BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Organisasi menurut Robbins dan Judge adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang terdiri dari dua atau lebih orang, yang bekerja atau dasar hubungan yang terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan (2013:4). Ditambahkan oleh Daft (1992:7), sejalan dengan Robbins, menurutnya definisi dari organisasi terdiri dari 4 elemen kunci, yaitu: 1. Entitas Sosial (social entities) Memiliki arti yang terdiri dari dua orang atau lebih. 2. Orientasi pada sasaran (goal-directed) Berarti bahwa organisasi dirancang untuk mencapai hasil. 3. Mempunyai struktur yang direncanakan dengan baik (deliberately structure), Diartikan bahwa tanggung jawab yang organisasi secara terstruktur dan direncanakan dibagi dalam departemen yang terpisah. 4. Batasan yang mudah dikenali (identifiable boundary), Artinya organisasi mempunyai batas-batas yang jelas, elemen mana yang berada di dalam dan elemen mana yang berada di luar. Menurut Lubis dan Huseni (1987:1), organisasi didefinisikan sebagai kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut pola tertentu sehingga setiap dari anggotanya memiliki fungsi dan tugas masing-masing, serta memiliki batas-batas yang jelas. 2.2 Budaya Organisasi Berdasarkan pemahaman dari perspektif bahasa, kata budaya berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi atau budi atau akal, di mana diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1998:5) budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. 9

2 10 Menyangkut pengertian dari budaya, menurut Schein (2010:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi. Budaya organisasi atau organization culture merupakan suatu set asumsi implisit yang dipegang dan disebarluaskan serta dipatuhi oleh suatu kelompok yang mendeterminasi bagaimana cara pandang, cara pikir, dan reaksi terhadap suatu lingkungan dalam mengatasi masalah adaptasi integrasi eksternal dan internal, serta dikonderasi sebagai hal yang valid sehingga diajarkan kepada anggota baru sebagai nilai benar yang dianut atau diterapkan. Ada tiga karakteristik penting dalam budaya organisasi: Budaya organisasi mempengaruhi cara atau sikap dalam bekerja Budaya organisasi disampaikan melalui sosialisasi Budaya organisasi beroperasi pada tingkat yang berbeda Oleh sebab itu, budaya organisasi terbentuk dari empat komponen kunci yaitu founder s value, the business environment, the national culture, and the senior leaders vision and behavior Level Budaya Organisasi Gambar 2.1 Level Budaya Organisasi Menurut Schein Sumber:

3 11 Menurut Schein (2010), budaya dibagi menjadi tiga. Teori ini menjelaskan budaya dari terlihat dengan kasat mata hingga tidak terlihat dan hanya dapat dirasakan. 1. Artifacts Meliputi struktur dan proses nyata dari organisasi yang dapat dilihat secara kasat mata, dirasakan langsung, dan didengar. Termasuk tulisan, bahasa percakapan di dalam organisasi, ruangan fisik dan tata letak serta perilaku dari individu-individu 2. Expoused Values Merupakan prinsip-prinsip sosial, goal dan standar yang berlaku di dalam organisasi serta dianggap penting dan mendefinisikan apa yang diperhatikan oleh setiap anggota organisasi. 3. Basic Assumptions Dikenal sebagai invisible level dari model, karena di level ini melibatkan keyakinan, persepsi, pikiran dan perasaan Fungsi Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan bagian paling inti dari suatu organisasi, di mana memiliki kekuatan untuk mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu organisasi. Kesuksesan ini dapat terjadi dengan adanya dukungan penuh dari seluruh anggota. Budaya organisasi digunakan untuk menjadi pedoman berperilaku dari setiap anggota organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2013:294), fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut: 1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. 2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. 4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

