Sinta Fitria Aryani, Sudarmo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sinta Fitria Aryani, Sudarmo"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN PERTAMBAHAN NILAI PADA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR PERTAMBANGAN UMUM (STUDI KASUS : PT AIN (MINING SERVICES) TAHUN 2010 S/D 2012 Sinta Fitria Aryani, Sudarmo Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat Phone (+6221) adamaulana14@gmail.com Abstract Analysis application of value added tax which is made based on good and prudent company finance report is getting more important to know and make by companies. this is according to the tax regulation still in effect. this is due to the system for collecting tax applied in indonesia that is self assessment The system gives the people authorization, trust, and responsibilities to the tax payer to count, pay, and report by themselves. The system gives them a kind of space to fulfill their tax obligation. Design and implementation of the system and procedure of tax reporting by companies will determine the quality and obedience of companies in reporting their tax obligation. The system and procedure are by themselves a system for measuring the rate of risk of being penalized based on their finance report. The paper will analyze the research result in the design and implementation of the system and tax reporting procedure PT.AIN (mining service) in a company in Indonesia. The methodology applied is descriptive evaluative, that is to examine the company current condition through observations, interviews, and documentations study. The result shows that the company still makes some mistakes in reporting its tax from which it receives consequence of being given tax penalty. it is recommended that the company starts to improve its system and procedure of tax reporting in order that tax penalty be reduced to the minimum and also increase the quality of its tax reporting Key word : Value added tax reporting and tax penalty ABSTRAK Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai yang dibuat berdasarkan laporan perusahaan semakin penting untuk mengetahui dan membuat oleh perusahaan. ini adalah sesuai dengan peraturan perpajakan yang masih berlaku. hal ini disebabkan sistem untuk mengumpulkan pajak yang diterapkan di Indonesia yang merupakan self assessment system memberikan otorisasi orang, kepercayaan, dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri. Sistem ini memberi mereka semacam ruang untuk memenuhi kewajiban pajak mereka. Desain dan implementasi

2 sistem dan prosedur pelaporan pajak oleh perusahaan akan menentukan kualitas dan ketaatan perusahaan dalam melaporkan kewajiban pajak mereka. Sistem dan prosedur yang dengan sendirinya sebuah sistem untuk mengukur tingkat risiko yang dikenakan sanksi berdasarkan laporan keuangan mereka. Makalah ini akan menganalisis penerapan pajak pertambahan nilai PT.AIN (jasa pertambangan) di sebuah perusahaan di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah evaluatif deskriptif, itu adalah untuk memeriksa kondisi perusahaan saat ini melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan masih membuat beberapa kesalahan dalam melaporkan pajaknya dari mana ia menerima konsekuensi yang diberikan denda pajak. dianjurkan bahwa perusahaan mulai memperbaiki sistem dan prosedur pelaporan pajak agar denda pajak dikurangi seminimal dan juga meningkatkan kualitas pelaporan pajak. Kata kunci : Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Resiko Pengenaan Sanksi Pajak Pendahuluan Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting peranannya bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Sistem pemungutan pajak yang dianut di Indonesia saat ini adalah self assessment system. Self assessment system merupakan sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Salah satu jenis pajak di Indonesia adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean sebagai pajak tidak langsung. PPN sangat berbeda karakteristiknya dengan pajak lainnya seperti Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak Bea Materai. Perbedaan dari PPN itu sendiri merupakan pajak tidak langsung yang dapat dilimpahkan kepada orang lain sedangkan untuk PPh, PBB, dan Pajak Bea Materai tidak dapat dilimpahkan pajaknya kepada orang lain. PT. AIN (Mining Services) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertambangan. Tujuanya untuk menganalisis prosedur penerapan, perhitungan, pelaporan serta pencatatan Pajak Pertambahan Nilai apakan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang No.42 tahun 2009 tentang PPN. Berdasarkan uraian di atas, tertarik untuk menganalisis Pajak Pertambahan Nilai, proses proses Pajak Pertambahan Nilai dan masalah yang terjadi pada Pajak Pertambahan Nilai dengan mengambil judul Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai Pada Perusahaan Jasa Kontraktor Pertambangan Umum (Studi Kasus : PT. AIN (Mining Services) Tahun 2010 s/d 2012). Metode Penelitian Jenis riset yang dilakuan untuk menyusun skripsi ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengarahkan penulis untuk menemukan pemecahan masalah dan analisa-analisa pemecahan yang terkait dengan permasalahan dan mencari jalan keluar nya,dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Jenis riset kualitatif. 2. Dimensi waktu yang digunakan adalah menggunakan urutan waktu periode Kedalaman riset yang dilakukan peneliti adalah mendalam akan tetapi hanya melibatkan satu objek (studi kasus). 4. Metode pengumpulan data yang digunakan : Wawancara Observasi Dokumentasi&Studi kepustakaan Unit analisis adalah PT AIN (Mining Service).

