35 hingga 132 Hijriyyah Dinasti Umawiyah
|
|
- Susanto Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 35 hingga 132 Hijriyyah Dinasti Umawiyah # 98 Tahun; mulai Tahun 661 s.d 750 Masehi (35 s.d 132 Hijriyyah) # Buku ini adalah sebuah catatan sejarah tentang salah satu dinasti terbesar dalam rentang sejarah Islam, Dinasti/Kekhilafahan Umawiyah. Sebuah dinasti yang telah ditakdirkan menjadi pelanjut peradaban Islam -suka atau tidak suka- setelah masa keemasan era Khulafaurrasyidun. Sebagai sebuah catatan sejarah, tentu saja buku ini berusaha memaparkan dan menggambarkan secara adil dan proporsional, serta berimbang tentu saja, tentang seluk-beluk peristiwa dan tindak-tanduk para tokoh dan pelaku yang terlibat dalam perjalanan Dinasti Umawiyah. Penulis buku ini Dr.Yusuf Al-Isy (w. 1967M)- yang dikenal sebagai pakar sejarah dari Syam-, berusaha meluruskan stigma-stigma negatif yang cenderung dilemparkan pada Dinasti ini, tanpa mengenyampingkan berbagai "peristiwa hitam" yang memang terjadi dalam kurun tegaknya Daulah Umawiyah ini. page 1 / 8
2 Dengan membaca buku ini diharapkan kita mendapatkan gambaran yang utuh tentang kisah awal berdirinya Dinasti Umawiyah yang bibitnya mulai "tersemaikan" sejak terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu-, biografi para Khalifah yang pernah memimpinnya, catatan peristiwa politik, ekonomi dan sosial yang terjadi di dalamnya, yang kemudian diakhiri dengan kesimpulan umum tentang sosok" Dinasti Umawiyah. Anda tentu saja perlu membaca buku ini. Karena Anda adalah manusia merdeka yang seharusnya berhak memiliki pandangan objektif terhadap sejarah, bukan justru menjadi "korban" opini umum yang telah terbentuk akibat pembacaan yang salah terhadap sejarah. Karenanya' buku ini kami persembahkan untuk Anda. Mukaddimah Dinasti Umawiyah Sejarah hendaknya merekam berbagai peristiwa dengan benar lagi mendalam, dan menafsirkannya dengan tafsiran yang dapat terus berlaku. Maka hendaknya ia menyebutkan aspek-aspek yang dihadapinya dan memberikan sifat dan menegaskan tabiatnya. page 2 / 8
3 Peristiwa sejarah biasa terjadi di sebuah lingkup geografis dan zaman yang memiliki ciri-cirinya tersendiri, juga dalam syarat-syarat material-ekonomi dengan karakternya yang khusus, dan di tengah berbagai pemikiran, sistem, ideologi dan aliran dengan bermacam-macam bentuk dan pertentangannya. Serta diantara kelompok-kelompok manusia yang masing-masing memiliki kecenderungan, kejiwaan, karakter dan moral akhlaknya. Terlibat dalam peristiwa itu juga banyak sosok-sosok yang memainkan peranan didalamnya sesuai dengan keinginan, tabiat, dan kejiwaan mereka. Jadi sebuah peristiwa sejarah terdiri dari kumpulan aspek-aspek yang saling berintervensi tersebut. Untuk itu, sejarah seyogyanya menjelaskan kepada kita bagaimana peristiwa itu terbentuk dari kumpulan aspek-aspek tadi. Dan memastikan dampak dari aspek-aspek tersebut dalam peristiwa sejarah. Maka tidak diragukan lagi bahwa misinya disini amatlah sulit. Amatlah mudah bagi sejarah jika hanya merekam sebuah peristiwa seperti yang terjadi, adapun memberi dukungan rekaman sejarah dengan menyebutkan aspek hingga sebuah peristiwa itu terjadi, maka hal itu merupakan beban berat yang menggelayutinya dari bawah, tetapi tetap wajib untuk dipikulnya walau dirasakan berat. Dan pada permulaan pembahasan akan ditegaskan di sini aspek-aspek tersebut, memberi perhatian dan menjadikannya sorotan mata. Beberapa aspek yang berhadapan dengan peristiwa-peristiwa sejarah secara khusus sebagai berikut: Pertama, Aspek kelompok-kelompok manusia dalam kecenderungan dan tabiat warganya, kegiatan aktif atau kepasifannya, keharmonisan atau keretakkannya. Kedua, Aspek individu-tokoh yang anbil bagian dalam peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan keinginan, tabiat, dan kemaslahatan mereka. Ketiga, Aspek materil ekonomi. page 3 / 8
