BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan besar pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini:

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Selama mengalami berbagai macam krisis, yang terakhir adalah krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat

BAB I PENDAHULUAN. budaya organisasi adalah penelitian oleh Kotter dan Heskett (1992) yang hasil

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah melewati masa masa krisis moneter yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

2 memungkinkan perusahaan dapat merencanakan serta mendisain pelayanan yang paling mendekati keinginan pelanggan. Konsep kompetensi dapat dibagi menja

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan

Definisi Budaya Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

PT. KRAKATAU STEEL(PERSERO) TBK

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang pesat di Indonesia adalah

Pusat pembangunan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional telah berkembang begitu pesat terutama pada industri restoran. Data di atas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan. Keadaan ini merupakan kelanjutan dari krisis moneter yang menimpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti

BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu organisasi harus dapat mengatur dan memanfaatkan sedemikian rupa sehingga potensi sumber daya manusia yang

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

Entrepreneurship and Inovation Management

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Pada Triwulan III-2016, kontribusi sektor industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pernyataan Kemampuan Toll

Tantangan Dasar Desain Organisasi


BAB 1 PENDAHULUAN. bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan dan institusi. Perusahaan dengan berbagai produk dan layanannya berusaha untuk bergerak menuju iklim persaingan yang makin kompetitif. Saat ini dunia industri dan organisasi di Indonesia telah memasuki babak baru dalam pasar industri dan ekonomi global yang ditandai dengan disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) oleh pemerintah di akhir tahun 2014 lalu. Kesepakatan pasar ekonomi ASEAN tersebut menjadikan Indonesia harus siap menghadapi pasar industri dan ekomoni global dan kompetitif yang melibatkan negara-negara anggota ASEAN (Kompas, 2015). Indonesia sebagai negara berkembang, berusaha memajukan sektor industrinya untuk dapat bersaing dengan negara lainnya, terutama industri baja yang saat ini sedang berkembang. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT. X Kota Cilegon yang merupakan industri baja terpadu pertama di Indonesia dan terbesar di kawasan Asia Tenggara. PT. X Kota Cilegon didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970 dan dalam perkembangannya, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri baja ini berlangsung cukup maju. Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, perseroan sudah menambahkan berbagai fasilitas produksi seperti pabrik besi spons, pabrik billet baja, pabrik batang kawat, serta fasilitas infrastruktur berupa pusat pembangkit listrik, pusat penjernihan air, pelabuhan Cigading dan sistem telekomunikasi. Tidak berhenti disana, perseroan terus mengembangkan produksi berbagai jenis baja untuk bermacam keperluan, seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat. Untuk saat ini PT. X Kota Cilegon memiliki kapasitas 1

2 produksi baja kurang lebih 2,45 juta ton per tahun sejak tahun 2010 hingga sekarang. Produkproduk baja PT. X Kota Cilegon ini tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga agar dapat dipasarkan secara internasional ke berbagai negara seperti jepang, singapura, korea, malaysia, india, serta amerika serikat dalam bidang transportasi seperti Kapal laut, Jalan Tol, dan Kereta api serta bidang otomotif seperti Mobil. (www.bumn.go.id) PT. X Kota Cilegon memiliki visi yaitu menjadi perusahaan dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Misi PT. X Kota Cilegon adalah menyediakan produk baja bermutu. Dalam mencapai visi dan misinya PT. X Kota Cilegon berkomitmen pada pembangunan dan penerapan sifat budaya organisasi. Budaya perusahaan PT. X Kota Cilegon yang berisi kepercayaan, prinsip-prinsip, nilai-nilai menjadi dasar dan referensi sistem manajemen perusahaan serta perilaku karyawan dalam bekerja karena diyakini dapat mendorong percepatan ke arah yang lebih baik. Dalam memproduksi baja, PT. X terbilang stabil. Berdasarkan data pada tahun 2010 hingga 2015 PT X Kota Cilegon memproduksi baja sekitar 2,5 juta ton di setiap tahunnya. Namun pada tahun 2012 hingga saat ini sehubungan dengan adanya persaingan global, semakin banyak perusahaan yang masuk dalam area bisnis industri baja seperti dari India, China, Korea Selatan, dan Jepang. Dengan kondisi persaingan tersebut karyawan yang terbiasa bekerja dengan stabil, berpotensi untuk melakukan perubahan yang dilandasi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi menjadi identitas utama untuk setiap organisasi. Identitas utama inilah yang membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya (Robbins, 2008). Melalui budaya organisasi perusahaan sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi

3 (Robbins,2008). Budaya organisasi merupakan suatu konsep area pengetahuan dan aplikasi yang menjadi pedoman untuk meningkatkan efektivitas organisasi, dalam memenangkan persaingan untuk menjadi perusahaan yang unggul, kompetitif dan menjadi terkemuka di dunia maka dibutuhkan budaya organisasi yang efektif (Cameron & Quinn, 1999). Menurut Cameron dan Quinn, ada dua dimensi utama yang diorganisasikan kedalam empat budaya. Dimensi pertama membedakan kriteria keefektifan yang menekankan pada fleksibelitas, keleluasaan dan dinamika, dengan kriteria keefektifan yang menekankan stabilitas, perintah dan kontrol. Organisasi dipandang efektif jika organisasi tersebut stabil, dapat diramalkan dan mekanistik. Dimensi kedua membedakan kriteria keefektifan yang menekankan pada orientasi internal, integrasi dan kesatuan dengan kriteria keefektifan yang menekankan pada orientasi eksternal, diferensiasi dan persaingan. Organisasi dipandang efektif jika mereka fokus berinteraksi dan berkompetisi dengan pihak luar dari batasan organisasinya. Dua dimensi ini membentuk empat kuadaran dengan masing-masing menggambarkan suatu perangkat yang berbeda-beda dari indikator keefektifan organisasi. dua dimensi yang membentuk empat kuadaran budaya disebut juga sebagai tipe budaya dan sekaligus mendefinisiskan nilai inti yang dirasakan atau dikehendaki dan diyakini mempengaruhi keefektifan organisasi dan kinerja sesuaidengan tantangan pembentukan lingkungan. Budaya organisasi yang diterapkan di PT. X Kota Cilegon adalah budaya CIRI (Competence, Integrity, Reliable, Innovative) Competence ialah kepercayaan akan kemampuan serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. Integrity ialah suatu komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan. Reliable ialah mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap merespon komitmen dan janji,

4 dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Innovative ialah kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar. Nilai-nilai budaya tersebut menjadi panduan bertingkah laku kerja karyawan PT. X Kota Cilegon (www.bumn.go.id). Menurut Cameron & Quinn, budaya yang dominan dijaring melalui enam aspek, ada enam aspek dari budaya organisasi yaitu pertama Dominant Characteristics yang merupakan gambaran organisasi secara keseluruhan, kedua Organizational Leadership yaitu cara atasan memimpin bawahan, ketiga Management of employees yang menggambarkan cara organisasi memperlakukan karyawan, keempat Organizational glue yang menggambarkan kebersamaan yang menjaga kebersamaan organisasi, kelima Strategic Emphasis yang menunjukkan fokus area strategi yang dijalankan oleh organisasi, keenam Criteria of succes yang menggambarkan makna keberhasilan bagi organisasi. Berdasarkan enam aspek tersebut maka dapat ditentukan tipe budaya organisasi. Ada empat tipe budaya organisasi, yaitu clan culture, adhocracy culture, market culture, dan hierarchy culture. Cameron dan Quinn mengungkapkan bahwa tidak ada organisasi yang secara keseluruhan memiliki karakteristik dari satu jenis tipe budaya, namun yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya adalah budaya yang paling dominan diantara keempat tipe budaya tersebut yang pada akhirnya mencerminkan identitas organisasi (Cameron & Quinn, 1999). Clan Culture merupakan budaya organisasi yang bercirikan kekeluargaan. Dari organisasi dengan tipe clan culture, para pemimpin dianggap sebagai mentor dan juga figur orang tua. Clan culture sangat mengutamakan adanya teamwork, partisipasi dan mufakat, serta kesepakatan. Sementara pada Adhocracy Culture, organisasi merupakan tempat bekerja yang dinamis dan bersifat kewirausahaan. Para pemimpin pada adhocracy culture, dianggap

