PROSES PELARUTAN BIJIH DOLOMIT DALAM LARUTAN ASAM KLORIDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Pupuk dolomit SNI

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

LEMBAR KERJA SISWA 4

Penentuan Kesadahan Dalam Air

MAJALAH METALURGI (2015) 3: Available online at

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA

GOLONGAN IIA. Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

PEMBUATAN SILIKA GEL DARI ABU CANGKANG KELAPA SAWIT DAN FIBER KELAPA SAWIT PT. SPOI DENGAN PENGARUH TEMPERATUR EKSTRAKSI

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI MENJADI NATRIUM SILIKAT

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

MENYARING DAN MENDEKANTASI

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A STUDY ON MANGANESE LEACHING FROM MANGANESE DIOXIDE ORES BY USING SULFURIC ACID

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Pengaruh Penambahan Larutan MgCl 2 pada Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat Berbahan Dasar Batu Kapur dengan Metode Karbonasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Studi Pengaruh ph Proses Pelindian Pada Proses Ekstraksi Titanium Dioksida Dari Pasir Besi Tasikmalaya Dengan Menggunakan Metode Hidrometalurgi

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 2, April 2013

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

3 Metodologi Penelitian

Transkripsi:

PROSES PELARUTAN BIJIH DOLOMIT DALAM LARUTAN ASAM KLORIDA Ahmad Royani Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 E-mail: ahmad.royani@lipi.go.id ABSTRAK Proses pelarutan memegang peranan penting dalam persiapan pengolahan dolomit supaya dapat digunakan dalam berbagai aplikasi di industri. Salah satu faktor terpenting dalam proses pelarutan adalah variabel konsentrasi pelarut dan temperatur proses pelarutan. Untuk melihat pengaruh dari kedua variabel tersebut, maka dilakukan proses pelarutan dolomit dengan menggunakan larutan asam klorida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam dan temperatur proses dalam pelarutan mineral dolomit menggunakan asam klorida. Proses pelarutan dilakukan terhadap 20 gram sampel dolomit dengan konsentrasi asam sebesar 1, 2, 3, 4 N pada temperatur 30, 50, 70, 90 o C. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ektraksi magnesium dan kalsium cenderung semakin meningkat seiring dengan kenaikkan konsentrasi asam dan temperatur proses pelarutan. Proses pelarutan dolomit optimum dicapai pada temperatur 30 o C dengan konsentrasi 4 N HCl selama 5 jam dengan kalsium dan magnesium terekstrak sebesar 60,31 % dan 25,79 %. Kata kunci: Asam klorida, Dolomit, Kalsium-magnesium, Pelarutan. ABSTRACT Leaching is important process in the preparation of dolomite processing so that it can be used in various applications in the industry. One of the most important factors in the leaching is the concentration of the solvent and the process temperature. To determine the effect of these parameters, then the leaching of dolomite by using a solution of hydrochloric acid was investigated. This study aims to determine the effect of acid concentration and process temperature in the leaching of dolomite using hydrochloric acid. The leaching process was carried out on 20 gram samples of dolomite with acid concentrations of 1, 2, 3, 4 N at 30, 50, 70, 90 o C.The leaching process was conducted on 20 gram samples of dolomite with acid concentrations of 1, 2, 3, 4 N at 30, 50, 70 and 90 o C. The experimental results indicate that the extraction of magnesium and calcium tends to increase along with the increase of acid concentration and temperature of the leaching process. Teh optimum leaching process of dolomite is achieved at a temperature of 30 o C with a concentration of 4 N HCl for 5 hours with calcium and magnesium extracted about 60.31% and 25.79%. Keywords: Hydrochloric acid, Dolomite, Calsium-magnesium, Leaching. PENDAHULUAN Mineral dolomit adalah salah satu batuan alam yang berbasis pada mineral karbonat seperti halnya batu kapur, kalsit (CaCO 3 ) dan magnesite (MgCO 3 ). Nama mineral dolomit berasal dari nama ahli mineral dari Perancis yang bernama Deodat De Dolomieu. Dolomit mempunyai rumus kimia Ca.Mg(CO 3 ), pada umumnya menunjukkan kenampakan warna putih namun demikian ada juga yang berwarna keabu-abuan, kebiruan dan warna kuning muda. Memiliki berat jenis antara 2,8 2,9 g/ ml dan bersifat lunak (derajat kekerasan hanya 3,5 4 skala mohr) dan mudah menyerap air [J. Warren 2000]. Senyawa magnesium karbonat (MgCO 3 Mg(OH) 2 H 2O) dan magnesia (MgO) merupakan salah satu senyawa yang paling penting dari industri magnesium. Telah banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti 1