4 Keempat, Aspek pemikiran-pemikiran, ideologi-ideologi, aliran-aliran, sistem-sistem yang menyelimuti golongan-golongan yang ada. Kelima, Aspek waktu (zaman). Keenam, Aspek geografi. Setiap aspek dari aspek-aspek ini memiliki pengaruh dalam peristiwa-peristiwa sejarah, dan terkadang sering berbenturan. Atau sulit untuk membedakan satu sama lainnya secara tegas. Tetapi dengan mengetahui pengaruhnya semakin jelas peristiwa-peristiwa sejarah tersebut, dan tampak sebab-sebab dan hasilnya. Akan kita coba dalam pembahasan ini untuk menyingkap pengaruh aspek-aspek ini, dan mengeluarkannya dari perut samudera peristiwa, sehingga apabila kita mampu untuk memunculkannya maka paparan sejarah akan tampak lebih jelas dan mendalam, bahkan seakan-akan kita dapat memahami darinya sesuatu yang sebenarnya sulit unfuk dimengerti serta bisa merapikan jalannya kejadian-kejadian yang sebelumnya sulit untuk dirapikan. Sehingga tidak disangkal lagi bahwa penjelasan pengaruh dari setiap aspek-aspek tersebut menegaskan tanggung jawab sejarah, serta mengedepankan nilai kejadian-kejadian sejarah, serta semakin memperteguh penilaian kita terhadap para pelaku didalamnya, dan memudahkan kita untuk meniti menuju kebenaran didalamnya. page 4 / 8
5 Banyak orang mencoba untuk merancang sejarah kita dengan jejalan pertikaian, peperangan, saling menjatuhkan, dan kekacauan. Dan bukan disini tempat untuk menanggapi mereka. Di sini, kita akan mengurai teori yang benar menuju pemaparan sejarah yaitu melalui sejumlah aspek-aspeknya yang bisa menyuguhkan keterangan yang jelas, bahwa sebenarnya gambaran-gambaran tadi sebenarnya tidaklah berdasar. Dan pada hakekatnya disana terdapat langkah keoptimisan dalam masyarakat Islam dan Arab, dan langkah tersebut haruslah ada jalannya dalam masyarakat tersebut, karena keoptimisan merupakan salah satu Sunnatullah yang tidak berubah. Yaitu keoptimisan yang terjadi di setiap bangsa, bahkan juga di bangsa-bangsa lain yang mungkin lebih sering melakukan kekerasan dari apa yang pernah dihadapi kaum muslimin. Dan sejarah bangsa-bangsa yang lain bercampur aduk dengan peperangan, pertikaian dan kekacauan yang lebih parah dari sejarah bangsa Arab, seperti sejarah bangsa Perancis dan Jerman sejak pecahnya revolusi Perancis. (Perancis dan Jerman termasuk bangsa besar yang berperan dalam membentuk sejarah dunia). Sejarah keduanya penuh sesak dengan pertempuran seperti; perang revolusi Perancis, perang Napoleon, perang 1870, perang 1914, perang 1939, itu semua terjadi pada kurun waktu mendekati satu abad setengah. Dan para korban yang jatuh pada peperangan tersebut melampaui lipatan kali jumlah korban peperangan dalam sejarah kita seluruhnya. Apapun jadinya, apabila diketahui sebab-musabab peperangan tersebut maka keheranan akannya menjadi sirna, Dan yang penting dalam sejarah bangsa-bangsa bahwa peperangan tidak boleh menjadi penghalang bagi rakyat untuk maju, berperadaban, dan membangun, Sedang sejarah kita, peperangan tidak pernah menghalangi itu semua (seperti yang akan dilihat oleh para pembaca), meskipun apa yang akan dipaparkan dalam buku ini sebenarnya adalah sejarah politik, dan didalamnya peran pembangunan dan peradaban jauh lebih sedikit dibandingkan dalam sejarah peradaban, pemikiran, sistem politik dan sebagainya yang mengikutinya baik ilmu fiqh, hukum, ilmu pengetahuan dan industri (teknologi), page 5 / 8
6 Tujuan saya dalam menulis sejarah ini bukan untuk memperbaiki, memberi daya tarik dan memperindahnya, sehingga tidak lagi berupa sejarah melainkan berubah menjadi sanjungan dan pujian semata, Maksud saya adalah menjelaskan kebenaran-kebenaran dari sejarah itu secara shahih, dan menafsirkannya dengan aspek-aspeknya baik lahir maupun batin, dan saya akan coba menampilkan macam-macam aliran yang berperan di situ, dimana pembaca pada masa kini bisa melihat dengan jelas periode-periode sejarah kita dengan segala aliran yang ada-dan aspek-aspek yang tersembunyi ataupun lahiriah serta kejadian-kejadian yang sebenarnya, Dan bukan tujuan saya di sini, untuk merinci sejarah tersebut, melainkan saya sengaja untuk tidak memasukinya, dengan harapan yang tampak justru kebenaran yang asli, atau menyuguhkan persaksian. Rincian peristiwa dalam sejarah kita sudah cukup banyak, juga buku-buku klasik penuh dengannya, bahkan buku-buku terkini ikut menampilkannya tapi belum dapat mencapai maksudnya. Orang yang menelaah sejarah bukan keinginannya untuk mengetahui secara terperinci, melainkan besar hasratnya untuk menggapai hakekat asli serta alur-alur besarnya. Ibaratnya seperti orang yang mendatangi kota besar, dia tidak akan mengenal kota itu dengan mengunjungi banyak jalan kecilnya, justru akan mengenalnya dengan mengetahui gedung-gedung instalasi besar, jalan-jalan terkenal, museum, dan obyek-obyek penting. Sedang rincian dalam sejarah, akan dicari oleh para ahli sejarah untuk membuktikan teorinya atau untuk lebih memahami kejadian, dan meletakkannya pada tempatnya yang benar. Adapun buku ini bukan diperuntukkan para pakar sejarah, melainkan untuk sejarah itu sendiri dan bagi yang ingin menelaahnya. Dan saya akan menyelisihi kaedah saya dalam penulisan ini --yaitu tidak merinci pada satu peristiwa fitnah- kecuali satu peristiwa, yaitu pada kejadian fitnah yang terjadi di masa Utsman. Di peristiwa ini saya ingin mencapai kepada teori baru, maka page 6 / 8
