BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produk, ST. Media Agro Merapi juga melakukan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGSAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM


I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

TUGAS AKHIR SB091358

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )


III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

PEMBIBITAN JAMUR. Kuliah ke - 5

PEMBUATAN DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI ANALISIS USAHA JAMUR BAGI CALON PETANI JAMUR TIRAM DI DESA MEREMBU BARAT MEKAR

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR.... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... Tanggal...

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

OLEH : ISNAWAN BP3K NGLEGOK

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya persaingan yang terjadi antar greenhouse bukan hanya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tentang Kultur Jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±


JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

LAPORAN TUGAS AKHIR. USAHA BUDIDAYA JAMUR LING ZHI (Ganoderma Lucidum) DI CV. AGRO MANDIRI KALIURANG YOGYAKARTA. Oleh : Heni Souraeida A0A007030

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

PEMANFAATAN UBI JALAR PUTIH SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji cepat viabilitas benih tanaman kehutanan: tusam, mangium, sengon, mahoni dan gmelina

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus sp)

IbKIK JAMUR TIRAM VARIETAS GREY OYSTER DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SKIIL KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA IKIP PGRI JEMBER

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanggar Tani Media Agro Merapi atau yang juga sering disebut ST. Media Agro Merapi dikenal sebagai pusat pengembangan, pelatihan, dan magang khususnya dalam cara berbudidaya jamur bagi petani yang berorientasi ke arah agribisnis dan agro industri yang lebih baik dan tepat guna. Sampai saat ini, ST. Media Agro Merapi mampu menghasilkan bibit jamur/benih jamur sendiri dengan teknik kultur jaringan (produksi benih F1/benih awal, benih induk/f2, benih tebar/f3, dan benih siap tanam/f4), produk jamur tiram (jamur tiram putih, jamur tiram orange, jamur tiram kuning, jamur tiram cokelat,dll), cara budidaya jamur (jamur Shiitake, jamur Ling Zhie, jamur Tiram, dan jamur Kuping), teknik pengeringan (jamur Tiram, jamur Shiitake, jamur Ling Zhie, dan jamur Kuping), serta aneka olahan jamur (jamur crispy, sirup, teh, dan kapsul jamur). Selain pengembangan produk, ST. Media Agro Merapi juga melakukan kegiatan yang bersifat jasa. Program itu berupa kegiatan penelitian dan pengembangan, dimana kami bekerjasama dengan LIPI, serta dalam bentuk pelatihan dan magang yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran dan pelatihan dalam bidang agribisnis jamur dengan cara yang baik dan benar. 1

Produksi di dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang cukup penting. Dikarenakan apabila kegiatan produksi di suatu perusahaan terhenti maka kegiatan di dalam perusahaan tersebut akan terhenti pula. Oleh sebab itu maka perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya dan aktivitas di dalamnya sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan tersebut. Pada saat ini, mutu dan kualitas mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu usaha, baik itu usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar, baik manufaktur amupun jasa. Dalam era persaingan yang sangat ketat antara usaha yang satu dengan yang lain telah menjadikan kualitas ataupun mutu produk sebagai sesuatu yang harus diperhatikan oleh setiap pengusaha untuk menjadikan tolak ukur untuk memenangkan persaingan. Kualitas yang baik akan membuat suatu usaha tetap dicintai oleh konsumen atau pelangganya. Dalam era persaingan saat ini, yang dilihat dari suatu perusahaan bukan hanya seberapa besar tingkat produktivitas dan seberapa besar tingkat harga produk ataupun jasa, namun juga pada kualitas mutu produk atau jasa tersebut. Penerapan pengendalian kualitas dalam suatu usaha akan baik jika penerapan pengendalian mutu di lakukan dengan baik pula. Pada dasarnya suatu usaha akan sangat sulit untuk menerapkan kualitas mutu pada produk atau jasa yang diproduksinya, karena dengan menjalankan prosedur-prosedur yang sesuai dengan konsep pengendalian mutu akan menambah biaya produksi yang di keluarkan. Namun seiring dengan selera konsumen yang 2

terus menerus berubah, dan jika suatu usaha tidak memperhatikan kualitas atau mutu produk yang di produksinya akan sangat sulit untuk di pasarkan karena akan tersaingi oleh produk yang sejenis yang di keluarkan oleh perusahaan lain dengan menawarkan produk yang berkualitas tinggi. Demikian halnya dengan ST. Media Agro Merapi, yang bergerak di bidang budidaya jamur. Dengan kualitas atau mutu yang baik akan dapat membedakan ST. Media Agro Merapi dengan usaha budidaya jamur lain yang berada di sekitar Yogyakarta. Dengan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk mengetahui apakah pengendalian kualitas mutu yang dilakukan oleh ST. Media Agro Merapi ini dapat menekan tingkat kesalahan dan kerusakan produk yang terjadi serta langkah langkah yang dapat di ambil untuk memperbaiki masalah yang terjadi sehingga tingkat kesalahan atau kerusakan dapat ditekan sekecil mungkin. Dalam penelitian mengenai pengendalian kualitas mutu ini penulis member judul Analisis Pengendalian Kualitas Mutu Produksi Pada Sanggar Tani Media Agro Merapi. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakan yang sudah diketahui, terdapat beberapa masalah yang di rumuskan sebagai berikut : 1. Apakah proses produksi pada ST. Media Agro Merapi berada pada batas batas pengendalian kualitas mutu? 3

