SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

SAP Nutrisi Pada Bayi dan Balita

Bab 1.Pengenalan MP ASI

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

01/04/ TAHUN (USIA(Th)) x 2 + 8) RUMUS PERKIRAAN TINGGI BADAN TAHUN USIA (th) x RUMUS PEERKIRAAN BERAT BADAN PERHITUNGAN

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda. Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB II DATA DAN ANALISA

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

KUESIONER PENELITIAN

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KUESIONER. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. (2009). Solusi Alternatf Tanggulangi Gizi Buruk di Indonesia.

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

Kuesioner Penelitian Sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan disiplin terhadap perintah, aturan dan sebagainya (Departemen. oleh dokter atau orang lain (Slamet, 2007).

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

Penyusunan Menu Bayi & Balita. Catur Saptaning W, S.Gz, MPH

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

1. Pendidikan ibu : 1. Tidak sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

Eko Winarti, SST.,M.Kes

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agar pola hidup anak bisa sesuai dengan standar kesehatan, di samping harus

KUESIONER PENELITIAN

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

PENYUSUNAN MENU SEHAT SEIMBANG BAGI GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEVI NAWANGSASI. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA A. JUDUL Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Gizi Kurang pada Balita B. TUJUAN 1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami tentang gizi kurang pada balita. 2. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat : a. Mengerti dan mampu menyebutkan pengertian gizi kurang b. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang penyebab gizi kurang c. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang tanda-tanda gizi kurang d. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali akibat gizi kurang pada balita e. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali penatalaksanaan gizi kurang f. Mengerti dan mampu mendemonstrasikan kembali tentang cara membantu meningkatkan selera makan balita C. TEMPAT Poliklinik Anak RSUP Sanglah D. WAKTU Sabtu, 13 Juli 2013 pukul 09.00-09.30 WITA E. SASARAN Keluarga pasien Poliklinik Anak RSUP Sanglah

F. METODE 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab G. MEDIA 1. Flip chart 2. Leaflet 3. Alat demonstrasi H. PEMBAGIAN KELOMPOK 1. Ketua : Ni Made Dwiyanti 2. Moderator : I Putu Agus Prawita Styawan 3. Penyaji : Ni Kadek Diah Purnamayanti 4. Demonstrator : Putu Hena Pramonia Cita 5. Fasilitator : I G A Meila Satria Dewi 6. Observer : Putu Rudi Mahardikaputra I. RENCANA PELAKSANAAN No. Kegiatan Waktu 1. Pendahuluan : 5 menit 1) Memberi Salam 2) Perkenalan 3) Mengingatkan kontrak 4) Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Pemberian materi: 10 menit 1) Pemantauan status gizi pada balita 2) Penyebab gizi kurang 3) Akibat gizi kurang 4) Penanganan gizi kurang 3. Demonstrasi 10 menit

4. Penutup : 1) Diskusi dan Tanya jawab 2) Menyimpulkan seluruh materi 3) Mengevaluasi peserta 4) Mengakhiri kontrak 5) Memberi salam penutup 5 menit J. SETTING TEMPAT 3 1 4 2 5 6 Keterangan gambar: 1. Penyaji 2. Peserta 3. Moderator 4. Demonstrator 5. Fasilitator 6. Observer K. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktural : a. Persiapan Media Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu : Leaflet Flipchart Bahan demonstrasi b. Persiapan Materi Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan flipchart dan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan. c. Persiapan Peserta Penyuluhan mengenai pencegahan gizi kurang bagi balita. Peserta telah diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.

2. Evaluasi Proses : Peserta mengikuti acara pembelajaran kesehatan dari awal sampai selesai dan aktif selama proses pembelajaran kesehatan berlangsung. 3. Evaluasi Hasil : a. Sebanyak 60% peserta mampu mengungkapkan kembali pengertian gizi kurang. b. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 8 penyebab gizi kurang. c. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 7 tanda dan gejala gizi kurang. d. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 5 akibat gizi kurang. e. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan penatalaksanaan gizi kurang. f. Salah satu peserta mampu mendemonstrasikan kembali cara membantu meningkatkan selera makan balita.

