereka mirip dengan hammer dan hanging man yang terbalik. Keduanya memiliki body yang juga imut dan upper shadow yang biasanya memiliki panjang sekitar 1,5 (satu setengah) hingga tiga kali panjang body-nya. Lower shadow nyaris tidak terlihat, bahkan bentuk yang sempurna tidak memiliki lower shadow sama sekali.

Disebut inverted hammer jika letaknya berada di lembah, sedangkan jika terlihat di puncak maka disebut sebagai shooting star. Inverted hammer merupakan sinyal bullish dan membutuhkan konfirmasi candlestick bullish yang muncul setelahnya. Sedangkan shooting star merupakan sinyal bearish yang juga membutuhkan konfirmasi candlestick bearish yang muncul setelahnya. DUAL CANDLESTICK PATTERN

Setelah kita mempelajari pola dasar yang merupakan single candlestick pattern, sekarang kita akan naik setingkat untuk mempelajari dual candlestick pattern. Pola yang akan kita pelajari adalah engulfing, dark cloud cover, piercing line dan tweezer. a. Engulfing pattern Ada dua jenis engulfing pattern, yaitu bullish engulfing dan bearish engulfing. Berdasarkan namanya Anda tentu sudah bisa menebak implikasi apa yang ditimbulkan oleh kedua pola tersebut. Gambar di atas memperlihatkan bullish engulfing dan bearish engulfing. Kalau kita lihat, suatu pola engulfing bisa dikenali ketika ada candlestick yang panjangnya melebihi candlestick sebelumnya. Tapi tidak cukup hanya lebih panjang. Candlestick yang lebih panjang tersebut harus terlihat seolah-olah meliputi candlestick sebelumnya. Pola bullish engulfing merupakan pola yang mengindikasikan adanya potensi bullish. Pada gambar di atas terlihat bahwa bullish candlestick yang muncul lebih panjang daripada bearish candlestick sebelumnya. Harga

low dari bullish candlestick tersebut tidak perlu lebih rendah daripada harga low bearish candlestick sebelumnya, namun harga high-nya harus lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya. Harga close dari bullish candlestick tersebut juga sebaiknya lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya, namun hal ini bukan merupakan suatu keharusan. Bearish engulfing adalah kebalikan dari bullish engulfing. Pola ini mengindikasikan adanya potensi bearish. Pola ini ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih panjang daripada bullish candlestick sebelumnya. Agar lebih mudah, kita hafalkan saja dengan menggunakan tanda lebih besar (>) dan lebih kecil (<) seperti ini: Bullish engulfing: Panjang Bullish candlestick > panjang bearish candlestick sebelumnya Harga high bullish candlestick > harga high bearish candlestick sebelumnya Harga close bullish candlestick > harga high bearish candlestick sebelumnya (bukan keharusan) Bearish engulfing: Panjang bearish candlestick > panjang bullish candlestick sebelumnya Harga low bearish candlestick < harga low bullish candlestick sebelumnya Harga close bearish candlestick < harga low bullish candlestick sebelumnya (bukan keharusan) b. Harami Pola harami ini bisa dikatakan kebalikan dari pola engulfing. Hanya saja, pada harami candlestick yang muncul lebih kecil daripada candlestick sebelumnya.

Perhatikan bahwa bullish harami ditandai dengan kemunculan bullish candlestick yang lebih kecil daripada candlestick sebelumnya yang merupakan candlestick bearish. Sedangkan bearish harami ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih kecil daripada candlestick sebelumnya. Bullish harami merupakan pola bullish, sedangkan bearish harami merupakan pola bearish. c. Dark Cloud Cover & Piercing Line Dark cloud cover dan piercing line juga merupakan pola double candlestick yang cukup populer. Dark cloud cover merupakan pola bearish, sebaliknya piercing line adalah pola bullish.

