BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga komoditas dunia terutama harga minyak dan pangan, diperparah lagi dengan krisis keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat yang mengakibatkan luluhnya industri keuangan global. Krisis ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi dibeberapa negara, yang akan diikuti oleh kenaikan suku bunga dan gejolak nilai tukar. Mengingat sistem keuangan suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan terintegrasi dengan sistem keuangan dinegara lain secara global, maka guncangan dunia keuangan global ini akan menjadi batu ujian pada kekuatan perekonomian nasional kedepan. Terkait dengan hal tersebut, saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan perkembangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya dalam dunia perdagangan dan pembayaran. Dalam dunia perdagangan, masyarakat telah mengenal e-commerce yang merupakan proses jual beli atau 1
2 pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet. Perdagangan elektronik memungkinkan penjual dan pembeli yang secara fisik terpisah melakukan transaksi perdagangan dalam berbagai mekanisme. Beberapa alasan masyarakat memilih jenis perdagangan ini adalah karena perdagangan elektronik lebih menguntungkan dari banyak sisi dibandingkan dengan perdagangan konvensional. Dari sisi produsen, keuntungan tersebut antara lain, dapat memperluas market place hingga ke pasar nasional dan internasional. Dengan kata lain, memperluas pasar yang akan berdampak pada peningkatan keuntungan. Selain itu, dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaan dapat secara mudah menemukan lebih banyak pelanggan, supplier yang lebih baik dan partner bisnis yang lebih cocok di seluruh dunia. Electronic Commerce juga dapat menurunkan biaya promosi, pendistribusian, penyimpanan produk dan mengurangi sejumlah biaya tambahan lainnya seperti sewa untuk gedung dan pelayanan pelanggan ( customer service). ( Endeshaw : 2007 ) Sejalan dengan produsen, konsumen pun merasakan keuntungan dari perdagangan elektronik ini. Antara lain, memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi selama 24 jam dalam sehari, kapanpun dan dimanapun. E- commerce juga dapat memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan karena dapat memiliih berbagai produk dari banyak vendor, menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat. Pelanggan juga dapat menerima
3 informasi relevan secara detail dalam hitungan detik dan memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman. Selain itu E-commerce memudahkan persaingan yang pada akhirnya menghasilkan diskon secara substansial. ( Endeshaw : 2007 ) Kegiatan usaha E-commerce dapat dilakukan melalui apa yang disebut Application Service Provider ( ASP) yang biasanya menjadi sarana utama bagi pelaku usaha di bidang ini. ASP menyediakan disk space untuk disewa pengusaha untuk menawarkan produksinya. Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi E- commerce memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus sehingga mengakibatkan implikasi pajak yang agak rumit dari kegiatan tersebut. Hal ini terjadi karena Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau jasa melalui internet) dengan e-customer, (pihak yang membeli barang atau jasa melalui internet) yang terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya berlangsung secara paperless transaction, sedangkan dokumen yang digunakan dalam transaksi tersebut bukanlah paper document, melainkan dokumen elektronik (digital document).transaksi tersebut bisa melalui chatting, video conference atau melalui e- mail. Kontrak melalui e-mail adalah salah satu kontrak on line yang sangat populer karena pengguna e-mail saat ini sangat banyak dan mendunia dengan biaya yang sangat murah dan waktu yang efisien. Di samping itu kontrak e-mail dapat dilakukan dengan penawaran barangnya diberikan atau diserahkan melalui situs web yang
4 memposting penawarannya, sedangkan penerimaannya dilakukan melalui e-mail. Kontrak melalui web dapat dilakukan dengan cara situs web seorang supplier (baik yang berlokasi di server supplier maupun diletakkan pada server pihak ketiga) memiliki diskripsi produk atau jasa dan satu seri halaman yang bersifat selfcontraction, yaitu dapat digunakan untuk membuat kontrak sendiri, yang memungkinkan pengunjung web untuk memesan produk atau jasa tersebut. Komponen yang paling penting dalam aplikasi e-commerce adalah e-payment (electronic payment) yang digunakan untuk mentransfer uang secara elektronik antar pihak. E-payment dapat mempercepat proses transaksi dan dapat menjual produk dengan harga yang lebih murah. Pihak yang terlibat dalam transaksi dapat mentransfer dan dapat menerima uang dari pihak lain kapanpun dan dimanapun. Disamping itu, e-payment juga dapat mendukung gerakan green technology dimana pemakaian kertas dapat dikurangi. Beberapa contoh electronic payment yang sudah dikenal di Indonesia antara lain, phone banking, internet banking, pembayaran dengan kartu kredit serta kartu debit/kartu ATM. Meskipun teknologi yang digunakan berbeda-beda, namun semua cara pembayaran elektronik tersebut selalu terkait langsung dengan rekening nasabah yang menggunakannya. Dalam hal ini setiap intsruksi pembayaran yang dilakukan nasabah dengan menggunakan salah satu cara pembayaran tersebut selalu memerlukan proses otorisasi, untuk kemudian akan dibebankan langsung ke rekening nasabah yang bersangkutan.
