UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah
|
|
- Farida Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu agama menjadi salah satu hal yang penting dalam berbagai urusan kelembagaan dan urusan administrasi di Indonesia ini. Contoh dalam urusan sekolah, pengurusan kartu tanda penduduk dll. Remaja sebagai warga negara Republik Indonesia tidak luput dari hal ini. Walau permasalahan agama dalam urusan administrasi kenegaraan masih bisa dikritisi, namun untuk saat ini kenyataan perlunya pencantuman agama dalam urusan administrasi negara dan dalam bidang kelembagaan lainnya masih dianggap penting. Kenyataan itu sepertinya sederhana bagi remaja yang berasal dari keluarga yang semuanya menganut agama yang sama. Mereka tidak mempunyai masalah dengan pemilihan agama sebagai bagian dari identitas mereka. Namun akan menjadi pergumulan tersendiri bagi keluarga yang tidak seagama. Ketika masih kanak-kanak, dia tergantung pada orang tua dan diatur oleh orang tua sehingga masalah agama mungkin tidak begitu menjadi pemikiran utama mereka. Namun ketika menginjak remaja, remaja diperhadapkan pembentukan identitas dan diperhadapkan pada banyak pilihan yang mengharuskan mereka untuk memilih atau mengolah beberapa pilihan tersebut. Pemilihan agama sebagai pilihan bagi remaja dari keluarga yang berbeda agama tidaklah sederhana. Mereka harus memilih di antara agama yang dianut oleh orang tua mereka. Pemilihan agama itu bukan tanpa masalah, karena di dalamnya ada 1
2 nilai-nilai agama yang mempengaruhi pengambilan sikap orang terhadap sesama dan lingkungannya. Dalam sebuah wawancara dengan remaja Kristen sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama di Gereja Kristen Jawa Prambanan didapat gambaran mengenai pemahaman iman remaja. Remaja tersebut mempunyai bapak yang beragama bukan Kristen. Ia menjadi orang yang beragama Kristen karena dorongan ibu dan kakakkakaknya. Ibunya selalu memberi penekanan akan pentingnya mengikuti Tuhan Yesus dengan alasan bahwa hanya dalam Yesus Kristus sajalah orang diselamatkan. Ketika ditanyakan bagaimana pandangan dia mengenai bapak yang beragama bukan Kristen, remaja tersebut mengharapkan bahwa bapak yang beragama bukan Kristen bisa menjadi orang kristen supaya diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Ketika ditanyakan lebih dalam lagi mengenai bagaimana jika bapak tetap bersikukuh dengan imannya, remaja dengan bimbang mengatakan bahwa bapaknya tidak akan selamat dalam pengertian tidak diselamatkan dan tidak akan masuk surga-. Ketika ditanyakan mengenai perasaan remaja tentang pandangannya, remaja merasa sedih tetapi bagaimana lagi orang hanya selamat dalam Yesus Kristus. Ketika ditawarkan mengenai kasih Tuhan yang besar yang mungkin saja bisa menyelamatkan bapak dan masuk dalam surga walau tidak melalui Yesus Kristus, remaja dengan tegas menolak, dan tidak rela apabila keselamatan tidak dalam Yesus Kristus. Ketika ditanya alasan ketidakrelaannya remaja mengatakan bahwa pandangan keselamatan dalam Yesus Kristus sudah diajarkan ibu sejak kecil dan tidak rela apabila keselamatan ada juga dalam agama lain. Lebih lanjut ditanyakan mengenai apa yang harapan terhadap realita perbedaan kepercayaan di dalam keluarganya, remaja mengharapkan Tuhan segera menjadikan keluarganya seagama dengan dia dan dengan harapan diselamatkan oleh Yesus Kristus. Fenomena ini menarik karena dalam pergumulan yang dialami remaja ini terjadi ketegangan antara 2
