ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA TAHUN 2010-2012 Christa Suwandi, Gen Norman T Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone 089653639918 Christa.suwandi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah pentingnya mengetahui peraturan perpajakan dalam hal ini terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai, dimana perusahaan dapat menerapkan dan melaporkan pajak terutang dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan baik dan benar. Analisis yang dilakukan melakukan survei langsung terhadap objek penelitian yang berkaitan dengan topik skripsi ini dan observasi langsung terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan ini, disamping itu wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait merupakan salah satu hal yang penting, dimana dapat membantu proses penelitian. Hasil yang dicapai dari pembahasan ditemukan ada beberapa bahwa perusahaan beberapa kali terlambat dalam Penyetoran Pajak dan juga terlambat melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masanya. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah perusahaan telah menjalankan kewajibannya sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), kewajiban yang dilakukan adalah Menyetor, Melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dari tahun 2010-2012, Menghitung, dan Memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang. Kata Kunci: Pengusaha Kena Pajak, Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai, serta Faktur Pajak.
Pendahuluan Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang menjadi andalan pemerintah guna mewujudkan kemandirian bangsa dalam pembangunan, maka wajib pajak diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajaknya atau self assessment system. Pajak Pertambahan Nilai sangat berbeda karakteristiknya dengan Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak Bea Materai. Perbedaan dari Pajak Pertambahan Nilai itu sendiri merupakan pajak tidak langsung yang dapat di limpahkan kepada orang lain sedangkan untuk Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak Bea Materai tidak dapat dilimpahkan pajaknya kepada orang lain. Seperti Pajak Penghasilan yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang dikenakan atas penghasilan yang didapatkannya dan berdasarkan objek yaitu bumi/tanah/bangunan sebagai dasar perhitungan besarnya pajak yang terutang bagi Pajak Bumi dan Bangunan. Sedangkan pada Bea Materai subjek pajaknya pihak yang mendapatkan manfaat dari dokumen tersebut. Dalam rangka menjawab perubahan yang sangat cepat, perlu dilakukan pembaharuan dan penyempurnaan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Pembaharuan system pajak ini telah dilakukan pada tahun 1983 dengan adanya Undang-Undang No 8 tahun 1983. Langkah pembaharuan dan penyempurnaan terus dilakukan secara konsisten pada tahun 1994 dan terakhir pada tahun 2009. Dengan adanya perubahan yang terjadi maka perusahaan juga harus menerepakan peraturan terbaru. Dalam proses penerapan peraturan terbaru perusahaan akan mengalami beberapa kendala dalam masa beradaptasi. Metode Penelitian Untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan serta mengumpulkan data yang digunakan untuk penelitian ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu adalah: Metode penelitian dilakukan dengan mencari informasi dengan membaca buku-buku wajib dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu: Metode penelitian dilakukan dengan melaksanakan peninjauan langsung keperusahaan. Peninjauan lapangan ini terdiri dari : a. Observasi Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang berhubungan dengan penelitian skripsi ini.