5 Saat ini mulai dikenal instrument pembayaran elektronis baru yang lebih praktis yaitu, electronic money atau e-money, yang karakteristiknya berbeda dengan pembayaran elektronis yang telah disebutkan sebelumnya, karena pembayaran menggunakan e-money tidak selalu memerlukan proses otorisasi untuk pembebanan rekening nasabah yang menggunakannya. Hal ini dikarenakan pada e-money tersebut telah terekam sejumlah nilai uang. Dengan karakteristik tersebut, pada prinsipinya seorang yang memiliki e-money sama dengan memili uang tunai. Hanya saja nilai uang tersebut dikonversikan dalam bentuk elektronik. ( Diakses dari www.kompas.tekno.com ) Menurut Bank Indonesia, dalam peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009-Uang Electronic (E-money) yang dimaksud dengan uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur, diantaranya adalah: 1. Diterbitkan atas dasar nilai yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit. 2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip. 3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan penerbit uang elektronik tersebut. 4. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit merupakan simpanan sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
6 Dari pengertian di atas, peneliti menimpulkan bahwa uang elektronik adalah alat pembayaran tunai dimana nilai nominal tersimpan dalam sebuah chip (bisa chip tersimpan dalam sebuah kartu pembayaran) dan transaksinya bersifat off-line yaitu tidak mengeluarkan hubungan langsung dengan bank karena dana dalam uang elektronik tersebut bukan merupakan simpanan pengguna. Pengguna e-money sebagai alternatif alat pembayaran nontunai di beberapa Negara menunjukan adanya potensi yang cukup besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan pengguna uang tunai,kasusnya untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat mikro sampai dengan ritel. Selama ini masyarakat sudah memiliki beberapa alat pembayaran seperti kartu debit, kartu kredit, dan lain-lain. Namun, ada satu lagi untuk pembayaran mikro yang belum tersentuh oleh teknologi, yaitu pembayaran transaksi dengan nominal yg kecil seperti untuk parkir, tol, tiket atau pembelajaran di convenience store. Pembayaran mikro ini karateristiknya melayani banyak orang, frekuensinya sering, sehingga membutuhkan pelayanan cepat. Di beberapa negara telah ada produk e-money seperti di Singapura untuk pembayaran MRT dan bus. Fenomena tersebut mendorong produsen-produsen dalam negeri untuk membuat produk sejenis. Di Indonesia terdapat sembilan penerbit yang telah mengeluarkan produk uang elektronik, lima diantaranya adalah bank dan empat lainnya lembaga non-bank. Kelima bank tersebut adalah Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mega,dan Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta.Sisanya, empat lembaga keuangan non bank terdiri dari PT
7 Telkomsel, PT Telkom, PT Indosat dan PT. Finnet Indonesia ( diakses dari : www.bi.go.id ) Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah penggunaan e-money dalam transaksi e-commerce terus meningkat. Namun, pada tahun 2012 ini transaksi e- money paling besar untuk transportasi 67,8%, naik di Juli 2012 menjadi 82,4%. Sedangkan untuk transaksi belanja menggunakan e-money turun dari 31,5% menjadi 16,12 pada pertengahan tahun 2012 ( diakses dari www.infobanknews.com ). Namun Setidaknya, menurut Fred Davis ada tiga faktor yang mempengaruhi suatu teknologi baru yaitu manfaat atau perceived usefulness ( dimana pengguna yakin bahwa dengan menggunakan system ini akan meningkatkan kinerjanya), kemudahan pengguna atau perceived ease of use (pengguna yakin bahwa menggunakan system ini mudah dalam penggunaannya) dan niat menggunakan teknologi atau intention to use yang merupakan suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Teori tersebut meggunakan model pendekatan penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis et al Pada tahun 1989. Alasan penggunaan teori ini adalah karena kesderhanaan dan kemampuan menelaskan hubungan sebab akibat.( diakses dari : http://en.wikipedia.org/wiki/technology_acceptance_model ).
8 Berdasarkan gambaran tersebut, peneliti ingin mencoba meneliti penerimaan teknologi e-commerce pada masyarakat di Indonesia dan pengaruhnya terhadap profitabilitas sebuah perusahaan. Oleh Karena itu peneliti mengambil judul : Analisis Penerapan Perpajakan Pada PT XL Axiata TBK Atas Transaksi E- Commerce ( Perdagangan Online ) Tahun 2014 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Teknologi dikembangkan untuk memudahkan kehidupan manusia, menciptakan efisiensi dan memberikan keuntungan lainnya. Ketika suatu teknologi benar-benar ingin diadopsi oleh suatu masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa teknologi tersebut berhasil meyakinkan masyarakat tentang manfaat dan kemudahannya yang dapat membantu pekerjaan menjadi lebih praktis. Ketika e-commerce diperkenalkan, masyarakat mulai menilai atau mengukur kualitas teknologi tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan apa yang dimiliki oleh teknologi tersebut, seberapa besar manfaat dan kemudahannya sehingga masyarakat mau beralih dari sesuatu yang telah lama mereka gunakan sehari-hari ke teknologi yang baru dikenal. Tingkat persaingan yang ada dalam industri perbankan yang cukup ketat tersebut membuat setiap perusahaan yang bermain di dalamnya berlomba menciptakan value yang terbaik bagi para nasabahnya. Pertumbuhan pasar yang
9 potensial ini ditanggapi oleh PT. XL Axiata dengan memberikan value added terhadap penggunanya. Salah satu tanggapan akan potensi sekaligus sebagai value added tersebut adalah dengan mengembangkan e-business, yakni e-commerce terhadap bisnis mereka. Dalam industri bisnis perbankan, e-commerce memiliki peranan karena membantu perusahaan pada aktivitas utama dan sebagai penunjang perusahaan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi penelitian di atas. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah penerapan ketentuan pajak di PT XL Axiata pada transaksi E-commerce? C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktisi Sebagai tambahan informasi mengenai penerapan pajak pada E-commerce. Bagi Perusahaan atau Instansi, melalui penelitian ini dapat memberikan pandangan pihak yang terkait mengenai kewaijban serta pengaruh penerapan dan tanggung jawab pajak terhadap transaksi-transaksi E-commerce. 2. Manfaat Akademis a. Bagi Pengembang Ilmu Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembuktian empiris mengenai seberapa besar perusahaan atau instansi taat dalam pelaksanaan penerapan pajak terhadap transaksi-transaksi E-commerce yang sudah berjalan.