BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 Hukum pertama dari Dasa Titah di atas seolah mengikat bangsa Israel ke dalam sebuah perjanjian dengan Yahweh. Menurut J. A. Wainwright, perjanjian tersebut menyangkut hak dan kewajiban bangsa Israel terhadap Yahweh. 2 Yahweh akan menjadikan bangsa Israel sebagai umat pilihan-nya. Yahweh akan melindungi bangsa Israel dari ancaman bangsa lain, serta akan selalu berada di pihak bangsa Israel. Sebagai konsekuensinya, bangsa Israel tidak boleh menyembah allah lain selain Yahweh. Dengan adanya perjanjian tersebut, maka bangsa Israel harus memusatkan ibadah mereka kepada Yahweh, allah mereka. Di luar Yahweh adalah allah yang harus ditinggalkan. Tentu saja pengeksklusifan bangsa Israel terhadap penyembahan Yahweh ini sangat kontras dengan dengan apa yang dipercayai bangsa-bangsa lain pada waktu itu. Di saat bangsa-bangsa lain mempercayai dewa-dewa melalui mitologi yang berkembang, bangsa Israel hanya mempercayai satu allah saja, yaitu Yahweh. Menurut Robert Gnuse, ke-eksklusifan bangsa Israel terhadap penyembahan satu allah, yaitu Yahweh ini merupakan sebuah penemuan identitas baru dari bangsa Israel. 3 Setelah melakukan migrasi yang panjang, serta benturan-benturan ideologi di dalam perjalanannya, bangsa Israel akhirnya menemukan jati diri yang membedakan mereka dengan bangsa-bangsa lain. Penemuan identitas ini bisa menjadi sebuah nilai yang positif bagi bangsa Israel. Akan tetapi konsekuensi dari pengeksklusifan diri tersebut adalah bangsa Israel harus menolak kehadiran allah lain selain Yahweh. Mitologi-mitologi yang berkembang di sekitar Israel adalah mitologi-mitologi yang mempercayai adanya multi dewa yang mempengaruhi kehidupan manusia. Tentu saja mitologi yang berkembang ini sangat bertentangan dengan 1 Keluaran 20 : 3 versi TB LAI 2 J. A. Wainwright, God and Man in the Old Testament, 1962, hlm. 23. 3 Robert K. Gnuse, No Other God, 1997, hlm. 64.
2 perjanjian bangsa Israel dengan Yahweh yang meminta bangsa Israel hanya menyembah Yahweh saja. Munculnya monotheisme terhadap Yahweh ini rupanya sudah menjadi sebuah identitas tersendiri bagi bangsa Israel. Monotheisme sudah mengakar di dalam kehidupan bangsa Israel. Akan tetapi ketika membicarakan monotheisme di dalam fase-fase sejarah bangsa Israel 4, kita akan menjumpai bagaimana monotheisme tidak selamanya diterima dengan baik oleh bangsa Israel. Ada saat-saat di mana monotheisme justru menjadi bumerang bagi bangsa Israel sendiri. Di satu pihak ada kelompok yang ingin memperjuangkan Yahweh sebagai allah tunggal mereka. Akan tetapi di pihak lain, ada kelompok yang menerima dan menyembah dewa-dewa bangsa lain demi menjaga hubungan baik internasional. Tentu saja pertentangan antara dua kelompok ini akan menimbulkan perpecahan di dalam tubuh bangsa Israel. Di dalam mempertahankan monotheisme bangsa Israel ternyata bisa dipahami juga sebagai upaya untuk mempertahankan persatuan bangsa Israel sendiri. Di dalam teks-teks Kitab Suci sering kali dijumpai upaya untuk mempertahankan monotheisme terhadap Yahweh. Teks-teks tersebut seolah menceritakan kembali bagaimana penegakan kembali monotheisme di antara penyembahan terhadap illah lain selain Yahweh. Kisah nabi Elia adalah salah satu contoh upaya penegakan kembali monotheisme di tengah-tengah penyembahan Baal yang dilakukan oleh raja Ahab. I Raja-raja 18 : 20 40 mengisahkan bagaimana perlawanan Elia yang berada di pihak Yahweh terhadap nabi-nabi Baal di gunung Karmel. Seperti uraian di atas, teks ini seolah mengingatkan pembaca akan kebesaran Yahweh, satu-satunya allah bangsa Israel yang harus disembah. Skripsi ini akan menafsirkan I Raja-raja 18 : 20 40 sebagai sebuah teks yang memiliki muatan penegakan kembali monotheisme terhadap Yahweh. 1. 2. Rumusan Masalah Setelah melihat latar belakang masalah di atas, penyusun mencoba merumuskan masalah ke dalam dua pertanyaan : 4 Terutama ketika terjadi perpecahan kerajaan Israel Utara dan Selatan