4 12 5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Ditambahkan oleh Robbins (2005:484), sebuah budaya organisasi yang kuat akan memberikan kekuatan (stability) pada organisasi. Setiap organisasi memiliki budaya yang dijadikan ciri-khasnya masing-masing, di mana organisasi bergantung pada kekuatan budaya tersebut akan dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada sikap dan perilaku setiap anggotanya. Sebuah organisasi yang sukses memiliki keuntungan yang berkelanjutan dan memiliki finansial diatas rata-rata (Porter & Barney dalam Cameron & Quinn, 2011:3). Untuk pencapaian hal tersebut, sebuah perusahaan harus memiliki kondisi sebagai berikut: 1. The first is the presence of high barriers to entry. 2. A second condition is nonsubstitusble products. 3. Third, a large market share contributes to success by allowing your firm to capitalize on economies of scale and efficiencies. 4. A fourth condition is low levels of bargaining power for buyers. 5. Fifth, suppliers have low levels of bargaining power. 6. A sixth condition is rivalry among competitors. Kondisi ini adalah kondisi yang dapat meningkan kesuksesan dibidang keuangan bagi suatu perusahaan. Namun dijelaskan oleh Cameron & Quinn (2011:3) bahwa banyak perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat yang sukses dalam waktu 20 tahun terakhir dan tidak satupun memiliki kondisi seperti yang digambarkan diatas. Contohnya adalah Southwesr Airlines, Walmart, Tyson Foods, Circuit City, dan Pleneum Publishing. Perusahaan seperti Coca Cola, Disney, General Electric, Intel, Mcdonalds, Sony, dan Toyota telah mengembangkan budaya yang dapat diidentifikasikan dengan jelas oleh karyawannya. Budaya ini dibentuk oleh pendiri perusahaan dan untuk menghadapi serta mengatasi tantangan dan hambatan dalam lingkungan yang mereka hadapi. Terkadang budaya juga dibentuk oleh manajemen yang ingin meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara yang sistematis. Perusahaan yang sukses telah mengembangkan suatu faktor khusus yang menggantikan strategi perusahaan, kondisi pasar, dan kemajuan teknologi. Walaupun kondisi pasar dan kemajuan teknologi merupakan hal yang sangat penting, tetapi perusahan-perusahaan tersebut memiliki modal kekuatan yang terletak pada

5 13 pengembangan dan pengelolaan budaya perusahaan yang sesuai dengan perusahaan tersebut. Pengaruh budaya organisasi sangat kuat dalam kinerja, efektivitas organisasi, dan perusahaan jangka panjang. Pentingnya budaya perusahaan dijadikan sebagai syarat utama bagi masing-masing individu dalam suatu perusahaan untuk belajar dan memahami budaya yang ada di dalamnya sehingga mereka dapat mengetahui dan mengukur dimensi-dimensi utama yang terkandung dalam budaya perusahaan tersebut, serta mengembangkan strategi untuk perubahan dan memulai proses implementasi. Menurut Cameron & Quinn (2011:11) dalam dua dekade terakhir ini sering dilakukan perubahan organisasi dan setidaknya ada tiga insiatif yaitu TQM (Total Quality Management), downsizing, dan reengineering. Selama ini, ketiga inisiatif tersebut belum dapat membuktikan dapat mengatasi masalah lingkungan luar yang mempengaruhi dalam organisasi. Hal ini disebabkan diabaikannya budaya organisasi yang justru penting. 2.3 Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) Nilai budaya dalam sebuah organisasi dapat diukur dengan menggunakan metode Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). Konsep ini dikembangkan oleh Cameron dan Quinn yang disebut dengan Competing Values Framework (1999). OCAI ini tidak hanya memberikan penilaian budaya organisasi yang akurat, tetapi juga menilai efektivitas indikator dalam organisasi (2011:27). Framework ini sangat berguna dalam mengelola dan mengintepretasikan fenomenafenomena suatu organisasi. Selain itu, Competing Values Framework dapat mengidentifikasikan pendekatan secara umum terhadap rancangan organisasi, tahapan dalam life cycle development, peran kepemimpinan dan peran dalam manajemen sumber daya manusia, dan manajemen skills. Dalam riset yang dilakukan Cameron mengenai efektifitas organisasi dan ada 39 indikator efektivitas organisasi dari hasil penelitian John Campbell dan rekanrekannya (Cameron & Quinn, 2011:38). Dari ke 39 indikator tersebut memunculkan dua dimensi umum yang dibagi menjadi empat lapisan utama.

