SOLUSI POSITIF MODEL SIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAIN (DTMC ) SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) SATU PENYAKIT PADA DUA DAERAH

MODEL EPIDEMI SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN PROSES POISSON. oleh LUCIANA ELYSABET M

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

Kestabilan dan Bifurkasi Model Epidemik SEIR dengan Laju Kesembuhan Tipe Jenuh

Kontrol Optimal pada Model Epidemi SEIQR dengan Tingkat Kejadian Standar

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pencabangan model DTMC SIR

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

III MODEL MATEMATIKA S I R. δ δ δ

Bab II Teori Pendukung

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

SOLUSI NUMERIK UNTUK PERSAMAAN INTEGRAL KUADRAT NONLINEAR. Eka Parmila Sari 1, Agusni 2 ABSTRACT

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

BAB II LANDASAN TEORI

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

Analisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR. Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP.

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

Bab 2 Tinjauan Pustaka

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

Analisis Stabilitas Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

Model Epidemik Tuberkulosis Seir dengan Terapi pada Individu Terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

MENENTUKAN TINGKAT IMUNISASI DAN PENGOBATAN OPTIMAL DARI MODEL EPIDEMIK PENYAKIT CAMPAK DENGAN METODE MINIMUM PONTRYAGIN

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

ANALISIS KONVERGENSI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN BARU UNTUK PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA NONLINEAR JENIS KEDUA. Rini Christine Prastika Sitompul 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

KESTABILAN TITIK TETAP MODEL PENULARAN PENYAKIT TIDAK FATAL

Bab III Model Matematika Transmisi Filariasis Tanpa Pengobatan

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

MODEL EPIDEMI CONTINUOUS TIME MARKOV CHAIN (CTMC) SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL PENYEBARAN HIV/AIDS DI KOTA PALU

Tingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAINS SUSCEPTIBLE EXPOSED INFECTED RECOVERED (DTMC SEIR)

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

BIFURKASI PADA MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN WAKTU TUNDA DAN LAJU PENULARAN BILINEAR SKRIPSI

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

APLIKASI METODE MATRIKS GENERASI DALAM MENENTUKAN NILAI MATEMATIKA PENYEBARAN VIRUS HIV/AIDS. 10 Makassar, kode Pos 90245

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

Evaluasi Dampak Program Edukasi, Skrining Dan Terapi HIV Pada Model Penyebaran Infeksi HIV

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

MODEL LOGISTIK DENGAN DIFUSI PADA PERTUMBUHAN SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES. Hendi Nirwansah 1 dan Widowati 2

Analisa Kestabilan dan Penyelesaian Numerik Model Dinamik SIRC pada Penyebaran. Virus Influenza

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Model Matematika Untuk Kontrol Campak Menggunakan Vaksinasi

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

IV PEMBAHASAN. jika λ 1 < 0 dan λ 2 > 0, maka titik bersifat sadel. Nilai ( ) mengakibatkan. 4.1 Model SIR

T 7 Model Sir (Suspectible Infected Recovered) Dengan Imigrasi Dan Pengaruh Sanitasi Serta Perbaikan Tingkat Sanitasi

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL STOKASTIK PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KOTA DEPOK PENDAHULUAN

Transkripsi:

Jurnal UJMC, Volume 3, omor 1, Hal. 21-28 piss : 2460-3333 eiss : 2579-907X SOLUSI POSITIF MODEL SIR Awawin Mustana Rohmah 1 1 Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, awawin.emer@gmail.com Abstract Model that describes the epidemic spread of disease can spread in this area, one of which can be formed in the mathematical model of endemic SIR (susceptible, infected, and recovery). Based on the model, we can analysis existence and uniqueness, it shows that the system has solution and unique. Furthermore SIR indicated that the model has a positive solution. The final results obtained from this study is SIR model of having a uniqueand solution, as well as solutions that model is positive. Keywor: SIR model, Exsistence and unique, positive solution. Abstrak. Model epidemik yang menggambarkan penyebaran penyakit dapat menularkan di suatu wilayah yang salah satunya dapat dibentuk dalam model matematika endemik SIR (susceptible, infected, dan recovery). Berdasarkan model tesebut, dilakukan analisa eksitensi dan ketunggalan, hal ini menunjukkan bahwa sistem mempunyai penyelesaian dan tunggal. Selanjutnya ditunjukkan bahwa model SIR mempunyai penyelesaian positif. Adapun hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah model SIR mempunyai penyelesaian dan tunggal, serta solusi model tersebut posistif. Kata Kunci: Model SIR, Eksistensi dan ketunggalan solusi, solusi positif. 1 Pendahuluan Penyakit menular dapat menyebar melalui kontak langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat mengakibatkan infeksi yang berperan pada penyebaran penyakit. Model SIR merupakan salah satu model epidemi yang menggambarkan penyebaran penyakit infeksi dengan adanya penyembuhan dan tanpa adanya kekebalan terhadap infeksi tersebut. Pada model tersebut populasi dibedakan menjadi tiga subpopulasi yaitu subpopulasi susceptible S t atau subpopulasi individu yang rentan terhadap penyakit, subpopulasi infective(i(t))atau subpopulasi individu yang terinfeksi dan dapat menularkan penyakit serta subpopulasi recovered(r(t)) atau subpopulasi yang telah sembuh. Pada penelitian ini, dikonstruksi model penyebaran penyakit tipe SIR yang dibahas oleh [1]. Untuk mengetahui perilaku dari model SIR perlu dilakukan analisa. Analisis yang dapat dilakukan meliputi eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari model SIR dengan menunjukkan konstanta Lipschitz. Analisis eksistensi dan ketunggalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa model yang dibangun memiliki penyelesaian dan tunggal. Selanjutnya perlu ditunjukkan bahwa model tersebut mempunyai solusi positif, dimana dapat diketahui bahwa sistem tersebut memiliki aliran yang kontinu. 21

2 Pembahasan 2.1 Model Matematika Unisda Jounal of Mathematics and Computer Science Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan Jumlah subpopulasi S akan bertambah karena banyaknya kelahiran sebesar Π, namun berkurang karena adanya kematian alami dengan laju serta adanya kontak antara individu s i bertemu dengan i i yang mengkibatkan jumlah subpopulasi S berkurang dan masuk menjadi subpopulasi I sebesar b. Π S Gambar 1. Diagram Kompartmen Subpopulsi Susceptible Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa ada perubahan pada jumlah subpopulasi S persatuan waktu, sehingga dapat disebut ds. Jumlah subpopulasi I bertambah karena adanya kontak antara individu s i bertemu dengan i i yang mana mengakibatkan individu tersebut terinfeksi, serta berkurang karena adanya kematian alami dan kematian karena terinfeksi TB sebesar t. Individu terinfeksi dilakukan penyembuhan sehingga mengakibatkan berkurangnya subpopulasi I sebesar c yang masuk dalam subpopulasi R. S bs I bs I I ci ( + t )I Gambar 2. Diagram Kompartmen Subpopulsi Infected Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa ada perubahan pada jumlah subpopulasi I persatuan waktu, sehingga dapat disebut di. Jumlah subpopulasi R bertambah karena adanya subpopulasi terinfeksi I yang disembuhkan, namun subpopulasi R diasumsikan pada penyakit TB tidak kembali rentan, dan berkurang karena adanya kematian alami sebesar. ci Gambar 3. Diagram Kompartmen Subpopulsi Recovered Berdasarkan Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa ada perubahan pada jumlah subpopulasi R persatuan waktu, sehingga dapat disebut dr. Berdasarkan uraian dan diagram kompartmen tersebut, sehingga dapat dibentuk sistem sebagai berikut. ds = Π bs I S (1) R R 22