3 rasa sayang terhadap bapak yang beragama bukan kristen dan keyakinan iman yang ditanamkan oleh ibu di pihak lain, yang tentu saja dirasakan tidak nyaman dalam diri remaja. Fenomena di atas memberi informasi mengenai satu kenyataan bahwa pemilihan agama, dalam hal ini agama Kristen, telah mempengaruhi bentuk relasi dalam keluarga. Dari wawancara singkat tersebut dinyatakan bahwa ada ketimpangan pemahaman kepercayaan Kristen yang dirasakan mengasingkan orang yang remaja kasihi yaitu bapak, atau secara umum orang-orang yang dikasihi. Apakah benar iman Kristen yang berdasar kasih Tuhan tersebut ternyata berdampak pada kondisi tidak selamat bagi orang yang sangat remaja kasihi? Bagaimana teologi dikembangkan dalam permasalahan ini hal ini? Bagaimana model pendidikan yang tepat dalam menghadapi situasi seperti diuraikan di atas? Untuk menjawab pertanyaan di atas tentu dibutuhkan pengetahuan mengenai bagaimana pandangan remaja tentang keselamatan, bagaimana bentuk teologi yang mampu menjawab permasalahan tersebut dengan mempertimbangkan tradisi iman yang telah diyakini remaja dan bagaimana model pendidikan kristiani yang mampu menghubungkan antara pengalaman yang dialami, pandangan iman tradisi iman yang diyakini-, pemikiran teologis dan sekaligus pendidikan kristiani yang operatif yang mampu dikerjakan dalam kenyataan hidup kongkrit. Remaja dalam pandangan Fowler dimasuk dalam tahap perkembangan sintesis konvensional. Di mana remaja harus merombak beberapa pandangannya yang disebabkan karena perkembangan kemampuan kognitifnya yang semakin kuat. Kemampuan kognitif yang semakin kuat ini akan merombak cara dia berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Remaja membangun citra diri baru bergantung pada orang-orang yang berarti bagi dirinya. Namun kenyataan yang dihadapi remaja 3
4 adalah bahwa dia mempunyai wawasan baru tentang adanya banyak bayangan diri di seputar dirinya yang kadang kadang saling kontradiktif, sehingga menjadikan remaja bingung. Dia harus melakukan penggabungan dari beberapa pribadi yang ada di sekitarnya dengan apa yang ada dalam dirinya yang disebut tahap sintesis. Selain itu remaja juga membangun identitasnya berdasarkan pada kesetiakawanan. Kesetiaan kepada orang-orang yang berarti baginya dan ini yang disebut konvensional, sebab secara kognitif, afektif, dan sosial seorang remaja menyesuaikan diri dengan orang yang berarti baginya dan dengan mayoritas orang di sekitarnya. Cara remaja percaya pada orang yang berarti baginya tidak dilakukan dengan kritis. Jadi jika dia mengalami konflik ketegangan dengan nilai lain maka dia akan cenderung mendukung yang mayoritas dan pribadi yang berarti baginya 1. Pemilihan agama bagi remaja menyangkut melakukan pemilihan figur dari salah satu orang tua yang dianggap remaja lebih berarti dalam hidup mereka. Sehingga mereka ikut menganut agama dari orang tua yang lebih dia figurkan. Sementara itu mereka tidak bisa memungkiri kenyataan keberadaan orang tua yang tidak diikuti agamanya yang pada kenyataannya juga hidup bersama dengan mereka. Begitu remaja memilih agama salah satu orang tuanya dia diperhadapkan dengan masalah dilematis yang menyangkut kehidupan beragama itu. Bagaimana mereka berelasi dengan orang tua yang berbeda agama dengan mereka dan keluarga besar yang tidak seagama dengan dia. Bagaimana mengikuti ritus agama yang mungkin tidak cocok dengan agama salah satu orang tua mereka. Pergumulan remaja yang sedang membentuk keyakinan hidupnya, terutama remaja dari orang tua yang beda agama seperti di atas tidak mendapat perhatian khusus dalam pelayanan kerohanian di lingkup Gereja Kristen Jawa di lingkup Klasis Klaten 1 Bandingkan dengan Supratiknya [red.], Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan Menurut James W. Fowler: Sebuah Gagasan Baru dalam Psikologi Agama, (Yogyakarta, 1995) p
5 Barat Gereja Kristen Jawa (KKB). Hal ini didasarkan pada survei kepada pendetapendeta dalam lingkup KKB yang ternyata memang tidak ada perhatian khusus kepada remaja yang berasal dari keluarga yang berbeda agama. Dalam survei tersebut pembinaan remaja sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama diperlakukan sama dengan remaja dari orang tua yang seagama. Remaja yang memutuskan menjadi Kristen dari orang tua yang berbeda agama, dibiarkan saja dalam pergumulannya dalam menghadapi ketegangan antara pandangan teologi keselamatan gereja dengan pergumulan kasih dalam keluarga tanpa pendampingan khusus dari gereja. Mungkin jumlah kasus seperti ini sedikit dalam gereja dari hasil survei sementara ada sekitar sembilan keluarga beda agama yang memiliki anak