7 dari itu saya harus memperluas dan masuk wilayah pemaparan secara rinci agar bisa membantu persaksian. Sehingga teori itu tampak jelas dan didasari atas persaksian yang akurat dan dokumentasi yang lengkap. Dan jalan yang saya tempuh dalam memaparkan peristiwa-peristiwa agaknya akan nampak detail, namun singkat dalam menunjukkan kepada suatu sumber. Pada pembahasan fitnah khususnya saya sengaja menyebutkan sumber-sumber yang akurat dengan segala rincian halaman dan jilidnya, Sedang saat mempersingkat kejadian-kejadian bersejarah tidaklah diperlukan penunjukan sumber atau halamannya. Apalagi kalau peristiwa itu cukup terkenal, sedangkan pada peristiwa yang tidak dikenal atau memerlukan penyertaan teks-teks baru lainnya, maka saya akan menyebut sumber peristiwa itu disertai dengan teksnya. Singkatnya, selain peristiwa fitnah tersebut, tidak ada hal baru dalam buku ini jika menampilkan dokumen-dokumen tidak dikenal atau kejadian-kejadian yang tidak diketahui sebelumnya. Melainkan yang baru adalah memahami dokumen-dokumen dan peristiwa yang terkenal dengan pemahaman yang sebenarnya, serta penjelasan aspek-aspek utamanya dengan mengaitkan antara sebab musabab dan mengetahui harapan yang terjadi diantara aspek-aspek tersebut dan apa yang dapat diperoleh dari harapan tersebut. Semoga Allah membuka jalan bagi kita untuk mengetahui kebenaran dan menjelaskannya dengan sebenar-benarnya penjelasan.[] page 7 / 8
8 page 8 / 8
2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat yang kecil ataupun masyarakat yang berskala besar dalam menginginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik adalah sekelumit permasalahan yang timbul karena adanya pergeseran sosial yang di inginkan oleh setiap masyarakat. Konflik bisa saja di tuai berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang diungkapkan melalui bahasa sebagai pengantar yang memiliki nilai estetika atau keindahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PEREMPUAN MENURUT HAMKA. perempuan dalam al-quran telah banyak, disebutlah dalam surat an-nisa masalah
BAB VI ANALISIS PEREMPUAN MENURUT HAMKA Berdasarkan pembahasan di Bab sebelumnya, bahwa berbicara tentang perempuan dalam al-quran telah banyak, disebutlah dalam surat an-nisa masalah perempuan. Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 Hukum pertama dari Dasa Titah di atas seolah mengikat bangsa Israel ke dalam sebuah perjanjian dengan Yahweh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa konflik Irlandia Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada tanggal 16 September 1975. Sebelumnya negara ini berada di bawah mandat teritori Australia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao
Lebih terperincimens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru
BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA Match Day 3 MASYARAKAT DAN HUKUM A. Manusia dan Masyarakat Sudah menjadi kodrat bagi setiap manusia untuk hidup sebagai makhluk sosial, hidup di antara manusia lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam catatan sejarah maupun tidak, baik yang diberitakan oleh media masa maupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Melalui analisis, dapat terlihat berbagai kritik sosial yang diungkapkan oleh SGA dalam Kalatidha. Kritik dalam Kalatidha dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2008:105), Metode deskriptif analisis merupakan
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti
I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu
Lebih terperinciAjwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH
Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH ADAADNA SANG NABI, MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI Oleh: Muhammad Adnan Abdullah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mengedepankan hukum seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat 3 sebagai tujuan utama mengatur negara.
