Matrix SWOT pada Kawasan Kemunduran Rendah

dokumen-dokumen yang mirip
REVITALISASI KAWASAN KORIDOR KALIMAS RUAS JEMBATAN SEMUT JEMBATAN MERAH

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Kondisi Makro Kawasan Jembatan Merah Surabaya

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN SAYEMBARA GAGASAN PENATAAN KAWASAN PASAR BARU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN LUAR BATANG

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Jadi suatu kota bukanlah hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

III. METODOLOGI. Gambar 10. Lokasi Penelitian. Zona Inti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

KONSEP PENATAAN KORIDOR KALIMAS SURABAYA BERDASAR POTENSI ROH LOKASI (SPIRIT OF PLACE ) KONSEP PENATAAN KORIDOR KALIMAS SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi kota dan urbanisasi serta globalisasi

KATA PENGANTAR. Surabaya, April Penulis HUKUM DAN ADMINISTRASI PERENCANAAN 1

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Faktor strength, weakness, opportunity dan threat

PENETAPAN LOKASI PENDATAAN ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN PENYUSUNAN KONSEP PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

BAB I PENDAHALUAN. termanfaatkan dalam penataan kotanya. Kota Medan memiliki luas 265,10 Km 2,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENATAAN BUNDARAN KALIBANTENG SEBAGAI SIMPUL KOTA DENGAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Taman Sekartaji merupakan salah satu taman kota bantaran sungai di

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i

PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN BANGUNAN KUNO DI KAWASAN PEKOJAN JAKARTA

LatarBELAKANG. kebutuhan akan transportasi laut. Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Masalah. Potensi

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

Citra Tata Ruang Kawasan Talang Semut Palembang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

Gambar 27. Ilustrasi Pengembangan Konsep Ruang Pada Tapak

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG EKSISTING PROYEK

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANGUNAN BERSEJARAH

KAWASAN STRATEGISS KOTA BUKITTINGGI

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. dari target yang ditetapkan. Kegiatan pertambangan mengalami penurunan seiring

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN REVITALITALISASI KAWASAN WISATA ISTANA KUNING (RKWIK)

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

.: PENETAPAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA

BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA

6.1 Peruntukkan Kawasan

Transkripsi:

Matrix SWOT pada Kawasan Kemunduran Rendah Faktor Internal Faktor Eksternal Opportunnity (O) 1. Adanya rencana Bappeko dalam pengembangan Kalimas sebagai kawasan berbasis waterfront city. (O1) 2. Kebijakan pemerintah dalam upaya pelestarian di koridor Jalan Veteran melalui penetapan SK Cagar Budaya, Perda no. 5 tahun 2005 dan arahan tata ruang dalam RTRK UP Krembangan Perak 2003 (O2) Threats (T) 1. Masyarakat lebih meminati menggunakan angkutan kendaraan ketika melewati koridor daripada berjalan kaki (T1) 2. Sebagai kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa cenderung terjadinya perubahan bentuk wajah bangunan yang lebih modern (T2) Strength (S) 1. Tersedianya jalur pejalan kaki yang luas di ruas jalan Jembatan Merah sampai Veteran.(S1) 2. Fungsi Jalan Veteran sebagai salah satu jalan utama pembentuk old CBD Jembatan Merah tetap bertahan sejak masa kolonial (S2) Mempertahankan vitalitas kawasan Jalan Veteran sebagai situs cagar budaya dengan tetap terjaga dengan tipologi bangunan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. (S1,O2) Menciptakan minat bagi masyarakat untuk lebih memanfaatkan pedestrian yang ada, melalui pengoptimalan street furniture. (S2,T1,T2) Weakness (W) 1. Terdapat bangunan yang memiliki facade berbeda dengan bangunan sekitarnya sehingga terlihat tampak tidak serasi.(w1) 2. Beberapa bangunan tua yang kosong dan tidak berfungsi (W2) Mengusahakan fungsi baru pada bangunan tua dan kosong sesuai dengan peruntukan fungsi kawasan (W2,O2) Membuat peraturan yang lebih teknis (guildelines) tentang cara pemugaran dan renovasi bangunan cagar budaya mulai dari warna cat, bentuk atap, serta muka bangunan, agar tercipta keserasian dan keharmonis dengan bangunan lainnya berdasarkan karakter kawasan (W1,O2)

Strategi pada Kawasan Kemunduran Rendah Strategi S-O Mempertahankan vitalitas kawasan Jalan Veteran sebagai situs cagar budaya dengan tetap terjaga dengan tipologi bangunan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Strategi S-T Menciptakan minat bagi masyarakat untuk lebih memanfaatkan pedestrian yang ada, melalui pengoptimalan street furniture. Strategi W-O Mengusahakan fungsi baru pada bangunan tua dan kosong sesuai dengan peruntukan fungsi kawasan. Strategi W-T Membuat peraturan yang lebih teknis (guidelines) tentang cara pemugaran dan renovasi bangunan cagar budaya mulai dari warna cat, bentuk atap, serta muka bangunan, agar tercipta keserasian dan keharmonis dengan bangunan lainnya berdasarkan karakter kawasan

SELAT MADURA LOKASI OBYEK

ILUSTRASI STRATEGI Wisata bersepeda/car free day Bangunan Tua dengan konsep special lighting Penataan pedestrian dengan desain khas Pecinan Restoran Apung Kalimas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN : 1) Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas pada koridor Kalimas ruas Jembatan Semut Jembatan Merah adalah : Faktor Fisik : Jalan, Jalur Pejalan Kaki, Sungai, Bangunan, Penghijauan dan Perparkiran Faktor Aktivitas : Event Kebudayaan dan Sirkulasi Air Faktor Institusional : Kebijakan Pemerintah dan Finansial 2) Zonasi berdasarkan tingat kemunduran kawasan : Zona Kemunduran Tinggi, terdapat pada kawasan badan sungai Kalimas. Zona Kemunduran Sedang, terdapat pada kawasan ruas sebelah timur Kalimas (Jl. Karet, Jl. Bibis, Jl.Cokelat) dan ruas sebelah barat Kalimas (Jl. Jembatan Merah dan Jl. Niaga). Zona Kemunduran Rendah, terdapat pada kawasan ruas sebelah barat Kalimas yaitu di kawasan Jl. Veteran hingga Jl. Kebon Rojo. 3) Strategi Revitalisasi pada koridor Kalimas Ruas Jembatan Semut Jembatan Merah : Mengembangkan badan sungai kalimas sebagai sarana wisata air berupa perahu wisata dan rumah makan terapung dengan didukung konsep desain special lighting pada bangunan tua dan Jembatan bersejarah. Pembuatan jalan inspeksi yang berguna sebagai daerah perawatan sungai serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana jogging track. Pemberian intensif dan disinsentif oleh pemerintah kepada masyarakat yang bermukim disekitar sungai agar lebih ikut memelihara kelestarian sungai. Melakukan pengerukan sedimen sampah dan lumpur untuk menunjang wisata air Kalimas agar dapat dilalui perahu. Melakukan pembersihan pada bangunan liar yang pada kawasan sempadan sungai.

Penataan penghijauan di sempadan sungai, serta dilengkapi dengan lampu-lampu penerangan untuk mendukung sebagai kawasan berbasis waterfront city. Pemasangan jaring sampah pada jembatan Merah untuk menangkal sampah Adanya larangan perparkiran yang berada di sekitar sempadan sungai terutama bagi kendaraan berat pada kawasan pergudangan. Menghidupkan kawasan sebagai obyek wisata budaya dengan berbasis konsep waterfront city,yaitu dengan menawarkan kekhasan bangunan tua dan kalimas sebagai orientasi kawasan. Menetapkan kawasan Pecinan (ruas timur Kalimas) sebagai Urban Heritage Site melalui Perda maupun SK Walikota. Penyediaan jalur pedestrian pada ruas Jl. Karet hingga Jl. Cokelat yang nyaman bagi pejalan, dengan desain khas pecinan serta berfungsi sebagai akses dalam menuju objek wisata seperti JMP. Perbaikan infrastruktur jalan, terutama pada jalan inspeksi sungai yang belum terbangun. Meningkatkan upaya pelestarian kawasan bersejarah baik melalui pemberian fungsi baru pada bangunan tua yang kosong maupun pemberian intensif kepada masyarakat pemilik bangunan tua, berupa dana pemeliharaan dan perbaikan. Penyedian parkir terpusat yang bersifat off-street, pada bangunan khusus parkir. Diadakannya kembali event-event kebudayaan ketika hari besar etnis Tionghoa yang bertepatan pada ramainya aktivitas pada tempat peribadatan pecinan, melalui komunitas/organisasi kebudayaan setempat. Meningkatkan koordinasi antara badan/lembaga terkait melalui satu kebijakan yang terintegrasi dalam merevitalisasi Kalimas. Menjalin kerjasama finansial antara pemerintah dengan pihak swasta/investor dalam pengimplementasian kebijakan/rencana pemerintah. Penempatan beberapa sarana penjualan seperti PKL binaan/cafe pada ruang dibelakang bangunan sekitar sungai untuk meningkatkan aktivitas dan tarikan pada kawasan terutama bagi pejalan kaki. Menerapkan penutupan ruas jalan pada hari libur (car free day) dengan menciptakan kegiatan wisata jalan-jalan pada koridor sekitar sungai pada waktu tertentu dengan menggunakan sebagian ruas jalan

SARAN : 1. Dalam upaya menghidupkan kembali kawasan menjadi kawasan yang hidup, diperlukan daya tarik kawasan yang dapat memacu orang teratarik datang ke kawasan tersebut 2. Perlu dilakukannya promosi kawasan supaya dapat menarik investor dalam menanamkan investasinya. 3. Perlu adanya regulasi yang tegas dalam pemanfaatan bangunan tua dalam konteks konservasi, agar dapat menampung fungsi baru yang lebih adaptif. 4. Dalam merevitalisasi kawasan Kalimas sebaiknya tidak terpaku pada perbaikan fisik dan aktivitas saja, namun harus lebih menekankan pada pendekatan sosiologis dan historis yang dilatarbelakangi dari kondisi sosial masyarakat dan sejarah kawasan.

Sekian. Terima Kasih.