remaja dalam lingkup KKB-, namun bukan berarti tidak perlu dilakukan pendampingan terhadap mereka. Karena itu permasalahan pembinaan bagi remaja dalam kasus semacam ini perlu dipikirkan. Pendidikan Kristiani dalam Gereja Kristen Jawa biasanya dilakukan dalam bentuk katekisasi pra sidi atau pra baptis. Materi yang dipakai dalam pendidikan itu antara lain adalah Pokok Pokok Ajaran GKJ (PPA GKJ), yang di dalamnya justru sering menimbulkan ketegangan antar agama karena bangunan dasar dari PPA GKJ adalah soteriologis. Di dalamnya ajaran resmi gereja ditekankan keselamatan yang ada dalam Yesus Kristus 2. Ajaran resmi Gereja Kristen Jawa menekankan karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus. Lebih rinci PPA GKJ tanya jawab nomor dan dalam Tata Gereja GKJ pasal 34 4 mengenai hakikat pemberitaan keselamatan, yang intinya keselamatan itu ada dan berpusat dalam diri Yesus Kristus. Pernyataan ini 2 Sinode GKJ, Pokok-Pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa, (Salatiga, Sinode GKJ, 2005), p Ibid. p. xiii 4 Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, (Salatiga, Sinode GKJ, 2005) p. 19 5
6 menegaskan kalau tidak menerima keselamatan Allah dan merelakan diselamatkan Allah orang tidak akan diselamatkan. Konsep keselamatan dalam PPA GKJ selalu dalam hubungan dengan konsep pemilihan umat Allah. Pendahuluan PPA GKJ dikatakan bahwa ada benang merah pemikiran soteriologis. Dimulai dari Allah yang menciptakan langit dan bumi serta manusia dalam keadaan baik. Namun kemudian manusia jatuh dalam dosa dan dalam kondisi tidak selamat, dan karena kasih anugerah Allah, Allah berkenan menyelamatkan umat-nya. Karya penyelamatan itu teranyam dalam sejarah kehidupan manusia. Sejarah penyelamatan Allah tersebut berpusat pada tiga peristiwa yaitu peristiwa Israel, peristiwa manusiawi Yesus dan peristiwa Roh Kudus 5. Konsep pemilihan umat Allah inilah yang rupanya begitu mengakar dalam pembuatan PPA GKJ. Pada sisi lain dalam PPA GKJ ada penjelasan tentang agama-agama. Dijelaskan bahwa agama-agama muncul dari kesadaran religius. Manusia mengungkapkan dan menghayati hubungannya dengan Allah dalam bentuk Agama melalui kesadaran religiusnya. Jadi dalam terbentuknya agama terdapat peran Allah dan peran manusia (PPA GKJ tanya jawab nomor 204). Karena ada peran manusia maka agama itu tidak sempurna (PPA GKJ tanya jawab nomor 205). Dengan demikian agama tidak menyelamatkan dan yang menyelamatkan itu adalah Allah melalui Yesus Kristus (PPA GKJ tanya jawab nomor 215) 6. Penjelasan dari PPA GKJ tersebut menunjukkan adanya upaya penghargaan terhadap agama lain. Namun dikunci dengan pengajaran keselamatan hanya dalam Yesus Kristus, sehingga tidak ada ruang bagi orang yang beragama lain untuk selamat. 5 Ibid. p. xiii-iv 6 Ibid. p
7 Dasar pendidikan kristiani yang berangkat dari soteriologi seperti dalam PPA GKJ ini menjadikan dialog itu hanya sebatas relasi sebagai konsekuensi manusia yang adalah makhluk sosial. Sehingga permasalahan pendidikan bagi remaja yang berasal dari orang tua yang beda agama jika memakai dasar PPAG diselesaikan sebatas relasi sosial. Kalau hanya sebatas hal seperti di atas maka pendidikan Kristiani tidak beda dengan pendidikan budi pekerti. Pendekatan PPA GKJ yang berangkat dari pendekatan keselamatan menjadi sangat sulit direlasikan dengan keberadaan agama-agama lain. Apalagi diajarkan dengan pendekatan dogmatik. Namun kenyataannya PPA GKJ dengan pendekatan soteriologinya telah mendarah daging dalam kehidupan orang Kristen Gereja Kristen Jawa. Konsep soteriologi yang eksklusif secara sadar atau tidak sadar telah menghasilkan banyak luka dalam diri remaja atau orang tua. Ajaran resmi gereja tidak mewadahi bagi pergumulan keluarga yang berbeda agama bahkan bisa menimbulkan perpecahan dalam keluarga. Mempertimbangkan hal tersebut maka perlu dikembangkan bentuk soteriologis yang mampu menjawab kebutuhan keluarga yang berbeda agama yang nantinya digunakan dalam pengembangan pendidikan kristiani bagi remaja sebagai anak dari orang tua agama supaya menjadi model pendidikan yang mampu membimbing remaja merumuskan kepercayaan dengan tidak meninggalkan luka batin dalam diri mereka namun sebaliknya menjadikan mereka merasa merdeka dan penuh suka cita menyambut kasih Tuhan. Membangun dasar soteriologi bagi pergumulan pendidikan kristiani bagi remaja sebagai anak dari keluarga yang beda agama dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa perlu dikembangkan soteriologi yang mampu menerima keberadaan agama lain tanpa kehilangan kepercayaan kristianinya. Oleh karena itu 7
