Tesis LL2340 PENGARUH VARIASI KETINGGIAN PENEMPATAN RAKIT BUDIDAYA RUMPUT LAUT GANDA DALAM MEREDUKSI GELOMBANG Oleh Dimas Satyagangga Ardaputra NRP. 410 520 5002 PPs Teknologi Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009
PENDAHULUAN Salah Satu Masalah Daerah Perairan Pantai SERANGAN GELOMBANG & ARUS Bangunan Pelindung Pantai Pemecah Gelombang (Breakwater) Rubble Mound Breakwater Tidak Ekonomis PEMANFAATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Floating Raft Method Perumusan Masalah Bagaimana Pemanfaatan Budidaya Rumput Laut dengan Floating Raft Method? Berapa Besar Gelombang Tereduksi Yang Dihasilkan Dari Variasi Ketinggian Penempatan Rakit Budidaya Rumput Laut Ganda?
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Gelombang menimbulkan energi untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen dan menyebabkan terjadinya gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan dibidang perikanan budidaya dan berpeluang yang tidak terbatas untuk pasar ekspor, mempunyai ketersediaan sumber lahan yang sangat luas serta mudah untuk dibudidayakan. Pengembangan usaha budidaya rumput laut dapat memberikan konstribusi pro-job, pro-poor dan pro-growth. Tiga metode penanaman dalam budidaya rumput laut berdasarkan posisi tanam terhadap dasar perairan yaitu (1) Bottom Method, (2) Off-Bottom Method dan Floating Raft Method. Floating raft method adalah metode penanaman yang cocok dilakukan pada perairan dengan dasar berpasir, berkarang dan pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Floating breakwater adalah suatu struktur breakwater yang berada di permukaan air dengan sebagian konstruksi terendam dalam air dan sebagiannya lagi di atas permukaan air. Penjalaran gelombang menuju pantai akan membawa energi yang besar yang berasal dari wave generating area dan akan dihancurkan ketika mencapai pantai. Ei = Ed + Et +Er dengan Ed = energi gelombang yang hilang, Et = energi gelombang transmisi, Er = energi gelombang refleksi
Lanjutan Transmisi gelombang dapat dikarekteristikkan dengan suatu koefisien transmisi. Koefisien transmisi dinyatakan sebagai perbandingan antara tinggi gelombang transmisi dengan tinggi gelombang yang datang atau akar perbandingan antara energi gelombang transmisi dengan energi gelombang datang. USACE, 2005 menyatakan koefisien transmisi adalah Ct = Hst / Hs = (Et / Ei) Goda, 2000 menyatakan koefisien transmisi adalah Kt = at / ai = Ht /Hi Besarnya koefisien transmisi akan berkurang seiring dengan bertambahnya periode dan tinggi gelombang. Selain itu juga dipengaruhi kemiringan gelombang (wave steepness) (Massie, 1986). Beberapa Studi mengenai transmisi gelombang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, baik secara model fisik, model numerik atau kedua-duanya terhadap berbagai macam struktur floating breakwater dengan berbagai macam karakteristik gelombang, tipe breakwater dan geografis struktur yang ditinjau.
Gambar budidaya rumput laut dengan menggunakan floating raft method di wilayah perairan Desa Kebondadap Timur, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura
METODE PENELITIAN
Mulai Diagram alir penelitian Perumusan Masalah Gelombang & Arus Pemanfaatan Rumput Laut Floating Breakwater Pemodelan 1. Dimensi, Susunan Dan Variasi Tinggi Rakit Apung 2. Karakteristik Gelombang 3. Data Transmisi Gelombang Analisa Data Metode Analisa Regresi Kesimpulan Dan Saran Selesai
Penelitian dilakukan pada laboratorium dengan uji model fisik rakit apung dalam wave flume. Uji model fisik dengan skala model 1 : 10. Model rakit dibentuk empat persegi panjang dengan ukuran 50x20 cm yang disusun bertingkat (ganda) (Gambar 3.1). Keempat sudutnya diikat dengan tali polietilen yang ujungnya diberi jangkar agar rakit tidak hanyut oleh gelombang. Bahan yang digunakan untuk pembuatan rakit adalah bambu talang. Untuk rumput laut, digunakan tali polietilen dengan berat 60 gram untuk setiap ikatan/rumpun. Jarak tanam antar rumpun sekitar 2,5x2,5 cm. Ketinggian penempatan rakit dibuat variasi yaitu 0,40 m (free board 0 m), 0,35 m (free board 0,05 m) dan 0,30 m (free board 0,10 m). Ketinggian air dalam wave flume adalah 0,40 m. Susunan rakit apung budidaya rumput laut direncanakan sebanyak 12 unit susunan horisontal, terbagi dalam 3 model yaitu Susunan Horisontal Dua (SH2), Susunan Horisontal Empat (SH4) dan Susunan Horisontal Enam (SH6) dengan ukuran masing-masing 2x1 unit (1 m), 2x2 unit (2 m) dan 2x3 unit (3 m). Pengujian yang akan dilakukan pada model adalah pengujian transmisi gelombang terhadap pengaruh variasi ketinggian penempatan rakit budidaya rumput laut ganda sehingga diperoleh data gelombang transmisi. Gelombang yang digunakan adalah gelombang irregular dengan penentuan rentang tinggi gelombang antara 15 sampai dengan 45 mm dan rentang periode antara 1,3 sampai dengan 2,2 detik. Jumlah gelombang yang akan digunakan untuk setiap pengujian adalah 50 gelombang. Dengan demikian, waktu yang diperlukan untuk setiap pengujian adalah 2 menit.
Model Rakit Budidaya 50 cm 10 cm 20 cm