BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMECAHAN MASALAH"

Transkripsi

1 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Budaya organisasi merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat karyawan dalam bentuk berbagai peraturan dan ketentuan formal dalam perusahaan. Dengan demikian budaya organisasi dianggap sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau peraturan yang berlaku, para pemimpin dan karyawan secara tidak langsung akan terikat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan misi serta strategi perusahaan. Dengan kata lain, budaya organisasi merupakan penjabaran dari visi dan misi perusahaan dalam hal perilaku perilaku yang harus dijalankan untuk mencapai hasil kerja yang diharapkan. (Tika, 2006) Artifact, Creations, Technology, Art Visible and audible behavior patterns Visible but often decipherable Values Greater Level of awareness Basic Assumptions Relationship to environment Nature of reality and truth Nature of human nature Nature of human activity Nature of human relationship Taken for Granted Invisible Preconscious Gambar 4.1 Tiga tingkatan analisis Budaya Organisasi (Budaya Perusahaan) (Mangkunegara,2005, disadur dari Schein,1992) 29

2 Pada tingkatan pertama dari analisa budaya organisasi adalah bentukbentuk perilaku yang tampak serta dapat didengar (Artifak), tampak sebagai suatu hasil sejarah yang khas, upacara upacara yang dilakukan ataupun ritual atas keberhasilan organisasi. Pada tingkatan kedua, yaitu analisis pada nilainilai yang berlaku, sedangkan pada tingkatan ketiga adalah analisis asumsiasumsi dasar, hubungan dengan lingkungan, kenyataan dan kebenaran, aktivitas manusia serta hubungan manusia. Nilai nilai yang tidak tampak berkembang cepat dalam organisasi dan diinterpretasikan dalam bentuk perilaku serta akhirnya menjadi bagian dalam organisasi. Untuk mengetahui nilai nilai tersebut perlu dilakukan wawancara dan untuk hal hal tertentu yang tidak bisa didapatkan pada saat melakukan wawancara dapat diamati pada kehidupan organsasi sehari hari (observasi). Hal tersebut dilakukan untuk melihat perilaku tertentu dalam organisasi (Moeljono, 2005, disadur dari Schein, 1992). Budaya organisasi dapat diartikan sebagai suatu perangkat asumsi dasar dimana para anggota menemukan cara untuk memecahkan masalah pokok dalam menghadapi kelangsungan hidup dalam lingkungan eksternal (adaptasi) dan menghadapi kelangsungan hidup sosial dalam lingkungan internal. Oleh karena itu, adapatasi internal dan eksternal saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. John R. Schermerhorn dan James G. Hunt (1991 : 344) berpendapat bahwa fungsi budaya organisasi dapat membantu mengatasi masalah adaptasi internal dan eksternal. Permasalahan yang berhubungan dengan adaptasi eksternal dapat dilakukan melalui pengembangan pemahaman strategi dan misi perusahaan, tujuan utama organisasi dan pengukuran kinerja. Untuk masalah internal dapat dilakukan dengan komunikasi, kriteria karyawan, penentuan standar bagi insentif dan sangsi serta melakukan pengawasan internal organisasi. 30

3 Oleh karena itu, pemahaman manajemen puncak akan strategi dan misi perusahaan serta bagaimana mengimplementasikan terhadap seluruh karyawan, akan menjadi kunci dalam peningkatan kinerja perusahaan. Menurut Kotter dan Haskett (dalam buku Tika, Pabundu), budaya organisasi diciptakan oleh manajemen puncak kemudian diimplementasikan menjadi visi atau strategi bisnis. Kemudian visi dan strategi tersebut diimplementasikan oleh anggota organisasi menjadi perilaku organisasi. Kepada anggota organisasi yang baru, bisa diajarkan gaya kelompok secara eksplisit. Nilai nilai dari pendiri organisasi memiliki pengaruh yang penting dalam proses seleksi yang dilakukan perusahaan dalam mempekerjakan karyawan. Manajemen kemudian menetapkan nilai nilai mana yang akan diterapkan melalui proses sosialisasi, yang akhirnya akan mendorong karyawan untuk mengambil alih nilai nilai budaya organisasi tersebut untuk selanjutnya diterapkan dalam berperilaku. Adopsi terhadap nilai nilai pokok budaya tersebut akan dapat membawa organisasi/perusahaan memiliki budaya kuat dan berkinerja baik. Manajemen Manajemen Puncak Puncak Filsafat Filsafat dari dari Pendiri Pendiri Organisasi Organisasi Kriteria Kriteria Seleksi Seleksi Budaya Budaya Organisasi Organisasi Proses Proses Sosialisasi Sosialisasi Gambar 4.2 Asal Mula Budaya Organisasi (diterjemahkan dari Robbins,2005) Sosialisasi budaya pada para karyawan terpengaruh dari beberapa aspek aspek budaya seperti values, rituals, heroism dan symbols yang diyakini mempengaruhi kinerja perusahaan. Deal & Kennedy (1982) dalam bukunya 31