b. Wawancara Penelitian dilakukan dengan menanyakan secara langsung berbagai hal yang diperlukan dalam penulisan skripsi kepada pimpinan atau pegawai perusahaan guna memperoleh data yang jelas, terpercaya, dan relevan. c. Dokumentasi Penelitian dilakukan dengan mengambil dokumen-dokumen yang relevan terhadap hal-hal yang berkaitan erat dengan penelitian. 3. Perhitungan Kembali Penelitian dilakukan dengan menghitung kembali Pajak Pertambahan Nilai perusahaan sesuai dengan Ketentuan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku untuk mengetahui apakah penghitungannya sudah sesuai dengan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku serta memberikan saran kepada perusahaan. Hasil dan Bahasan dimana terdapat Faktur Pajak Standar yang tidak sesuai dengan ketetapan yang berlaku, seperti : NPWP Pembeli : xxxxxxx Nama Pembeli : xxxxxxx Kode dan Nomor Seri : xxxxxxx Tanggal :? DPP : Rp 4.126.984.091 PPN : Rp412.698.409 Pada September 2010 dan Juni 2012 telah melakukan penagihan Pajak Pertambahan Nilai dan menurut Faktur Pajak standar tersebut kepada PT XXX. Namun pada Faktur Pajak yang dibuat tersebut tidak mencantumkan tanggal pembuatan Faktur. Berdasarkan undang undang 42 tahun 2009 pasal 1 ayat 25 disebutkan bahwa Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. kemudian berdasarkan undang undang 42 tahun 2009 pasal 13 ayat 5 disebutkan bahwa Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat: a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak; b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan g. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Adapun yang menyebabkan masalah ini terjadi adalah karena kelalaian karyawan dalam membuat faktur pajak. selain kesalahan dalam tidak mencantumkan tanggal pembuatan faktur pajak penulis melihat faktur pajak keluaran tidak mencoret pada bagian kalimat (Harga Jual/Penggantian/Termin) pada 13 Desember 2012. Semestinya faktur pajak standar yang dibuat atas penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak harus dicoret dibagian (Harga Jual/ Penggantian /Termin), seperti : Harga Jual/ Penggantian/Termin *) xxxx *) Coret yang tidak perlu Akibat dari kesalahan pembuatan Faktur Pajak standar dikenakan sanksi atas pembuatan Faktur Pajak cacat yaitu 2% x DPP, hal ini mengakitbatkan kewajiban material yang ditanggung oleh Perusahaan akan semakin besar. Dampak negatif tidak langsung dapat diterima oleh Perusahaan yaitu Perusahaan dapat kehilangan customer, karena Faktur yang dibuat merupakan Faktur Pajak Cacat, sehingga Faktur Pajak tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan restitusi yang nantinya akan dilakukan oleh customer akan berkurang. Untuk menghidari sanksi tersebut maka sebelum melakukan Faktur Pajak Standar sebaiknya Perusahaan terlebih dahulu memahami bagaimana cara membuat Faktur Pajak yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketelitian dalam pembuatan Faktur Pajak harus diutamakan.
Pelaporan atas Faktur Pajak Penyerahan yang diperoleh pada tahun 2011, penulis tidak menemukan Faktur Pajak untuk Nomor Seri 010.000-11.00023111 dan 0100.000-11.00022130 Pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan NIlai, hal ini akibat dari kurangnya ketelitian dalam pencatatan pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Faktur Pajak dengan Nomor Seri 010.000-11.00023111 merupakan Faktur Pajak yang dibuat atas transaksi Penyerahan Jasa Kena Pajak kepada PT SBL dengan DPP Rp 1.399.057.922,- dan dengan Pajak Pertambahan NIlai (PPN) Rp 139.905.792,- Dibuat pada tanggal 15 Febuari 2011. Untuk Nomor Faktur 0100.000-11.00022130 merupakan Faktur Pajak yang dibuat atas transaksi Penyerahan Jasa Kena Pajak kepada PT PLI dengan DPP Rp 1.386.992.854,- dan PPN Rp 138.699.285 Dibuat pada tanggal 25 Maret 2011. Penyimpangan ini merupakan adanya indikasi dari Perusahaan untuk tidak melakukan Pelaporan Faktur Pajak dampak dari Penyimpangan ini akan mempengaruhi besarnya jumlah Penyerahan dalam negri. Pembuatan Faktur Pajakyang tidak sesuai dengan aturan Terdapat kesalahan ketik pada Nama dari penerima Jasa Kena Pajak pada Faktur Pajak Standar. Hanya terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh untuk penyimpangan seperti ini terjadi pada Masa Pajak bulan Agustus 2010, Faktur Pajak yang dibuat atas transaksi penyerahan Jasa Kena Pajak kepada PT BINA ANGKASA sebesar Rp 329.156.716,- dibuat tanggal 20 Agustus 2010, namun Nama Penerima Jasa Kena Pajak yang tertera pada Faktur Pajak adalah PT BINA ANGKSA karena kesalahan penulis penerima Jasa Kena Pajak tidak dapat melakukan pengkreditan atas. Pembuatan Faktur Pajak yang cacat juga terjadi pada bulan Desember 2011 yang ditemukan bahwa hasil cetak Faktur Pajak untuk Jumlah nominal DPP tidak jelas, hal ini yang disebabkan karena hasil mesin cetak yang digunakan kurang bagus, sehingga Faktur Pajak yang diterbitkan menjadi Faktur Pajak cacat dan tidak dapat digunakan oleh Penerima Jasa Kena Pajak sebagai dasar Pengkreditan.