5 sebagai seorang innovator dan pengambil resiko. Organisasi dengan tipe tersebut mendukung inisiatif individual dan kebebasan (Cameron & Quinn, 1999). Pada tipe Market Culture, organisasi berorientasi pada hasil dimana keperdulian utama adalah mementingkan pada penyelesaian pekerjaan. Para karyawan sangat kompetitif dan berorientasi pada goal atau tujuan. Pemimpin merupakan pekerja keras, producers, dan kompetitif. Situasi yang tercipt.a di organisasi adalah berorientasi pada prestasi dan kompetitif. Yang terakhir adalah Hierarchy Culture, dimana organisasi berfokus pada pemeliharaan internal dengan menjaga stabilitas dan kontrol. Organisasi dengan tipe ini mengandalkan prosedur formal untuk mengatur karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Para pemimpin berusaha menjadi koordinator yang baik dan sangat mementingkan efisiensi (Cameron & Quinn, 1999). Mencermati CIRI yang merupakan budaya PT. X Kota Cilegon dimana Competence berfokus pada mengembangkan diri untuk meningkatkan kinerja, Integrity mengedepankan kayawan yang loyal, Reliable yang mengedepankan pelayanan yang prima kepada konsumen, dan innovation yang mendorong pada perbaikan kualitas produk. Keinginan PT. X Kota Cilegon memperlihatkan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk berkembang dan memiliki keunggulan bersaing. Berdasarkan data Assesment Budaya CIRI yang telah dilakukan oleh perusahaan terhadap 55 divisi, diketahui bahwa 48 dari 55 Divisi (87%)telah mengembangkan diri untuk meningkatkan kinerja, loyal terhadap perusahaan, dan mengedepankan pelayanan prima yang merupakan nilai yang dianut untuk mencapai Visi dan Misi perusahaan. Sementara itu 7 dari 55 divisi (13%) lebih memfokuskan pada mengembangkan diri untuk meningkatkan kinerja dan mengedepankan pelayanan prima sehingga divisi tersebut belum sepenuhnya menjalankan nilai CIRI.

6 Selanjutnya peneliti mencermati pada karyawan untuk mengetahui kecenderungan karyawan mengenai budaya organisasi versi Cameron dan Quinn yang lebih memfokuskan pada efektivitas organisasi. Berdasarkan survey data awal yang telah dilakukan pada 30 karyawan di lima divisi yang terdiri dari tiga divisi yang memiliki nilai Assesment CIRI dibawah target dan dua divisi yang memiliki nilai Assesment CIRI diatas target dengan menggunakan teknik angket diketahui 8 dari 15 (53%) karyawan pada tiga divisi memiliki nilai Assesment CIRI dibawah target berorientasi pada prestasi dan kompetitif. Sementara itu 6 dari 15 (40%) lebih memfokuskan pada keteraturan kerja. Terakhir adalah 1 dari 15 (7%) lebih mengutamakan adanya teamwork. Selanjutnya berdasarkan survey awal pada 15 karyawan pada dua divisi yang memiliki nilai Assesment diatas target diketahui bahwa 11 dari 15 karyawan (74%) berorientasi pada prestasi dan kompetitif. Sementara itu 2 dari 15 karyawan (13%) tersebut lebih memfokuskan pada keteraturan kerja. Terakhir adalah 2 dari 15 karyawan (13%) tersebut lebih mengutamakan adanya teamwork. Berdasarkan gambaran fenomena di atas, sedang dikembangkannya keunggulan bersaing di PT. X Kota Cilegon, maka peneliti tertarik untuk meneliti budaya organisasi dengan menggunakan konsep budaya organisasi dari Cameron & Quinn. 1.2 Identifikasi Masalah Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimanakah tipe budaya organisasi yang dominan pada karyawan PT. X Kota Cilegon.

7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Untuk memeroleh gambaran mengenai tipe budaya organisasi yang dominan saat ini pada karyawan PT. X Kota Cilegon. 1.3.2 Tujuan Penelitian Untuk memeroleh gambaran mengenai tipe budaya organisasi yang dominan saat ini pada karyawan PT. X Kota Cilegon berdasarkan aspek-aspek budaya organisasi. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Memberikan informasi tambahan mengenai penelitian Budaya Organisasi pada perusahaan Manufaktur, khususnya bidang kajiaan Psikologi Industri Organisasi (PIO) mengenai budaya organisasi. Memberikan masukan kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang serupa dan mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan budaya organisasi. 1.4.2 Kegunaan Praktis Memberikan informasi kepada PT. X Kota Cilegon mengenai tipe budaya organisasi pada karyawan agar dapat mencapai budaya organisasi yang ideal bagi PT. X untuk mengoptimalkan efektivitas organisasi.