4 Corporate Culture: The Roles and Ritual of Corporate, menelaah aspek aspek budaya tersebut, sebagai berikut: Paradigma tentang organisasi, apa yang menjadi misinya dan nilainilainya, sistem kontrol/pengendalian, garis pelaporan. Simbol simbol: termasuk logo dan desain tetapi juga meluas ke arah simbol kekuasaan termasuk tempat parkir eksekutif dan kamar mandi eksekutif. Ritual dan rutinitas: kegiatan periodik yang mengungkapkan dan memperkuat nilai nilai utama organisasi, seperti rapat rapat, laporan direksi dan hal hal yang merupakan kebiasaan daripada kebutuhan Cerita dan mitos: narasi peristiwa pimpinan organisasi, menyusun orang dan peristiwa yang membawa dampak terhadap jalannya organisasi di masa yang akan datang. Dengan mengamati dan menganalisis elemen elemen budaya ini, akan diperoleh gambaran budaya organisasi yang ada. Pemahaman lebih jauh dan lebih mendalam perlu melibatkan pemahaman tentang anggota organisasi. Competing Values Framework untuk pengukuran budaya yang didapat dari banyaknya penelitian mengenai konsep keefektifan organisasi (Quinn dan Rorbaugh, 1983) mengenai dimensi keefektifan. Quinn dan Rorbaugh (1983) menemukan dua dimensi dari efektifitas, yang mana dibagi ke dalam dua pola dimensi, sebagai berikut: - Dimensi pertama berhubungan dengan fokus organsasi dari penekanan internal terhadap orang orang dalam organisasi pada fokus eksternal dari organisasi itu sendiri. - Dimensi kedua menampilkan perbedaan antara stabilitas dan kontrol serta fleksibilitas dan perubahan. Kemudian Cameron dan Quinn (1999) mengembangkan model pengukuran dan diagnosis budaya organisasi berdasarkan Competing Values 32

5 Framework. Model ini membagi budaya organisasi ke dalam 4 tipe budaya, yaitu: 1. Clan Culture Budaya perusahaan yang memiliki karakter kekeluargaan, dimana terdapat lingkungan yang dapat mengatur dengan baik perusahaan melalui teamwork, pengembangan SDM serta memperlakukan konsumen sebagai rekanan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan dan membina karyawannya sehingga memudahkan mereka untuk berpartisipasi. 2. Adhocracy Culture Budaya perusahaan yang menuntut inovasi dan inisiatif serta menciptakan produk baru dan jasa untuk persiapan akan kebutuhan dimasa depan. Tugas utama manajemen adalah mendukung dan mendorong terciptanya semangat entrepreneurship, dan kreativitas. 3. Market Culture Budaya perusahaan yang memiliki asumsi budaya pasar yang tidak ramah, kompetitif serta perilaku konsumen yang cenderung memilih dan tertarik pada nilai nilai sehingga menempatkan organisasi pada bisnis yang selalu berusaha meningkatkan persaingan. Tugas utama manajemen adalah mengendalikan organisasi untuk mencapai produktivitas, hasil dan tujuan serta keuntungan 4. Hierarchy Culture Budaya perusahaan yang ditandai dengan adanya bentuk perusahaan yang resmi dan terstruktur. Tugas utama manajemen adalah memproduksi barang dan jasa secara efisien sehingga tercapai kesejahteraan dalam perusahaan. (Cameron dan Quinn, 1999) 33

6 Pengelompokan tipe budaya tersebut diatas berdasarkan pada 4 variabel yang saling kompetitif (competing values), yaitu stability versus flexibility, internal control versus external positioning. Secara ringkas dapat digambarkan pada Gambar 4.2 berikut ini: 50 Internal Focus Hierarchy Culture 40 Clan Culture Flexibility & Individuality Adhocracy Culture Stability & Control Market Culture External Focus Gambar 4.3. Competing Values Framework (Cameron & Quinn, 1999) Untuk menganalisis budaya organisasi, Competing Values Framework memiliki 6 kategori pertanyaan yang mewakili keempat budaya (Competing Values Cultures) dalam Organization Culture Assessment Instrument (OCAI). Keenam pertanyaan tersebut mencakup: Karakter Dominan Tipe Kepemimpinan Tipe Manajemen Perekat Organisasi Penekanan Strategi Kriteria Keberhasilan 34

7 Tabel 4.1 Kriteria Masing masing Budaya Organisasi (Cameron dan Quinn 1999) KRITERIA Clan Adhocracy Market Hierarchy Karakter Dominan Seperti Keluarga Dinamis dan Entreprenial Orientasi pada tujuan Tempat terstruktur dan terkendali Tipe Kepemimpinan Mentor, Fasilitator Inovatif dan Berani mengambil resiko (Risk Taking) Agresif, berorientasi pada hasil Koordinator, mengatur dan berorientasi pada efisiensi Tipe Manajemen Teamwork, Konsensus dan partisipasi Risk Taking, memberi kebebasan dan keunikan Kompetitif, tuntutan tinggi dalam prestasi Memberi rasa aman, stabilitas hubungan Perekat Organisasi Kesetiaan dan rasa saling percaya Komitmen untuk menciptakan inovasi dan perkembangan Prestasi dan pencapaian hasil. Agresif dan kemenangan Peraturan dan kebijakan formal Penekanan Strategi Pengembangan SDM, kepercayaan yang tinggi, keterbukaan serta partisipasi Penemuan SDM baru, mencoba halhal baru Kompetisi dan prestasi. Mencapai target Efisiensi, stabilitas, kontrol dan kelancaran Kriteria Keberhasilan Pengembangan SDM, Teamwork, komitmen anggota dan kepedulian terhadap anggota Produk/layanan terbaru. Pemimpin dalam layanan/produk Memenangkan kompetisi, menjadi pemimpin di pasar yang kompetitif Efisiensi, dapat diandalkan, jadwal rutin dan produk dengan biaya rendah 4.2 PENGUMPULAN DATA Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dilakukan mulai 27 Februari 2007 sampai dengan 01 Mei 2007, dengan menggunakan metode kualitatif yaitu observasi dan wawancara informal dan kuantitatif, yaitu dengan OCAI. Pengumpulan data dengan OCAI dilakukan terhadap lima departemen yang tergabung dalam satu Divisi Mesin Industri & Jasa terdiri, dimana kelima departemen tersebut adalah, sebagai berikut: 1. Departemen Kapal Laut 2. Departemen Permesinan 3. Departemen Kereta Api 4. Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik 5. Departemen Laboratorium Tujuan dari pengumpulan data perdepartemen ini adalah untuk dapat menganalisis sub budaya dari masing masing departemen. Apakah PT. 35

