BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pabrik Kopi Banaran merupakan unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara IX yang mengolah kopi basah menjadi kopi kering serta memproduksi produk hilir, yaitu kopi bubuk. Produksi utama dari Pabrik Banaran ini adalah kopi kering yang dijual curah sesuai permintaan yang ada, sedangkan kopi bubuk merupakan produk samping yang diproduksi oleh Pabrik Banaran. Proses produksi kopi kering dilakukan berdasarkan kopi basah yang datang kepabrik, sehingga proses ini dilakukan hanya pada musim panen raya, sedangkan proses produksi kopi bubuk dilakukan setiap hari kerja dengan jumlah produksi berdasarkan permintaan pembeli. Berikut ini adalah kapasitas produksi kopi kering tahun 2008 sanpai 2012 yang dapat dilihat di Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kopi Kering Tahun 2008-2012, serta kapasitas produksi kopi bubuk tahun 2008 sampai 2012 yang dapat dilihat di Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Kopi Bubuk tahun 2008-2012. Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kopi Kering Tahun 2008-2012 Tahun Jenis Mutu 2008 2009 2010 2011 2012 1 L 51.721 41.721 23.042 9.787 36.754 RDP 1 S 16.372 7.758 10.371 1.862 13.241 Lokal 16.903 9.532 2.833 8.688 24.984 Jumlah 84.996 59.011 36.246 20.337 74.979 Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia Pabrik Kopi Banaran 1
Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kopi Kering Tahun 2008-2012 (Lanjutan) Tahun Jenis Mutu 2008 2009 2010 2011 2012 1 L 70.441 77.095 51.924 30.162 62.383 1 M 214.433 165.166 236.185 37.975 227.679 1 S 59.552 31.413 97.386 7.199 95.879 RWP 4 L 38.419 51.481 11.466 22.719 38.395 4 M 111.804 188.695 32.370 19.410 85.205 4 S 21.757 31.778 9.971 2.452 25.206 Lokal 97.451 144.916 63.023 109.256 90.158 Jumlah 613.857 690.544 502.324 229.173 624.905 Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia Pabrik Kopi Banaran Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Kopi Bubuk tahun 2008-2012 Tahun Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Produksi (Kg) 12.328,20 15.377,60 18.066,60 21.843,68 15.498,40 Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia Pabrik Kopi Banaran Kopi kering yang diproduksi berasal dari kopi basah yang dipetik di Kebun Asinan, Kebun Banaran dan Kebun Getas yang panen setiap setahun sekali, yaitu pada bulan Juni sampai dengan November atau Desember (sesuai dengan banyaknyan jumlah panen). Kopi basah tersebut harus segera diolah karena apabila didiamkan lebih dari dua hari maka dapat busuk, sehingga setelah kopi dipetik langsung dikirimkan ke pabrik banaran untuk segera diolah. Oleh karena itu, pengolahan kopi kering dilakukan pada saat panen raya dengan proses produksi 24 jam, yang dibagi menjadi 3 shift kerja, kecuali pada bagian sortasi, yaitu hanya 1 shift kerja. 2
Setiap perusahaan atau industri pasti menginginkan produk yang dihasilkannya dapat memenuhi permintaan pasar, begitu halnya dengan Pabrik Kopi Banaran, namun terkadang terjadi permasalahan dimana kapasitas produksi aktual tidak dapat memenuhi permintaan yang ada. Karena kapasitas produksi kopi kering didasarkan dari panen raya, sehingga bagian pemasaran PTPN (IX) akan melakukan penjualan kopi kering sesuai dengan jumlah yang diproduksi. Namun, karena musim yang berubah-ubah dan dapat mempengaruhi jumlah atau kualitas kopi basah, hal tersebut menyebabkan kopi basah yang dihasilkan lebih sedikit, sehingga kopi kering yang dapat diproduksi pun sedikit pula. Sedikitnya kopi kering yang diproduksi, dapat membuat konsumen yang selama ini membeli kopi kering di Pabrik Banaran tidak dapat dipenuhi, namun karena sudah ada kontrak yang berlaku dengan ketentuan tertentu, kopi kering yang tidak dapat dipenuhi periode ini dapat