Piercing line terjadi di lembah dan merupakan pola bullish seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pola ini terdiri dari sebuah candlestik bullish dan sebuah candlestick bearish. Suatu pola bisa disebut sebagai piercing line jika memenuhi persyaratan sebagai berikut: Harga low candlestick bullish lebih rendah daripada harga low candlestick bearish sebelumnya. Harga close candlestick bullish lebih tinggi daripada harga close candlestick bearish sebelumnya. Panjang body candlestick bullish minimal setengahnya panjang body candlestick bearish sebelumnya. Dark cloud cover terjadi di puncak dan merupakan pola bearish. Persyaratan pola ini adalah sebagai berikut: Harga high candlestick bearish lebih tinggi daripada harga high candlestick bullish sebelumnya. Harga close candlestick bearish lebih rendah daripada harga close candlestick bullish sebelumnya. Panjang body candlestick bearish minimal setengahnya panjang body candlestick bullish sebelumnya. d. Tweezer Ada dua macam pola tweezer, yaitu tweezer top dan tweezer bottom. Pola ini merupakan pola yang cukup jarang muncul. Kata tweezer bisa berarti penjepit jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Konon, nama ini diberikan karena bentuk pola ini mirip dengan penjepit.

Mudah saja mengenali pola ini. Tweezer bottom merupakan bentuk hammer yang berdampingan, sedangkan tweezer top merupakan inverted hammer (shooting star, karena berada di atas) yang berdampingan. TRIPLE CANDLESTICK PATTERN Pola candlestick yang juga populer adalah pola candlestick yang terdiri atas tiga buah candlestick. Kita akan membahas pola triple candlestick yang populer saja. a. Morning star & evening star Kita mulai dari pola triple candlestick yang paling populer, yaitu morning star dan evening star. Pola-pola ini populer karena kemunculannya biasanya diikuti oleh koreksi yang lebih panjang daripada pola-pola yang lain. Morning star merupakan indikasi bullish, sedangkan evening star memiliki indikasi bearish. Morning star dapat kita kenali memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Candlestick pertama merupakan candlestick bearish, yang mana adalah bagian dari sebuah downtrend.

2. Candlestick ke-dua adalah candlestick yang memiliki body yang lebih kecil, bisa merupakan candlestick bullish ataupun bearish. Hal ini menunjukkan bahwa mulai ada keragu-raguan di pasar. 3. Candlestick ke-tiga adalah candlestick bullish yang lebih panjang daripada candlestick ke-dua. Panjangnya tidak perlu sama dengan candlestick pertama, namun posisi harga close-nya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Inilah konfirmasi terbentuknya pola morning star. Nah, kalau evening star merupakan kebalikan dari morning star tadi: 1. Candlestick pertama merupakan candlestick bullish, yang mana adalah bagian dari sebuah uptrend. 2. Candlestick ke-dua adalah candlestick yang memiliki body yang lebih kecil, bullish ataupun bearish tidak penting. 3. Candlestick ke-tiga adalah candlestick bearish yang lebih panjang daripada candlestick ke-dua. Panjangnya tidak perlu sama dengan candlestick pertama, namun posisi harga close-nya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Inilah konfirmasi terbentuknya pola evening star. Ada kalanya candlestick yang ke-2 adalah sebuah doji. Nama polanya pun akan dimodifikasi menjadi morning doji star atau evening doji star. b. Three white soldiers & three black crows