8 Pindad (Persero) memiliki pola budaya organisasi yang seragam ataukah terdapat perbedaan? Batasan yang akan diambil dalam sampling adalah lama kerja minimal 1 tahun dan pendidikan minimal SMA. Alasan untuk pemilihan ini adalah 1 tahun adalah waktu adaptasi yang cukup untuk mengenal dan memahami budaya organisasi PT. Pindad. Jenjang pendidikan yang diperlukan untuk mengisi kuesioner OCAI (Organization Culture Assessment Instrument) adalah SMA atau yang setara dengan itu. Data Sampel yang diambil adalah sebesar 138 orang termasuk manajemen puncak, dengan perhitungan pengambilan sampel dalam setiap bagian dalam masing masing departemen minimal 50% dari jumlah keseluruhan dalam setiap jabatan yang ada. Hal ini dirasakan cukup mewakili untuk mengetahui budaya dalam divisi tersebut. 36

9 Perbandingan dan pengambilan sampel tersebut diperlihatkan pada tabel tersebut di bawah, sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Pembagian Sampel Karyawan PT. Pindad (Divisi MIJAS) NO BAGIAN JUMLAH SAMPEL 1 KADEP PRODUK PERALATAN KAPAL LAUT PENJUALAN SUBDEP ENGINEERING SUBDEP MUTU SUBDEP PPIC SUBDEP PRODUKSI BKO KADEP PERMESINAN PENJUALAN SUBDEP ENGINEERING SUBDEP MUTU SUBDEP PPIC SUBDEP PEMESINAN SUBDEP PEMESINAN SUBDEP PERAKITAN & FINISHING SUBDEP PEMELIHARAAN KADEP SARANA KERETA API SUBDEP ENGINEERING SUBDEP MUTU SUBDEP PPIC SUBDEP PRODUKSI BKO KADEP PEMELIHARAAN MESIN LISTRIK PENJUALAN 2 2 SUBDEP ENGINEERING SUBDEP MUTU SUBDEP PPIC SUBDEP JASA MEKANIK SUBDEP JASA LISTRIK KADEP LABORATORIUM PENJUALAN SUBDEP MUTU SUBDEP PPIC SUBDEP LABORATORIUM SUBDEP METROLOGI & KALIBRASI 11 6 JUMLAH TOTAL KARYAWAN

10 4.2.2 Cara Penilaian Kuesioner terdiri dari 6 pertanyaan yang mewakili setiap karakter yang hendak dinilai, dimana masing masing pertanyaan terdiri atas 4 pernyataan (A, B, C, D) yang mewakili empat budaya, yaitu Tipe A merupakan indikasi Clan culture Tipe B merupakan indikasi Adhocracy culture Tipe C merupakan indikasi Market culture Tipe D merupakan indikasi Hierarchy culture Pada setiap pertanyaan responden diharuskan mengisi nilai pada 2 kolom yang disediakan, yaitu kolom sekarang dan kolom yang diharapkan. Responden diharuskan memberi nilai pada ke empat alternatif dengan jumlah total dari keempat nilai tersebut 100. Nilai diberikan sesuai dengan penilaian responden, dan nilai tertinggi diberikan pada alternatif yang dianggap paling sesuai dengan kondisi divisi MIJAS sesuai dengan pendapat responden. Contoh pengisian seperti Gambar 4.4 di bawah ini: 1 Karakter Dominan Sekarang Yang diinginkan A B C D PT. Pindad (Persero) merupakan tempat pribadi, seperti keluarga besar dan orang orangnya saling berbagi satu sama lain PT. Pindad (Persero) merupakan tempat yang sangat dinams dan entrepenerial. Orang orangnya mau mengorbankan hidupnya dan mengambil resiko PT. Pindad (Persero) sangat berorientasi pada hasil. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan. Orang orangnya sangat kompetitif dan berorientasi pada hasil PT. Pindad (Persero) merupakan tempat yang sangat terkontrol dan terstruktur. Biasanya orang orangnya bekerja dengan prosedur formal TOTAL Gambar 4.4 Contoh pengisian OCAI 38

