JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS 1. CONTOH 1 a. Judul Penelitian PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA N 1 BUKITTINGGI b. Bentuk paradigmanya adalah sebagai berikut: X Y X = Kecerdasan Intelektual Y = Hasil belajar Siswa Berdasarkan paradigma tersebut terlihat bahwa, untuk judul penelitian yang terdiri atas satu variable independen dan satu dependen, terdapat dua rumusan masalah deskriptif, dan satu masalah asosiatif. Dengan demikian juga terdapat deskriptif, dan satu masalah asosiatif. Dengan demikian juga terdapat dua hipotesis deskriptif dan satu hipotesis asosiatif. (Bila terdapat kesulitan dalam merumuskan hipotesis deskriptif, maka hipotesis itu tidak perlu dirumuskan, tetapi rumusan masalahnya saja yang harus dijawab dengan perhitungan statistik). Dua hipotesis deskriptif diuji dengan statistik yang sama. Untuk mencari pengaruh (varians) variabel dapat digunakan untuk teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan, dan selanjutnya dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi (penentu) dinyatakan dalam persen. Jadi untuk contoh no. 1 diatas, besarnya pengaruh kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar siswa pertama-tama dihitung koefisien korelasinya. Misalnya ditemukan korelasi positif dan signifikan antara pende kecerdasan intelektual dengan hasil belajar siswa sebesar 0,80; hal itu berarti koefisien determinasinya = 0,80 2 =0,64. Jadi, dapat bahwa varians yang terjadi pada variabel hasil berpikir siswa 64 % dapat dijelaskan melalui varians pada variabel kecerdasan intelektual. Atau dapat dinyatakan bahwa pengaruh kecerdasan intelektual terhadap tinggi rendahnya hasil belajar siswa sama dengan 64 %, sedangkan sisanya 36 % ditentukan oleh faktor diluar variabel kecerdasan emosional, misalnya SQ, EQ, kedisiplinan, dan lain-lain. Korelasi positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan hasil belajar siswa sebesar 0,64, artinya makin tinggi kecerdasan intelektual yang dimiliki seorang siswa, maka akan semakin tinggi kemampuan berpikir siswa. Kesimpulan ini dapat berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut diambil. c. Rumusan masalah, hipotesis, dan teknik statistik untuk analisis data (ketiganya sangat berkaitan) Pada tabel 1.1 berikut diberikan contoh, rumusan masalah penelitian, rumusan hipotesis dan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis, berdasarkan judul penelitian pada contoh 1 diatas, yaitu pengaruh kecerdasan intelektual terhadap hasil berpikir siswa dalam pembelajaran fisika kelas x SMA N 1 BUKITTINGGI. TABEL 1.1 PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIS DAN
NON PARAMETRIS UNTUK MENGUJI HIPOTESIS MACAM DATA Deskriptif (satu variabel atau satu sampel)** Komparatif (dua sampel) BENTUK HIPOTESIS Komparatif (lebih dari dua sampel) Related Independen Related Independen Asosiatif (hubungan) Nominal Binomial χ 2 satu sampel Mc nemar Fisher exact probability χ 2 dua sampel Cochran Q χ 2 untuk k sample Contigency Coeficent C Ordinal Run test Sign test Wilcoxon Matched pairs Median Test Mann- Whitney Utest Kolomogorov Smirnov Friedman Two-Way Anova Median Extension Kruskal Wallis One- Way Anova Sperman Rank Correlation Kendall Tau Wald- Woldfowitz Interval Rasio t-test** t-test of related t-test* Independent One-Way Two-Way One-Way Two-Way Korelasi Product Moment* Korelasi Parsial*
Korelasi ganda* Regersi, Sederhana & Ganda* TABEL 1.2 CONTOH JUDUL PENELITIAN, RUMUSAN MASALAH, HIPOTESIS DAN TEKNIK ANALISIS DATA YANG DIGUNAKAN (SATU VARIABEL INDEPEDEN) Rumusan Masalah Hipotesis Statistik untuk uji hipotesis Berapakah rata-rata Kecerdasan intelektual di Teknik statistik yang kecerdasan intelektual di SMA N 1 BUKITTINGGI? SMA N 1 BUKITTINGGI paling tinggi yaitu 135 digunakan untuk menguji hipotesis dapat dilihat pada tabel 1.1. Data yang terkumpul adalah ratio. Bentuk hipotesisnya maka teknik uji untuk hipotesis no. 1 dan 2 adalah sama yaitu t-test (untuk satu sampel)
Berapakah rata-rata hasil belajar siswa SMA N 1 BUKITTINGGI? Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan hasil belajar siswa? Bagaimanakah pengaruh kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar siswa di SMA N 1 BUKITTINGGI? Hasil belajar siswa SMA N 1 Bukittinggi paling tinggi 160 atau 80 % dari kriteria yang diharapkan. (kriteria hasil belajar siswa paling tinggi misalnya 200) Terdapat hubungan yang positif dan signifikansi antara kecerdasan intelektual dengan hasil belajar siswa Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa t-test satu sampel Data ke dua variable adalah data ratio, oleh karena itu teknik statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: Korelasi Pearson Product Moment Koefisien diterminasi dan analisis regresi sederhana 2. Contoh 2 (Penelitian eksperimen) a. Judul penelitian PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DILENGKAPI DENGAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADANG. b. Bentuk Paradigma
Dalam hal ini digunakan true experimental design. Dalam model ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok control, dimana pengambilannya dilakukan secara random. Paradigm adalah seperti: R O 1 x O 2 R O 3 - O 4 R = kelompok eksperimen dan control diambil secara random. O 1 & O 3 = kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk mengetahui hasil belajar awalnya. Yang diharapkan hasil belajar awalnya sama. O 2 = produktivitas hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. O 4 = produktivitas hasil belajar siswa dengan tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. X = treatment (perlakuan). Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu dalam proses belajar mengajar mengunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Sedangkan kelompok bawah tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (kelompok kontrol). Untuk contoh no. 3 diatas terdapat dua kali analisis. Analisis yang pertama adalah menguji perbedaan hasil belajar awal antara kelompok eksperimen dan kelompok control ( O 1 : O 3 ).
Pengujiannya menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan tidak terdapat perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar kelompok awal kontrol dan kelompok eksperimen yaitu antara O 1 dengan O 2. Analisis yang kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai LKS akan meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test untuk dua sampel yang berhubungan. Yang diuji adalah perbedaan antara O 2 dengan O 4. Kalau terdapat perbedaan dimana O 2 lebih besar dari O 1 maka model pembelajaran terbimbing berpengaruh positif, dan bila O 2 lebih kecil daripada O 1 maka berpengaruh negatif.