pasta gigi, lukisan, manufaktur kosmetik, plastik, karet, dan sebagai prekursor untuk bahan kimia lainnya [L.X. Wei dkk, 2011]. Magnesia (MgO) biasanya diproduksi secara komersil melalui proses dekomposisi termal dari magnesit (MgCO 3 ) atau magnesium hidroksida (Mg(OH) 2 ) yang diperoleh dari proses air laut maupun dari mineral dolomit [E. Alvarado dkk, 2000]. Banyak penelitian mengenai pelarutan mineral dolomit dengan berbagai larutan pelarut yang telah dilakukan. Pelarutan bijih magnesit umumnya dilakukan pada skala industri menggunakan reaktor hidrometalurgi. Studi tentang pelarutan bijih magnesit alam menggunakan asam suksinat sebagai agen pelarut telah dilakukan oleh [N. Raza dkk, 2015]. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstraksi magnesium tergantung pada konsentrasi asam, temperatur reaksi, ukuran partikel bijih, kecepatan pengadukan dan rasio padatan. Pendekatan grafis dan statistik dalam analisis data kinetik menyatakan bahwa laju ekstraksi magnesium dari magnesit alami dikendalikan oleh tahapan reaksi kimia. Energi aktivasi yang didapat dalam percobaan pelarutan magnesit ini sebesar 45,197 kj mol -1 pada rentang temperatur reaksi 40 o C sampai 70 o C. Larutan asam juga telah digunakan dalam penelitian pemurnian bijih talk Nigeria oleh [A.A. Baba dkk, 2015]. Penelitiannya difokuskan untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi asam, temperatur reaksi dan ukuran partikel. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kinetika kelarutan bijih talk dalam asam klorida (HCl) meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asam, temperatur dan penurunan diameter partikel bijih. Dalam eksperimennya pada 75 C dengan konsentrasi 2 mol/l HCl selama 120 menit, keterlarutan bijih mencapai 62,1%. Energi aktivasi yang didapatkan pada percobaan ini sebesar 31,2 kj mol -1 dan reaksi dikendalikan oleh laju difusi [A.A. Baba dkk, 2015]. Pelarutan asam klorida digunakan dalam pembuatan nanopartikel MgO dari mineral dolomit melalui tahapan kalsinasi, pelarutan dan presipitasi [Mantilaka dkk, 2014]. Dalam persiapan pembuatan nanopartikel MgO tersebut, serbuk dolomit dipanaskan pada 1000 o C selama 4 jam, kemudian dilarutkan dalam larutan sukrosa untuk memisahkan MgO dari kalsium. Endapan MgO kemudian dilarutkan dengan asam klorida dan diendapkan dengan penambahan natrium hidroksida. Metode ini dinilai kurang ekonomis walaupun menghasilkan kualitas nanopartikel MgO yang baik karena preparasinya memerlukan energi yang tinggi. Pengunaan asam klorida juga telah digunakan dalam penelitian pelarutan bijih dolomit-talk untuk mendapatkan larutan MgCl 2 -CaCl 2 dalam proses pemurnian serbuk talk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses pelarutan merupakan salah satu teknik pendekatan yang layak untuk memanfaatkan secara efisien sumber bijih karbonat kadar rendah. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa proses pelarutannya dapat mengurangi proses kalsinasi dolomit sehingga dapat menghemat banyak energi. Proses pelarutan juga memiliki keunggulan berupak produksi yang bersih yakni adalah rute yang ramah dan hijau untuk persiapan pembuatan MgO dan CaCO 3 dari bijih dolomit-talk [G. Li dkk, 2013]. Potensi dolomit di Indonesia cukup besar dan terbesar mulai dari propinsi di Aceh hingga ke Papua dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Penyebaran dolomit yang cukup besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua [Tekmira, 2016]. Pemanfaatan mineral dolomit yang terdapat di Indonesia hanya sebatas untuk keperluan pembuatan pupuk dolomit dan bata dolomit untuk keperluan bahan bangunan. Dari serangkaian beberapa penelitian dan potensi dolomit di Indonesia, proses pelarutan memegang peranan penting dalam persiapan pengolahan dolomit supaya dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Salah satu faktor terpenting dalam proses pelarutan adalah parameter konsentrasi dari pelarut itu sendiri dan temperatur proses. Mengingat kedua parameter tersebut sangat berpengaruh terhadap magnesium dan kalsium yang terekstrak dalam proses pelarutan dolomit. Untuk melihat pengaruh dari kedua parameter tersebut, maka dilakukan pelarutan dengan menggunakan beberapa konsentrasi asam klorida pada berbagai temperatur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam dan temperatur proses dalam pelarutan mineral dolomit menggunakan asam klorida. Penelitian dibatasi pada penggunaan dolomit dari daerah di Jawa Timur dengan 2

penggunaan pelarut asam klorida pada kecepatan pengadukan dan rasio padatan yang konstant. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk dolomit berukuran -60 mesh. Sebelum dilakukan pelarutan, terlebih dahulu dolomit dikeringkan dalam oven pada temperatur 100 o C selama 7 jam. Proses pelarutan dolomit menggunakan labu ukur pada dan kompor hot plate sebagai pemanasnya. Proses pelarutan dilakukan terhadap 20 gram sampel dolomit dengan memvariasikan konsentrasi larutan asam klorida, temperatur dan waktu proses. Setelah pelarutan selesai, kemudian dilakukan proses filtrasi untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Selanjutnya dilakukan proses pengendapan terhadap filtrat menggunakan amoniak (NH 3.H 2 O) untuk memisahkan antara Mg dan Ca. Presipitat hasil pengendapan kemudian dikalsinasi pada 800 o C selama 4 jam. Diagram alir proses percobaan pemisahan Mg dan Ca dalam dolomit diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Tabel 1. Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing konsentrasi asam klorida, temperatur pelarutan dan waktu pelarutan. Tabel 1. Desain dan Hasil percobaan pelarutan dolomit. No Konsentrasi Konsentrasi Filtrat Temp Waktu Hasil (N) ( o ( % ) C) (jam) Residu Ca Mg 1 1 15,26 48,67 17,38 2 2 10,78 53,64 20,06 30 1 3 3 6,89 55,72 22,52 4 4 3,33 57,93 23,65 5 50 1,92 58,23 25,49 6 4 70 1 1,52 58,94 26,17 7 90 1,88 58,78 25,78 8 2 3,08 58,15 23,84 9 3 1,58 59,67 25,19 4 30 10 4 1,61 58,46 24,96 11 5 1,42 60,31 25,79 Pengaruh Konsentrasi Larutan Salah satu parameter yang diamati dalam proses pelarutan dolomit menggunakan asam klorida adalah pengaruh konsentrasi dari larutan asam klorida sendiri. Konsentrasi asam klorida yang digunakan dalam percobaan pelarutan ini sebesar 1, 2, 3 dan 4 N pada temperatur 30 o C selama 1 jam dengan kondisi kecepatan pengadukan konstant. Hasil percobaan pengaruh konsentrasi asam klorida terhadap kalsium dan magnesium terekstrak ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 1. Diagram alir percobaan pelarutan dolomit. HASIL DAN BAHASAN Desain percobaan dan hasil proses pelarutan mineral dolomit ditunjukkan dalam Gambar 2. Hasil residu berdasarkan konsentrasi. Dapat dilalihat bahwa kecenderungan kalsium - magnesium yang terekstrak meningkat dengan naiknya konsentasi asam sulfat dari 1 N sampai 4 N. Peningkatan persen magnesium terekstrak semakin tinggi karena 3