8 soteriologi yang dibangun harus berdasar penjelasan Alkitab tentang keselamatan bagi orang lain dengan mempertimbangkan tradisi iman yang telah diyakini. Oleh karena itu perlu memikirkan ulang konsep keselamatan, dengan mencoba mencari penjelasan mengenai gambaran tentang Tuhan dan dasar keselamatan dari Tuhan serta bagaimana tindakan Tuhan di dalamnya dari kesaksian Alkitab. Berangkat dari kesaksian Alkitab sangat penting karena jemaat masih sangat menghargai kesaksian Alkitab sebagi sumber pemahaman iman. Dengan demikian akan terjadi dialog pemahaman soteriologis yang berangkat dari titik yang sama. Dalam tulisan ini akan diangkat pemikiran dari Gerald O Collins dengan pertimbangan bahwa pemahaman mengenai Yesus sebagai penebus dan pandangannya mengenai keselamatan bagi semua termasuk dalam pemikiran-pemikiran yang terbaru, selain itu pandangannya berangkat dari kesaksian Alkitab mengenai persoalan yang dibahas. Walau disadari O Collins mempunyai tradisi yang tidak sama dengan GKJ, namun diskusi dalam tulisan ini justru akan memberi warna baru dalam pemikiran soterioligi bagi masa depan. Menurut O Collins kesaksian Alkitab tentang tokoh sebelum Yesus Kristus, seperti Abraham dan Sara, dihormati oleh orang-orang Kristen sebagai orang yang beriman 7. Iman menurut O Collins dipahami sebagai tindakan yang melibatkan seluruh pribadi, komitmen untuk taat namun tidak terbatas pada kemampuan intelektual saja melainkan ada peran pewahyuan dari yang illahi 8. Mereka mematuhi panggilan illahi, mereka mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Allah, dan mereka dipimpin dan dikuatkan oleh Roh Kudus. Pada kasus ini pemahaman iman kristiani tentang Yesus sebagai satu-satunya penyelamat ganjalan menuju Tuhan tidak bisa berlaku. 7 Hal itu jelas diakui dalam Ibrani 11 8 O Collins, Gerald, Salvation for All, God s Other People, (New York, 2008), p
9 O Collins menjelaskan hal ini dengan memaparkan bagian dari kitab Ibrani 11. Di sana dijelaskan bahwa Iman menjadi hal yang pokok dalam mengerti tentang Tuhan 9. Ketaatan menjadi kunci dalam beriman. Hal itu pula yang telah dilakukan oleh Abraham dan Sara dan semua tokoh orang percaya 10. Yesus juga taat pada Bapa untuk mati sebagai sarana penebusan dosa manusia. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan iman orang-orang yang belum mengenal Yesus apakah mereka juga diselamatkan? Kepada mereka yang hidup sebelum Yesus, O Collins mengatakan bahwa jika mereka mengetahui Yesus mereka pasti akan mempercayai Yesus 11. Hal yang serupa berlaku bagi setiap orang yang di luar iman kepada Yesus yang mempunyai iman dalam rangka untuk menyenangkan dan mengasihi Tuhan. Orang yang tidak mengenal Yesus tentu tidak bisa menaati Yesus seperti orang yang telah mengenal Yesus, dapat berperilaku dan bersikap yang membuat Tuhan berkenan. Menurut O Collins mereka secara misterius mempunyai pengalaman di dalam Yesus dan dalam Roh Kudus yang menyebabkan keselamatan bagi mereka. Kesaksian Alkitab lain mengatakan bahwa untuk datang kepada Tuhan tidak melalui Yesus 12. Ada banyak orang yang telah tertarik mengikuti Tuhan melalui Yesus (ketaatan, kasih, pengampunan), meskipun mereka mungkin tetap tidak menyadari peran Yesus. Kehadiran dan peran Kristus dan Roh Kudus tidak harus disadari tetapi kehadiran pribadi dan kuasa Yesus dan Roh telah membentuk kehidupan jutaan orang-orang yang mungkin tidak pernah akan mereka sadari 13. Dengan demikian ada kemungkinan orang lain diselamatkan Tuhan dengan cara Tuhan yang tidak pernah kita mengetahuinya secara tepat. O Collins secara umum hendak mengatakan bahwa menurut kesaksian Alkitab keselamatan adalah dari Allah dan berlaku bagi siapa saja, umat tidak bisa membatasi 9 Ibid Ibrani 11: Bandingkan Knitter Paul F. Pengantar Teologi Agama-Agama, (Yogyakarta,2008), p.53, 12 Yohanes 14: 6 13 Ibid p , Lihat pula penjelasan tentang Yesus dan Kerajaan Allah 9