Pola three white soldires adalah tiga buah candlestick bullish yang muncul berurutan pada saat downtrend, yang merupakan sinyal bullish. Pola ini merupakan salah satu pola yang dianggap sinyal bullish yang kuat, terutama jika muncul pada saat downtrend memasuki fase konsolidasi. Fase konsolidasi dalam sebuah tren sendiri adalah ketika harga cenderung bergerak sideways. Candlestick yang pertama dalam pola ini tentunya adalah sebuah candlestick bullish. Candlestick ke-2 haruslah juga sebuah candlestick bullish yang body-nya lebih panjang daripada candlestick pertama. Selain itu, jarak antara harga close dan high candlestick yang ke-2 ini juga tidak boleh terlalu jauh. Upper shadow-nya harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Pola ini akan lengkap dengan kemunculan candlestick ke-3 yang panjangnya paling tidak sama dengan candlestick ke-2 atau lebih panjang. Shadow-nya juga harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Akan semakin baik jika candlestick yang ke-3 adalah sebuah white marubozu. Lawan dari three white soldiers adalah three black crows. Pola tersebut adalah pola bearish, yang merupakan kemunculan tiga candlestick bearish secara berurutan pada saat uptrend. Candlestick yang pertama dalam pola ini adalah sebuah candlestick bearish. Candlestick ke-2 haruslah juga sebuah candlestick bearish yang body-nya lebih panjang daripada candlestick pertama. Lower shadow-nya harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Konfirmasi pola ini adalah kemunculan candlestick ke-3 yang panjangnya paling tidak sama dengan candlestick ke-2 atau lebih panjang. Shadow-nya juga harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Jika candlestick yang ke-3 adalah sebuah black marubozu, maka pola ini akan semakin bagus.

Nah, cukup di sini dulu pembahasan kita mengenai pola candlestick. Sebenarnya masih banyak pola candlestick yang tidak dibahas di sini, karena kita hanya membahas pola yang sering muncul dan populer saja. Price Pattern Pattern artinya pola. Dengan demikian, price pattern artinya lebih kurang adalah pola yang muncul dari pergerakan harga. Inilah implementasi dari salah satu prinsip dasar analisis teknikal yang berbunyi history repeats it self (sejarah selalu berulang). Ternyata, dari masa ke masa para trader menyadari bahwa pergerakan harga membentuk pola-pola tertentu yang cenderung berulang. Berdasarkan pengalaman sejarah itulah maka para trader di kemudian hari bisa memperkirakan pergerakan harga selanjutnya ketika sebuah pola muncul. Pada dasarnya ada dua jenis pattern, yaitu reversal pattern dan continuation pattern. Reversal pattern adalah suatu pola yang mengisyaratkan akan adalanya pembalikan arah tren. Jika pada saat uptrend atau downtrend kemudian pola ini muncul, maka diperkirakan harga akan bergerak berlawanan dengan arah tren sebelumnya. Continuation pattern merupakan pola yang memberikan indikasi bahwa harga akan cenderung meneruskan pergerakan sesuai dengan tren sebelumnya. Misalnya, kalau pola ini muncul pada saat uptrend maka setelah pola ini terkonfirmasi maka harga cenderung akan bergerak naik meneruskan uptrend tersebut. Demikian pula jika pola ini muncul pada saat downtrend, maka harga pun akan cenderung akan turun meneruskan downtrend tadi. Kita akan memulai pembahasan kita dari reversal pattern terlebih dahulu.

Reversal pattern Double top & double bottom Kita akan memahami kata top sebagai puncak dan bottom sebagai lembah. Dengan demikian, double top artinya adalah dua puncak sedangkan double bottom artinya adalah dua lembah. Pola double top dan double bottom memang terlihat seperti dua puncak dan dua lembah yang berdampingan. Kedua pola ini cukup mudah dikenali dan juga memiliki akurasi yang cukup tinggi. Gambar di atas adalah ilustrasi dari pola double top. Pola ini biasanya muncul di ujung uptrend dan memiliki indikasi bearish. Perhatikan bahwa ada enam titik yang ditandai pada gambar tersebut. Kita bisa mengatakan bahwa ada potensi akan terbentuk pola double top jika harga telah bergerak turun dari titik (3). Ingat, baru potensi. Ketika titik (4) tembus, barulah kita bisa mengatakan bahwa pola double top sudah terbentuk, dengan kata lain: terkonfirmasi. Perhatikan pula bahwa konfirmasi double top ini sebenarnya adalah tembusnya garis base.