penambahan asam klorida dapat meningkatkan laju kecepatan reaksi dan laju difusi H +. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi pereaksi (HCl), maka semakin banyak ion - ion H + yang bereaksi sehingga semakin banyak Mg terbentuk. Dengan demikian, reaksi semakin cepat berlangsung. sebaliknya, jika konsentrasi berkurang, maka ion - ion H + akan sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang. pada temperatur tinggi energi kinetik partikel akan lebih besar. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan semakin banyak sehingga laju reaksi akan meningkat. Peningkatan temperatur juga dapat menurunkan nilai energi aktivasi (Ea) yakni energi minimum yang dibutuhkan suatu zat untuk terjadinya reaksi, sehingga dengan penurunan energi aktivasi ini membuat reaksi berjalan lebih cepat. Gambar 3. Kandungan Mg dan Ca berdasarkan konsentrasi. Persen Ca yang ikut terlarut juga semakin tinggi dengan bertambahnya konsentrasi larutan asam klorida. Hasil percobaan pengaruh konsentrasi asam sulfat pada pelarutan bijih dolomit ditunjukkan pada Gambar 3.1. Persen Ca yang terlarut meningkat perlahan pada penambahan konsentrasi asam dari 1 N HCl sampai dengan 4 N HCl. Berdasarkan pada hasil percobaan pengaruh konsentrasi asam yang diperoleh, maka untuk percobaan selanjutnya konsentrasi asam sulfat yang digunakan sebesar 4 N HCl. Pengaruh Temperatur Setelah percobaan pengaruh dari konsentrasi asam yang dipakai, selanjutnya dilakukan percobaan pengaruh temperatur. Dalam mempelajari pengaruh temperatur, konsentrasi asam sulfat yang digunakan adalah 4 N HCl dengan kecepatan pengadukan konstant dan 20% persen padatan pada temperatur 30, 50, 70 dan 90 o C. Hasil dari percobaan pengaruh temperatur terhadap persen magnesium dan kalsium terekstrak ditunjukkan pada Gambar 3.3. Dari Gambar 5.8, secara umum terlihat bahwa persen magnesium terekstrak meningkat dengan naiknya temperatur. Pada temperatur tinggi, jumlah partikel yang bereaksi lebih banyak dan bergerak lebih cepat dibandingkan pada temperatur rendah. Hal ini disebabkan karena Gambar 4. Hasil residu berdasarkan temperatur. Gambar 5. Kandungan Mg dan Ca berdasarkan temperatur. Persen kalsium yang ikut terlarut juga meningkat dengan kenaikan temperatur proses pelarutan. Pengaruh Waktu Pengaruh waktu proses pelarutan dilakukan dengan memvariasikan waktu sampai 3jam pada temperatur 30 o C dengan kondisi percobaan menggunakan konsentrasi asam sulfat 12% H2SO4, persen padatan 10% dan kecepatan pengadukan 400 rpm. Hasil percobaan pelarutan bijih mangan dengan variasi waktu proses ditunjukkan pada Gambar 2. Pada 30 menit pertama, hanya sekitar 55% mangan yang terekstrak. Peningkatan signifikan terjadi pada awal proses pelarutan 4

sampai dengan 60 menit dengan mangan terekstrak mencapai 65%. Setelah 60 menit, peningkatan mangan terekstrak relatif lambat hingga 180 menit yang hanya mencapai 75%. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pusat Penelitian Metalurgi dan Material, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah mendanai penelitian ini melalui kegiatan Kompetensi Inti pada tahun anggaran 2016. Gambar 6. Hasil residu berdasarkan waktu. Gambar 7. Kandungan Mg dan Ca berdasarkan temperatur KESIMPULAN Dari percobaan dan pembahasan hasil pelarutan dolomit dengan asam sulfat dapat disimpulkan bahwa ekstraksi magnesium dan kalsium dari mineral dolomit dapat dilakukan dengan menggunakan asam klorida sebagai pelaarut. Hasil menunjukkan bawha konsentrasi larutan asam klorida dan temperatur sangat berpengaruh terhadap magnesium dan kalsium yang terekstrak. Hasil ektraksi magnesium dan kalsium cenderung semakin meningkat seiring dengan kenaikkan konsentrasi asam dan temperatur proses pelarutan. Proses pelarutan dolomit optimum dicapai pada temperatur 30 o C dengan konsentrasi 4 N HCl selama 5 jam dengan kalsium dan magnesium terekstrak sebesar 60,31 % dan 25,79 %. DAFTAR PUSTAKA A.A. Baba, dkk. 2015. Purification of a Nigerian talc ore by acid leaching. Applied Clay Science 114, hal. 476 483. E. Alvarad, dkk. 2000. Preparation and characterization of MgO powders obtained from different magnesium salts and the mineral dolomite. Polyhedron 19, hal. 2345 2351. G. Li, dkk. 2013. Comprehensive use of dolomite-talc ore to prepare talc, nano-mgo and lightweight CaCO3 using an acid leaching method. Applied Clay Science 86, hal. 145 152. J. Warren. 2000. Dolomite: occurrence, evolution and economically important associations. Earth-Science Reviews 52, hal. 1 81. L.X. Wei, dkk. 2011. Preparation of basic magnesium carbonate and its thermal decomposition kinetics in air. J. Cent. South Univ. Technol.18, hal. 1865 1870. Mantilaka, dkk. 2104. Nanocrystalline magnesium oxide from dolomite via poly(acrylate)stabilized magnesium hydroxide colloids. Colloids and Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects 443, hal. 201 208. N. Raza, dkk. 2015. Leaching of natural magnesite ore in succinic acid solutions. International Journal of Mineral Processing 139, hal. 25 30. Tekmira-ESDM, 2015. Data pertambangan dolomite2016.available:http://www.te kmira.esdm.go.id/data/dolomit/ulasan.asp?xdir=dolomit&commid=10&com m=dolomit.[may. 12, 20016]. 5