10 karya Allah dalam mengasihi dan menyelamatkan manusia. Pandangan O Collins ini memberi warna baru yang perlu menjadi pertimbangan dalam orang kristen memahami tentang kepercayaan orang yang beragama lain. Secara khusus bagi PPA GKJ pandangan ini menjadi masukan baru untuk berani merumuskan pandangan teologis terhadap orang yang beragama lain, sehingga relasi dengan orang yang beragama lain bukan hanya sekedar alasan konsekuensi sosial dan hak asasi, tetapi juga memiliki landasan teologis. Hasil dari diskusi pemahaman tentang keselamatan tersebut selanjutnya akan dikembangkan dalam pendidikan kristiani bagi remaja sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama. Pendidikan yang dikembangkan harus membawa unsur pembentukan kepercayaan kristiani yang berdasar pada kesadaran akan Tuhan yang berkarya dalam kehidupan yang beragam. Dengan demikian pendidikan itu harus membawa remaja pada kebijaksanaan kehidupan. Sehingga memampukan remaja untuk berbagi pengertian dengan kedua orang tuanya dan komunitasnya dalam hal kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan hal di atas, penulis merumuskan masalah dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana pandangan keselamatan menurut remaja sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama? b. Bagaimana konsep keselamatan dalam perbedaan agama dikembangkan? c. Bagaimana bentuk pendidikan kristiani bagi remaja sebagai anak dari orang tua yang beda agama dikembangkan? 10
11 3. Batasan Masalah Tesis ini akan membatasi diri di seputar pendidikan kristiani bagi remaja sebagai anak dari orang tua yang beda agama di lingkup Klasis Klaten Barat Gereja Kristen Jawa. Pembatasan juga akan dilakukan dalam hal pendidikan religius kristiani bagi warga gereja dalam hubungannya dengan pendidikan bagi remaja yang kedua orang tuanya beda agama. Remaja yang dimaksud dalam tulisan ini adalah orang yang berada dalam kisaran umur tahun Tujuan Tesis Tesis ini bertujuan memberikan masukan bagi usaha pendidikan bagi jemaat khususnya remaja yang berasal dari orang tua yang beda agama, lebih luas lagi tesis ini bertujuan membangun pendidikan kristiani yang mempunyai kemampuan penerimaan terhadap orang lain yang berbeda agama sebagai konsekuensi iman Kristen. 5. Metode Penelitian Tesis ini akan memakai metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenaologis dan studi pustaka. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang diharapkan mengasilkan data deskriptif dari obyek yang diteliti, penelitian kualitatif bersifat penemuan 15. Fenomenalogi merupakan jenis penelitian yang mempunyai konsep dasar bahwa masalah yang disebabkan oleh pandangan atau perspektif subyek yang diteliti. Penelitian fenaomenologis berupaya menggambarkan makna pengalaman dari subyek akan fenomena yang diteliti 16. Subyek yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. 14 Lihat, dengan Supratiknya [red.], Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan Menurut James W. Fowler: Sebuah Gagasan Baru dalam Psikologi Agama, (Yogyakarta, 1995) p. 134, Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (bandung, 2004), p 3 16 Ibid. p 35 11