8 1.5 Kerangka Pikir Budaya organisasi merupakan suatu konsep area pengetahuan dan aplikasi yang menjadi pedoman untuk meningkatkan efektivitas organisasi, dalam memenangkan persaingan untuk menjadi perusahaan yang unggul, kompetitif dan menjadi terkemuka di dunia maka dibutuhkan budaya organisasi yang efektif (Cameron & Quinn, 1999). Budaya organisasi yang diterapkan di PT. X Kota Cilegon adalah budaya CIRI (Competence, Integrity, Reliable, Innovative) Competence ialah kepercayaan akan kemampuan serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. Integrity ialah suatu komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturandan ketentuan serta undang-undang yang berlaku melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan. Reliable ialah mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Innovative ialah kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar. Nilai-nilai di atas diharapkan dapat dijalankan oleh karyawan PT. X Kota Cilegon dalam setiap aktivitas organisasi dan memberikan motivasi kepada anggota perusahaan. Uraian di atas menjelaskan mengenai value atau nilai-nilai yang mencerminkan budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan suatu konsep area pengetahuan dan aplikasi yang menjadi pedoman dalam meningkatkan efektivitas organisasi. Budaya organisasi mengacu pada nilai-nilai yang dianggap benar, asumsi-asumsi yang mendasari, harapan, dan definisi-definisi yang ditunjukkan oleh organisasi. Budaya organisasi menyampaikan rasa identitas dari karyawan yang tidak tertulis dan biasanya batasan yang tidak dikomunikasikan mengenai bagaimana berkecimpung di dalam organisasi. Cameron & Quinn membagi dimensi dari budaya organisasi menjadi 6 aspek yaitu pertama Dominant characteristics yang

9 mengambarkan organisasi secara keseluruhan, kedua Organizational Leadership yang menggambarkan pendekatan yang melekat di dalam organisasi, ketiga Management of Employees yang menggambarkan cara organisasi memperlakukan karyawan dan gambaran lingkungan kerjanya, keempat Organizational glue yang menggambarkan mekanisme yang mengikat organisasi, kelima Strategic emphases yang menggambarkan fokus area yang dijalankan oleh strategi organisasi, dan keenam Criteria of Succes yang menggambarkan makna kesuksesan dan sesuatu yang layak mendapatkan penghargaan (Cameron & Quinn, 1999). Berdasarkan uraian Cameron dan Quinn (1999), budaya organisasi dibagi menjadi empat tipe, yaitu clan culture, adhocracy culture, market culture, dan hierarchy culture. Tidak ada organisasi yang secara keseluruhan memiliki karakteristik dari satu jenis tipe budaya, namun yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya adalah budaya yang paling dominan diantara keempat tipe budaya tersebut yang pada akhirnya mencerminkan identitas organisasi. Budaya CIRI secara umum dapat direpresentasikan ke dalam salah satu tipe budaya organisasi dari Cameron & Quinn (1999). Mencermati nilai-nilai yang terkandung dalam CIRI, maka dapat direpresentasikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam CIRI mencerminkan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk berkembang dan memiliki keunggulan bersaing. Dimana Competence berfokus pada mengembangkan diri untuk meningkatkan kinerja, Integrity mengedepankan karyawan yang loyal, Reliable yang mengedepankan pelayanan yang prima kepada konsumen, dan innovation yang mendorong pada perbaikan kualitas produk. Keinginan PT. X Kota Cilegon memperlihatkan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk berkembang dan memiliki keunggulan bersaing. Hal tersebut menggambarkan bahwa untuk mencapai cita-cita perusahaan, budaya organisasi yang telah disepakati diharapkan menjadi acuan bagi setiap karyawan dalam

10 berperilaku kerja sehingga membawa PT. X Kota Cilegon mencapai tujuannya untuk menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Karyawan PT. X Kota Cilegon yang telah melewati tahapan sosialisasi lebih dari satu tahun dapat merasakan dan mengevaluasi budaya organisasi yang berkembang di perusahaan saat ini. Budaya organisasi yang dirasakan oleh karyawan direpresentasikan ke dalam tipe budaya organisasi sehingga menggambarkan tipe budaya yang berkembang di organisasi. PT. X Kota Cilegon yang didominasi tipe clan culture maka akan memfokuskan pada adanya pemeliharaan internal dengan derajat fleksibilitas yang tinggi. Perusahaan merupakan organisasi yang dirasakan karyawan sangat kekeluargaan dan sangat perduli pada karyawan. GM (General Manager) dan Manager dianggap sebagai mentor dan juga figur orang tua bagi karyawan. Perusahaan ini dibentuk bersama dengan loyalitas atau tradisi dan sangat mengutamakan adanya teamwork, partisipasi dan mufakat, serta kesepakatan. Clan culture cocok dengan lingkungan yang kurang kompetitif dan menganggap bahwa pelanggan atau konsumen adalah partner organisasi. PT. X Kota Cilegon yang didominasi tipe adhocracy culture maka akan memfokuskan pada positioning eksternal dengan derajat fleksibilitas dan individualitas yang tinggi. Karyawan merasakan perusahaan sebagai tempat bekerja yang dinamis dan bersifat kewirausahaan. Karyawan berani untuk mengambil resiko. GM (General Manager) dan Manager dianggap sebagai seorang innovator dan pengambil resiko. Perekat dalam perusahaanini adalah komitmen bereksperimentasi dan inovasi. Perusahaan mendukung inisiatif individual dan kebebasan. Adhocracy culture cocok dengan lingkungan yang cepat berubah-ubah karena dengan adanya hal tersebut maka organisasi harus dapat sefleksibel mungkin untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga dapat memenuhi tuntutan lingkungan.

11 PT. X Kota Cilegon yang didominasi tipe market culture, maka akan berfokus pada positioning eksternal dengan tetap menjaga stabilitas dan kontrol. Karyawan merasakan bahwa perushaan merupakan organisasi yang kompetitif dan berorientasi pada prestasi. Karyawan sangat kompetitif dan berorientasi pada goal atau tujuan. GM(General Manager) dan Managerbersikap agresif, berorientasi pada hasil, dan tidak basa-basi. Market culture cocok dengan lingkungan bisnis dengan kompetisi industri yang ketat, karena organisasi dengan tipe ini berkaitan dengan tuntutan yang tinggi dari konsumen dan bisnis tersebut menempatkan organisasi pada keadaan bersaing dengan organisasi lain dalam memenangkan pasar. PT. X Kota Cilegon yang didominasi tipe hierarchy culture, maka akan berfokus pada pemeliharaan internal yang menekankan pada stabilitas dan kontrol. Perusahaan dirasakan karyawan merupakan organisasi yang terstruktur dan terkontrol, serta mengedepankan prosedur formal dalam mengatur karyawan melaksanakan pekerjaannya. Formalisasi yang tinggi tidak terlepas dari kepentingan efisiensi, agar organisasi tetap berjalan lancar. Kepedulian jangka panjang adalah pada stabilitas dan performa kerja yang efisien dan lancar. Hierarchy culture cocok dengan lingkungan bisnis yang stabil dan dapat diprediksi. Keselarasan tipe budaya organisasi pada karyawan PT. X Kota Cilegon tentunya sangat penting dalam membawa perusahaan mencapai tujuannya. Budaya organisasi yang merupakan suatu pedoman perilaku bagi seluruh elemen perusahaan berperan penting dalam membawa kesuksesan mencapai cita-citanya yaitumenjadi perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Ketika terjadi perbedaan nilai-nilai yang dianut mengenai budaya organisasi maka akan berdampak pada perilaku kerja karyawan yang tentunya terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan. Berikut adalah skema kerangka pemikiran yang menjelaskan hal di atas.

12 Karyawan PT. X KOTA CILEGON Budaya Organisasi Aspek budaya organisasi Dominant Characteristics Tipe budaya organisasi menurut Cameron & Quinn : Organizational - Clan culture Leadership - Adhocracy culture BUDAYA CIRI Management of Employees Organizational glue - Market Culture - Hierarchy Culture Strategic Emphases Criteria of Succes Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir

13 1.6 Asumsi Berdasarkan kerangka pikir yang dikembangkan di atas, maka asumsi yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : 1. PT. X Kota Cilegon tidak hanya memiliki karakteristik dari satu jenis tipe budaya namun memiliki tipe budaya dominan diantara keempat tipe budaya. 2. PT. X Kota Cilegon dikatakan didominasi oleh tipe clan culture apabila nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan didasarkan pada budaya organisasi yang bercirikan kekeluargaan. 3. PT. X Kota Cilegon dikatakan didominasi oleh tipe adhocracy culture apabila nilainilai yang dianut oleh perusahaan tersebut bersifat kewirausahaan dan dinamis. 4. PT. X Kota Cilegon dikatakan didominasi market culture apabila nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan berorientasi pada hasil dan penyelesaian pekerjaan. 5. PT. X Kota Cilegon dikatakan didominasi hierarchy culture apabila nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan mengedepankan formalisasi dan strukturisasi dalam pekerjaan.