Analisis Tabel 4.1 Periode Januari s/d Desember 2010 Bulan DPP Jumlah Januari 12.644.250 1.264.425 13.908.675 Februari 167.858.376 16.785.838 184.644.213 Maret 153.523.168 15.352.317 168.875.484 April 188.117.252 18.811.725 206.928.977 Mei 97.893.240 9.789.324 107.682.564 Juni 184.608.045 18.460.805 203.068.850 Juli 379.311.422 37.931.142 417.242.564 Agustus 260.925.650 26.092.565 287.018.215 September 404.507.902 40.450.790 444.958.692 Oktober 414.333.912 41.433.391 455.767.303 November 1.122.529.500 112.252.950 1.234.782.450 Desember 1.270.404.961 127.040.496 1.397.445.457 Total 4.656.657.678 465.665.768 5.273.395.984 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 Tabel 4.2 ` Periode Januari s/d Desember 2011 DPP Jumlah Bulan Januari 1.820.744.699 182.074.469 2.002.819.168 Februari 1.305.749.135 130.574.913 1.436.324.048 Maret 1.317.190.050 131.719.005 1.448.909.055 April 1.541.346.340 154.134.634 1.695.480.974 Mei 1.667.020.377 166.702.037 1.833.722.414 Juni 2.196.045.265 219.604.526 2.415.649.791
Juli 1.872.444.762 187.244.476 2.059.689.238 Agustus 2.545.840.100 254.584.010 2.800.424.110 September 1.854.343.221 185.434.322 2.039.777.543 Oktober 1.762.550.644 176.255.064 1.938.805.708 November 2.144.279.978 214.427.997 2.358.707.975 Desember 2.007.804.263 200.780.426 2.208.584.689 Total 22.035.358.834 2.203.535.879 24.238.894.713 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 Tabel 4.3 Periode Januari s/d Desember 2012 DPP Jumlah Bulan Januari 1.916.634.111 191.663.411 2.108.297.522 Februari 1.868.735.184 186.873.518 2.055.608.702 Maret 1.908.152.697 190.815.270 2.098.967.967 April 2.026.347.805 202.634.781 2.228.982.586 Mei 2.313.576.914 231.357.691 2.544.934.605 Juni 2.801.806.851 280.180.685 3.081.987.536 Juli 3.082.687.730 308.268.730 3.390.956.503 Agustus 2.265.436.046 226.543.605 2.491.979.651 September 2.282.353.498 228.235.350 2.510.588.848 Oktober 2.168.885.404 216.888.540 2.385.773.994 November 2.287.244.936 228.724.494 2.515.969.430 Desember 2.517.779.798 251.777.980 2.769.557.778 Total 27.439.640.974 2.743.964.097 30.183.605.071 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2012
Analisis Tabel 4.4 Periode Januari s/d Desember 2010 Bulan DPP Jumlah Januari 94.068.432 9.406.843 103.475.275 Februari 160.704.517 16.070.452 176.774.969 Maret 153.034.697 15.303.470 168.338.167 April 175.404.218 17.540.422 192.944.640 Mei 304.171.907 30.417.191 334.590.098 Juni 251.008.646 25.100.865 276.109.511 Juli 286.104.959 28.610.496 314.715.455 Agustus 329.156.716 32.915.672 362.072.388 September 482.796.500 48.279.650 531.076.150 Oktober 445.392.902 44.539.290 489.932.192 November 1.206.195.858 120.619.586 1.326.815.444 Desember 1.332.457.671 133.245.767 1.465.703.438 Total 5.220.497.023 522.049.702 5.742.546.725 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 Tabel 4.5 Periode Januari s/d Desember 2011 DPP Jumlah 2011 Januari 1.928.103.720 192.810.372 2.120.914.092 Februari 1.399.057.922 139.905.792 1.538.963.714 Maret 1.386.992.854 138.699.285 1.525.692.139 April 1.580.744.752 158.074.475 1.738.819.227
