X. KESIMPULAN DAN SARAN 10.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil kajian mengenai analisis identifikasi kemiskinan dan program strategi pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan berbasis kelembagaan lokal adalah sebagai berikut : 1. Secara umum Kelurahan Curug Mekar mempunyai potensi internal kelembagaan lokal yang dapat difasilitasi pengembangan peran dan fungsinya baik oleh pemerintah, swasta maupun kelompok pemeduli. Potensi internal kelembagaan tersebut terutama terdapat pada : (1) Lingkungan dan wilayah Kelurahan Curug Mekar yang kondusif sebagai prasyarat penanggulangan kemiskinan. (2) Proses pemberdayaan yang datang dari bantuan luar menjadi kekayaan organisasi dan struktur kelembagaan lokal. (3) Kelembagaan lokal menjunjung tinggi nilai budaya terlebih agama. Pengembangan manajerial kelembagaan lokal merupakan prasyarat yang perlu dilalui guna mencapai persepsi dalam manajemen kelembagaan lokal. Peran dan fungsi kelembagaan lokal masih merupakan manajemen kegiatan. Hal tersebut menyebabkan kurang cermatnya subsidi silang sasaran antar Rukun Warga. Akibatnya, upaya pemberdayaan masyarakat miskin belum berdampak secara keseluruhan. 2. Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal, pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan berbasis kelembagaan lokal menekankan pada strategi yang
bertujuan untuk menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Peluang eksternal tersebut terbuka dalam hal fasilitasi, mediasi dan advokasi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun kelompok pemeduli. (Strategi W - O) Hasil analisis matriks IFE menunjukan bahwa basis kelembagaan lokal masih memiliki kondisi internal yang lemah, yaitu belum mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan. Kelemahan utama yang dihadapi adalah masih lemahnya para aktor sosial yang bergerak sektoral, serta belum terdapat suatu pedoman bersama. Hasil analisis EFE menunjukan bahwa basis kelembagaan lokal telah mampu memanfaatkan peluang eksternal untuk menghadapi ancaman. Peluang terbesar yang dimiliki adalah perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah daerah Kota Bogor yang memprioritaskan upaya penanggulangan kemiskinan, posisi strategis Kelurahan Curug Mekar, serta adanya tanggung jawab sosial. 3. Berdasarkan analisis identifikasi kemiskinan di Kelurahan Curug Mekar, adalah sebagai berikut : (1) Karakteristik kepala rumah tangga miskin yang masih berada dalam kisaran usia produktif berimplikasi pada fungsi dan peran kelembagaan lokal. Kelembagaan lokal perlu melalukan peran dan fungsi pendampingan. Pendampingan dilakukan agar keswadayaan keluaga miskin dapat berorientasi produksi atau pendapatan. (2) Terkait dengan teridentifikasinya kemiskinan relatif dan cyclical poverty di Kelurahan Curug Mekar maka hal tersebut berimplikasi pula pada pengembangan fungsi dalam
kelembagaan lokal. Kelembagaan lokal perlu melakukan fungsi distribusi secara aktif dan selektif (skala prioritas). Berdasarkan diskusi kelompok terarah, teridentifikasi bahwa kemiskinan yang terjadi memiliki arti yang sama dengan upaya kelangsungan hidup rumah tangga miskin, upaya menekan biaya pemeliharaan, serta upaya menjauhkan diri dari musibah. Ketiga hal tersebut memerlukan suatu bentuk kegiatan yang berorientasi hasil. Salah satu bentuk kegiatan yang berorientasi hasil adalah pemetaan kebutuhan fisik dan prasarana lingkungan. Berdasarkan analisa tersebut maka pola pemberdayaan yang baik dilaksanakan dalam jangka pendek adalah pemberdayaan bidang fisik dan prasarana. Alasan lain perlu dilakukannya kegiatan pemberdayaan fisik dan lingkungan adalah terkait dengan kondisi sosio demografis kepala rumah tangga miskin pada kisaran umur 49 tahun. Implikasi pada basis kelembagaan adalah bahwa fungsi kelembagaan yakni sebagai fungsi penerima peluang. Konsekuensinya adalah perlu dilibatkannya kepala keluarga miskin kelompok usia tersebut kedalam bentuk kegiatan padat karya, karena kepastian memperoleh pendapatan merupakan hal termudah yang dapat dilakukan kelompok usia tersebut. 10.2. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, beberapa saran yang dapat direkomendasikan antara lain : 1. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan yang berbasis kelembagaan lokal pemberdayaan tersebut sebaiknya memperhatikan karakteristik sosio demografis rumah tangga miskin. 2. Upaya peningkatan peran dan fungsi kelembagaan harus memperhatikan sumberdaya yang terdapat di Kelurahan Curug Mekar. Selain itu, pemerintah pusat maupun daerah sebaiknya meningkatkan fasilitasi pengembangan kelembagaannya pula baik sarana maupun prasarana. 3. Dokumen perencanaan yang muncul sebagai kebutuhan masyarakat harus difasilitasi oleh pemerintah daerah karena terkait dengan kemitraan yang berproses. Selain itu dokumen perencanaan diperlukan sebagai suatu alat yang komprehensif, integratif dan transparan hingga menjadi alat komunikasi yang efektif bagi pelaksana, antar pelaksana, tingkatan pelaksana dan generasi penerus. 4. Upaya lain yang harus dikembangkan adalah komitmen manajerial dan political will dari pemerintah pusat maupun daerah. Kemiskinan memerlukan penanganan jangka pendek maupun jangka panjang. Kelembagaan lokal di Kelurahan Curug Mekar teridentifikasi mandiri. Namun kemandirian yang dimiliki hanya berperan sejauh membantu pemenuhan kebutuhan dasar atau kelangsungan hidup keluarga miskin di Kelurahan Curug Mekar. 5. Upaya menciptakan iklim yang kondusif berupa pemotongan rantai kemiskinan melalui strategi pendidikan merupakan amanat yang harus diciptakan oleh pemerintah. Seiring berprosesnya strategi pendidikan,
diperlukan juga berprosesnya politik dan berprosesnya ekonomi yang kondusif. Penciptaan lapangan kerja selayaknya relevan dengan keberhasilan program strategi pendidikan itu sendiri. 6. Upaya pembangunan kesehatan juga merupakan hal penting. Pembangunan kesehatan merupakan upaya pencegahan penyebab kemiskinan. DAFTAR PUSTAKA