3 Hasil dan Bahasan PT. AIN (Mining services) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontraktor pertambangan. PT.AIN (Mining Services) menyediakan berbagai jasa dan solusi kepada kliennya untuk setiap kegiatan pengembang terkemuka, produsen dan pemasok bahan peledak komersial, memulai sistem dan layanan peledakan untuk pertambangan, penggalian dan pasar konstruksi di Afrika dan Indonesia yang dimiliki oleh klien. PT.AIN (Mining Services) telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Karena telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka perusahaan mempunyai hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan, salah satunya hak dan kewajiban perpajakan atas Pajak Pertambahan Nilai. Hak dan kewajiban yang dijalankan oleh PT.AIN (Mining Services) dalam hal Pajak Pertambahan Nilai yaitu dimulai pada saat PT.AIN (Mining Services) melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), dimana kewajiban kewajiban yang harus dipenuhi oleh PT.AIN (Mining Services) yaitu sebagai berikut: 1. Memungut besarnya Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang diserahkan. 2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap transaksi penyerahan Jasa Kena Pajak. 3. Melakukan penyetoran atas Pajak Pertambahan Nilai atas segala transaksi yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut ke Kas Negara. 4. Melakukan pelaporan atas Pajak Pertambahan Nilai atas perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa. 5. Melakukan pengarsipan atas Faktur Pajak yang telah dibuat. Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan merupakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang seharusnya dibayar Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar pabean atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar pabean atau impor Barang Kena Pajak. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tersebut adalah 10% (sepuluh persen) dari Dasar Pengenaan Pajak di setiap transaksi. Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak apabila melakukan pembelian Barang Kena Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Masukan dibedakan menjadi dua tipe yaitu : Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak yang diperkenankan untuk mengurangi Pajak Keluaran dalam satu Masa Pajak atau Masa Pajak tidak sama yang jangka waktunya ditetapkan 3 (tiga) bulan selama belum ditetapkan sebagai biaya oleh perusahaan dan belum dilakukan pemeriksaaan oleh Direktur Jenderal Pajak. Sedangkan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang tidak dapat mengurangi Pajak Keluaran. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan tersebut dapat diperalihkan menjadi beban. Pembelian yang dilakukan PT. AIN (Mining Services) terkait dengan pelaksanaan jasa kontraktor pertambangan seperti pembelian bahan material, sewa alat berat, peralatan dan perlengkapan kantor. Faktur Pajak dari pembelian yang dilakukan PT. AIN (Mining Service) sebagai bukti bahwa PT. AIN (Mining Service) telah membayar Pajak Pertambahan Nilai yang dikenal sebagai Pajak Masukan atau PPN Masukan. Pajak Masukan tersebut dapat dikreditkan oleh PT. AIN (Mining Service) dalam perhitungan Pajak Pertambahan Nilai yang dilaporkan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai pada setiap akhir Masa Pajak berikutnya. Pembelian yang dilakukan oleh PT. AIN (Mining Services) menghasilkan Pajak Masukan pada tahun 2010 sebesar Rp , pada tahun sebesar 2011 Rp , dan pada tahun 2012 sebesar Rp Berikut disediakan penjabaran secara singkat mengenai Pajak Masukan PT AIN pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

4 Bulan Tabel 4.1 PT AIN (Mining Service) Rekap Pajak Masukan Periode Januari s/d Desember 2010 DPP PEMBELIAN PPN Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Dari Table 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pengenaan PPN Masukan oleh perusahaan dari pembelian kepada supplier sebesar Rp ,- diperhitungkan PPN Masukan sebesar Rp ,- dengan total pembelian dalam tahun 2010 Rp ,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Bulan Tabel 4.2 PT AIN (Mining Services) Rekap Pajak Masukan Periode Januari s/d Desember 2011 DPP PEMBELIAN PPN Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

5 Oktober November Desember Total Dari Table 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pengenaan PPN Masukan oleh perusahaan dari pembelian kepada supplier sebesar Rp ,- diperhitungkan PPN Masukan sebesar Rp ,-, dengan total pembelian dalam tahun 2011 Rp ,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Bulan Tabel 4.3 PT AIN (Mining Service) Rekap Pajak Masukan Periode Januari s/d Desember 2012 DPP PEMBELIAN PPN Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Dari table 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa besarnya Pajak Masukan yang dibayarkan oleh perusahaan dari pembelian kepada supplier sebesar Rp ,- menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp ,- dengan total pembelian dalam tahun 2012 Rp ,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelian PT.AIN (Mining Services) mengalami penurunan 7,83% dari pembelian tahun 2010 ke tahun 2011 dan penurunan sebesar 7,79% dari pembelian tahun 2011 ke tahun Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak (Pajak Keluaran) Pada tahun 2010, 2011, dan 2012, PT.AIN telah melakukan transaksi penyerahan Jasa Kena Pajak dan melakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan yang dilakukan kepada pelanggan. Berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor S-1427/MK.01/1992 tanggal 25 November 1992 ditegaskan bahwa Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara yang telah mendapat persetujuan DPR RI dan Presiden, sebagaimana dimaksud dalam surat Presiden Nomor S-50/Pres/10/1981 tanggal 31 Oktober 1981, pengenaan pajaknya adalah sesuai

6 dengan ketentuan umum perpajakan yang berlaku secara umum, kecuali diatur secara khusus dalam Perjanjian Kerjasama Pengusaha Pertambangan Batubara. Ketentuan perpajakan dalam perjanjian kerjasama pertambangan di bidang pertambangan batu bara antara Perusahaan Negara Tambang Batubara dengan PT. Kaltim Prima Coal diberlakukan secara khusus (special treatment / lex specialis). Pemungutan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mengalikan tarif sebesar 5% atas penyerahan jasa kena pajak kepada perusahaan pertambangan generasi I tersebut. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut sendiri dari hasil penyerahan jasa kontraktor pertambangan oleh PT. AIN (Mining Service) menghasilkan PPN Keluaran pada tahun 2010 sebesar Rp ,-, pada tahun 2011 sebesar Rp ,-, dan pada tahun 2012 sebesar Rp ,. Berikut ini merupakan tabel perincian Pajak Keluaran PT.AIN (Mining Services) untuk tahun 2010, 2011, dan Bulan Tabel 4.4 PT AIN (Mining Service) Rekap Pajak Keluaran Periode Januari s/d Desember 2010 DPP PENJUALAN PPN Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Dari Tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa besarnya PPN Keluaran yang diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen sebesar Rp ,- menghasilkan PPN Keluaran sebesar Rp ,- dengan total penjualan dalam tahun 2010 Rp ,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Bulan Tabel 4.5 PT AIN (Mining Service) Rekap Pajak Keluaran Periode Januari s/d Desember 2011 DPP PENJUALAN PPN Jumlah

7 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Dari Tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa besarnya PPN Keluaran yang diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen sebesar Rp ,- menghasilkan PPN Keluaran sebesar Rp ,- dengan total penjualan dalam tahun 2011 Rp ,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Bulan Tabel 4.6 PT AIN (Mining Service) Rekap Pajak Keluaran Periode Januari s/d Desember 2012 DPP PENJUALAN PPN Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total

8 Dari tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa besarnya PPN Keluaran yang diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen sebesar Rp ,- menghasilkan PPN Keluaran sebesar Rp ,- dengan total penjualan dalam tahun 2012 Rp termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan penjabaran penjabaran diatas, dapat disimpulkan penjualan yang dilakukan PT.AIN (Mining Services) mengalami peningkatan sebesar 25,26% dari penjualan tahun 2010 ke tahun 2011 dan peningkatan 23,38% dari penjualan 2011 ke tahun Analisis Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada PT. AIN (Mining Services) Perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar atau Kurang Bayar dapat dihitung berdasarkan data PPN Keluaran dan PPN Masukan yang diuraikan di atas. Apabila PPN Keluaran lebih besar dari pada PPN Masukan maka Pajak Pertambahan Nilai mengalami Kurang Bayar yang berarti perusahaan berkewajiban untuk membayar kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang disetor kepada Kas Negara paling lama sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tersebut disampaikan. Dan apabila PPN Keluaran lebih kecil dari pada PPN Masukan maka Pajak Pertambahan Nilai mengalami Lebih Bayar yang berarti perusahaan memiliki hak atas kelebihan pembayaran pajak. Kelebihan pembayaran pajak tersebut dapat diminta kembali dengan dua cara yaitu: 1. Dengan cara kompensasi di Masa Pajak berikutnya yang berarti kelebihan pembayaran tersebut menjadi Kredit Pajak masa berikutnya; atau 2. Dengan cara meminta kembali kelebihan pembayaran secara tunai atau restitusi. Restitusi biasanya dilakukan apabila setiap Masa Pajak selalu mengalami kelebihan pembayaran, maka perusahaan pada akhir Tahun Pajak akan melakukan restitusi. Tabel berikut ini menunjukkan perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dan besarnya kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh PT. AIN (Mining Services) untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 : MASA KELUARAN Tabel 4.7 PT AIN (Mining Services) Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2010 MASUKAN KOMPENSASI Lebih Bayar JANUARI ( ) FEBRUARI ( ) MARET ( ) APRIL ( ) MEI ( ) JUNI ( ) JULI ( ) AGUSTUS ( ) SEPTEMBER ( ) OKTOBER ( ) NOVEMBER ( ) DESEMBER ( ) Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, dapat dilihat setiap bulannya PT AIN (Mining Services) mengalami kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan setiap bulan melakukan kompensasi. Berikut ini contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilai : Bulan Januari 2010 Lebih Bayar = PPN yang dipungut sendiri Pajak Masukan Kompensasi Masa Lalu

9 = Rp.501,841,657 Rp Rp = (Rp ) Jurnal akuntansi adalah sebagai berikut : Dr. PPN Keluaran Rp Dr. PPN Lebih Bayar Rp Cr. PPN Masukan Rp Jurnal di atas menjelaskan bahwa Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut sendiri oleh PT. AIN (Mining Services) adalah sebesar Rp ,- dan Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT. AIN adalah sebesar Rp ,- sehingga terdapat kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp ,- yang akan di kompensasi ke Masa Pajak berikutnya. MASA KELUARAN Tabel 4.8 PT AIN (Mining Services) Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2011 MASUKAN KOMPENSASI Lebih Bayar JANUARI ( ) FEBRUARI ( ) MARET ( ) APRIL 898,013, ,315,567 14,475,313,216 (14,322,614,918) MEI ( ) JUNI ( ) JULI ( ) AGUSTUS ( ) SEPTEMBER ( ) OKTOBER ( ) NOVEMBER ( ) DESEMBER ( ) Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dapat dilihat setiap bulannya PT.AIN (Mining Services) mengalami kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan setiap bulan melakukan kompensasi. Berikut ini contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilai : Bulan Januari 2011 Lebih Bayar = PPN yang dipungut sendiri Pajak Masukan Kompensasi Masa Lalu = Rp Rp Rp = (Rp ) Jurnal akuntansi adalah sebagai berikut : Dr. PPN Keluaran Rp Dr. PPN Lebih Bayar Rp Cr. PPN Masukan Rp Jurnal di atas menjelaskan bahwa Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut sendiri oleh PT. AIN (Mining Services) adalah sebesar Rp ,- dan PPN Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT. AIN (Mining Services) adalah sebesar Rp ,- sehingga terdapat kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp ,- yang akan di kompensasi ke Masa Pajak berikutnya.

10 MASA KELUARAN Tabel 4.9 PT AIN (Mining Services) Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2012 MASUKAN KOMPENSASI Lebih Bayar JANUARI ( ) FEBRUARI ( ) MARET ( ) APRIL ( ) MEI ( ) JUNI ( ) JULI ( ) AGUSTUS ( ) SEPTEMBER ( ) OKTOBER ( ) NOVEMBER ( ) DESEMBER ( ) Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, dapat dilihat setiap bulannya PT.AIN (Mining Services) mengalami kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan setiap bulan melakukan kompensasi. Berikut ini contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilai : Bulan Januari 2012 Lebih Bayar = PPN yang dipungut sendiri Pajak Masukan Kompensasi Masa Lalu = Rp Rp Rp = (Rp ) Jurnal akuntansi adalah sebagai berikut : Dr. PPN Keluaran Rp Dr. PPN Lebih Bayar Rp Cr. PPN Masukan Rp Jurnal di atas menjelaskan bahwa Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut sendiri oleh PT. AIN (Mining Services) adalah sebesar Rp ,- dan PPN Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT. AIN (Mining Services) adalah sebesar Rp ,- sehingga terdapat kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp ,- yang akan di kompensasi ke Masa Pajak berikutnya. Analisis Faktur Pajak Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Formal Konfirmasi Faktur Pajak merupakan salah satu prosedur administrasi yang dilakukan untuk mengawasi pemenuhan kewajiban PPN. Dengan demikian Konfirmasi Faktur Pajak tidak hanya dilakukan dalam rangka tindakan pemeriksaan. Namun dalam setiap pelaksanaan pemeriksaan pajak, konfirmasi Faktur Pajak merupakan prosedur yang wajib dilakukan khususnya yang menyangkut pembelian dan penjualan. Pelaksanaan konfirmasi Faktur Pajak harus dilakukan bersamaan dengan prosedur-prosedur dan atau pengujian pemeriksaan lainnya. Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan Faktur Pajak yang dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan adalah Faktur Pajak yang memenuhi syarat sebagai PPN Masukan yang dapat dikreditkan. Dengan demikian walapun berdasarkan hasil konfirmasi dan atau klarifikasi Pajak Keluaran sudah dipertanggungjawabkan oleh PKP Penjual apabila berdasakan ketentuan Faktur

11 Pajak tersebut tidak memenuhi syarat sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan maka Faktur Pajak tersebut tetap tidak dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Pembahasan Hasil Temuan PT. AIN (Mining Services) melakukan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dan dapat digolongkan sebagai Wajib Pajak Patuh. PT.AIN (Mining Service) melakukan kompensasi Pajak Pertambahan Nilai pada setiap Masa Pajak. Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan proses kompensasi yang dilakukan PT. AIN (Mining Services) dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2012 telah memenuhi peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. PT. AIN (Mining Services) dalam setiap bulannya mengalami Lebih Bayar pada Pajak Pertambahan Nilai. Sehingga PT. AIN (Mining Services) melakukan kompensasi pada setiap bulan. Pada Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar terdapat perbedaan antara PT.AIN (Mining Services) dengan Pemeriksa Pajak. Perbedaan tersebut terdapat pada PPN Masukan yang dapat diperhitungkan. Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dalam melakukan kompensasi PT.AIN (Mining Services). terdapat permasalahan dari kompensasi yang dihadapi PT. AIN (Mining Services) yaitu : 1. Konfirmasi kepada Pihak Ketiga Rekanan atau pihak ketiga belum melakukan konfirmasi atau melaporkan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai PT.AIN (Mining Services) kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pada saat dilakukan pemeriksaan pajak sehingga terjadi perbedaan dalam PPN Masukan PT. AIN (Mining Services). Berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 dinyatakan antara lain, Pemeriksa Pajak memiliki wewenang untuk meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit pelaksana Pemeriksaan. PPN Masukan yang dapat diperhitungkan dihitung berdasarkan : PPN Masukan = PPN Masukan + Kompensasi Masa Lalu. PT. AIN (Mining Services) memperoleh Faktur Pajak yang merupakan dokumen pendukung Pajak Pertambahan Nilai dari rekanan atau pihak ketiga. Rekanan atau pihak ketiga belum mengkonfirmasi Pajak Keluaran ke dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka akan terjadi perbedaan pada saat Pemeriksa Pajak meminta konfirmasi kepada rekanan atau pihak ketiga dalam pemeriksaan. Dalam permasalahan ini, PT. AIN (Mining Services) tidak dapat menyediakan keterangan atau bukti terkait dengan siklus pembelian PT. AIN (Mining Services). Keterangan atau bukti yang berkenaan dengan arus barang dan arus kas seperti Surat Setoran Pajak (SSP) tersebut. Keterangan atau bukti tersebut tidak dapat diperlihatkan kepada Pemeriksa Pajak pada saat Pemeriksaaan Pajak atau pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Oleh karena itu PT.AIN dikenakan sanksi denda 100% atas PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan namun dilaksanakan untuk dikreditkan, sehingga mengakibatkan PPN Masukan atas Pembelian yang dilakukan oleh PT AIN sesudah evaluasi mengalami penurunan, dan Jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Lebih Bayar menjadi Kurang Bayar. 2. Kelebihan Pembayaran Pajak Kelebihan pembayaran pajak tersebut dapat diminta kembali dengan dua cara yaitu: a) Dengan cara kompensasi di Masa Pajak berikutnya yang berarti kelebihan pembayaran tersebut menjadi Kredit Pajak masa berikutnya;atau, b) Dengan cara meminta kembali kelebihan pembayaran secara tunai atau restitusi. Restitusi biasanya dilakukan apabila setiap Masa Pajak selalu mengalami kelebihan pembayaran, maka pada akhir Tahun Pajak akan melakukan restitusi. PT.AIN (Mining Services) selalu mengalami kelebihan pembayaran, seharusnya perusahaan pada akhir Tahun Pajak melakukan restitusi. Untuk mencegah resiko terjadinya kesalahan atas denda 100% terhadap Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan tetapi sudah dikreditkan. Simpulan PT.AIN (Mining Services) merupakan Wajib Pajak Badan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan penelitian di perusahaan PT.AIN (Mining Services) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai yang telah diterapkan oleh PT.AIN (Mining Services) sudah sepenuhnya mengikuti peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 2. PT. AIN (Mining Services) termasuk dalam kategori Pengusaha Kena Pajak beresiko tinggi. PT.AIN (Mining Services) melakukan Kompensasi Pajak Pertambahan Nilai pada setiap