Mei 1.745.269.652 174.526.965 1.919.796.617 Juni 2.314.865.945 231.486.594 2.546.352.539 Juli 1.970.936.345 197.093.634 2.168.029.979 Agustus 2.615.988.593 261.598.859 2.877.587.452 September 1.924.313.003 192.431.300 2.116.744.303 Oktober 1.831.122.566 183.112.256 2.014.234.822 November 2.214.387.355 221.438.735 2.435.826.090 Desember 2.075.783.292 207.578.329 2.283.361.621 Total 22.987.565.999 2.298.756.596 25.286.322.595 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 Tabel 4.6 Periode Januari s/d Desember 2012 DPP Jumlah Bulan Januari 1.974.535.053 197.453.505 2.171.988.558 Februari 1.914.048.998 191.404.900 2.105.453.898 Maret 1.969.223.262 196.922.326 2.166.145.588 April 2.049.483.095 204.948.310 2.254.431.405 Mei 2.344.785.330 234.478.533 2.579.263.863 Juni 2.818.282.343 281.828.234 3.100.110.577 Juli 2.987.590.623 298.759.062 3.286.349.685 Agustus 2.275.640.865 227.564.087 2.503.204.952 September 2.333.888.386 233.388.839 2.567.277.225 Oktober 2.232.353.702 223.235.370 2.455.589.072 November 2.441.874.499 244.187.450 2.686.061.949 Desember 2.597.322.800 259.732.280 2.857.055.080 Total 27.939.028.956 2.793.902.896 30.732.931.852 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2012
Kelebihan dan Kekurangan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Tabel 4.7 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2010 2010 Kompensasi KB/LB Januari 9.406.843 1.264.425 8.142.414 Februari 16.070.452 16.785.838 (715.389) Maret 15.303.470 15.352.317 715.389 (764.240) April 17.540.422 18.811.725 764.240 (2.035.549) Mei 30.417.191 9.789.324 2.035.549 18.592.313 Juni 25.100.865 18.460.805 6.640.057 Juli 28.610.496 37.931.142 (9.320.653) Agustus 32.915.672 26.092.565 9.320.653 (2.497.539) September 48.279.650 40.450.790 2.497.539 5.331.321 Oktober 44.539.290 41.433.391 3.105.885 November 120.619.586 112.252.950 8.366.585 Desember 133.245.767 127.040.496 6.205.209 Total 522.049.702 465.665.768 56.383.934 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 2011 Tabel 4.8 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2011 Kompensasi KB/LB Januari 192.810.372 182.074.469 10.735.904
Februari 139.905.792 130.574.913 9.330.879 Maret 138.699.285 131.719.005 6.980.280 April 158.074.475 154.134.634 3.939.841 Mei 174.526.965 166.702.037 7.824.928 Juni 231.486.594 219.604.526 11.882.068 Juli 197.093.634 187.244.476 9.849.158 Agustus 261.598.859 254.584.010 7.014.849 September 192.431.300 185.434.322 6.996.978 Oktober 183.112.256 176.255.064 6.857.192 November 221.438.735 214.427.997 7.010.738 Desember 207.578.329 200.780.426 6.797.903 Total 2.298.756.596 2.203.535.879 95.220.718 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 Tabel 4.9 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2012 2012 Kompensasi KB/LB Januari 197.453.505 191.663.411 5.788.094 Februari 191.404.900 186.873.518 4.431.382 Maret 196.922.326 190.815.270 6.097.056 April 204.948.310 202.634.781 2.212.529 Mei 234.478.533 231.357.691 3.120.842 Juni 281.828.234 280.180.685 1.647.549 Juli 298.759.062 308.268.730 (9.509.668) Agustus 227.564.087 226.543.605 9.509.668 (8.180.931) September 233.388.839 228.235.350 8.180.931 (3.027.442) Oktober 223.235.370 216.888.540 3.027.442 3.319.388 November 244.187.450 228.724.494 15.367.659 Desember 259.732.280 251.777.980 7.954.300