di = bs I (c + + t)i dr = ci R Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan 2.2 Penyederhanaan Sistem Pada Persamaan (1) dilakukan penyederhanaan sistem. Misalkan terdapat S sedemikian hingga S C Ω, R maka akan ditunjukkan bahwa persamaan tersebut mempunyai penyelesain dan tunggal, lihat subpopulasi S pada interval waktu t t 1, t 2 0,. Oleh karena itu, interaksi yang terjadi antara individu susceptible S dengan individu infected I akan menyebabkan terjadinya perubahan status dari susceptible menjadi terinfeksi atau tetap menjadi susceptible, ambil sebarang t = δ dimana t 1 < δ < t 2 interaksi individu s, i. Sehingga menyebabkan terjadinya perubahan secara proposi sebesar p dengan s, i i atau dapat dikatakan bahwa perubahan proporsi yang disebabkan oleh virus dari subpopulasi b I S adalah pi atau 1 p S. Dengan demikian untuk setiap t t 1, t 2 0, terdapat transisi b I S sebesar pi dan 1 p S dengan 0 < p < 1 sebagai proporsi yang berarti bahwa pada interval waktu tersebut terdapat individu s yang diskontinu pada t = δ dan tewrdapat individu s yang kontinu sebagai individu susceptible. Persamaan (1) dapat disederhanakan sesuai dengan evolusi virus yang terjadi pada tubuh individu sehingga menjadi ds = Π (1 p)s S di = pi ((1 q) + + t )I dr = qi R (2) 2.3 Eksistensi dan Ketunggalan Untuk menunjukkan eksistensi dan ketunggalan sistem dapat ditentukan dengan definisi konstanta Lipschitz. Terdapat konstanta Lipschitz k(t) yang memenuhi f X 1 t, t f(x 2 t, t) k(t) X 1 X 2 sedemikian hingga model sistem berlaku untuk setiap t R. Persamaan 1, (2) dan (3) dapat dinyatakan dalam bentuk dx = f(x t, t) atau dapat ditulis ds = f(s t, t) di = f(i t, t) dr = f(r t, t), maka akan terdapat f(x 1 t, t) dan f(x 2 t, t) dengan X 1 = S 1, I 1, R 1 X 2 = S 2, I 2, R 2. 23

Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan Selanjutnya akan dicari nilai dari k(t) yang merupakan konstanta Lipschitz yang memenuhi bentuk berikut f X 1 (t), t f(x 2 (t), t) k(t) X 1 X 2 dengan a 11 f X 1 (t), t f(x 2 (t), t) = a 21 a 31 dinyatakan sebagai a i1 = b i1 + c i1, dengan i = 1,2,3 maka a 11 f X 1 (t), t f(x 2 (t), t) = a 21 a 31 = b i1 + c i1 atau f X 1 (t), t f(x 2 (t), t) b i1 + c i1, dengan b i1 = maks 3 j =1 b ij dengan ketentuan a i1 b i1 + c i1 (3) Selanjutnya berdasarkan Persamaan 2, dapat dibentuk sebagai berikut i. Susceptible a 11 = Π 1 p S 1 S 1 Π 1 p S 2 S 2 = S 1 S 2 1 S 1 S 2 + p S 1 S 2 a 11 = p 1 S 1 S 2 menggunakan ketentuan (3) maka didapatkan a 11 p 1 S 1 S 2. (4) ii. Infected a 21 = pi 1 1 q + + t I 1 pi 1 1 q + + t I 1 = p + q I 1 I 2 1 + + t I 1 I 2 a 21 = p + q 1 + + t I 1 I 2 menggunakan ketentuan (3) maka didapatkan a 21 p + q 1 + + t I 1 I 2. (5) iii. Recovered a 31 = qi 1 R 1 qi 2 R 2 = q I 1 I 2 R 1 R 2 a 31 = q R 1 R 2 menggunakan ketentuan (4) maka didapatkan a 31 q R 1 R 2. (6) Selanjutnya Persamaan (5)-(7) dapat dibentuk norm sebagai berikut. a 11 f X 1 (t), t f(x 2 (t), t) = a 21 = b i1 + c i1 f X 1 (t), t f(x 2 (t), t) b i1 + c i1, dengan b i1 = maks Karena yang dibahas hanya satu wilayah sehingga, tidak ada c i1 a 11 p 1 S 1 S 2 a 21 p + q 1 + + t I 1 I 2 a 31 q R 1 R 2 atau b i1 = maks i a 31 n j =1 b ij a 11 p 1 S 1 S 2 a 21 p + q 1 + + t I 1 I 2, 3 j =1 b ij (7) 24

