PRESENTASI FIELD PROJECT

dokumen-dokumen yang mirip
Semarang, 6 juli 2010 Penulis

ANALISA KEBUTUHAN ANODA KORBAN SENG PADA PLAT BOTTOM KAPAL DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN ALUMUNIUM CATHODIC PROTECTION DAN ZINC CATHODIC PROTECTION PADA PELAT BADAN KAPAL

PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA

Efektivitas Penggunaan Anoda Korban Paduan Seng Pada Pelat Baja Kapal AISI E 2512 Terhadap Laju Korosi Di Dalam Media Air Laut

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

Pengaruh variasi pembagian jumlah anoda dengan pola horisontal terhadap laju korosi baja SS400 pada media air laut

Perhitungan laju korosi dan perancangan sistem proteksi katodik anoda korban di lambung kapal tugboat Bontang o4 PT Badak NGL Bontang

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Oleh : Afif Wiludin NRP Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, Msc.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN DAN PEMASANGAN CATHODIC PROTECTION DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILSON WALTON DAN DIMET DENGAN METODE PENDEKATAN

PENGENDALIAN KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN ANODA KORBAN

Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANODA KORBAN PADUAN ALUMINIUM PADA PELAT BAJA KAPAL AISI E 2512 TERHADAP LAJU KOROSI DI DALAM MEDIA AIR LAUT

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANODA KORBAN PADUAN ALUMINIUM PADA PELAT BAJA KAPAL AISI E 2512 TERHADAP LAJU KOROSI DI DALAM MEDIA AIR LAUT

SKRIPSI PRESENTASI 3 (P3)

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD

Kata kunci : BEM, Korosi, Beton berulang, Proteksi katodik, Anoda korban, Simulasi

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

STUDI KOMPARASI PROTEKSI KATHODIK ANTARA ANODA ZINK DENGAN ANODA ALUMINIUM SETELAH DIAPLIKASIKAN PADA TUG BOAT UNIVERSAL DAN TUG BOAT MARINER

HALAMAN JUDUL. ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA SACRIFICIAL ANODE PADUAN ALUMINIUM WT S-4 Al DAN PADUAN UNTUK PERLINDUNGAN KOROSI PADA KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT

Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

BAB IV DESAIN KEBUTUHAN PROTEKSI

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI LAMBUNG KAPAL DENGAN APLIKASI PADUAN ALUMUNIUM

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

Rectifier yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-23

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

Adanya pengembangan penggunaan gas pelindung pada las TIG. Ditemukannya porositas pada setiap variasi gas dari logam hasil las-lasan.

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect.

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Buoy Mooring System Untuk Loading Unloading Aframax Tanker Di Terminal Kilang Minyak Balongan

Hasil dan Pembahasan

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

OPTIMASI DESAIN DAN SIMULASI SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA WATER INJECTION PIPELINE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING DENGAN KOMBINASI PEMASANGAN PVD PADA PROYEK REKLAMASI PANTAI ANCOL TIMUR JAKARTA UTARA

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

Transkripsi:

PRESENTASI FIELD PROJECT TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Presented by: Khairul Akbar 6108030031

Sampai saat ini penggunaan besi dan baja sebagai bahan utama pembuatan kapal masih dominan. Karena penggunaan besi dan baja cukup memadai. Akan tetapi besi dan baja sangat reaktif dan mempunyai kecenderungan yang besar untuk terserang korosi. Korosi merupakan suatu perubahan struktur pada baja dimana kualitas baja akan berkurang. Sehingga, kerusakan kerusakan struktur pada baja yang disebabkan korosi akan menyebabkan kerugian yang cukup besar bahkan dapat membahayakan keselamatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mengurangi laju korosi sehingga pertumbuhan korosi dapat di tekan sekecil mungkin.

Rumusan Masalah» Berapa banyak Zinc Anode yang dibutuhkan untuk melindungi pelat badan kapal.» Apakah keadaan dilapangan,jumlah Zinc Anode yang dipasang pada pelat lambung kapal sebagai cathodic protection telah memenuhi syarat aman.

Batasan Masalah» Salinitas air laut sesuai dengan kondisi lingkungan air laut pada saat kapal melakukan proses operasional sebagai jasa pemandu dan penundaan kapal.» Berapa banyak Zinc Anode yang dibutuhkan untuk melindungi pelat badan kapal.

Tujuan» Mempelajari kinerja Zinc Anode dalam variasi lingkungan salinitas.» Menghitung kebutuhan Zinc Anode sebagai perlindungan katodik pelat baja kapal dalam penerapan dilapangan.

Manfaat» Untuk mengetahui berapa banyak Zinc Anode yang terpasang.» Untuk mengetahui apakah Zinc Anode sebagai cathodic protection sudah memenuhi persyaratan yang aman.

Flow chart

Observasi dilakukan pada Kapal Anggada X pada saat naik dock di PT. PELABUHAN INDONESIA III. Dengan ukuran utama : Length Over All (Loa) Breadth (B) Depth (H) Draught (T) : 27,02 m : 8,20 m : 3,52 m : 2,70 m

Tabel pengurangan pelat lajur lambung kapal No Lambung Pelat Lambung Kapal Panjang L (m) Lebar B (m) Luas A (m 2 ) Tebal Awal t R0 (mm ) Tebal Akhir t R1 (mm) Selisih Tebal t R (mm) 1 Lunas Kanan Kapal 2 Lunas Kiri Kapal 3 Alas Kanan Kapal 4 Alas Kiri Kapal 5 Bilga Kanan Kapal 6 Bilga Kiri Kapal 7 Sisi Kanan Kapal 8 Sisi Kiri Kapal Jumlah Rata-Rata 16 0,92 14,72 10 9,7 0,3 16 0,92 14,72 10 9,4 0,6 16 1,8 28,8 8 7,4 0,6 16 1,8 28,8 8 7,0 1,0 16 1,4 22,4 8 7,0 1,0 16 1,4 22,4 8 4,1 3,9 16 1,5 24 8 5,8 2,2 16 1,5 24 8 7,2 0,8-11,24 179,84 68,00 57,6 10,4 - - - 8,5 7,2 1,3

Perhitungan laju korosi terhadap pelat baja dan hasil observasi lapangan Kapal Anggada X. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana : CR = Laju korosi (mm/tahun) W = W=Selisih berat awal dan berat akhir (gram) A = Luas pelat lambung kapal ( cm 2 ) K = Konstanta 8.76 x 10 4 T = Waktu (tahun) D = Densitas (gram/mm 3 ) untuk baja = 7,83 gram/cm 3

Tabel penurunan berat dan laju korosi lajur pelat lambung kapal No Lambung Pelat Lambung Kapal Berat Awal W 0 (gram) Berat Akhir W 1 (gram) Selisih Berat W(gram) Luas Pelat A(m 2 ) Laju Korosi C R ( mm/th) 1 Lunas Kanan Kapal 2 Lunas Kiri Kapal 3 Alas Kanan Kapal 4 Alas Kiri Kapal 5 Bilga Kanan Kapal 6 Bilga Kiri Kapal 7 Sisi Kanan Kapal 8 Sisi Kiri Kapal 1.152.576 1.117.998 34.578 14,72 0,483 1.152.576 1.083.421 69.155 14,72 0,910 1.804.032 1.668.729 135.302 28,8 0,966 1.804.032 1.578.528 225.504 28,8 0,161 1.403.136 1.227.744 175.392 22,4 0,161 1.403.136 719.107 684.029 22,4 0,628 1.503.360 1.089.936 413.424 24 0,354 1.503.360 1.353.024 150.336 24 0,128 Lambung Kapal Total 11.726.208 9.838.487 1.887,72 179,84 0,379

Laju korosi yang tidak merata disebabkan oleh banyak hal: antara lain jumlah bio fouling yang menempel di pelat kapal tidak merata, kemudian kualitas anoda yang dipasang juga tidak sama, dan posisi pemasangan anoda yang menunjukkan kerapatan anoda tiap meter luas pelat yang dilindungi belum sesuai, terjadinya benturan pelat dengan dasar laut maupun pelat dengan dermaga sehingga pelat pesok atau rusak juga dapat meningkatkan laju korosi. Penurunan berat pelat lambung kapal terjadi karena korosi pada pelat yang tercelup dalam air laut dan korosi ini di percepat dengan adanya arus laut maupun saat kapal berlayar akan menciptakan gelombang yang membentur dibadan kapal, sehingga memperbanyak jumlah oksigen bebas. Disamping air laut merupakan media yang sangat korosif bagi pelat lambung kapal pada bagian alas kapal juga terjadi korosi karena terdapat hewan laut yang menempel/ fouling. Bio fouling merupakan mikro organisme bersel satu yang menempel dan berkembangbiak pada pelat lambung kapal, sehingga akan meningkatkan terjadinya korosi.