Lebih terperinciTugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM
Tugas Akhir STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 11.12.6036 Taufik Rizky Afrizal Kelompok I S1 Sistem Informasi Drs. Muhammad Idris P, MM HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA ABSTRAK Dalam makalah yang membahas abstrak
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan
BAB III METODE PENELITIAN Pada dasarnya penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan (library research) yaitu penulis melakukan penggalian data dengan cara mempelajari dan menelaah sejumlah
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : VII (tujuh) Ganjil Kompetensi Inti : (K1) (K2) (K3) (K4) : Menghargai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciIMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH
IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang mengitarinya. Karya sastra seolah menjadi saksi situasi kehidupan dimana dan kapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis. Permasalahan yang terjadi
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurgiyantoro (2012:70) dalam penciptaan sebuah karya sastra, pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada hakekatnya pengarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
Lebih terperinciTragedi 1965 dalam Pandangan Sastra dan Politik
Tragedi 1965 dalam Pandangan Sastra dan Politik Sastra dan Politik: Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru Buku Yoseph Yapi Taum Eva Yenita Syam 1 evanys99@gmail.com Pengantar Persoalan kesastraan tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciPENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM
PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM Penulisan sejarah ditentukan oleh tiga faktor penting yang sangat menentukan bobot kajian sejarah, yaitu materi, metodologi dan interpretasi, karena ketiganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan bahasa dengan manusia sangat erat, sebab tumbuh dan berkembangnya bahasa senantiasa bersama dengan berkembang dan meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 1. Implementasi H}ifz} al-nafs dalam Pelayanan Kesehatan.
148 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Uraian pembahasan yang tertuang dalam bab-bab terdahulu menjadi landasan penulis untuk mengemukakan beberapa kesimpulan mengikuti alur rumusan masalah yang ada. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciPemimpin harus bebas dari pengaruh dan penguasaan pihak lain, baik itu individu, kelompok, atau negara.
Pemimpin harus bebas dari pengaruh dan penguasaan pihak lain, baik itu individu, kelompok, atau negara. Presiden Indonesia terus berganti. Tapi anehnya mereka mengemban pemikiran yang sama. Lihat saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
Lebih terperinciKode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik KEPRIBADIAN WARTAWAN INDONESIA Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak bertindak buruk. Penafsiran a. Independen berarti
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.
BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Selain itu, dalam UU RI No. 20,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan proses penyampaian ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur an dan Sunnah secara berkesinambungan. Dakwah seringkali diartikan sebagai proses
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Menyoroti kembali mengenai Perang Dunia II yang terjadi selama kurun waktu 1939-1945, hal tersebut mengingatkan kita mengenai sebuah peristiwa pembunuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam berbagai hal, salah satunya kebutuhan akan informasi. Informasi adalah data yang dikumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bentuk klasik perbuatan pidana pencurian biasanya sering dilakukan pada waktu malam hari dan pelaku dari perbuatan pidana tersebut biasanya dilakukan oleh satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini dunia pendidikan semakin terpuruk karena dianggap telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia pendidikan semakin terpuruk karena dianggap telah gagal mendidik kaum muda Indonesia. Porsi terbesar dari kegagalan itu diakibatkan oleh pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat terhadap penembakan misterius tahun 1983-1985, penulis menggunakan metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana
20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciWAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA
WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Moral Menurut Suseno (1987: 19) kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Pengertian moral tidak hanya mengacu pada baik buruknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciMoral Akhir Hidup Manusia
Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mencari kebenaran dengan mengkaji dan menelaah beberapa
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Narasumber Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian secara yuridis normatif adalah pendekatan penelitian
Lebih terperinciHUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL Malahayati Kapita Selekta Hukum Internasional October 10, 2015 Kata Pengantar Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah
Lebih terperinciUKDW. Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI
Modul ke: 14Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Pengantar: Muslim dan Fenomena Globalisasi Era globalisasi ditandai dengan kemajuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui
Lebih terperinciANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari
BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung
Lebih terperinci