3 - Siapakah sebenarnya tokoh Yahweh yang disembah serta tokoh Baal yang dilawan bangsa Israel di dalam teks I Raja-raja 18 : 20 40? - Apakah motif dibalik teks I Raja-raja 18 : 20 40? 1. 3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mencari siapa sebenarnya Yahweh dan Baal di dalam teks 1 Raja-raja 18 : 20 40. Untuk melihat lebih jelas siapa itu Yahweh dan Baal, penyusun mencoba menggambarkan bagaimana latar belakang kepercayaan bangsa Israel hingga akhirnya muncul monotheisme di dalam kehidupan bangsa Israel terhadap Yahweh. Terkadang orang awam hanya menerima begitu saja siapa itu Yahweh sebagai allah bangsa Israel. Melalui skripsi ini akan dipertanyakan kembali siapa sebenarnya Yahweh, dan mengapa Yahweh bisa menjadi allah bangsa Israel. Tentunya untuk mencapai tujuan ini perlu dilihat bagaimana sejarah kepercayaan bangsa Israel, dan mengapa Yahweh bisa menjadi allah dari bangsa Israel. Tujuan konkret skripsi ini adalah untuk memahami kepercayaan bangsa Israel Kuno yang mengangkat Yahweh sebagai satu-satunya allah mereka serta sikap anti terhadap allah-allah yang lain, termasuk Baal. Melalui teks 1 Raja-raja 18 : 20 40 akan ditafsirkan bagaimana teks ini mampu memberikan multiwacana bagi kita. Tidak melulu mengenai masalah religi saja, tapi juga muatan politik dan sosial. 1. 4. Metode Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah historis kritis. Historis kritis, atau kritik sejarah merupakan upaya untuk menafsirkan teks-teks Alkitab berdasarkan rekonstruksi sejarah yang menjadi konteks terjadinya peristiwa tersebut. Menurut William J. Larkin, Jr. pengertian historis kritis ada dua macam. Yang pertama adalah menggali sejarah penulisan teks dan yang kedua adalah menggali sejarah yang ada di dalam teks. 5 Di dalam skripsi ini akan digunakan pengertian historis kritis yang kedua, yaitu bagaimana menggali sejarah serta tradisi yang melatar belakangi kisah di dalam teks. 5 William J. Larkin, Jr., Culture and Biblical Hermeneutics, 1988, hlm. 51
4 Melalui literatur-literatur yang berisi penelitian-penelitian sejarah, akan dimunculkan pandangan-pandangan mengenai Yahweh serta Baal menurut literatur-literatur sejarah yang ditemukan. Rentang waktu kritik sejarah ini dimulai sejak terbentuknya bangsa Israel hingga peristiwa I Raja-raja 18 : 20 40. Konsep pemahaman kepercayaan bangsa Israel yang terkotak-kotak menurut fase sejarahnya akan mendasari penelitian ini. Karena penelitian ini merupakan penelitian sejarah, maka titik berat penelitian ini bukan terdapat pada teks I Rajaraja 18 : 20 40, akan tetapi lebih kepada latar belakang sejarah serta tradisi yang ada di balik teks terebut. Fungsi teks I Raja-raja 18 : 20 40 di dalam skripsi ini adalah sebagai sebuah refleksi yang dilakukan oleh penulis terhadap sejarah. 6 Penulis menggunakan teks ini untuk menyampaikan ideologinya kepada pembaca. Jadi seperti yang sudah tertulis di atas, penelitian ini adalah sebuah upaya untuk memahami sejarah sebagai sebuah fakta yang diperkirakan terjadi dan menempatkan teks I Raja-raja 18 : 20 40 sebagai sebuah ideologi penulis terhadap sejarah. 1. 5. Alasan Pemilihan Judul Skripsi ini menggunakan judul : Sikap Anti Baal dalam I Raja-raja 18 : 20 40, Sebuah Studi Sejarah dan Alkitab Alasan pemilihan judul ini adalah : - Sikap monotheisme dan sikap anti terhadap Baal banyak ditekankan di dalam Perjanjian Lama. Akan tetapi latar belakang sikap tersebut tidaklah jelas. Karena itu penulis mencoba menafsirkan sebuah perikop mengenai perlawanan terhadap nabinabi Baal yang dilakukan oleh Nabi Elia di gunung Karmel. Dari perikop ini paling tidak akan memunculkan suatu alasan mengapa Baal terus dilawan di dalam Perjanjian Lama. - Dengan membandingkan antara bukti sejarah dengan Alkitab, diharapkan adanya sebuah keseimbangan di dalamnya. Bukti sejarah lebih bersifat objektif, karena memuat fakta dan kemungkinan-kemungkinan sejarah yang terjadi. Tentu saja ini berbeda dengan Alkitab sebagai teks yang bisa dikatakan refleksi dari sejarah. Jadi 6 Penulis di sini menunjuk pada tradisi Deuteronomistis yang diduga sebagai penulis kitab Raja-raja.
5 skripsi ini akan melihat dua sisi yang berbeda antara fakta sejarah, dengan refleksi Alkitab. 1. 6. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan mengacu kepada kerangka sebagai berikut : Bab 1 : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode, alasan pemilihan judul, serta sitematika penulisan. Bab 2 : Sejarah Kepercayaan Bangsa Israel Di dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana perjalanan kepercayaan bangsa Israel dari masa pra kerajaan hingga masa kerajaan. Di samping itu juga ada urain mengenai peranan nabi di dalam Perjanjian Lama, terkhusus dalam tradisi Deuteronika yang banyak menyoroti masalah kerajaan dan kenabian. Bab 3 : Perlawanan terhadap Baal di dalam I Raja-raja 18 : 20 40 Di dalam bab ini akan dilakukan penafsiran terhadap I Raja-raja 18 : 20 40 sebagai upaya Elia untuk membuktikan Yahweh adalah illah yang menyatukan Israel. Di samping itu juga akan ditafsirkan bagaimana upaya yang dilakukan nabi-nabi Baal dalam rangka membuktikan kalau Baal mereka ternyata memiliki eksistensi. Bab 4 : Kesimpulan dan Refleksi Kesimpulan dan Refleksi Theologis dari keseluruhan skripsi ini akan ditulis di bab 4 sebagai bab yang terakhir.