6 14 Gambar 2.2 Competing Values Framework Sumber: Diagnosing and Changing Organizational Culture, 2011 Kriteria organisasi yang efektif dibedakan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama membedakan kriteria efektifitas yang menekankan pada fleksibilitas (flexibility), keleluasaan (discretion), dan dinamisme (dynamism) dengan dimensi yang menekan pada stabilitas (stability), perintah (order), dan pengawasan (control). Dimensi kedua membedakan kriteria organisasi yang efektif menjadi dua sisi dimana menekankan pada orientasi internal (internal orientation), integrasi (integration), dan kesatuan (unity). Sementara pada sisi yang lainnya menekankan orientasi eksternal (external orientation), diferensiasi (differentiation), dan persaingan (rivalry). Kedua dimensi ini membentuk empat kuadran yang setiap kuadrannya menggambarkan perbedaan indikator-indikator efektifitas organisasi. Keempat kelompok ini dapat memberikan gambaran penilaian seseorang terhadap kinerja organisasi, definisi apa saja yang tampak baik dan benar serta tepat, atau dengan kata lain mendefinisikan nilai inti untuk melakukan penilaian organisasi. Berdasarkan kerangka Competing Values Framework, Cameron dan Quinn mengembangkan instrumen tersebut dengan survei secara kuantitatif yang disebut dengan Organizational Culture Assesment Instrument (OCAI).

7 15 OCAI mengidentifikasikan persepsi dan aspirasi responden mengenai budaya organisasi saat ini dan yang diinginkan. Hal ini dapat dikategorikan kedalam empat tipe sebagai berikut: 1. Hierarchy 2. Market 3. Clan 4. Adhocracy Masing-masing budaya memiliki karakteristik yang berbeda, terutama jika dilihat dari orientasi, tipe kepemimpinan, nilai-nilai pendorong dan teori pada efektifitas. Gambar 2.3 The Competing Values of Leadership, Effectiveness, and Organizational Theory Sumber: Diagnosing and Changing Organizational Culture, Budaya Hierarchy Organisasi hierarchy yang bersifat formal dan terstruktur. Peraturanperaturan dan prosedur yang mengatur sikap dan perilaku para anggota organisasi. Pemimpin didalamnya dituntut untuk menjadi koordinator dan pengelola dengan

8 16 pola pikir dan pendekatan efisiensi. Kebijakan formal menjadi pedoman yang harus dipahami, ditaati, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Dalam budaya ini diutamakan stabilitas, kontrol, dan fokus pada proses internal dan integrasi. Organisasi dengan budaya hierarchy mementingkan standarisasi, kontrol, dan struktur yang baku dan tegas mengature kewenangan dan pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, orientasi jangka panjang pada organisasi ini ditekankan pada stabilitas, operasi, dan kinerja yang efisien. Keberhasilan maka diartikan sebagai kemampuan penyerahan produk dan jasa yang berkualitas pada jadwal yang tepat dengan biaya rendah. Pendekatan ini pertama kali dilakukan pada organisasi era modern yang berdasarkan penelitian Max Weber. Ia mempelajari organisasi pemerintahan di Eropa pada awal tahun 1990-an. Menurutnya tantangan utama yang dihadapi oleh organisasi pada abad ke-20 adalah menghasilkan produk dan jasa yang efisien bagi masyarakat yang beragam. Dalam mengahadapi tantangan tersebut, Weber pada tahun 1947 mengumpulkan 7 karakteristik yang dikenal sebagai sifat birokrasi klasit, yaitu: rules, specialization, meritocracy, hierarchy, saparate ownership, dan impersonality accountability (Cameron & Quinn, 2011:42). Kenyataannya hingga pada tahun 1960-an, hampir semua buku dan penelitian bidang manajemen dan organisasi berasumsi bahwa karakteristik hirarki yang ditemukan oleh Weber tersebut menjadi ideal, karena karakteristik tersebut mengacu pada kestabilan, efisiensi, konsistensi yang tinggi pada produk dan jasa yang dapat dikendalikan dengan baik, pekerja dan pekerjaannya dalam pengawasan ketat. Contoh perusahaan dengan tipe ini adalah Mcdonald s dan Ford Motor Company Budaya Market Bentuk lain dari budaya organisasi yang menjadi populer di akhir tahun 1960an dimana organisasi menghadapi tantangan kompetitif biaya (Transaction Cost) menjadi hal yang penting dalam efektifitas organisasi (Cameron & Quinn, 2011:43). Budaya market memiliki kemiripan dengan budaya hierarchy, terutama pada stabilitas dan kontrol. Perbedaannya adalah budaya market fokus pada aspek eksternal dan diferensiasi. Budaya ini berfokus pada hubungan-hubungan dan transaksi-transaksi dengan pemasok, pelanggan, kontraktor, pembuat undang-