12 6. Judul Tesis Pendidikan Kristiani bagi Remaja sebagai Anak dari Orang Tua Beda Agama dalam Lingkup Pelayanan Klasis Klaten Barat Gereja Kristen Jawa 7. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Bab ini memaparkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan tesis, metode penelitian, judul tesis dan sistematika penulisan. Bab II. Remaja Sebagai Anak dari Orang Tua Beda Agama Bab ini akan berisi mengenai pandangan remaja sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama sebagai hasil penelitian studi kasus dari pandangan remaja sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama tentang keselamatan bagi orang tua yang tidak seagama. Bab III. Konsep Keselamatan Menurut Pandangan Resmi Gereja Kristen Jawa dalam Dialog dengan Gerald O Collins Bab ini berisi tentang konsep soteriologi yang perlu dikembangkan bagi pendidikan Kristiani dalam konteks keberagaman agama. Bab IV. Pendidikan Kristiani dalam Konteks Keberagaman Agama Bab ini membicarakan tentang pendidikan kristiani dalam komunitas iman bagi remaja sebagai anak dari orang tua yang berbeda agama. Bab V. Penutup Berisi kesimpulan dan saran pendidikan kristiani di lingkup Klasis Klaten Barat GKJ 12
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Secara historis, Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) sedikit banyak terkait dengan buah pekerjaan Zending der Gereformeerde Kerken in Nederland
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH
BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima
Lebih terperinci6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)
6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh
Lebih terperinci32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP
32. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinci10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)
10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
Lebih terperinciPertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?
Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama
Lebih terperinci03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja Kristen Pasundan (GKP) berada dalam konteks masyarakat Jawa bagian barat yang majemuk baik suku, agama, budaya daerah dan status sosial ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan agama menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan agama menurut kepercayaannya. Glock & Stark, (1965) mendefinisikan agama sebagai sistem simbol, sistem
Lebih terperinciPertanyaan Alkitab (24-26)
Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan
Lebih terperinciHIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia
HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di
Lebih terperinciUntuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.
Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,
BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak
Lebih terperinci7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciBelajar dari Kristus
SAAT TEDUH HARI KE-2 Belajar dari Kristus Bacaan Alkitab: Mazmur 33; Roma 6:5-11 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah
Lebih terperinciFINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH
FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan
Lebih terperinci6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
Lebih terperinciPembaptisan Air. Pengenalan
Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui
Lebih terperinciUKDW. Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Sejak awal GKJ Pondok Gede merupakan Gereja yang berada dalam wilayah yang sebagian besar jemaatnya merupakan perantau atau pendatang. Pada awalnya, para perantau ini
Lebih terperinci25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD
25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan
Lebih terperinciDasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.
Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama
Lebih terperinciPEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)
PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan
Lebih terperinci41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
41. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan
Lebih terperinciSurat Yohanes yang pertama
1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 02Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan TERBENTUKNYA GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-nya
Lebih terperinciYohanes 3 YESUS DAN NIKODEMUS. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari..