Perhitungan permintaan arus ( Ic ) Ic = Ac x fc x ic..(ampere) Dimana Ic adalah permintaan arus, Ac area yang akan diproteksi, fc faktor kerusakan lapisan dan ic faktor desain arus densitas. Sedangkan area individu atau area yang akan diproteksi, diperoleh dengan menggunakan rumus : Dimana : Ac = ( 2T + B ) x Loa x p..( m 2 ) Loa : Panjang kapal keseluruhan...(m) T : Sarat air...( m) B : Lebar Kapal...(m) p : Faktor, untuk kapal Tunda nilainya 0,85

Perhitungan masa anoda korban Dimana : M = Berat anoda korban Zinc Anode (kg) Ic = Kebutuhan arus proteksi (Ampere) T = Umur proteksi (tahun), T = 3 Tahun ( Peraturan BKI) µ = Faktor guna anoda kor ban, = 0,85 e = Electrochemical efficiency (Ah/kg), = 700 untuk Zn Kebutuhan arus proteksi : Ic = Ac x fc x ic..(ampere) Ac = ( 2 T + B ) x Loa x p Ac = ( 2.2,70 + 8,20 ) x 27,02 x 0,85 = 312,351 m 2 fc = Faktor kerusakan lapisan

Dimana : k 1 = 0,02 (Mengacu pada DNV RPB401) k 2 = 0,015 (Mengacu pada DNV RPB401) tf = Umur proteksi = 3 Tahun ic = Arus density rata-rata (Ampere/m 2 ), ic = 0,100 Ampere/m 2 Sehingga : Ic = Ac x fc x ic = 312,351 x 0,0425 x 0,100 = 1,327 ( Ampere ) Maka berat anoda korban yang dibutuhkan :

Menghitung jumlah anoda korban yang dibutuhkan, dengan tipe ZAP dimensi anode 300 mm x 150 mm x 30 mm ( P x L x T ) dengan berat netto 6 kg. Dimana : Σ AK M W AK = Jumlah anoda korban = Berat anoda korban yang dibutuhkan = Berat per unit anoda korban Sehingga : Penambahan anoda korban 20 % untuk tempat tempat kritis dan sebagai faktor keamanan, sehingga jumlah total anoda korban yang dipasang adalah : Σ AK total = 16 x 1,2 = 20 buah.

Tabel jumlah anoda korban yang dibutuhkan No. Bagian Lambung pelat Jumlah ( buah ) 1. Pelat lajur lunas 2. Pelat lajur alas kanan 3. Pelat lajur alas kiri 4. Pelat lajur bilga kanan 5. Pelat lajur bilga kiri 6. Pelat lajur sisi kanan 7. Pelat lajur sisi kiri 2 3 3 2 2 2 2 Jumlah 16

Tabel Penambahan 20 % untuk faktor kritis dan faktor keamanan No. Bagian Lambung pelat Jumlah ( buah ) 1. Pelat lajur lunas 2. Pelat lajur alas kanan 3. Pelat lajur alas kiri 4. Pelat lajur bilga kanan 5. Pelat lajur bilga kiri 6. Pelat lajur sisi kanan 7. Pelat lajur sisi kiri 2 3 3 3 3 3 3 Jumlah 20

Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan : Laju korosi tertinggi terjadi pada lajur pelat alas kanan, laju korosi pada pelat alas kanan tersebut sebesar 0,966 mm/tahun. Sedangakan korosi terendah terjadi pada lajur pelat sisi kiri, laju korosinya sebesar 0,128 mm/tahun.dengan perhitungan yang telah dilakukan penulis, sehingga kebutuhan anoda korban dapat ditentukan. Kebutuhan anoda korban pada Kapal Anggada X ini adalah sebanyak 20 buah. Dengan pembagian untuk pelat lajur lunas sebanyak 2 buah, untuk lajur pelat alas kanan sebanyak 3, untuk pelat lajur alas kiri sebanyak 3, untuk pelat bilga kanan sebanyak 3, untuk pelat lajur bilga kiri sebanyak 3, untuk pelat lajur sisi kanan sebanyak 3, dan untuk pelat lajur sisi kiri sebanyak 3. Anoda korban yang digunakan pada pelat baja ini adalah Zinc Anode, sesuai dengan penggunaan anoda korban sebelumnya pada Kapal Anggada X. Saran : Saran yang dapat diberikan pada analisa field project ini adalah penulis menyarankan dalam proses pemasangan anoda korban ini perlu diperhatikan lebih baik lagi kedepannya. Sehingga pelat baja kapal yang tercelup air laut bisa tahan lebih lama terhadap laju korosi yang terjadi.