BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi : Misi :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada era globalisasi membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis di Indonesia secara umum telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

Kuesioner Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga di Kota Payakumbuh, terutama di bidang kuliner begitu banyaknya muncul cafecafe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

membeli produk pada saat konsumen tersebut membutuhkan. Keputusan konsumen membeli suatu produk yang ditawarkan tidak lepas dari yang namanya persepsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Caffe Bene adalah coffee shop yang

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA MORNING GLORY CAFÉ KESATRIAAN BANDUNG TAHUN 2017)

BAB I PENDAHULUAN. Situasi ekonomi dewasa ini sangat berkembang pesat. Persaingan yang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu.

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha restoran di kota Bandung berjalan sangat pesat. Restoran-restoran ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Usaha kopi Bapak Natanael dibangun sejak tahun 2005, berawal saat beliau meminum kopi dan selalu merasakan keluhan sakit perut dan kepala saat meminum kopi di Indonesia, tetapi saat beliau pergi tugas ke luar negeri dan mencoba untuk meminum kopi dan tidak ada reaksi sakit yang terjadi. Pada saat itu, Bapak Natanael penasaran dan mulai mempelajari mengenai kopi di Australia dan Italia. Ternyata penyebabnya adalah Bapak Natanael alergi terhadap kopi berjenis Robusta dan timbullah ide untuk membuat café kopi dengan bahan utama biji kopi Arabica dan jadilah Morning Glory Cafe. Lokasi pertama Morning Glory Cafe di Jalan Setrasari Mall Kavling C2/31. Seiring berjalannya waktu, Morning Glory Café telah memiliki cabang di Taman Cempaka 7, Batununggal, Street Gallery PIM, Medan, Miko Mall, Bali Sunset Rd Singgasana, Lampung, dan Morning Glory Kesatriaan. Kopi yang disajikan di tokotoko Morning Glory dari hasil perkebunan sendiri yang ada di Jawa Barat. Adapun visi dan misi pada Morning Glory Cafe dalam menunjang kemajuan pada café tersebut yaitu ; Visi : Melayani konsumen dengan sepenuh hati dan memenuhi kebutuhan konsumen akan kopi. Misi : Memasarkan coffee Morning Glory serta minuman-minuman siap saji yang diproduksi dalam negeri yang dapat menembus pasar Internasional dan dapat berekspansi lebih luas lagi. 1

1.1.2 Struktur Organisasi Berikut struktur organisasi dari Morning Glory Café Kesatriaan Kepala Toko Personalia Supervisor Barista Kasir Pelayan GAMBAR 1.1 Struktur Organisasi Morning Glory Café Kesatriaan Sumber: Morning Glory Café Kesatriaan 1.1.3 Logo Perusahaan Pada gambar 1.1 berikut merupakan logo dari Morning Glory Café Kesatriaan GAMBAR 1.2 Logo Morning Glory Café Kesatriaan Sumber: Morning Glory Café Kesatriaan 1.2 Latar Belakang Indonesia termasuk 10 negara yang mencapai peningkatan tertinggi dalam Doing Business 2017: Equal Opportunity for All, yang diluncurkan pada 25 Oktober 2016 di Washington DC. Dalam peringkat dunia, Indonesia naik 15 peringkat sebagai Negara yang melakukan reformasi bisnis usaha. Indonesia saat ini berada di posisi 91. 2

Reformasi usaha yang dilakukan Indonesia untuk pebisnis lokal satu tahun terakhir adalah memulai usaha bisnis, kemudahan memperoleh pinjaman, pembayaran pajak dan perdagangan lintas batas. (sumber: http://www.worldbank.org, 2016). Dengan reformasi usaha bisnis yang dilakukan oleh Indonesia, maka peluang menciptakan bisnis semakin mudah. Menurut survei Best Cities for Business (BCB) 2015 yang diadakan oleh majalah SWA terdapat kota-kota terbaik untuk berbisnis di Indonesia. Kota Bandung berada pada peringkat kedua dengan peringkat pertama kota Denpasar, disusul pada peringkat ketiga kabupaten Karawang, peringkat keempat kota Surabaya dan peringkat kelima kota Semarang (Sumber: https://swa.co.id, 2015). Kota Bandung dikenal sebagai kota yang masyarakatnya penuh dengan kreatifitas. Dengan kreatifitas yang ada, masyarakat berupaya untuk mendirikan bisnis. Seperti yang dikatakan oleh Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin), jumlah pelaku usaha di kota Bandung terus bertambah setiap tahunnya, saat ini mencapai 90 ribu orang atau empat persen dari total penduduk sebanyak 2,3 juta jiwa (sumber: http://nasional.republika.co.id, 2016). Kota Bandung dikenal juga sebagai kota wisata dengan jumlah wisatawan yang banyak dari tahun ke tahun. Banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung dapat dilihat secara rinci pada table 1.1 berikut: TABEL 1.1 Rekapitulasi Data Kunjungan Wisatawan No Keterangan 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Kendaraan yang 32.587.386 33.731.385 35.002.815 32.174.348 masuk via gerbang tol *kendaraan *kendaraan *kendaraan *kendaraan (Pasteur, Pasirkoja, Kopo, M. Toha, Buah Batu) 2. a. Jumlah Pengunjung 73.976.993 76.765.364 79.164.051 73.592.442 (bersambung) 3