Yohanes 3 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Yesus dan Nikodemus Kelahiran Baru Pandangan yang Mendatangkan Hidup Yesus dan Yohanes Dia yang Datang dari Surga YESUS DAN NIKODEMUS Bacalah Yohanes
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciGEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN
GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa
Lebih terperinci6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara
Lebih terperinciPERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.
PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus
Lebih terperinciXII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan
Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG
BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan
BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS A. Kaus Nono dalam Perkawinan Meto Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
Lebih terperinciSiapakah Yesus Kristus? (4/6)
Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR
Lebih terperinciSeri Kedewasaan Kristen (2/6)
Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Kutoarjo merupakan salah satu gereja dari 11 Gereja Kristen Jawa yang berada dibawah naungan Klasis Purworejo. GKJ Kutoarjo merupakan sebuah gereja
Lebih terperinciSeri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann
Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal
Lebih terperinciSAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG
SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA
- 1075 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan
Lebih terperinciHIDUP B A R U D A L A M K R I S T U S KRISTUS
HIDUP B A R U D A L A M K R I S T U S KRISTUS Menjadi dewasa (bertumbuh) dalam Kristus: IMAN dan KASIH KARUNIA KOLOSE 3:1-4 "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciPdt. Gerry CJ Takaria
Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya
Lebih terperinciKEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)
KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH A.1. Latar belakang masalah Gereja merupakan sebuah kehidupan bersama yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya yang tumbuh dan berkembang dari konteks yang berbeda-beda.
Lebih terperinciUKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan UKDW
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.
Lebih terperinci(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)
TUGAS AKHIR KE 33 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) SEMARANG TIMUR (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tidak seorangpun ingin dilahirkan tanpa dekapan lembut seorang ibu dan perlindungan seorang ayah. Sebuah kehidupan baru yang telah hadir membutuhkan kasih untuk bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara penulis dengan AK pada tanggal 17 Oktober
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) para pelayanan kebaktian anak dan remaja dikenal dengan sebutan pamong. Istilah pamong ini tidak ada dalam buku Tata Pranata GKJW
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita
Lebih terperinciBagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan
Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Kita telah banyak mempelajari masa lampau gereja Tuhan. Kita telah melihat bagaimana Allah mengerjakan rencananya. Kita juga telah mempelajari arti kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal
Lebih terperinciGereja di dalam Dunia Dewasa Ini
ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin
Lebih terperinciBUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS
MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan
BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan Pada Bab II telah dijelaskan bahwa cara pandang Jemaat Gereja terhadap
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk
Lebih terperinci5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang
5 Bab Empat Penutup Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan uraian singkat dari bab pendahuluan dan ketiga bab di atas, guna membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dan hal-hal
Lebih terperinci1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus
BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang Pluralitas agama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat lagi dihindari atau disisihkan dari kehidupan masyarakat umat beragama. Kenyataan akan adanya pluralitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara
Lebih terperinciGereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 01 OKTOBER 2017 emaat GIDEON Kelapadua Depok l. Komjen Pol M. asin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua- h
Lebih terperinciMARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)
MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah
Lebih terperinci42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
42. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciRESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik
RESENSI BUKU Judul : Keselamatan Milik Allah Kami Penulis : Christopher Wright Penerbit : Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur Tahun : 2011 Halaman : 225 halaman Dalam buku ini Christopher Wright berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja tidak bisa lepas dari proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat seperti modernisasi dan sekularisasi. Perubahan akan menimbulkan permasalahan dan
Lebih terperinciTHE MISSION (part #A) - MISI (bagian #A)
Love God Love People with Passion #3 Mengasihi Tuhan Mengasihi Sesama dengan Segenap Hati #3 THE MISSION (part #A) - MISI (bagian #A) PEMBUKAAN Selama 2 minggu yang lalu kita sudah membahas tentang visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Lebih terperinciDalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan
Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:
Lebih terperinciApakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?
Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?... saya belum yakin akan rencana-nya bagiku. Tentu saja saudara telah menerima Kristus sebagai Juruselamat saudara. Dan sekarang
Lebih terperinciUKDW. Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan umat Kristen, Allah merupakan sosok yang memiliki peranan penting. Bahkan sebelum masa Kekristenan muncul, yaitu pada masa Perjanjian Lama
Lebih terperinci