a 31 q R 1 R 2 Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan p 1 S 1 S 2 p + q 1 + + t I 1 I 2 q R 1 R 2 maks{ p 1, p + q 1 + + t S 1 S 2 q } I 1 I 2 R 1 R 2 Untuk memenuhi nilai maksimum mutlak dari maks p 1, p + q 1 + + t, q terhadap tingkat dari individu populasi dapat dilakukan berdasarkan asumsi sebagai berikut. maks p 1, p + q 1 + + t, q adalah { p max 1 min, p + q max 1 + + t min, q max min }. ilai maksimum tersebut merupakan konstanta Lipschitzk(t) dari masing-masing perubahan subpopulasi.sedemikian hingga diamatikonstanta Lipschitz pada subpopulasi infected tersebut. p + q 1 + + t adalah tingkat infeksi virus (I), sehingga dapat dikatakan penyebaran penyakit sangat luas jika p + q mempunyai nilai maksimum dan nilai dari 1 + + t minimum. 2.4 Solusi Positif Berdasarkan Persamaan (1), akan ditentukan total populasi dan solusi postif dengan = S + I + R. d = ds + di + dr = Π bs I S + bs I c + + t I + ci R = Π S + I + R t I = Π t I Misal d = k, dengan k non negatif. Untuk k = 0 maka = C = konstan, hal ini tidak mungkin terjadi karena bergantung pada waktu. Untuk k > 0 berarti d = k > 0. Misalkan λ t = t I, sehingga menjadi d sehingga untuk d = Π λ(t) > 0 Π > λ 1 t, d Π maka d + = Π. Dengan begitu, = Π, dengan merupakan konstanta > 0. Akibatnya, d + j t = φ t dengan faktor pengintegralnya adalah v. p = e j t sehingga menjadi V d + V = Π V d et = Π e t = Π + Ce t 25

Selanjutnya ditentukan nilai konstanta C dengan t = 0 sehingga Π 0 = + Ce (0) C = 0 Π. Kemudian nilai C disubstitusikan ke (t) sehingga Π t = + 0 Π e t. Ini berarti untuk t = 0, t = 0 0, sedangkan untuk t lim t = lim Π lim t = Agar Π. Π + 0 Π Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan e t > 0 maka 0 < < Π. Dengan kata lain, konstanta tidak lebih besar dari tingkat kelahiran Π. Oleh karena itu, diperoleh penyelesaian 0 t Π untuk t R + yang merupakan penyelesaian positif. Pada Persamaan 2 akan dibentuk dalam non dimensional dan selanjutnya ditentukan penyelesainnya serta solusi positif. ds = Π (1 p)s S Disubstitusi dengan s = S atau s = S sehingga diperoleh = Π (1 p)s s, maka (1 p)s s = Π + 1 p s + s = Π = e θt 0 Π = δs Π = δs = δs Berdasarkan bentuk non dimensional tersebut, kemudian ditentukana solusi positifnya. Misal = k, dengan k non negative. Untuk k = 0 maka s = C = konstan, hal ini tidak mungkin terjadi karena bergantung pada waktu. Untuk k > 0 berarti = k > 0. Misalkan λ 1 t = Π, sehingga menjadi = (1 p)s s λ 1(t) > 0 (1 p)s s > λ 1 t, sehingga untuk (1 p)s s, maka = 1 p s s +, dengan merupakan konstanta > 0. Akibatnya, + 1 p s + s =. Dengan begitu, + j t s = φ t dengan faktor pengintegralnya adalah v. p = e j t sehingga menjadi V + V 1 + p s = V 26

d 1+ p t se = e 1+ p t 1+ p t s = + Ce 1 + p Selanjutnya ditentukan nilai konstanta C dengan t = 0 sehingga 1+ p 0 s 0 = + Ce 1 + p C = s 0. 1+ p Kemudian nilai C disubstitusikan ke s(t) sehingga s t = + s 0 1+ p Ini berarti untuk t = 0, sedangkan untuk t lim s t = lim lim Jelas s t = 1+ p. 1+ p 1+ p e 1+ p t. s t = s 0 0, 1 + p + s 0 1 + p Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan e 1+ p t > 0. Oleh karena itu, diperoleh penyelesaian s 0 s t 1+ p untuk t R + yang merupakan penyelesaian positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada interval waktu t t 1, t 2 0, subpopulasi susceptible monoton turun. Untuk di = bs I c + + t I, analog dengan subpopulasi susceptible bahwa persamaan dapat direduksi menjadi di = pi ((1 q) + + t)i, kemudian untuk melakukan non dimensional terhadap persamaan tersebut dengan melakukan substitusi i = I di atau i = I sehingga = pi ((1 q) + + t)i maka di = pi ((1 q) + + t )i, karena s(t) monoton turun pada interval t t 1, t 2 0, dapat diasumsikan bahwa i(t) monoton naik. Dengan begitu penyelesaiannya adalah di = pi ((1 q) + + t)i di i = p 1 q + + t i = Ce p 1 q ++ t t. Selanjutnya ditentukan nilai konstanta C dengan t = 0 sehingga i 0 = Ce p 1 q ++ t 0 C = i 0. Kemudian nilai C disubstitusikan ke i(t) sehingga i t = i 0 e p 1 q ++ t t. Ini berarti untuk t = 0, sedangkan untuk t i t = i 0 0, lim i t = lim i 0 e p 1 q ++ t t. Akibatnya, i(t) untuk t R + yang merupakan penyelesaian positif dan dapat dikatakan bahwa pada interval waktu t t 1, t 2 0, subpopulasi infected monoton naik. Untuk dr = ci R, analog dengan subpopulasi susceptible bahwa persamaan dapat direduksi menjadi di = qr R, kemudian untuk melakukan non dimensional 27

Jurusan Matematika, UISDA, Lamongan terhadap persamaan tersebut dengan melakukan substitusi r = R atau r = R sehingga dr dr = qr r maka = qr r, karena r(t) monoton turun pada interval t t 1, t 2 0, dapat diasumsikan bahwa r(t) monoton naik. Sehingga penyelesaiannya adalah dr = qr r dr r = q r = Ce q t. Selanjutnya ditentukan nilai konstanta C dengan t = 0 sehingga r 0 = Ce q 0 C = r 0. Kemudian nilai C disubstitusikan ke i(t) sehingga r t = r 0 e q t. Ini berarti untuk t = 0, i t = i 0 0, sedangkan untuk t lim r t = lim r 0 e q t sehingga i t untuk t R + yang merupakan penyelesaian positif dan dapat dikatakan bahwa pada interval waktu t t 1, t 2 0, subpopulasi recovered monoton naik. Berdasarkan model SIR tersebut, setiap perubahan subpopulasi terhadap waktu (t) ada yang monoton naik dan monoton turun. Sedemikian hingga model tersebut memiliki aliran sistem dinamis. 3 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh bahwa model SIR mempunyai penyelesaian dan tunggal, serta solusi penyelesaiannya positif dan aliran sistem tersebut dinamis. Daftar Pustaka [1] Fredlina, K.Q dan Oka, B. T. 2012. Model SIR Untuk Penyakit Tuberkulosis. E-journal matematika. 1(1). [2] Hariyanto, W. Basuki, Budiantara, I yoman. 2013. The construction of model Pre-Coalition between H11-p and H51 Influenza Virus in Indonesia. Applied Mathematical Science. Hikari Ltd. 7: 4899-4907. [3] Saputra, R. K. 2014. Analisis Dinamik Model SIS dengan Laju Kelahiran dan Kematian yang Dipengaruhi Total Populasi. Journal matematika UB. matematika.studentjournal.ub.ac.id 28