LAMPIRAN MATERI A. PENGERTIAN GIZI KURANG Gizi kurang adalah kondisi dimana asupan nutrisi kurang dari kebutuhan sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita. Keadaan kekurangan gizi akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau menderita sakit dalam waktu lama (Ilham, 2009). Untuk mengetahui status gizi pada anak telah adekuat perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan sebagai indikator status gizi. Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu. Contoh : anak bertambah berat badannya, anak bertambah tinggi badannya. Anak yang gizinya seimbang pertumbuhannya akan baik sedangkan anak yang gizinya tidak seimbang maka pertumbuhannya akan terganggu. Untuk menilai pertumbuhan perlu dilakukan pengukuran berat badan (BB) dan umur secara berkala. Adapun cara untuk menilai pertumbuhan anak dari 0 bulan - 5 tahun menurut KMS adalah : a. Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat garis yang menghubungan antara dua titik hasil penimbangan pada KMS. b. Pertumbuhan disebut baik bila grafik BB mengikuti garis sejajar N2 atau lebih dibandingkan kurva baku N1 pada KMS. N1 (tumbuh kejar ): bila BB naik dibandingkan bulan lalu dan grafik berpindah ke pita yang lebih atas (tua). N2 (tumbuh normal): bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik mengikuti pita warna yang sama. c. Sebaliknya pertumbuhan dikatakan tidak baik bila grafik BB menunjukkan penurunan T3, datar T2 atau naik dengan peningkatan BB yang kurang mencukupi (T1). T1 (tumbuh tidak memandai) : bila BB naik dibandingkan bulan lalu tetapi grafik berpindah ke pita dibawahnya (lebih muda). T2 (tidak tumbuh) : bila BB bulan ini tetap disbanding bulan lalu, sehingga grafik di KMS mendatar.

T3 (tumbuh negatif): bila BB bulan ini turun dibandingkan bulan lalu, sehingga grafik di KMS menurun. Keadaaan tersebut mencerminkan gizi kurang pada anak dan jika tidak ditanggulangi akan mengarah ke gizi buruk. Selain itu status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Dengan memperhatikan umur anak, kemudian memetakan berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Sementara itu, parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu ( Ali, 2009) B. PENYEBAB GIZI KURANG a) Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan. b) Pemberian makanan yang nilai gizinya kurang. c) Anak yang menderita penyakit tertentu dalam waktu lama (seperti : cacingan, malabsorpsi (gangguan penyerapan), TBC, dll) d) Balita tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebelum usia 6 bulan. e) Balita yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan. f) Balita yang disapih sebelum usia 2 tahun. g) Balita tidak mendapatkan makanan pendamping ASI (MP ASI) pada usia 6 bulan atau lebih. h) Kebersihan kurang dan lingkungan kotor. (Soetjiningsih, 1998) C. TANDA DAN GEJALA GIZI KURANG a) Berat balita yang selalu menurun.

b) Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal pada KMS c) Kondisi anak lemah. d) Wajah pucat. e) Pertumbuhan yang terhambat. f) Anak cengeng dan rewel g) Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur. (Soetjiningsih, 1998) D. AKIBAT GIZI KURANG a) Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu. b) Terjadinya penurunan daya tahan tubuh. c) Anak menjadi mudah terserang penyakit. d) Perkembangan intelektual terganggu. e) Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan (Soetjiningsih, 1998) E. PENATALAKSANAAN GIZI KURANG Nutrisi adalah proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat makanan. Triguna makanan adalah: Mengandung zat tenaga; karbohidrat, makanan pokok (nasi, jangung, sagu dan lain-lain). Mengandung zar pembangun; protein, lauk-pauk (daging, telur, tempe tahu, ikan laut, dan lain-lain) Mengandung zat pengatur; vitamin dan mineral (sayur dan buah) Cara menghidangkan makanan bagi keluarga penderita gizi kurang: Sajikan hidangan makanan sehari-hari berdasarkan triguna makanan. Berikan makanan secara beragam dan penyajian yang unik. Berikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil tetapi sering. Berikan makanan yang mudah dicerna. Gunakan garam beryodium.

Jenis makanan usia 1-2 tahun Berikan nasi yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging/wortel/bayam/kacang hijau. Berikan makanan tersebut 3 kali sehari. Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, pisang, biskuit dan buah. Penuhi gizi seimbang Membuat variasi menu sesuai dengan kesukaan anak Menu sehari-hari Pagi : nasi, sayur, sop, ikan/ayam. Siang : nasi, sayur, bayam, 1 potong tahu/tempe, dan buah. Sore/malam: nasi, 1 butir telur, sayur. Berikut jumlah rata-rata kebutuhan nutrisi balita yang dibutuhkan setiap harinya berdasarkan Piramida Panduan Makanan pada balita usia 2-3 tahun : Biji padi-padian Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 3 ons (85 gram). Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 4-5 ons (110-140 gram). Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 potong roti, 1 gelas takar sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi telah matang. Sayuran Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar. Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar. Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikannya bisa menggunakan gelas takar. Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong hingga kecil dan dimasak sampai matang untuk mencegah anak tersedak.