11 4.3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Hasil Observasi dan Wawancara Observasi dilakukan dimulai pada minggu pertama tahap pengumpulan data dalam pemecahan masalah. Hasil observasi adalah sebagai berikut: Paradigma Divisi Mesin Industri dan Jasa merupakan salah satu divisi komersial dari PT. Pindad (Persero). Divisi MIJAS ini menghasilkan produk alat dan peralatan kapal laut, produk sarana kereta api, jasa pemesinan dan jasa pemeliharaan mesin listrik. Pada awal didirikan, konsep kepemimpinan adalah secara militer, selain karena awalnya Pindad berada dibawah kendali militer, juga karena fungsinya sebagai pabrik penyedia senjata bagi negara. Konsep tersebut mulai berubah sejak berubahnya Pindad menjadi BUMN. Sehingga keterbukaan dan efisiensi menjadi konsep utama Pindad secara keseluruhan. Untuk Divisi Mesin Industri dan Jasa, merupakan salah satu divisi bidang komersial yang mana terdiri dari lima departemen yang khusus menangani produk produk komersial. Masing masing departemen tidak saling terkait, kecuali departemen permesinan yang menangani produksi mekanikal baik dari untuk kebutuhan internal perusahaan maupun eksternal. Sistem kontrol/pengendalian Sistem pengendalian untuk setiap proses produksi maupun transaksi yang terjadi dalam divisi, tentunya dikendalikan serta dipantau oleh setiap kepala bagian pada setiap departemen dalam divisi. Struktur organisasi Pada dasarnya garis pelaporan dalam divisi adalah secara bertingkat (struktural). Dalam setiap divisi, terdiri dari 5 strata, dengan strata tertinggi 39

12 adalah strata 1 (Direktur), strata 2 (Kadep), strata 3(Kasubdep), strata 4 dan strata 5 (staff). Pada dasarnya perusahaan menekankan efektivitas produksi, sehingga dengan bertumpu pada kebutuhan demi kelancaran pelaksanaan produksi maka apabila ditemukan hal hal dalam proses produksi yang dirasakan harus dibahas dan dilaporkan pada direksi, karyawan tidak harus melalui proses yang sulit. Dari hasil observasi pun, citra kekeluargaan terlihat pada kondisi lingkungan sosial di dalam divisi karena sikap antar karyawan terlihat dari akrab tanpa melihat status strata/jabatan. Simbol simbol - Adanya sistem pembagian kupon untuk makan siang, dimana dibagikan kepada karyawan setiap awal bulan. - Ruang Makan Pusat yang dibagi menjadi dua bagian, untuk karyawan dengan tingkat strata 3 keatas (dari mulai Kasubdep sampai dengan Direktur) dan ruang untuk karyawan lainnya. - Hal yang menarik adalah hanya kendaraan milik Direktur yang diperbolehkan memasuki area dalam Pindad, sedangkan karyawan lain (baik strata 2 dan 3) hanya diperbolehkan sampai area parkir umum saja. - Adanya fasilitas sepeda sebagai alat transportasi dalam lingkungan Pindad, fasilitas ini lebih ditujukan untuk karyawan dengan tingkat strata 3 keatas. Akan tetapi pada kenyataannya sepeda tetap bisa dipakai oleh strata 4 dan 5. - Adanya ketentuan memakai seragam, sebagai salah satu ciri keseragaman. Seragam dengan atasan Kemeja berwarna putih dengan logo pindad di saku pada dada kanan serta bawahan (rok atau celana panjang) berwarna biru tua. 40

13 Ritual dan rutinitas - Adanya apel pagi, yang membahas masalah pencapaian kerja setiap minggunya. - Rapat rapat koordinasi dilakukan minimal satu kali dalam satu minggu (disesuaikan dengan kebutuhan). Cerita dan Mitos Sekitar tahun 1980 an, *TAM adalah salah satu karyawan baru dalam Divisi dan menjabat sebagai staff dalam departemen permesinan. *TAM termasuk ke dalam tim untuk menangani sebuah proyek baru, dan pada saat tersebut *TAM memiliki perbedaan pendapat mengenai pemakaian jenis material yang memberi pengaruh terhadap besarnya biaya produksi. Keberaniannya mengemukakan pendapat menimbulkan perdebatan dalam lingkungan internal, termasuk dengan kepala bagian yang menjabat pada saat itu. Peristiwa tersebut memberikan pengalaman yang mendalam bagi karyawan lain sampai dengan sekarang, bahwa karyawan memiliki kebebasan berpendapat dalam bekerja untuk mencapai hasil kerja yang memuaskan. Saat ini, *TAM telah menjabat dalam posisi penting perusahaan dan memberikan kepemimpinan yang memberikan kebebasan berpendapat bagi karyawan dalam divisi Hasil Studi Sebelumnya Pada tahun 2001, PT. Pindad pernah melakukan audit budaya, dengan menggunakan Myer Briggs Type Inventory (MBTI) dan Corporate Culture Preference Scale (CCPS), terlihat bahwa budaya PT. Pindad adalah mencapai kinerja usaha melalui cara cara praktis. Dimana mereka lebih menyukai menghadapi masalah masalah dengan ukuran ukuran yang jelas dan cara cara penyelesaian yang praktis. Sehingga Departemen Pengembangan SDM 41