Total 2.793.902.896 2.743.964.097 49.938.799 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2012 Ketetapan dan Keterlambatan dalam melakukan Setor Pajak dan Lapor Pajak Tabel 4.10 Keterlambatan Setor dan Lapor Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak Tanggal Setor Tanggal Lapor Sesuai /tidak dengan uu No 18 Tahun 2000 dan No 42 Tahun 2009 Januari 17/2/2010 28/2/2010 Sesuai Februari 18/3/2010 26/3/2010 Sesuai Maret 20/4/2010 26/4/2010 Sesuai April 20/5/2010 27/5/2010 Sesuai Mei 26/6/2010 28/6/2010 Sesuai Juni 25/7/2010 26/7/2010 Sesuai Juli 28/9/2010 25/8/2010 Sesuai Agustus 27/9/2010 26/9/2010 Sesuai September 27/11/2010 30/10/2010 Tidak Sesuai Oktober 27/11/2010 29/11/2010 Sesuai November 28/12/2010 30/12/2010 Sesuai Desember 26/1/2011 28/1/2011 Sesuai
Tabel 4.11 Keterlambatan Setor dan Lapor Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak Tanggal Setor Tanggal Lapor Sesuai /tidak dengan uu no 42 Tahun 2009 Januari 25/02/2011 28/02/2011 Sesuai Februari 30/03/2011 31/03/2011 Sesuai Maret 29/04/2011 02/04/2011 Sesuai April 12/5/2011 14/5/2011 Sesuai Mei 27/06/2011 30/06/2011 Sesuai Juni 28/07/2011 01/07/2011 Sesuai Juli 24/08/2011 25/08/2011 Sesuai Agustus 28/09/2011 30/09/2011 Sesuai September 31/10/2011 27/10/2011 Sesuai Oktober 30/11/2011 25/11/2011 Sesuai November 28/12/2011 24/12/2011 Sesuai Desember 31/01/2012 27/01/2012 Sesuai Tabel 4.12 Keterlambatan Setor dan Lapor Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak Tanggal Setor Tanggal Lapor Sesuai /tidak dengan uu no 42 Tahun 2009 Januari 29/2/2012 27/2/2012 Sesuai Februari 29/3/2012 25/3/2012 Sesuai Maret 28/4/2012 30/4/2012 Sesuai April 29/5/2012 27/5/2012 Sesuai Mei 27/6/2012 29/6/2012 Sesuai Juni 26/9/2012 28/9/2012 Tidak Sesuai
Juli 28/8/2012 30/8/2012 Sesuai Agustus 29/9/2012 23/9/2012 Sesuai September 25/10/2012 29/10/2012 Sesuai Oktober 28/11/2012 23/11/2012 Sesuai November 27/12/2012 28/12/2012 Sesuai Desember 26/01/2013 29/01/2013 Sesuai Simpulan dan Saran Simpulan 1. melakukan beberapa kali keterlambatan Lapor dan Setor yang terjadi pada bulan September 2010, dan pada Juni 2012. 2. Untuk Faktur Pajak terjadi beberapa kesalahan atau kekeliruan yang terjadi pada perusahaan seperti tidak dicantumkan tanggal pembuatan Faktur Pajak yang terjadi pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bulan September 2010 dan Juni 2012. Faktur Pajak yang tidak mencoret pada bagian kalimat (Harga jual/penggantian/termin) pada Masa Pajak bulan 13 Desember 2012, ada Faktur Pajak yang tidak ditemukan Nomor Serinya pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bulai 15 Febuari 2011 dan 25 Maret 2011, adapun penyimpangan yang terjadi pada Agustus 2010 terdapat kesalahan pengetikan nama dari penerima Jasa Kena Pajak (JKP). Saran 1. Pada keterlambatan Setor dan Lapor, Perusahaan dikenakan denda Keterlambatan 2% x Lama bulan keterlambatan x. Perusahaan harus lebih teliti dalam hal Penyetoran dan Pelaporan agar tidak dikenakan denda keterlambatan. 2. Untuk Faktur Pajak yang cacat karena kurangnya mengisi data yang diperlukan dalam Faktur Pajak, disarankan agar yang bertugas membuat Faktur Pajak agar lebih teliti dalam pembuatan dan pengecekan Faktur Pajak tersebut agar tidak terjadi kesalahan yang sama dibulan berikutnya. 3. Untuk dokumen-dokumen pendukung harus disimpan rapi, untuk menghindari pemeriksaan Pajak dengan masa dasaluarsa 10 tahun dari tanggal pembuatan Faktur.
4. Perusahaan dapat mencari perkembangan Peraturan-peraturan Perpajakan dalam internet, atau meminta Konsultan Pajak untuk membantu Perusahaaan dalam aspek kewajiban Perpajakannya serta melatih bagian administrasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan Perpajakan.