PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat r_nofendra@yahoo.co.id ABSTRACT This research is packgrounded by unpassed students that are not able to adapt in learning enuironment and social interaction that suitable to the appropsiate concept. The purpose of this research is to describe: 1) Self-adjustment of unpassed students based on the form of associatif in teraction in learning, 2) Self-adjustment of unpassed students based on the form of disassoclatif in teraction in learning, 3) Self-adjustment of unpassed students based on the form of associatif interaction in sosial context, 4) Self-adjustment of unpassed students based on the form of disassoclatif interaction in social context. This research is a descriptive research, the population is all the left students at XI grade in academic year 2015/2016 which total number 30 students, the sample was by using total sampling, the instrument used was questionaire and the technique of data analysis used was percentation technique. The findings slow that: 1) Self-adjustment of unpassed students based on the form of associatif in teraction in learning is in good category, 2) Self-adjustment of unpassed students based on the form of disassoclatif in teraction in learning is in good category, 3) Self-adjustment of unpassed students based on the form of associatif interaction in sosial context is in good category, 4) Self-adjustment of unpassed students based on the form of disassoclatif interaction in social context is in enough category. Based on the finding, this reasearch and optimal is recommended for the teachers to do betters selfadaptation to the left students. Keyword: Self-adjustment, Unpassed, learning and social context. PENDAHULUAN Penyesuaian diri merupakan hal yang mutlak dan harus dimiliki oleh setiap individu termasuk peserta didik, dengan penyesuaian diri yang baik akan membuat individu bisa diterima dimanapun peserta didik berada baik di sekolah, masyarakat dan keluarga. Ketika seorang individu bermasalah Pelaksanaan proses penyesuaian diri akan menimbulkan efek-efek negatif baik dalam sekala yang kecil maupun besar. Menurut Fatimah (2006:194) Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu Agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan. Berdasarkan prinsipnya penyesuaian diri diawali dengan individu yang memiliki kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan, kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan bertindak secara dinamis sesuai dengan potensi-potensi positif yang layak dikembangkan sehingga dapat bertindak secara positif sesuai dengan norma yang dianut oleh lingkungan dan selaras dengan hak dan kewajiban. Prinsip ini sudah dikemukakan dengan jelas tetapi tidak bisa dijalankan oleh semua individu dan hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu, hal ini disebabkan karena banyaknya keterbatasan dari individu yang bersangkutan dan jika ini dibiarkan terusmenerus tampa adanya bantuan yang maksimal
maka akan membuat penyesuaian diri tidak bisa berjalan dengan maksimal. Penyesuaian diri akan terbentuk baik jika diikuti dengan interaksi sosial. Menurut Gilin (Setiadi, 2007:96) ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu: 1. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi dan akulturasi. 2. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi contravention dan pertentangan pertikaian. Ketidakmampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri ini salah satunya disebabkan karena kurangnya kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan sosial. Hal ini yang kemudian menyebabkan timbulnya suasana yang tidak menyenangkan, seperti merasa asing, menyedihkan, malas berangkat sekolah, prestasi belajar turun, tidak serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika hal ini terjadi terus menerus terjadi maka tidak dipungkiri akan menimbulkan akibat fatal kepada peserta didik. Menurut Fatimah (2006:195) Individu yang tergolong mampu melaksanakan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut: 1. Tidak menunjukan adanya ketegagan emosional yang berlebihan. 2. Tidak menunjukan adanya mekanisme pertahanan yang salah. 3. Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi. 4. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri. 5. Mampu belajar dari pengalaman. 6. Bersikap realistik dan objektif. Kenyataannya teori di atas belum teraplikasi dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi terdapat peserta didik yang tinggal kelas bermasalah dalam hubungan sosial. Kemudian dari hasil wawancara guru mata pelajaran dan guru BK bahwasanya, dalam memulai hubungan sosial yang baru yang lebih aktif adalah peserta didik baru masuk dan juga dilakukan aplikasi instrumentasi melalui sosiometri didapatkan hasil peserta didik tinggal kelas masuk dalam kategori terisolir dan juga klik. Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka batasan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi asosiatif dalam belajar di SMK Negeri 5 Padang. 2. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi disosiatif dalam belajar di SMK Negeri 5 Padang. 3. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi asosiatif dalam hubungan sosial di SMK Negeri 5 Padang. 4. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi disosiatif dalam hubungan sosial di SMK Negeri 5 Padang. Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana profil penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas di SMK Negeri 5 Padang? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi asosiatif dalam belajar di SMK Negeri 5 Padang. 2. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi disosiatif dalam belajar di SMK Negeri 5 Padang. 3. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi asosiatif dalam hubungan sosial di SMK Negeri 5 Padang. 4. Penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas dilihat dari bentuk interaksi disosiatif dalam hubungan sosial di SMK Negeri 5 Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Darmawan (2013:37) Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menentukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Yusuf (2007:83) mengemukakan Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Padang, karena berdasarkan observasi dan wawancara peneliti mendapatkan berbagai informasi peserta didik yang berkaitan dengan penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas. Sedangkan waktu untuk penelitian dilakukan pada bulan Juli 2015. Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 orang peserta didik tinggal kelas di SMK Negeri 5 Padang. Menurut Sugiyono (2009:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Menurut Sugiyono (2009:124) Total sampel adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Rumusan yang digunakan untuk menganalisis data tentang profil penyesuaian diri peserta didik tinggal deskriptif kuantitatif di kelas X SMK Negeri 5 Padang).Sugiyono (2014:89) dengan rumus. P= 100. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari aspek belajar asosiatif rata-rata 21,9 (72,89%) dari aspek akomodasi dengan rata-rata 16,73 (66,93%) kemudian dari aspek asimilasi rata-rata 9,1 (45,50%). Menurut Fatimah (2006: 200) Dalam proses penyesuaian diri, belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak fase-fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat. Sejalan dengan pendapat di atas menurut Sunarto (2008:221-222) penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut : a.penyesuaian diri berarti adaptasi, dapat mempertahankan eksistensinya dalam memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengandalkan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. b. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konfirmitas yang berarti menyesuaikan dengan standar atau prinsip c.penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasikan respon-respon sedemikian rupa, sehingga dapat menghadapi segala macam konflik, kesulitan dan frustasifrustasi secara efisien. 2. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal deskriptif kuantitatif di kelas XI SMK Negeri 5 Padang) dilihat dari aspek belajar disosiatif maka diperoleh hasil sebagai berikut, dari aspek persaingan dengan rata-rata 14 (67,67%) dari aspek kontravensi dengan rata-rata 10 (70,04%) kemudian dari aspek pertentangan dengan rata-rata 21 (59,81%) Menurut Ali dan Asrori (2009:184 ) Kemauan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respon dan sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan diserap kedalam diri individu melalui belajar. 3. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari aspek hubungan sosial asosiatif maka diperoleh hasil sebagai berikut, dari aspek kerja sama dengan rata-rata 16 (65,87%), dari akomodasi dengan rata-rata 16 (65,87%). Fatimah (2006:207) Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkungan hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. 4. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari aspek asimilasi dengan 15,8 (63,07%). Kemudian jika dilihat dari hubungan sosial disosiatif maka diperoleh hasil sebagai berikut, dari aspek persaingan dengan rata-rata 18 (60,00%) dari aspek kontravensi dengan rata-rata 8,7 (58,22%) kemudian dari aspek pertentangan dengan rata-rata 17 (58,22%).
Fatimah (2006:197) Mengemukakan kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik membabi buta dan sebagainya. SIMPULAN Berdasarkan hasil tentang profil penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas di SMK Negeri 5 Padang (Studi deskriptif kuantitatif di kelas XI SMK Negeri 5 Padang) sebagai berikut: 1. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari belajar asosiatif berada pada kategori baik. 2. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari belajar disosiatif berada pada kategori baik. 3. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari hubungan sosial asosiatif berada pada kategori baik. 4. Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal Negeri 5 Padang) dilihat dari hubungan sosial disosiatif berada pada kategori cukup baik. Hal ini berarti Profil penyesuaian diri peserta didik tinggal kelas di SMK Negeri 5 Padang (Studi deskriptif kuantitatif di kelas XI SMK Negeri 5 Padang), mampu secara baik jika dilihat dari penyesuaian diri belajar Asosiatif, belajar disosiatif dan hubungan sosial asosiatif sedangkan jika dilihat dari hubungan sosial disosiatif berada pada kategori cukup baik. SARAN 1. Peserta Didik Peserta didik tinggal kelas harus meningkat kerja sama ( cooperation) terutama dengan peserta didik yang baru hal ini dikarena kerja sama antar peserta didik sangat kurang sekali, kemudian untuk penyesuaian diri dari aspek asimilasi perlu diperbaiki hal ini dikarenakan jika aspek penyesuaian diri ini tidak dilakukan maka akan mengganggu kepada aspek lain. 2. Guru BK Guru BK perlu melaksanakan konseling perorangan kepada peserta didik tinggal kelas yang mengalami masalah. Kemudian menambahkan lagi materi tentang penyesuaian diri baik dalam layanan informasi maupun bimbingan kelompok. 3. Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran harus melaksanakan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik yang tinggal kelas dan juga peserta didik yang baru, tujuannya agar terjalin kerjasama dan juga interaksi yang lebih baik nantinya. Kemudian juga memperbanyak diskusi kelompok, serta melatih peserta didik untuk berani menyampaikan hasil pembelajaran baik secara kelompok maupun secara individu. 4. Kepala Sekolah Kepala sekolah perlu menambah jam mengajar untuk guru BK hal ini dikarenakan banyak sekali masalah yang dialami peserta didik tinggal kelas. Kemudian juga diperlukan penambahan ruangan untuk konseling perorangan agar lebih nyaman dalam melaksanakan konseling. 5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Studi Bimbingan dan Konseling hendaknya mampu mencetak calon pendidik yang mampu memberikan pelayanan yang baik, memiliki pengetahuan yang luas, mampu melaksanakan konseling perorangan secara profesional dan menguasai berbagai ilmu berkaitan dengan penyesuaian diri. 6. Peneliti Selanjutnya Direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti lebih baik lagi mengenai kendala yang dialami peserta didik tinggal kelas dalam melaksanakan penyesuaian diri terhadap guru dan peserta didik baru.
KEPUSTAKAAN Ali, Muhamad dan Asrori Muhamad. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara. Deni, Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: CV Pustaka Setia. Setiadi, Eli. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugioyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sunarto, H. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.