14 menetapkan adanya sistem hirarki dalam Pindad. (Sumber: data internal perusahaan, 2001) Dari hasil observasi seperti dijelaskan diatas serta dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa karyawan (dari strata 3 kebawah), pada dasarnya karyawan tidak mengharapkan tetapi tetap menerima sistem sekarang dengan segala peraturan serta prosedur ada. Melihat dari audit budaya terdahulu serta dari hasil observasi serta wawancara, maka kesimpulan sementara yang dapat ditarik adalah bahwa Divisi Mesin Industri dan Jasa PT. Pindad memiliki Hierarchy Culture Analisis Hasil OCAI Hasil keseluruhan dari OCAI untuk karyawan Divisi Mesin Industri & Jasa PT. Pindad secara keseluruhan (Gambar 4.5, Gambar 4.6) memberikan perbedaan yang cukup jauh. Dari hasil rataan menggambarkan bahwa budaya organisasi yang dirasakan oleh anggota divisi MIJAS adalah Hierarchy Culture. Akan tetapi apabila melihat dari hasil terbanyak (modus) memperlihatkan bahwa anggota divisi berada pada Market culture. Adanya pengharapan perubahan budaya menjadi lebih adhocracy, market serta clan dan juga pengharapan mengurangi sistem hirarki dalam perusahaan. Dalam hal ini berarti, karyawan lebih mengharapkan lingkungan kerja dengan suasana kekeluargaan, dan divisi lebih memberikan kebebasan dalam melakukan inovasi sehingga target menjadi pemimpin dalam pasar bisa tercapai. Hasil OCAI ini semakin memperkuat pernyataan pernyataan yang dikemukakan pada saat dilakukannya wawancara dengan beberapa karyawan PT. Pindad, dimana adanya ketidakpuasan mereka terhadap sistem yang ada baik dalam hal kenaikan jabatan yang dirasakan tidak sesuai dengan sistem kompetensi yang ada dimana kenaikan jabatan ditentukan berdasarkan prestasi kerja, serta keterbatasan karyawan dalam berinovasi karena bekerja sesuai dengan segala prosedur yang telah ada. 42

15 MEAN ALL INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL MARKET EXTERNAL FOCUS Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.5 Peta Budaya Organisasi (rataan) Keseluruhan Divisi MIJAS MOD ALL 30 INTERNAL FOCUS FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY CLAN HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.6 Peta Budaya Organisasi (modus) Keseluruhan divisi MIJAS Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT. Pindad divisi MIJAS ini, dari keseluruhan pernyataan yang ada (sebanyak 24 43

16 pernyataan), ada beberapa pernyataan yang ternyata memiliki perubahan yang cukup besar antara kondisi budaya yang ada sekarang dengan kondisi budaya yang diharapkan. Dimana pernyataan pernyataan tersebut mengarahkan pada perubahan budaya yang ada sekarang menjadi sesuai dengan yang diharapkan karyawan. Pernyataan pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: Karyawan pada dasarnya mengharapkan divisi untuk bisa memberikan kebebasan dalam bekerja sehingga mereka dapat melakukan perbaikan bahkan inovasi dalam bekerja, karena pada kondisi sekarang dengan segala ketentuan yang ada, dimana segala sesuatunya dapat diprediksikan maka menimbulkan kejenuhan pada karyawan. Ini mengakibatkan menurunnya keinginan mereka untuk mencapai prestasi setinggi tingginya dalam bekerja. Divisi dinilai karyawan terlalu menekankan efisiensi dalam setiap produksi. Adanya keinginan perubahan dalam divisi untuk menjadi lebih dinamis serta berani mengambil resiko. Seperti dikemukakan bahwa pembagian sampel kuesioner berdasarkan pada masing masing departemen yang ada dalam divisi MIJAS, berikut penjelasan untuk masing masing departemen: Departemen Kapal Laut Departemen yang memiliki karyawan sekitar 26 orang ini, memproduksi berbagai peralatan kemaritiman serta sekaligus menyediakan layanan perawatan, perbaikan peralatan deck machinery dan steering geer. Dari hasil OCAI, terlihat perbedaan yang cukup signifikan dari rataan maupun modus, dimana pada rataan karyawan merasa bahwa budaya yang ada dalam departemen adalah Hierarchy (Gambar 4.7) sedangkan pada modus, 44

17 sebagian besar karyawan merasa bahwa kondisi budaya yang ada sekarang justru Market (Gambar 4.8) yang berfokus pada pencapaian hasil. Meski demikan, hal yang menarik adalah besarnya keinginan karyawan pada perubahan budaya untuk menjadi lebih clan culture yang mana mengharapkan suasana kekeluargaan dalam departemen, dengan pemimpin yang lebih bersikap seperti mentor bukannya otoriter. Hasil dari rataan dan modus tidak berbeda jauh. Hal tersebut dirasakan cukup wajar karena jumlah karyawan dalam departemen cukup sedikit, sehingga suasana menjadi hal yang sangat menunjang dalam peningkatan kinerja karyawan. Keinginan tersebut didukung pula dari hasil wawancara, pada dasarnya karyawan merasakan bahwa dalam jumlah karyawan yang sedikit dan dalam suasana hirarki, lingkungan kerja terasa lebih kaku dan tidak nyaman sehingga pada akhirnya timbul kejenuhan dalam bekerja. Adanya kecocokan antara hasil OCAI dengan hasil observasi dan wawancara, mendukung keharusan akan adanya perubahan budaya sehingga kinerja perusahaan dapat tercapai. MEAN 27 INTERNAL FOCUS CLAN 24 FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL.83 EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.7 Peta Budaya Organisasi (mean) Departemen Kapal Laut 45

18 MOD 30 INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY 15 HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.8 Peta Budaya Organisasi (modus) Departemen Kapal Laut Departemen Permesinan Departemen permesinan melayani jasa pemesinan dan pembuatan produk produk mesin khusus sesuai dengan pesanan pelanggan. Departemen ini memiliki karyawan terbanyak dalam Divisi Mesin Industri dan Jasa yaitu sebesar 85 karyawan. Kondisi yang terlihat baik dari hasil observasi maupun hasil wawancara dengan beberapa karyawan dalam departemen permesinan adalah bahwa sebagian besar karyawan merasa tidak puas dengan sistem hirarki yang ada, sehingga mereka merasa tidak bersemangat untuk mencapai prestasi setinggitingginya dalam perusahaan. Dari hasil wawancara pun, karyawan merasa kurang peduli dengan berbagai upaya peningkatan kinerja perusahaan, terlebih dengan upaya perubahan pola budaya yang ada. Hal ini terjadi dikarenakan mereka menganggap bahwa sistem hirarki yang ada dalam perusahaan akan tetap 46

19 tidak bisa diubah sehingga mereka hanya bisa menerima dan bekerja sesuai dengan perintah yang ada. Hasil wawancara tersebut memiliki kecocokan dengan hasil mean OCAI (Gambar 4.9) dimana hasilnya menunjukkan bahwa pola budaya yang ada sekarang dalam departemen permesinan cenderung Hierarchy Culture. Perbedaan terlihat antara hasil mean dengan modus, dimana sebagian besar karyawan merasa budaya yang ada sekarang adalah Market Culture (Gambar 4.10) Kondisi yang diharapkan karyawan adalah cenderung lebih merupakan gabungan antara Adhocracy, Market serta Clan culture, karyawan mengharapkan adanya kebebasan dalam berinovasi. Karyawan pun mengharapkan manajemen lebih mengutamakan teamwork, konsensus, serta partisipasi (Clan culture), dan keinginan agar departemen lebih meningkatkan kompetisi dalam mencapai prestasi (Market Culture). MEAN 27 INTERNAL FOCUS FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY 24 HIERARCHY ADHOCRACHY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.9 Peta Budaya Organisasi (mean) Departemen Permesinan 47

20 MOD INTERNAL FOCUS FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY 15 CLAN HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.10 Peta Budaya Organisasi (modus) Departemen Permesinan Departemen Kereta Api Departemen Kereta Api merupakan departemen dengan jumlah karyawan terkecil yaitu sebesar 24 karyawan. Departemen ini memproduksi peralatan kereta api seperti pembuatan sistem pengereman yang disesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia. Perbedaan yang cukup signifikan terlihat dari hasil OCAI, dimana ratarata karyawan merasa mereka berada pada kondisi budaya Hierarchy (Gambar 4.11), sedangkan pada modus dimana sebagian besar dari karyawan justru merasa mereka berada pada kondisi budaya Adhocracy (Gambar 4.12) dimana mereka merasa departemen telah mampu memberikan kebebasan untuk bisa berkembang dalam lingkungan yang dirasakan kompetitif. Dari hasil wawancara, beberapa karyawan merasa tidak ada masalah dengan kondisi budaya yang ada sekarang. Meskipun mereka mengharapkan adanya perubahan terutama dari segi kepemimpinan untuk tidak menjadi terlalu otoriter. Dari hasil OCAI, karyawan mengharapkan manajemen lebih 48

21 menekankan pada kerjasama tim, dan partisipasi. Maka dalam hal ini, karyawan mengharapkan budaya menjadi lebih Market. MEAN 30 INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY 15 HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.11 Peta Budaya Organisasi (mean) untuk Departemen Kereta Api MOD 30 INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY 15 HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.12 Peta Budaya Organisasi (modus) untuk Departemen Kereta Api 49

22 Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik Dengan jumlah karyawan sebanyak 38 karyawan, Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik ini menangani perbaikan mesin mesin eletrik dan peralatan rotating seperti turbin dan generator. Dengan jumlah responden sebanyak 21 karyawan, hasil OCAI dalam Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik (Gambar 4.13 dan Gambar 4.14) diperoleh perbedaan hasil yang sangat signifikan, dimana rata rata (mean) para karyawan merasa bahwa pola budaya yang ada sekarang cenderung Hierarchy Culture. Sedangkan pada modus memperlihatkan bahwa kondisi budaya yang ada sekarang adalah clan culture. Dari hasil observasi, suasana tempat kerja santai dan akrab memang terlihat jelas dalam departemen ini. Sedangkan dari hasil wawancara dengan beberapa karyawan, mereka merasa bahwa segala prosedur yang ada sekarang telah sangat sesuai dengan keinginan mereka. Dari hasil wawancara tersebut ternyata sama dengan hasil OCAI mengenai harapan karyawan dalam departemen, dimana karyawan telah cukup puas dengan kondisi budaya sekarang, yaitu Clan culture. MEAN INTERNAL FOCUS HIERARCHY CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.13 Peta Budaya Organisasi (mean) Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik 50

23 MOD 28 INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY 24 HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.14 Peta Budaya Organisasi (Modus) untuk Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik Departemen Laboratorium Departemen Laboratorium menyediakan layanan kalibrasi dan uji produk. Jumlah karyawan departemen ini adalah sebanyak 28 orang, dan untuk mengenal budaya organisasi dalam departemen ini digunakan responden sebanyak 17 orang. Hasil OCAI dalam Departemen Laboratorium (Gambar 4.15 dan Gambar 4.16) diperoleh hasil sama dimana karyawan merasa bahwa pola budaya yang ada sekarang cenderung Clan Culture, dimana karyawan merasa bahwa adanya kebebasan dalam berinovasi, namun tetap dalam lingkungan kerja yang Clan (seperti keluarga) dan Teamwork serta partisipasi tetap menjadi bagian dalam menyelesaikan pekerjaan di departemen laboratorium ini. Karyawan merasa bahwa lingkungan kerja yang kompetitif tidak sesuai dengan mereka. Sistem kepemimpinan yang hirarki justru menjadi harapan mereka, karena dirasakan penting sehingga semua yang mereka kerjakan tetap terkontrol. Budaya yang telah ada sekarang telah dirasakan sesuai bagi karyawan dalam departemen laboratorium ini. 51

24 MEAN INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.15 Peta Budaya Organisasi (Mean) Departemen Laboratorium MOD INTERNAL FOCUS CLAN FLEXIBILITY & INDIVIDUALITY HIERARCHY ADHOCRACY STABILITY & CONTROL EXTERNAL FOCUS MARKET Sekarang Yang Diharapkan Gambar 4.16 Peta Budaya Organisasi (Modus) Departemen Laboratorium 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Budaya Organisasi Davis (Moeljono,2005) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam pemotretan Profil Budaya Organisasi ini menggunakan kuesioner OCAI terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini:

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini: 42 KUESIONER No.Responden:... Responden yang terhormat, Nama Saya Pek, Mellinda Santoso Mahasiswa UNIKA Soegijapranata Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angkatan 2009, memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian, yaitu langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dimulai dari proses perencanaan hingga pembuatan laporan,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan a. Persepsi karyawan terhadap budaya organisasi di PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) pada saat ini cenderung berada pada situasi budaya hierarchy yang memiliki

Lebih terperinci

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ Ida

Lebih terperinci

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Responden dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi karyawan yang ada di Pabrik SCC & C PT Unilever Indonesia Tbk yang berjumlah 295 orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 10 Oktober 2017 STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017 Pupung Syaeful

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja merupakan sebuah entitas spiritual dan entitas sosial (Dusing, 1995). Selain itu, Gereja sebagai suatu organisasi non publik juga membutuhkan kinerja sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X Ratri Wahyuningtyas E-mail:syafaq_ratri@yahoo.com Dosen Institut Manajemen Telkom ABSTRACT

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (Informed Consent) Saya adalah Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perusahaan yaitu budaya perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki budaya khas yang dominan di dalamnya,

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Modernisasi JEM 13 (2) 2017, 53-61

Jurnal Ekonomi Modernisasi  JEM 13 (2) 2017, 53-61 Jurnal Ekonomi Modernisasi http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jeko JEM 13 (2) 2017, 53-61 Penggunaan Organizational Culture Assesment Instrument pada Organisasi Non Formal Ahmad Idris Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

AUDIT BUDAYA ORGANISASI PT. PINDAD (PERSERO) DIVISI MESIN INDUSTRI & JASA PROYEK AKHIR

AUDIT BUDAYA ORGANISASI PT. PINDAD (PERSERO) DIVISI MESIN INDUSTRI & JASA PROYEK AKHIR AUDIT BUDAYA ORGANISASI PT. PINDAD (PERSERO) DIVISI MESIN INDUSTRI & JASA PROYEK AKHIR Oleh: EMMA HERMASARI NIM : 29105139 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Definisi Budaya Organisasi

Definisi Budaya Organisasi Definisi Budaya Organisasi Budaya Organisasi Sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya Sistem makna bersama: Sekumpulan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap pemimpin diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi perubahan dan menjadikan perubahan tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI Cameron dan Quinn (2006) menjelaskan bahwa budaya organisasi dicerminkan oleh apa yang dinilai, gaya kepemimpinan yang dominan, bahasa dan simbol, prosedur dan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) Ni Putu Nurwita Pratami Wijaya Fakultas Bisnis Manajemen, Universitas Widyatama Email:putu.nurwita@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama mengalami berbagai macam krisis, yang terakhir adalah krisis

BAB I PENDAHULUAN. Selama mengalami berbagai macam krisis, yang terakhir adalah krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama mengalami berbagai macam krisis, yang terakhir adalah krisis ekonomi yang berkepanjangan, masyarakat Indonesia terutama perusahaanperusahaan banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Tingkatan Budaya (Pembelajaran) Organisasi (Miller,2009)

Gambar 1.1 Tingkatan Budaya (Pembelajaran) Organisasi (Miller,2009) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di setiap lingkungan organisasi pasti terdapat banyak sekali faktor-faktor atau elemen-elemen penting yang menentukan suatu keberhasilan dari pencapaian tujuan bersama

Lebih terperinci

Sistem Rekomendasi Sistem Informasi Berdasarkan Budaya Organisasi Menggunakan Metode Organizational Culture Assessment Instrument Dan Competing Values Framework Erik Romadona 1, Budi Laksono Putro 2, Asep

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA Budaya Organisasi Pengertian Satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan

Lebih terperinci

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1 KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1 PENGERETIAN BUDAYA ORGANISASI Robbins dan Judge (2008:256) kultur organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE 1 Surya Viddiany, 2 Nesdi E.Rozanda 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu unsur penting dari manajemen adalah manusia. Pada setiap perusahaan yang menerapkan sistem manajemen yang baik tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, Indonesia menghadapi tantangan global yang semakin ketat. Selain harus mampu dalam menghadapi hal tersebut, Indonesia diharapkan pula

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis dewasa ini semakin meningkat. Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya organisasi adalah penelitian oleh Kotter dan Heskett (1992) yang hasil

BAB I PENDAHULUAN. budaya organisasi adalah penelitian oleh Kotter dan Heskett (1992) yang hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya organisasional telah menjadi topik yang cukup populer belakangan ini dan menjadi salah satu aspek dalam organisasi yang memegang peranan penting dalam perubahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA Lukas Hari Wibowo 1, Andi 2 ABSTRAK: Persaingan bisnis konstruksi di Surabaya semakin ketat sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah melewati masa masa krisis moneter yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah melewati masa masa krisis moneter yang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sudah melewati masa masa krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Krisis moneter membuat terjadinya perubahan dalam sistem perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada dua kelompok besar badan usaha di negara Republik Indonesia, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). BUMN merupakan badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam organisasi.

Lebih terperinci

BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH

BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH Oleh : Dr. Ir. ALI HANAFIAH MUHI, MP What is Organization? ORGANISASI adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat didalam industri tekstil. Industri garmen di Indonesia selain merambah

BAB I PENDAHULUAN. ketat didalam industri tekstil. Industri garmen di Indonesia selain merambah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri garmen di Indonesia kian lama kian berkembang dikarenakan hasil atau profit yang diperoleh menjanjikan, maka terjadi persaingan yang ketat didalam industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia atau tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat berharga dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Segala macam aktivitas tidak akan berjalan tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas 2.1.1 Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Tugas pokok dan fungsi bidan desa yaitu: (Depkes, 2000) a.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Organisasi menurut Robbins dan Judge adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang terdiri dari dua atau lebih orang, yang bekerja atau dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Didalam kehidupan manusia pasti terlibat dalam suatu ikatan organisasi., baik organisasi kecil maupun organisasi besar. Keterlibatan itu karena adanya keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai pembangunan rumah sakit, didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan organisasi bisnis tak lepas dari pengaruh perubahan internal dan eksternal lingkungan. Rumah sakit di Indonesia saat ini dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Gambar 1.1 Logo PT Pindad (Persero) Sumber: wikipedia, 2013 PT Pindad adalah perusahaan industri manufaktur Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dalam suatu organisasi yang mampu mengarahkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dalam suatu organisasi yang mampu mengarahkan perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi yang mampu mengarahkan perilaku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel a. Populasi : Populasi merupakan subyek penelitian secara keseluruhan (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang mengedepankan kepuasan dan ketepatan serta membutuhkan tindakan yang cepat. Dalam menyongsong era pasar global,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Budaya Organisasi Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respon individual pada lingkungannya. Definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Budaya Organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang berlaku dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan

Lebih terperinci

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

BUDAYA (Moeljono, 2003:16) BUDAYA ORGANISASI BUDAYA (Moeljono, 2003:16) Sebagai gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi

TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi Modul ke: 10 ADI Fakultas ILMU KOMUNIKASI TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi SULHARDI. Program Studi Penyiaran PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI Kebudayaan menyinggung daya cipta bebas dan serba ganda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu kelompok manusia atau organisasi. Kebudayaan yang kita miliki, secara sadar atau tidak akan mempengaruhi sikap dan

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi MODUL PERKULIAHAN BUDAYA ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia memiliki sifat bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya.

Lebih terperinci

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume..., Nomor..., Tahun 2014, Halaman 1 PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU)

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU) ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU) Megawati 1), Riki Rikardo 2) 1) Dosen Sistem Informasi UIN SUSKA RIAU 2) Mahasiswa Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya akan selalu berhadapan dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan memiliki kemampuan untuk terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya

BAB II LANDASAN TEORI. dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Budaya Organisasi Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai budaya organisasi, maka perlu dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi, lingkungan bisnis berkembang semakin pesat begitu juga dengan tingkat persaingannya yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan dituntut

Lebih terperinci

GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB

GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB Ivan Octavian Petrayuna Dian Omega Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta kaibutz@hotmail.com petra.omega@ukrida.ac.id Abstract The massive competitions

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah sebuah lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai visi teknologi sebagai pemacu pertumbuhan

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK ORGANISASI ADALAH PROSES YANG TERSUSUN DALAM SUATU SISTEM DIMANA ORANG DI DALAMNYA

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi Modul ke: Komunikasi Organisasi Budaya Organisasi Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Budaya Organisasi pengertian budaya organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Studi kepustakaan merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Intrapreneurship 2.1.1 Pengertian Intrapreneurship Berdasarkan pendapat Antonic dan Hisrich (2003, p9) intrapreneurship sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks dengan aktifitas kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks dengan aktifitas kegiatannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks dengan aktifitas kegiatannya padat karya, padat modal, dan padat teknologi serta membutuhkan pengelolaan secara

Lebih terperinci

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM MEMBANGUN EMPLOYEE RELATIONS PADA CV. Z DI SURABAYA

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM MEMBANGUN EMPLOYEE RELATIONS PADA CV. Z DI SURABAYA PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM MEMBANGUN EMPLOYEE RELATIONS PADA CV. Z DI SURABAYA Kevin Laksmana Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi tersebut. Budaya tersebut dapat tercermin pada perilaku para karyawan, kebijakan-kebijakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis mengangkat teori Atribusi dari Kelley dan teori motivasi berprestasi dari David McClelland sebagai grand theory. Penemuan fakta lapangan akan didukungan pula dengan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan asuransi sebagai salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang dijadikan indikator oleh para nasabahnya dalam menilai apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak

BAB I PENDAHULUAN. demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan oraganisasi

Lebih terperinci

Budaya Organisasi di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran. Winda Widianingsih ABSTRAK

Budaya Organisasi di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran. Winda Widianingsih ABSTRAK Budaya Organisasi di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran Winda Widianingsih ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada pelaksanaannya yang belum sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan. berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat.

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan. berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat. Baik dalam kehidupan di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya sebuah organisasi selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Nama Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbandingan Bangun, Wilson 2008 Budaya Organisasi : Dampaknya Pada Peningkatan Daya Saing Perusahaan (Jurnal Manajemen,

Lebih terperinci