Jika pola tersebut sudah ter- konfirmasi, maka pergerakan harga selanjutnya adalah potensial bearish. Gambar panah menunjukkan potensi jauhnya potensi bearish yang mungkin terjadi. Jarak yang mungkin akan ditempuh pergerakan harga adalah sejauh level puncak ke base. Jadi jika misalnya jarak antara level puncak ke base adalah 100 pips, maka harga akan berpotensi turun 100 pips juga setelah base ditembus. Namun ada kalanya pullback akan terjadi kembali ke area base sebelum target pergerakan bearish tecapai. Biasanya, pullback berpotensi akan terjadi ketika harga sudah setengah jalan menuju target. Jika seandainya target pergerakan adalah 100 pips, maka biasanya pullback akan berpotensi terjadi ketika harga sudah turun sekitar 50 60 pips setelah base tembus. Namun jika pullback yang terjadi kebablasan hingga tembus lagi ke atas base, maka pola ini dikatakan sudah tidak valid lagi atau fail (gagal). Double bottom secara sederhana adalah kebalikan dari double top. Pola ini biasa muncul di ujung downtrend dan memiliki indikasi bullish. Ketika base tembus dan pola ini terkonfirmasi, maka harga berpotensi bullish, Cara memperkirakan target peregerakan bullish-nya sama persis dengan double top, hanya saja arahnya ke atas. Double bottom dikatakan fail jika pullback yang terjadi berlanjut hingga tembus kembali ke bawah base. Triple top & triple bottom

Kedua pola ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan double top dan double bottom. Hanya saja, triple top memiliki tiga puncak dan triple bottom memiliki tiga lembah. Cara mengenali konfirmasinya pun sama, yaitu tembusnya garis base. Demikian juga dengan cara memperkirakan target pergerakan setelah pola tersebut terkonfirmasi. Di bawah ini adalah ilustrasi dari triple top dan triple bottom.

Dari kedua gambar di atas terlihat bahwa ada kemungkinan pullback akan terjadi ke base dari titik (7), namun perlu diingat bahwa pullback semacam ini (meskipun cukup sering) tidak selalu terjadi. Selalu, jika base tembus lagi pada saat pullback. Catatan: ketiga titik lembah atau puncak tidak harus berada pada level yang sama persis, namun perbedaannya juga tidak boleh terlalu signifikan. Dengan kata lain, jika dilihat sekilas, ketiga titik lembah tersebut terlihat selevel. Demikian juga pada pola double top dan double bottom, level puncak dan lembahnya tidak harus sama persis. Head and shoulders & inverse head and shoulders Pola ini juga merupakan pola reversal yang cukup populer karena akurasinya yang cukup tinggi. Dinamakan head and shoulders karena memang bentuk polanya seolah-olah membentuk kepala dan bahu. Terkadang pola ini sering di- salahpersepsikan sebagai triple top atau triple bottom, namun ada faktor kunci yang membedakan pola ini dengan triple top atau triple bottom. Mari kita perhatikan pola dasar head and shoulders di bawah ini:

Kalau kita perhatikan dengan seksama, terlihat bahwa titik (3) pola ini lebih tinggi daripada titik (1) dan (5). Pada pola triple top, ketiga titik ini cenderung selevel. Titik puncak yang lebih tinggi itulah yang menjadi headnya, sementara titik (1) dan (5) adalah titik shoulders-nya. Pola head and shoulders ini menjadi pola reversal bearish jika muncul di ujung sebuah uptrend. Konfirmasinua adalah ketika garis neckline sudah tembus (titik ke-6). Jika pola ini sudah terkonfirmasi, maka harga cenderung akan bergerak turun sejauh jarak dari puncak head ke neckline. Pada gambar di atas, direpresentasikan dengan panah merah. Pullback juga sering (ingat: tidak selalu) terjadi kembali ke area neckline sebelum harga kembali bergerak turun untuk mencapai target pergerakan harga. Pola ini dikatakan fail jika pullback terjadi hingga tembus ke atas neckline. Kebalikan dari pola head and shoulders adalah pola inverse head and shoulders. Pola ini merupakan pola reversal bullish yang biasanya muncul di ujung sebuah downtrend. Konfirmasinya sama persis dengan head and shoulders. Jika pola ini sudah terkonfirmasi, maka harga cenderung akan bergerak naik sejauh jarak dari puncak head ke neckline. Gambar berikut ini akan membantu untuk menjelaskan pola inverse head and shoulders:

CONTINUATION PATTERN Triangles Dari namanya, Anda mungkin sudah bisa mengira-ngira bentuk pola ini. Ya, pola ini memang memiliki bentuk yang mirip dengan segitiga. Pola ini terjadi karena pasar bergerak sideways dan pertarungan antara bull dan bear seimbang, sehingga akhirnya grafik pergerakan harga mengerucut dan membentuk mirip segitiga. Ada tiga jenis triangle: Symmetrical triangle Ascending triangle Descending triangle Kita akan bahas satu per satu mulai dari symmetrical triangle. Symmetrical triangle Meskipun artinya adalah segitiga simetris, namun pada kenyataannya bentuknya tidaklah selalu simetris. Symmetrical triangle adalah pola triangle yang memiliki garis support (lower line) dan resistance (upper line) yang konvergen (kemiringannya berlawanan menuju satu titik). Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat gambar di bawah ini:

Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa pola ini terbentuk ketika pasar sedang bergerak sideways setelah mengalami rally bullish. Istilahnya adalah berkonsolidasi. Contoh di atas memperlihatkan sebuah symmetrical triangle yang terbentuk pada saat uptrend. Sebuah symmetrical triangle paling tidak harus memiliki empat reversal point (titik pembalikan) yang terdiri dari dua titik puncak dan dua titik lembah. Gambar di atas memperlihatkan sebuah symmetrical triangle yang memiliki enam reversal point, yaitu titik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Konfirmasi dari pola ini adalah tembusnya upper line (garis bagian atas). Ketika pola ini sudah terkonfirmasi maka pergerakan selanjutnya adalah naik. Cara memperkirakan targetnya adalah dengan berpatokan pada baseline dari symmetrical triangle tersebut, yaitu jarak dari A ke titik 1. Jadi, kalau misalnya baseline-nya sepanjang 100 pips, maka pergerakan selanjutnya pun diperkirakan akan sejauh 100 pips. Cara lain yang bisa dipergunakan untuk memperkirakan target pergerakan adalah dengan menarik garis yang sejajar dengan lower line, di mana garis tersebut dimulai dari titik 1. Sebagaimana pola yang lain, pullback kemungkinan bisa saja akan terjadi. Pada gambar di atas terlihat pullback terjadi dari titik 7 kembali ke titik 8 yang berada di area upper line.

Jika kita perhatikan lagi, garis upper line dan lower line bertemu di satu titik. Titik tersebut kita sebut sebagai apex. Kita perlu memperhatikan apex tersebut karena tembusnya upper line yang merupakan konfirmasi dari pola symmetrical triangle tidak boleh terlalu dekat dengan apex. Sebagai aturan umum, harga harus sudah menembus upper line pada jarak kira-kira 2/3 (dua-per-tiga) hingga ¾ (tiga-per-empat) dari panjang polanya. Panjang pola yang dimaksud adalah jarak dari baseline ke apex. Jadi, kalau penembusan terjadi kurang dari 2/3 atau lebih dari ¾ panjang pola, kemungkinan besar tidak valid. Selain terjadi pada saat uptrend, symmetrical triangle juga bisa terjadi pada saat downtrend. Sebenarnya sama saja, hanya saja posisinya berada di bawah. Kalau pada contoh di atas kita menantikan tembusnya upper line sebagai konfirmasi dan harga cenderung akan bergerak naik, maka jika polanya terjadi pada saat downtrend kita akan menantikan tembusnya lower line dan harga cenderung akan bergerak turun. Hanya itu perbedaannya. Ascending triangle

Pada dasarnya, ascending triangle tidak jauh berbeda dengan symmetrical triangle dari sisi menganalisanya. Perbedaan kedua pola tersebut hanya pada bentuknya. Ascending triangle merupakan continuation pattern yang biasanya muncul pada saat uptrend. Kemunculan pola ini merupakan pertanda bahwa tekanan bullish semakin melebihi tekanan bearish secara bertahap. Seperti halnya symmetrical triangle, pola ascending triangle juga minimal harus memiliki empat reversal point. Gambar di atas menunjukkan ascending triangle yang memiliki enam reversal point. Konfirmasi dari pola tersebut adalah tembusnya upper line yang kemudian berpotensi untuk diikuti oleh pergerakan bullish. Cara memperkirakan target pergerakan harga juga mirip dengan symmetrical triangle, hanya saja baseline-nya bukan berpatokan pada titik 1, melainkan berpatokan pada titik 2. Meskipun pada dasarnya ascending triangle adalah continuation pattern, namun ia juga bisa menjadi reversal pattern jika terjadi pada saat downtrend. Pada keadaan seperti itu, tembusnya upper line merupakan konfirmasi bahwa ascending triangle merupakan pola reversal. Perhatikan gambar berikut untuk mempermudah pemahaman kita:

Pola seperti ini populer dengan nama ascending triangle bottom. Descending triangle Kita sudah membicarakan symmetrical triangle dan ascending triangle. Sepertinya kita sudah tidak akan kesulitan lagi untuk memahami jenis triangle yang ke-3, yaitu descending triangle. Sederhana saja, descending triangle adalah kebalikan dari ascending triangle. Sederhana kan? Dengan demikian, kalau ascending triangle adalah pola bullish, maka descending triangle adalah pola bearish. Descending triangle merupakan continuation pattern yang muncul pada saat downtrend.

Descending triangle juga bisa berubah menjadi pola reversal jika muncul pada saat uptrend. Namanya mengalami modifikasi menjadi descending triangle top. Jadi ceritanya akan seperti pada gambar di bawah ini: Flag & pennant Kita akan membicarakan flag terlebih dahulu. Flag sebenarnya adalah channel kecil yang muncul setelah rally. Arah channelnya berlawanan dengan arah rally-nya. Jadi, jika ada down channel kecil yang muncul setelah rally bullish, itu disebut sebagai bullish flag. Sebaliknya, up channel kecil yang muncul setelah rally bearish disebut dengan bearish flag. Mari kita perhatikan gambar berikut:

Ya, begitulah bentuk dasar flag. Sekarang kita sudah tahu mengapa pola ini disebut sebagai flag: karena bentuknya mirip dengan bendera (flag) dan tiangnya (flagpole). Flag direpresentasikan oleh channel kecil sedangkan flagpole-nya adalah titik a ke b yang terlihat pada gambar di atas. Pada bearish flag, tembusnya lower line dari up channel adalah konfirmasinya. Harga cenderung akan bergerak turun jika bearish flag sudah terkonfirmasi. Sebaliknya, pada bullish flag, konfirmasinya adalah tembusnya upper line dari down channel. Proyeksi pergerakan harga selanjutnya adalah bullish jika bullish flag telah terkonfirmasi. Cara menentukan target pergerakan harga juga sederhana. Kita cukup mengukur panjang flagpole-nya saja. Sepanjang flagpole itulah jarak yang termungkinkan untuk ditempuh oleh pergerakan harga. Misalnya, jika panjang flagpole-nya adalah 100 pips, maka harga cenderung akan bergerak sejauh 100 pips setelah pola flagnya terkonfirmasi. Tetapi pada prakteknya, kebanyakan trader berhenti (menutup posisinya) setelah harga bergerak setengah jalan sebelum mencapai target. Misalnya jika target adalah sejauh 100 pips, maka mereka cenderung untuk berhenti di 50 60 pips. Syarat umum dari flag adalah sebagai berikut: 1. Terjadi rally sebelum channel kecil terbentuk. 2. Channel yang terjadi arahnya harus berlawanan dengan arah rally sebelumnya. 3. Panjang channel (flag) paling tidak sepertiga panjang flagpole.