9 17 undang, konsultan, dan regulator. Fokus pada aspek eksternal organisasi diyakini dapat membawa organisasi mencapai kesuksesan. Pengelolaan sumber daya manusia berorientasi pada hasil dan kompetisi. Pemimpin adalah orang yang menuntut, dan pendorong, dan produktif. Penekanan pada kemenangan menjadi tujuan yang mempersatukan anggota organisasi. Orientasi jangka panjang adalah pada tindakan-tindakan kompetitif, dan pencapaian sasaran serta target organisasi. Sukses dalam hal ini diartikan sebagai penguasa pasar dan penetrasi, serta meningkatkan harga yang kompetitif dan kepemimpinan pasar Budaya Clan Budaya clan atau budaya yang memiliki kesamaan dengan organisasi kekeluargaan. Dari hasil penelitian dari sejumlah peneliti menemukan perbedaan mendasar pada perusahaan Jepang dengan perusahaan Amerika yaitu budaya yang ada dalam perusahaan. Tipe budaya clan banyak dijumpai di perusahaan Jepang (Cameron & Quinn, 2011:46). Budaya ini menekankan pada fleksibilitas dan kebijaksanaan daripada stabilitas dan integrasi yang ada dalam budaya hierarchy. Lingkungan kerja yang terbuka dan ramah yang memungkinkan setiap orang saling berinteraksi dan berbagi. Organisasi dikelola sebagaimana layaknya sebagai sebuah keluarga luas (extended family). Pemimpin dianggap sebagai mentor dan orang tua. Kepatuhan terhadap organisasi dan tradisi relatif sangat kuat. Menekankan pada pembinaan sumber daya manusia jangka panjang dan kohesivitas kelompok dimana fokus perhatian pada manusia dan sangat menghargai kerjasama tim, partisipasi, dna konsensus. Tipe budaya clan lebih mengutamakan kerjasama tim, keterlibatan karyawan dalam program dan komitmen perusahaan pada karyawan. Beberapa asumsi mendasar dalam tipe budaya clan adalah bahwa lingkungan dikelola dengan baik melalui kerjasama tim dan pengembangan karyawan. Organisasi adalah berbagai pengembangan lingkungan kerja dan tugas utama dalam manajemen adalah menguatkan karyawan dan menfasilitasi partisipasi karyawan dalam perusahaan, komitmen, dan loyalitas Budaya Adhocracy Salah satu tipe budaya adhocracy muncul setelah terjadinya perubahan dari masa industrialisasi ke masa informasi dimana menekankan pada inovasi dan