Buah-buahan Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar. Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar. Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikan jumlahnya gunakan gelas takar. Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1 gelas takar. Susu Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 gelas (400 ml). Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 2 gelas (400 ml). Contoh makanan dan cara penyajian: 1 gelas sama dengan seperti 1 gelas susu, 1 1/2 ons (45 gram) keju alami, atau 2 ons (60 gram) keju yang sudah diproses. Daging dan kacang-kacangan Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 ons (65 gram). Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 3-4 ons (85-115 gram). Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 ons (300 gram) daging ayam atau ikan, 1/4 gelas takar kacang-kacangan matang atau 1 butir telur. (Sutomo, 2008) F. CARA MEMBANTU MENINGKATKAN SELERA MAKAN ANAK Cara meningkatkan selera makan anak: 1. Atur jadwal makan Balita belum memiliki nafsu makan yang kuat. Oleh karena itu, mereka enggan makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Agar balita tetap memperoleh asupan gizinya yang cukup, orang tua sebaiknya mengatur jadwal makannya. 2. Atur porsi makan dengan porsi kecil tapi sering dengan kandungan gizi tinggi Agar aktivitas makan menjadi kebiasaan bagi balita, balita perlu diberi makan dengan porsi kecil tapi sering namun mengandung gizi tinggi. 3. Makan dengan piring berwarna cerah, unik, dan menarik 4. Buat makanan yang unik, menarik, dan bervariasi

Orang tua perlu menyajikan makanan secara unik dan menghiasnya agar balita tertarik untuk makan. Jangan terus-menerus memberi jenis makanan yang sama pada balita. Mengubah menu makan setiap hari dapat meningkatkan nafsu makan balita. 5. Tambah makanan selingan yang sehat Menambah makanan selingan dengan bahan yang bergizi diantara makanan utama dapat meningkatkan porsi makan balita, sehingga akan meningkatkan status gizinya. 6. Batasi minum di sela-sela waktu makan Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila anak anda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak. 7. Upayakan ada waktu makan bersama, misal dengan keluarga atau teman sebaya Makan bersama dapat menyebabkan munculnya minat makan anak bila melihat sekelilingnya juga melakukan aktivitas yang sama. (Farida, 2009). 8. Berikan pujian pada anak bila mau mengunyah dan menelan makanannya dengan baik. 9. Libatkan anak dalam menyiapkan makanan Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk membantu menyiapkan meja makan. 10. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. 11. Siasati makanan yang tidak disukai anak dengan mencampurkannya pada makanan kesukaan anak dalam tekstur yang kecil sehingga tidak terlihat oleh anak, namun tetap memenuhi kebutuhan gizi. Cara menyiapkan makanan yang unik dan menarik untuk anak: 1. Menggunakan tempat makan berwarna atau bermotif lucu, atau tokoh kartun/binatang kesukaan anak. 2. Membuat bentuk makanan yang unik, seperti wajah tersenyum, tokoh kartun atau binatang yang disukai anak. 3. Menghidangkan buah-buahan dengan membentuk seperti sate, atau binatang lucu. 4. Membuat bentuk makanan yang bervariasi.

Langkah-Langkah Demonstrasi Tahap persiapan: 1. Alat dan bahan Alat 1. Piring Bahan 1. Nasi 2. Sayur-sayuran 3. Daging 4. Telor Tahap kerja: 1. Bentuk nasi menjadi binatang yang disukai anak misalnya beruang. 2. Guanakan lauk pauk dan sayuran sebagai hiasan. 3. Ciptakan suasana menyenangkan saat anak makan.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Khomsan, 2009. Status Gizi Balita. (online). (http://medicastore.com. diakses pada 9 Juli 2013). BKKBN. 2003. Materi Dasar Promosi: Menyiapkan Balita Yang Sehat Dan Berkualitas. Jakarta Depkes RI. 2000. Perawatan Bayi Dan Balita. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Farida, M. 2009. Tips Cara Menghadapi Bayi atau Balita yang Susah Makan, (online), (http://manajubelz..com/2010/12/tips-cara-menghadapi-bayi-ataubalita.html#axzz21jksgjps, diakses 9 Juli 2013). Ilham. 2009. Gizi Kurang, (online), (http://healthreference-ilham..com/2009/03/gizi-kurang.html, diakses 9 Juli 2013). Ramadhani, A. 2010. Nutrisi pada Balita, (online), (http://keperawatandankesehatan..com/2010/09/nutrisi-pada-balita.html, diakses 9 Juli 2013). Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta. Sutomo, Budi. 2008. Makanan Untuk Balita. Jakarta : PT. Primamedia Pustaka