OK, kita akan membahas pennant sekarang. Pennant pada dasarnya adalah pengembangan dari pola symmetrical triangle. Hanya saja, pennant didahului oleh rally yang panjang dan cukup curam. Bisa dikatakan bahwa pennant merupakan hasil kawin silang antara symmetrical triangle dengan flag. Oleh karena pennant mirip dengan symmetrical triangle dan flag, maka dengan sendirinya aturan-aturan yang berlaku pada symmetrical triangle dan flag juga berlaku pada pennant. Di bawah ini adalah ilustrasi yang menggambarkan bentuk pennant. Wedge formation Wedge hampir mirip dengan pennant. Hanya saja, kemiringan kedua garis segitiga-nya searah, dalam arti keduanya mengarah ke atas atau ke bawah. Derajat kemiringannya memang berbeda, namun searah. Gambar di bawah ini akan memperjelas definisi wedge.

Kita bisa mengenali wedge denan memeprhatikan kemiringannya yang mengarah ke atas atau ke bawah. Sebagai aturan umum; hampir mirip dengan flag; kemiringan wedge sebagai continuation pattern arahnya berlawanan dengan tren yang sedang berlangsung. Dengan demikian, falling wedge adalah pola bullish sedangkan rising wedge adalah pola bearish. Catatan: Meskipun pada dasarnya wedge adalah pola continuation, namun wedge bisa juga berfungsi sebagai pola reversal, akan tetapi kejadian ini jarang terjadi. Falling wedge bisa menjadi pola reversal bullish jika terjadi di ujung sebuah dowtrend. Sebaliknya, jika rising wedge muncul pada saat uptrend, maka ia bisa jadi akan menjadi pola reversal bearish. Rectangle formation Rectangle formation memiliki banyak nama, namun pola ini sangat mudah dikenali. Pola ini merepresentasikan jeda yang terjadi di mana harga bergerak sideways di antara dua garis horizontal yang sejajar.

Rectangle terkadang disebut sebagai trading range atau area kongesti. Apa pun namanya, pola ini merepresentasikan periode konsolidasi pada sebuah tren, dan biasanya dilanjutkan dengan pergerakan yang searag dengan tren sebelumnya. Sebuah rectangle minimal harus memiliki empat reversal point. Pada contoh gambar di atas, kita bisa melihat contoh rectangle yang memiliki enam reversal point. Konfirmasi bullish rectangle adalah pecahnya garis resistance atau upper line, sedangkah konfirmasi bearish rectangle adalah tembusnya garis support atau lower line. Continuation head and shoulders pattern Sebelumnya, kita telah membahas mengenai pola head and shoulders sebagai pola reversal. Pada pola continuation head and shoulders, pola yang terbentuk benar-benar sama persis dengan pola head and shoulders. Yang membedakan adalah poin-poin berikut ini: 1. Pola head and shoulders muncul pada saat downtrend. Tembusnya neckline merupakan konfirmasi pola continuation head and shoulders.

2. Pola inverse head and shoulders muncul pada saat uptrend. Tembusnya neckline merupakan konfirmasi pola continuation inverse head and shoulders. Jadi tidak perlu bingung. Yang perlu kita ingat hanyalah bahwa pola inverse head and shoulders memiliki implikasi bullish, sedangkan pola head and shoulders memiliki implikasi bearish, terlepas dari pada saat tren apa pola tersebut muncul.