10 18 penemuan-penemuan baru yang menjadi kunci kesuksesan suatu organisasi. Tipe budaya ini banyak dijumpai pada jenis perushaan industri yang sifatnya dinamis, misalnya teknologi informasi. Tipe budaya ini dapat berubah dengan cepat pada saat keadaan berubah. Tujuan utama dari adhocracy adalah mendorong adaptasi, fleksibilitas, dan kreatifitas disaat situasi yang tidak pasti, ambigu, dan informasi yang muncul secara berlebihan. Fokus budaya ini pada eksternal organisasi dan diferensiasi. Adhocracy dicirikan dengan jenis lingkungan kerja yang dinamis, bersifat entrepreneurial dan kreatif. Setiap anggota berani menghadapi resiko dan pemimpin memiliki visi, inovasi, dan berorientasi pada resiko. Perekat dalam organisasi ditandai dengan sering bereksperimen dan berinovasi yang menekankan pada keberhasilan untuk menjadi pelopor pada pengetahuan, produk, dan layanan yang terbaru sehingga selalu siap dalam mengahapi tantangan baru dan perubahan. Lingkungan kerja dikelola dengan mengedepankan karakter dinamis, wirausaha dan kreatifitas, sehingga setiap anggota organisasi ditantang untuk selalu melakukan inovasi dan keberanian dalam mengambil resiko. Berpikir berbeda justru mempersatukan anggota organisasi. Kebebasan dan inisiatif setiap individu sangat dihargai. Dari keempat budaya diatas, untuk mendiagnosa budaya organisasi tersebut terdapat enam pertanyaan yang mendefinisikan dimensi budaya pada Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), yaitu: 1. Dominant characteristic (karakteristik dominan) 2. Organizational leadership (kepemimpinan organisasi) 3. Management of employees (manajemen sumber daya manusia) 4. Organizational glue (perekat organisasi) 5. Strategic emphasis (strategic emphasis) 6. Criteria of sucsess (kriteria kesuksesan) Penilaian ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi budaya suatu organisasi yang ada saat ini (current culture) dan membantu dalam mengidentifikasikan budaya yang harus dikembangkan dalam menghadapi tuntutan lingkungan yang akan datangg dan berbagai hal mungkin akan dihadapi organisasi. Dengan instrumen ini dapat dikenali budaya yang dominan (cultural strength), tipetipe budaya yang ada (cultural type), dan kesesuaian budaya tersebut (cultural congruence).

11 19 Pengisian jawaban kuesioner menggunkan skala ipsative (ipsative rating scale) yang memungkinkan dalam suatu organisasi terdapat tipe budaya yang berbeda dalam suatu waktu (Cameron & Quinn, 2011:160). Dalam bukunya Cameron & Quinn (2011:24) menyebutkan bahwa dengan pendekatan menggunakan instrument OCAI, mendiagnosa dan merubah budaya organisasi atau perusahaan terdapat 6 kelebihannya, yaitu: 1. Practical Instrumen ini dapat mengidentifikasi dimensi kunci budaya yang ditemukan untuk menghasilkan perbedaan dalam kesuksesan organisasi. 2. Timely Proses dari diagnosa dan penciptaan strategi untuk perubahan dapat disesuaikan dalam waktu yang cukup masuk akal. 3. Involving Setiap langkah dalam proses ini melibatkan seluruh anggota organisasi, khususnya bagi mereka yang mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan aturan, penguatan nilai-nilai, dan mengembangkan pedoman perubahan yang fundamental. 4. Quantitative and qualitative Proses ini berdasarkan pada pengukuran kuantitatif dari dimensi kunci budaya dan metode kualitatif yang meliputi sejarah, peristiwa, dan simbol-simbol yang mewakili nilai-nilai yang tidak dapat terukur dalam organisasi. 5. Managible Proses diagnosa dan perubahan dapat dilakukan dan diimplementasikan oleh tim dalam organisasi, biasanya tim manajemen. Diagnosa dari luar ahli-ahli budaya, atau konsultan perubahan tidak diperlukan untuk kesuksesan dalam pengimplementasian. 6. Valid Kerangka kerja dalam proses ini dibangun tidak hanya untuk dapat dimengerti orang-orang sebagai pemilik organisasi tetapi juga didukung dengan literatur empiris yang lengkap dan dimensi yang memiliki dasar ilmiah yang telah diverfikasi.

12 Kerangka Pemikiran Pada gambar 2.4 akan dijelaskan secara mendalam akan kerangka pemikiran yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Akan dinelaskan susunan dari langkah yang diambil mulai dari analisa hingga pemetaan Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) yang akan dicapai. Analisis dengan metode OCAI Budaya Organisasi Dimensi dalam OCAI: 1. Karekter dominan 2. Tipe kepemimpinan 3. Tipe manajemen 4. Perekat organisasi 5. Penekanan strategi 6. Kriteria keberhasilan Budaya Organisasi saat ini Budaya Organisasi yang diharapkan Kesenjangan Budaya Organisasi Implikasi Hasil Budaya Organisasi Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Sumber: Hasil Proyek Penulis, 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Organisasi adalah sesuatu yang abstrak, sulit dilihat tapi bisa kita rasakan eksistensinya, dan mungkin bisa tersebar diantara beberapa lokasi (Lubis dan Huseini 1987:1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ Ida