dipenuhi dengan stok sisa periode sebelumnya, dan apabila tidak dapat dipenuhi juga maka dapat dipenuhi diperiode produksi berikutnya, yaitu sesuai dengan kontrak yang ada. Sedangkan apabila produksi aktual kopi bubuk tidak dapat memenuhi permintaan yang ada, maka dilakukan strategi penggunaan jam lembur pada tenaga kerjanya sehingga permintaan dapat terpenuhi. Produk kopi kering nantinya akan didistribusikan ke beberapa tempat bahkan ada yang di eksport ke Itali dan Jepang, serta harus menyisakan kopi kering yang disimpan digudang sebagai bahan baku produk kopi bubuk, dengan jumlah sesuai rencana produksi kopi bubuk ditahun depan. 3
Perencanaan agregrat pada dasarnya adalah merencanakan strategi produksi dengan kombinasi yang terbaik terkait penggunaan sumberdaya yang ada sehingga dapat meminimalisir biaya produksi dan dapat memenuhi permintaan yang ada. Dalam mengatasi permasalahan pemenuhan permintaan kopi di Pabrik Kopi Banaran, dapat dilakukan perencanaan agregrat melalui beberapa strategi sederhana, yaitu dengan strategi penyesuaian jumlah tenaga kerja, penggunaan jam lembur atau penggunaan inventory untuk memenuhi jika ada permintaan diluar kapasitas produksi aktual. Melalui perencanaan agregrat dengan membandingkan beberapa strategi dan memilih starategi yang mengeluarkan biaya terkecil, maka Pabrik Kopi Banaran dapat memproduksi kopi kering dengan menggunakan biaya produksi yang seminimal mungkin. Sehingga perencanaan agregrat ini dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan jadwal yang tepat terhadap jumlah ketersediaan bahan baku maupun tenaga kerja agar permintaan pasar dapat dipenuhi dengan baik dimasa yang akan datang. 1.2.Batasan Masalah/Bahasan Batasan yang digunakan agar masalah yang dibahas lebih fokus, adalah sebagi berikut : 1.2.1. Perencanaan agregrat terhadap produk Kopi Kering di Pabrik Banaran dengan menggunakan strategi Chase dan Level. 1.2.2. Peramalan produksi dan perencanaan agregrat berdasarkan data 4 tahun terakhir, yaitu 2010 samapai dengan 2013. 4
1.2.3. Faktor-faktor biaya yang digunakan dalam menghitung biaya total setiap pilihan strategi adalah biaya produksi, biaya lembur, biaya inventory, serta biaya perekrutan dan merumahkan pekerja. 1.2.4. Asumsi-asumsi yang dilakukan : 1.2.4.1. Proses produksi berjalan normal setiap hari kerjanya. 1.2.4.2. Jumlah hari kerja adalah 7 hari dalam seminggu, dimana hari minggu dihitung sebagai lembur (dengan adanya hari libur nasional). 1.2.4.3. Kapasitas produksi yang digunakan adalah kapasitas reguler yang merupakan kapasitas produksi berjalan normal. 1.2.4.4. Faktor biaya yang digunakan berdasarkan asumsi dan data primer yang diperkirakan mewakili keadaan aktual. 1.3.Tujuan Tujuan dilakukannya perencanaan agregrat pada Pabrik Kopi Banaran adalah membandingkan beberapa strategi produksi, yaitu strategi Level dan strategi Chase dengan memilih strategi yang mempunyai total biaya terkecil. 5
1.4.Manfaat Pelaksanaan proses dan hasil perencanaan agregrat diharapkan dapat bermanfaat bagi Pabrik Kopi Banaran maupun mahasiswa (peneliti). Adapaun manfaat yang diharapkan tersebut adalah : 1.4.1. Bagi Pabrik Kopi Banaran 1.4.1.1. Mengetahui hasil peramalan produksi Kopi Banaran 1.4.1.2. Hasil perencanaan agregat dapat dijadikan saran strategi baru yang dapat diterapkan di produksi kopi kering. 1.4.2. Bagi Mahasiswa 1.4.2.1. Sebagai bentuk kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami teori secara langsung dengan cara melihat kondisi industri sesungguhnya. 1.4.2.2. Sebagai sarana untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perguruan tinggi melalui penerapan ilmu secara langsung terhadap kondisi yang ada di industri. 1.4.2.3. Pengalaman kerja secara langsung yang dapat mendukung interpersonal skill. 6