(sambungan) melalui gerbang tol b. Jumlah pengunjung 6.524.071 7.073.615 7.038.193 7.603.193 melalui bandara, stasiun dan terminal Jumlah 80.501.064 83.838.979 86.202.888 81.195.635 3. Wisatawan yang melalui pintu gerbang kedatangan a. Wisman b. Wisnus Jumlah 176.855 5.080.584 5.257.439 176.432 5.388.292 5.564.724 180.143 5.627.421 5.807.564 183.932 5.877.162 6.061.04 Data sudah disahkan oleh BPS Kota Bandung (Sumber: ppid.bandung.go.id, 2016) Banyaknya wisatawan yang datang ke kota Bandung salah satunya untuk menikmati wisata kuliner yang ada di kota Bandung (Sumber: http://id.gopher.co.id, 2015). Sekitar 50.000 wisatawan per minggu datang ke Bandung untuk menjelajahi jajanan kuliner. Angka tersebut akan naik 20% - 30% saat musim liburan (Sumber: https://news.detik.com, 2016). Karena banyaknya minat masyarakat akan kuliner di kota Bandung, Bandung bersama empat kota atau daerah lainnya yakni Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Bali, ditetapkan sebagai destinasi wisata kuliner Indonesia oleh Kementerian Pariwisata (Sumber: www.pikiran-rakyat.com, 2015). Wisata kuliner di Bandung disajikan beragam dari jajanan kuliner kaki lima, café maupun resto kelas bintang lima. Dengan ditetapkannya kota Bandung sebagai wisata kuliner, usaha café cukup diminati oleh pelaku usaha kota Bandung, saat ini sekitar 3000 pengusaha café per Juni 2014 yang membuat persaingan dalam usaha café cukup ketat. Dengan persaingan yang begitu ketatnya, mendapatkan pelanggan baru menjadi sebuah 4

tantangan bagi usaha café. Apalagi jika harus bersaing dengan para merek senior yang cukup lama bertahan. Maka dari itu, pengusaha café harus pintar mengambil strategi bagi usahanya (sumber: http://www.marketing.co.id, 2014). Pelaku usaha harus berupaya untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Karena pada usaha café yang rata-rata memiliki produk serupa untuk dijual, melakukan inovasi harus dilakukan agar tetap konsisten ditengah persaingan pasar yang semakin ketat (R. Hidayat, 2015). Harga, kualitas dan pelayanan tidak lagi menjadi bahan pertimbangan utama bagi para penikmat kuliner, saat ini kenyamanan konsumen menjadi faktor penting dalam memilih tempat untuk bersantai. Morning Glory Café Kesatriaan adalah salah satu café yang berada di jalan Kesatrian Bandung. Jalan Kesatriaan Bandung merupakan bagian dari jalan Pasir Kaliki. Morning Glory Café Kesatriaan tentunya memiliki banyak pesaing. Persaingan tersebut dilihat dari banyaknya pelaku usaha yang mendirikan usaha café. Di jalan Pasir Kaliki sendiri, lebih dari 150 café yang bermunculan (Sumber: http://www.wisatabdg.com, 2015). Hal tersebut menjadi pesaing bagi Morning Glory Café Kesatriaan yang paling mudah terlihat karena lokasinya berdekatan dengan Morning Glory Café Kesatriaan. Pada tabel 1.2 merupakan daftar café di jalan Pasir Kaliki: TABEL 1.2 Daftar Café Daerah Pasir Kaliki NO Nama Café Gambar 1. Magic Wok Tavern (bersambung) 5

(sambungan) 2. Morning Glory Kesatriaan 3. Herb & Spice 4. D indsomnia Café 5. Bengawan Solo Coffee Sumber: https://www.qraved.com Untuk memenangkan suatu persaingan, maka diperlukan suatu hal yang berbeda. Perbedaan tersebut dilakukan untuk menarik perhatian konsumen. Salah satu hal yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian adalah dengan membangun atau menciptakan store atmosphere yang unik dan menarik. Berdasarkan café-café yang ada di jalan Pasir Kaliki seperti yang sudah diuraikan pada tabel 1.2, Morning Glory Café Kesatriaan menerapkan store atmosphere dengan konsep Hommy dan Industrial Classic, dimana Morning Glory Café Kesatriaan memanfaatkan konsep tersebut untuk membuat konsumen merasa rileks dan nyaman. Morning Glory Kesatriaan menggunakan bangunan dari rumah lama yang direnovasi menjadi sebuah café ditambah musik yang diputar adalah lagu-lagu terkini. Bagian exterior dari Morning Glory Café Kesatriaan tampak dihiasi dengan lampu-lampu yang tergantug di atas kanopi toko, pintu masuk café dari pintu pagar besi. Pintu masuk untuk menuju ke bagian outdoor café cukup luas, sehingga konsumen dapat dengan mudah masuk ke dalam toko. Sementara, untuk pintu masuk ke bagian indoor café sangat classic. Morning Glory Café Kesatriaan juga 6

menyediakan free wifi yang membuat konsumen merasa semakin betah. Parkiran yang disediakan Morning Glory Café Kesatriaan menggunakan teras dari sisa bangunan. Bagian interior Morning Glory Café Kesatriaan terdapat unsur classic, modern dan simple. Penerangan yang diberikan sangat baik, banyak lampu yang bergantung di dalam toko, jarak antar meja ke meja diatur dengan sangat baik sehingga mudah untuk konsumen dan pelayan berlalu lalang. Untuk desain toko Morning Glory Café Kesatriaan dapat dilihat dari gambar berikut: GAMBAR 1.3 Exterior Design Morning Glory Café Kesatriaan Sumber: Dokumentasi Pribadi GAMBAR 1.4 Interior Design Morning Glory Café Kesatriaan Sumber: Dokumentasi Pribadi 7

Menurut Levy dan Weitz (2013:613), store atmosphere adalah kombinasi dari karakteristik toko (seperti arsitektur, tata letak, tanda-tanda dan displays, warna, pencahayaan, suhu, suara dan bau) yang bersama-sama membuat gambar dalam pikiran konsumen. Di sisi lain, store atmosphere menurut Levy dan Weitz (2013:52) adalah kegiatan perancangan lingkungan pembelian toko yang terbentuk yang pada akhirnya akan menciptakan citra dari toko, menimbulkan kesan menarik bagi konsumen dan dapat mempengaruhi pembelian. Selain itu, para pelaku bisnis harus senantiasa memperhatikan sikap dan perilaku yang akan menentukan proses pengambilan keputusan dan pembelian. Tindakan pembelian konsumen dapat melalui beberapa proses. Menurut Kotler dan Keller (2014:234) model urutan tahap proses keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Morning Glory Café Kesatriaan mendekor tokonya dengan senyaman mungkin agar konsumen tertarik dan terdorong untuk melakukan pembelian di toko tersebut. Terdapat bermacam-macam faktor yang dapat menjadi stimulus, antara lain adalah store atmosphere. Suasana toko yang baik tentu akan menjadi daya tarik bagi konsumen. Berman dan Evans (2013:62) menjelaskan bahwa Atmosphere refers to the store s physical characteristics that project an image and draw customer. Yang dapat diartikan bahwa bagi sebuah toko, penting untuk menonjolkan tampilan fisik, suasana toko berguna untuk membangun citra dan menarik minat pelanggan. Hasil wawancara penulis dengan pemilik Morning Glory Café Kesatriaan, bahwa di daerah Pasir Kaliki masih minim café dengan menonjolkan store atmosphere yang baik. Kebanyakan café-café yang ada hanya mendesain toko dengan seadanya tanpa memperhatikan suasana di dalam toko. Hal itu membuat pemilik Morning Glory Café Kesatriaan merasa ingin mengetahui apakah benar store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. 8

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh store atmosphere yang diciptakan Morning Glory Café Kesatriaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Morning Glory Café Kesatriaan Bandung Tahun 2017). 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan store atmosphere pada Morning Glory Café Kesatriaan? 2. Bagaimana tingkat keputusan pembelian pada Morning Glory Café Kesatriaan? 3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pelanggan Morning Glory Café Kesatriaan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan observasi penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui penerapan store atmosphere yang dilakukan Morning Glory Café Kesatriaan. 2. Untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian pelanggan pada Morning Glory Café Kesatriaan. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pelanggan Morning Glory Café Kesatriaan. 9

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Morning Glory Café Kesatriaan untuk mengembangkan dan mengelola pemasaran menjadi lebih baik lagi terutama pada bagian store atmosphere Morning Glory Café Kesatriaan. Sehingga akan mendapatkan kesan yang baik dibenak konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. 1.5.2 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan dan pengembangan yang lebih baik. Sebagai referensi dan informasi dari penelitian selanjutnya yang mengambil bahasan serupa dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengimplentasikan teori yang ada dengan kejadian nyata. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan maka disusunlah sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi yang dibahas pada setiap bab. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagi berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab 2 berisi mengenai tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 10

BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab 3 berisi mengenai jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji dan teknik analisis data. BAB 4 PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 menceritakan hasil dan pembahasan mengenai karakteristik responden dapat dilihat dari berbagai aspek, serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab 5 ini berisi mengenai kesimpulan hasil analisis yang menjawab rumusan masalah, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya. 11