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian, yaitu langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dimulai dari proses perencanaan hingga pembuatan laporan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam pemotretan Profil Budaya Organisasi ini menggunakan kuesioner OCAI terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja merupakan sebuah entitas spiritual dan entitas sosial (Dusing, 1995). Selain itu, Gereja sebagai suatu organisasi non publik juga membutuhkan kinerja sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perusahaan yaitu budaya perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki budaya khas yang dominan di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Budaya Organisasi Davis (Moeljono,2005) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota

Lebih terperinci

Sistem Rekomendasi Sistem Informasi Berdasarkan Budaya Organisasi Menggunakan Metode Organizational Culture Assessment Instrument Dan Competing Values Framework Erik Romadona 1, Budi Laksono Putro 2, Asep

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA Lukas Hari Wibowo 1, Andi 2 ABSTRAK: Persaingan bisnis konstruksi di Surabaya semakin ketat sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) Ni Putu Nurwita Pratami Wijaya Fakultas Bisnis Manajemen, Universitas Widyatama Email:putu.nurwita@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X Ratri Wahyuningtyas E-mail:syafaq_ratri@yahoo.com Dosen Institut Manajemen Telkom ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Responden dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi karyawan yang ada di Pabrik SCC & C PT Unilever Indonesia Tbk yang berjumlah 295 orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE 1 Surya Viddiany, 2 Nesdi E.Rozanda 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan a. Persepsi karyawan terhadap budaya organisasi di PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) pada saat ini cenderung berada pada situasi budaya hierarchy yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap pemimpin diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi perubahan dan menjadikan perubahan tersebut

Lebih terperinci

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 10 Oktober 2017 STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017 Pupung Syaeful

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang mengedepankan kepuasan dan ketepatan serta membutuhkan tindakan yang cepat. Dalam menyongsong era pasar global,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, Indonesia menghadapi tantangan global yang semakin ketat. Selain harus mampu dalam menghadapi hal tersebut, Indonesia diharapkan pula

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI Cameron dan Quinn (2006) menjelaskan bahwa budaya organisasi dicerminkan oleh apa yang dinilai, gaya kepemimpinan yang dominan, bahasa dan simbol, prosedur dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (Informed Consent) Saya adalah Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Budaya organisasi merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat karyawan dalam bentuk berbagai peraturan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai tipe budaya organisasi pada organisasi penelitian internasional X Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel a. Populasi : Populasi merupakan subyek penelitian secara keseluruhan (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya organisasi adalah penelitian oleh Kotter dan Heskett (1992) yang hasil

BAB I PENDAHULUAN. budaya organisasi adalah penelitian oleh Kotter dan Heskett (1992) yang hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya organisasional telah menjadi topik yang cukup populer belakangan ini dan menjadi salah satu aspek dalam organisasi yang memegang peranan penting dalam perubahan

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Modernisasi JEM 13 (2) 2017, 53-61

Jurnal Ekonomi Modernisasi  JEM 13 (2) 2017, 53-61 Jurnal Ekonomi Modernisasi http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jeko JEM 13 (2) 2017, 53-61 Penggunaan Organizational Culture Assesment Instrument pada Organisasi Non Formal Ahmad Idris Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN EFEKTIFITAS ORGANISASI Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Organisasi Kata budaya pertama kali muncul pada tahun 1871. Kata ini di kemukakan oleh Tylor yang merupakan seorang antropoligis. Menurut Tylor (1871) dalam Brown (1998)

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Media Informatika Vol.16 No.2 (2017) MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Muksin Wijaya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini:

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini: 42 KUESIONER No.Responden:... Responden yang terhormat, Nama Saya Pek, Mellinda Santoso Mahasiswa UNIKA Soegijapranata Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angkatan 2009, memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi di bidang manajemen selama seratus tahun terakhir telah mengubah dunia korporasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi, inovasi manajemen meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini memberikan deskripsi mengenai budaya perusahaan yang ada dalam Bahana Group. Bahana group adalah kelompok perusahaan yang bergerak di dalam industry pasar modal

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN)

IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN) IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Di Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini manajemen dituntut handal untuk mengelola perusahaan, tidak hanya menjaga agar perusaaan tetap stay on the track, namun harus dapat membuat manuver di tengah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Intrapreneurship 2.1.1 Pengertian Intrapreneurship Berdasarkan pendapat Antonic dan Hisrich (2003, p9) intrapreneurship sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi keuntungan/ profit oriented. Beberapa perusahaan yang telah melakukannya adalah Home Depot

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1 KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1 PENGERETIAN BUDAYA ORGANISASI Robbins dan Judge (2008:256) kultur organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala bidang kegiatan bisnis. Globalisasi tersebut mencakup global competition, global business,

Lebih terperinci

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATION CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT PADA RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATION CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT PADA RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATION CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT PADA RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG Muhammad Baharudin Sani, Imammudin Yuliadi, Tri Maryati Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume..., Nomor..., Tahun 2014, Halaman 1 PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

Definisi Budaya Organisasi

Definisi Budaya Organisasi Definisi Budaya Organisasi Budaya Organisasi Sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya Sistem makna bersama: Sekumpulan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap pemimpin diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi perubahan dan menjadikan perubahan tersebut

Lebih terperinci

PENGUKURAN BUDAYA ORGANISASI PADA INDUSTRI MINUMAN DI JAWA TENGAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DI ERA GLOBAL

PENGUKURAN BUDAYA ORGANISASI PADA INDUSTRI MINUMAN DI JAWA TENGAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DI ERA GLOBAL Pengukuran Budaya Organisasi pada Industri Minuman... (Hanna Lestari dkk.) PENGUKURAN BUDAYA ORGANISASI PADA INDUSTRI MINUMAN DI JAWA TENGAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DI ERA GLOBAL Hanna Lestari 1*,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan peluang yang dihadapi oleh perusahaan berskala nasional maupun multinasional. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN AFEKTIF 1. Pengertian Komitmen Afektif Sheldon (dalam Meyer & Allen, 1997) mendefinisikan komitmen afektif sebagai suatu attitude atau orientasi terhadap organisasi dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena

BAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena memiliki beberapa karakteristik. Industri penerbangan bersifat global bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda dalam mencapai setiap misi dan tujuannya. Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi

Lebih terperinci

GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB

GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB Ivan Octavian Petrayuna Dian Omega Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta kaibutz@hotmail.com petra.omega@ukrida.ac.id Abstract The massive competitions

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi ditambah dengan kompleksitas aktivitas manusia yang secara

Lebih terperinci

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Perilaku pegawai tidak terlepas dengan budaya organisasi. Menurut Kotter dan Hesket, budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

ORGANISASI. Presented by : M Anang Firmansyah

ORGANISASI. Presented by : M Anang Firmansyah ORGANISASI Presented by : M Anang Firmansyah PENGERTIAN Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni

Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 57-66 ANALISIS PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENNGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan perusahaan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak yang tergabung dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Widyatama (UTama) adalah salah satu Institusi Pendidikan Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk mewujudkan suatu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI PADA PT. BANK X (PERSERO), TBK DENGAN MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI PADA PT. BANK X (PERSERO), TBK DENGAN MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT ANALISIS BUDAYA ORGANISASI PADA PT. BANK X (PERSERO), TBK DENGAN MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT Andhini Putri Yoningthea, Jerry Marcellinus Logahan BINUS University, School of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi maupun perusahaan yang telah berdiri akan mempunyai budaya organisasi yang berbeda tergantung dari lingkungan perusahaan dan jenis perusahaan

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING DR. Johannes Buku : Manajemen Stratejik - bab 8 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami hubungan stragegi dan keputusan stafing. 2. Menyesuaikan kecakapan manajer

Lebih terperinci

Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI

Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,

Lebih terperinci

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR A. ASUMSI MODEL Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu konsep. Sebagai pendekatan, model dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU)

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU) ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU) Megawati 1), Riki Rikardo 2) 1) Dosen Sistem Informasi UIN SUSKA RIAU 2) Mahasiswa Sistem Informasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Budaya Organisasi Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respon individual pada lingkungannya. Definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis. Copyright 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.

BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis. Copyright 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved. BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis Menjelaskan pentingnya struktur dan kultur dalam organisasi bisnis Menjelaskan hubungan desain organisasi, struktur, kultur, dan lingkungan Menjelaskan tipe-tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci