Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Hubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor) Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=72691&lokasi=lokal ------------------------------------------------------------------------------------------ Abstrak [Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukmajaya merupakan wilayah lokasi industri yang tumbuh dan berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidaksiapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri di daerah sepanjang Jalan Raya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor tersebut hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai kawasan industri yang tidak mencemari lingkungan hidup. Lingkungan industri di koridor Jalan Raya Bogor dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga kerja pada industri menentukan pola persebaran keruangan (spasial), yang tercermin pada pengelompokan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala sedang adalah pengelompokan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam industri yang jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi industri ini yang jumlahnya 100 atau 56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di sepanjang koridor Jalan Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis dan Sukmajaya). Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang; (2) untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; dan (3) untuk mengetahui hubungan industri sedang dengan lingkungan sosial-ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di wilayah penelitian; Adapun hipotesis kerja penelitian, adalah: a. pola persebaran industri sedang mengikuti pola tata ruang. b. terdapat hubungan antara industri sedang dengan lingkungan sosialekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di sepanjang Jalan Raya Bogor.
Pada penelitian ini dilakukan penghitungan skala T (indeks tetangga terdekat), prosentasi penyerapan tenaga kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas (lingkungan sosial masyarakat pekerja pabrik) dan variabel terikat (industri sedang). Pengujian dilakukan dengan metode statistik koefisien korelasi kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for windows, yang dilanjutkan dengan pembobotan skoring dari masing-masing variabel lingkungan sosial (tingkat pendidikan, pendapatan/salary dan kualitas permukiman) terhadap industri sedangnya. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Lokasi industri skala sedang di wilayah penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju dengan pola keruang/spasial persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Berdasarkan hasil perhitungan analysis tetangga terdekat (nearness neighborhood analysis), adalah sebagai berikut: a. pola keruangan persebaran industrinya yang mengelompok (cluster pattern) dengan nilai indeks skala T (0-0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak; b. pola keruangan persebaran industrinya yang tidak merata/acak (random pattern) dengan nilai indeks skala T (0,7-1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar; c. pola keruangan persebaran industrinya yang merata (dispersed pattern/uniform) dengan nilai indeks skala T (1,4-2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug dan Sukamaju. 2. Tenaga kerja lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat pendidikan, adalah sebagai berikut: tingkat pendidikan menengah (SLTP/Sederajat dan SMU/Sederajat) 62,04%, tingkat pendidikan rendah (SD/Sederajat) dan tinggi (D3 dan SI), tingkat pendidikan sangat rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industri. 3. Hubungan antara industri sedang dengan lingkungan sosial-ekonomi masyarakat pekerja industrinya yang
menetap di wilayah penelitan, dirinci berdasarkan variabel tingkat pendidikan, pendapatan (salary) dan kualitas permukiman, dengan kondisi : a) Wilayah Kelurahan Susukan, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, dan Cisalak mempunyai nilai total skoring pembobotan lebih dari sama dengan 7, yang berarti bahwa pada wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan variabel yang kuat dan positif antara tipologi lingkungan industri dengan tipologi lingkungan sosial masyarakat pekerja industrinya. b) Pada wilayah kelurahan lainnya, seperti Ciracas, Pekayon, Curug, Sukamaju Baru, dan Sukamaju memiliki nilai total skoring pembobotan kurang dari 7, yang berarti bahwa wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan yang agak kuat dan positif antara tipologi lingkungan industri dengan lingkungan sosial masyarakat pekerja industrinya., Correlation Industry with Social Environment of Settle Community (A Case Study: Typology of Environment of Middle Industry in Jalan Raya Bogor)The area in Jalan Raya Bogor Corridor includes Sub District of Pasar Rebo, Cimanggis, and Sukmajaya is an area of industrial location which is rapid growth naturally (meaning in the beginner there's no government intervention). It caused by infrastructure failed in Pulogadung industry area. Finally, industry in Jalan Raya Bogor Corridor gets a special attention from The State Ministry of Environment and Local Government of DKI Jakarta and West Java. Such as, in RUTR (Spatial Planning) DKI Jakarta, this area is used for industry area which is environmental friendly. One of the variables which is used in typology of industrial environment is industry workers (people who work in industry that is in their environment). This variable determines spatial distribution pattern, especially in industry classification (such as, middle industry). Typology of environment of middle scale industry is a group of industrial environment based on workers (20-300 persons) and numbers (100 or 56,5% of total industry) of industry in Jalan Raya Corridor (Sub District Ciracas, Pasar Reba, Cimanggis, and Sukmajaya). The purposes of this research are as follows: a. to know spatial pattern from middle industry distribution; b. to know workers of middle industry in settled community; c. to know the correlation between middle industry and social-economy environment of industrial workers who settled in area research.
The hypotheses are as follows: 1. The pattern of middle industry distribution follow spatial pattern. 2. There is a correlation between middle industry and social-economy environment of industrial workers who settled in Jalan Raya Bogor. Answering the third problems or purposes has to count how strong the relation between two variables (independent variable is social-economy environment of industrial workers and dependent variable is middle industry). It used statistical methods, called contingent correlation coefficient through SPSS version 98 for windows software. And it was continued by scoring weight for each variable between social environment (education level, salary, and settlement quality) and middle industry. The conclusions are as follows: 1. The location of middle scale industry in research area is in Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju. And spatial pattern of this industry follow a pattern of spatial planning which is determined by District of East Jakarta, Province of DKI Jakarta and District of Depok, Province of West Java. Based on method of nearness neighborhood analysis, the results are as follows: a. The cluster pattern with T scale index value (0-0.7) is in Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, and Cisalak; b. The random pattern with T scale index value (0.7-1.4) is in Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, and Jatijajar; c. The dispersed/uniform pattern with T scale index value (1.4-2.1491) is in Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug, and Sukamaju. 2. Local people who work in this industry based on education level are as follows, in the middle level (SLTP/the same degree) is 62,04 %; and followed by the lower level (SD/the same degree) and the higher level (D3 and SI), while the very lower level or never go to school is 2.81 % from the total respondent.
3. The correlation between middle industry and social-economy environment of local workers based on education level, salary, and settlement quality variables is as follows, a. in Kelurahan Susukan, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, and Cisalak, total weight scoring value is same or more than 7. It means that in those villages, they have a strong and positive correlation between independent and dependent variables. b. While in the other villages, such as Kelurahan Ciracas, Pekayon, Curug, Sukamaju Baru and Sukamaju, total weight scoring value is less than 7. It means that in those villages, they have enough strong and positive correlation between independent and dependent variables. ]