2. Jenis kesalahan atau kerusakan apa saja yang terjadi dalam proses produksi? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau kerusakan produk? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Proses produksi Pada penelitian ini hanya memfokuskan pada proses produksi pembuatan produk bibit jamur dan baglog jamur tiram putih pada ST. Media Agro Merapi. Budidaya jamur yang dilakukan oleh ST. Media Agro Merapi menghasilkan bibit dalam bentuk botol kaca yang sering disebut F3 dan baglog yang sering disebut F4. F3 dan F4 yang dihasilkan oleh ST. Media Agro Merapi dalah jenis jamur tiram putih, tiram orange, tiram kuning, tiram merah muda, jamur kuping, jamur shiitake dan jamur ling zhi. Proses pembuatan bibit F3 dan F4 sama untuk semua jenis jamur yang akan di produksi. Dalam penelitian ini, penulis lebih spesifik memfokuskan pada proses produksi pembuatan bibit F3 dan baglog F4 jamur tiram putih karena kedua jenis produk ini paling banyak diminati oleh pembeli atau konsumen. 4

2. Definisi produk cacat Proses produksi jamur tiram putih (F3) dan baglog jamur tiram putih (F4) terdapat empat tahapan yang harus diproses, yaitu pencampuran bahan, sterilisasi, inokulasi dan inkubasi. Setelah keempat proses ini dijalankan barulah dapat diketahui adanya bibit jamur tiram putih (F3) dan baglog jamur tiram putih (F4) yang mengalami kerusakan. Produk cacat atau rusak dikarenakan misellium jamur tiram putih yang tidak berkembang dengan baik. Hal yang menyebabkan kerusakan misellium jamur adalah suhu, ph, kelembaban, kandungan air, O 2, CO 2, dan kualitas kultur jamur. Misellium jamur harus tumbuh optimal pada suhu 25 C dan kelembaban udara pada 85-95 % serta ph pada 5,5-6,5. Sedangkan kerusakan yang sering dialami oleh jamur tiram putih dikarenakan bibit jamur terkontaminasi oleh kotoran, hama dan jamur lain dari luar. Beberapa jenis kerusakan atau cacat pada produksi jamur tiram putih antara lain : a. Bibit kosong Tidak terdapat bibit pada botol F3 dan baglog F4, hal ini ditandai dengan warna serbuk yang tidak berubah setelah inkubasi. 5

Gambar 1.1 Kerusakan bibit kosong pada bibit jamur F3 Gambar 1.2 Kerusakan bibit kosong pada baglog F4 6

b. Bletong Kerusakan dikarenakan dari bibit awal yang kurang baik, sehingga dalam proses pembuatan bibit jamur F3 dan baglog F4 terjadi kerusakan atau bletong. Hal ini ditandai dengan warna serbuk yang bolong bolong cokelat putih. Gambar 1.3 Jenis kerusakan bletong pada bibit jamur F3 7

Gambar 1.4 Jenis kerusakan bletong pada baglog F4 c. Terkontaminasi Kerusakan diakibatkan oleh adanya kotoran atau jamur dari luar, hal ini ditandai dengan timbulnya warna lain selain warna putih dan cokelat pada botol F3 dan baglog F4. Terkontaminasi mikroba ditandai dengan munculnya noda hitam pada permukaan media botol F3 dan baglog F4. Kontaminasi ini menyebabkan adanya persaingan pertumbuhan mikroba dengan misellium jamur tiram. 8

Gambar 1.5 Bibit jamur F3 yang terkontaminasi mikroba Gambar 1.6 Baglog F4 yang terkontaminasi mikroba d. Lobang Kerusakan ini hanya terjadi pada baglog F4, yang dikarenakan oleh plastic yang digunakan baglog F4 sobek dan menimbulkan lubang. 9

Gambar 1.7 Baglog F4 yang berlobang pada plastiknya 1.4 Batasan Penelitian Agar penelitian yang akan dilakukan dapat berfokus pada masalah yang telah di rumuskan, maka penelitian ini di berikan batasan dan asumsi sebagai berikut : 1. Kerja praktek pada ST. Media Agro Merapi sebagai objek kerja praktek dan studi kasusnya. 2. Melakukan pengamatan mulai dari proses pembibitan jamur hingga proses pemasaranya. 3. Jamur yang dipilih adalah jamur yang palaing banyak diminati konsumen yaitu jamur tiram putih dan bibit jamur tiram putih. 10

4. Penelitian difokuskan pada produk cacat yaitu jamur tiram putih yang cacat. 5. Jenis penelitian ini lebih spesifik lagi memfokuskan pada proses produksi pembuatan bibit jamur (F3) dan baglog (F4) karena jamur tiram putih ini paling banyak diminati konsumen. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis proses pengendalian kualitas mutu produksi bibit botol (F3) jamur tiram dan baglog (F4) jamur tiram pada ST. Media Agro Merapi. 2. Menganalisis prosentase setiap jenis kerusakan pada proses produksi bibit botol (F3) jamur tiram dan baglog (F4) jamur tiram dengan menggunakan analisis pareto. 3. Menganalisis sebab terjadinya kesalahan atau kerusakan produk bibit botol (F3) jamur tiram dan baglog (F4) jamur tiram dengan menggunakan diagram sebab akibat. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Untuk mengetahui pengendalian kualitas mutu produksi pada usaha ST. Media Agro Merapi, dan sebagai pengembangan teori yang telah di pelajari. 11

2. Bagi Perusahaan Untuk mengetahui secara pasti pengendalian kualitas mutu produksi pada ST. Media Agro Merapi sehingga produk produk yang dihasilkan dapat menjadi lebih berkualitas. 12