12 bulan. Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan proses kompensasi yang dilakukan PT. AIN (Mining Services) dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2012 telah memenuhi peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 3. Terdapat Faktur Pajak rekanan atau pihak ketiga yang tidak melakukan konfirmasi atau melaporkan Faktur Pajak yang berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai PT.AIN (Mining Services) kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pada saat dilakukan pemeriksaan pajak sehingga terjadi perbedaan dalam Pajak Masukan dan Pajak Keluaran PT. AIN (Mining Services). 4. Karyawan PT.AIN (Mining Service) tidak berhati-hati dalam hal kapan rekanan atau pihak ketiga memberikan surat setoran pajak sebagai bukti PPN Masukan dalam Pemeriksaan Pajak. 5. Kompensasi kelebihan PPN bulan lalu tidak boleh dikoreksi. Seandainya pemeriksa pajak berpendapat bahwa kompensasi PPN bulan lalu tersebut salah, maka yang dikoreksi bukan di SPT Masa bulan lalu, tetapi dilaksanakan pada bulan dimana kesalahan tersebut terjadi. Jika dalam penerapan S.K. Menteri Keuangan Nomor 465/KMK.01/1987 telah diterbitkan SKP untuk beberapa Masa Pajak dan diantara Masa Pajak tersebut dalam SKP terdapat kelebihan yang seharusnya tidak dikompensasikan maka atas kelebihan pajak tersebut dikenakan sanksi kenaikan Pasal 13 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan PT.AIN (Mining Services), maka penulis memberikan saran bermanfaat untuk PT.AIN (Mining Services) sebagai berikut : 1. Untuk rekanan atau pihak ketiga belum melakukan konfirmasi atau melaporkan keterangan atau bukti, PT.AIN (Mining Services) agar menyediakan keterangan atau bukti dari arus barang dan arus kas seperti Surat Setoran Pajak (SSP), Purchase Order (PO), Tanda Terima Barang, Kontrak, Bukti Pembayaran, dan Faktur Pajak yang berkaitan dengan transaksi Pajak Pertambahan Nilai tersebut. 2. PT.AIN (Mining Services) selalu mengalami kelebihan pembayaran, seharusnya perusahaan pada akhir Tahun Pajak melakukan restitusi 3. Laporan Pajak dan bukti-bukti transaksi PT.AIN (Minning Services) harus disusun secara teratur dan jelas, sehingga jika terjadi pemeriksaan pajak maka laporan yang dibutuhkan dapat dibuktikan. 4. Sebelum disusun pelaporan SPT Masa PPN dilakukan pemeriksaan untuk menghindari kesalahan. 5. PT.AIN (Mining Services) memberikan pelatihan mengenai Pajak Pertambahan Nilai kepada karyawan agar lebih berhati-hati untuk tidak mengulangi kekeliruan pengenaan atau pemungutan Pajak Pertambahan Nilai.

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh

Lebih terperinci

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT PT. TRT adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produsen bahan kimia yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah singkat perusahaan PT Cahaya Terang Abadi didirikan pada tanggal 30 November 2009 sampai dengan sekarang perusahaan ini bergerak dibidang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA TAHUN 2010-2012 Christa Suwandi, Gen Norman T Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol. BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat berat yang menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan

Lebih terperinci

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur Bab 4 PEMBAHASAN merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang kegiatan utamanya sebagai distributor langsung untuk atap baja ringan. PT. XYZ menjual asesoris untuk pembuatan atap, dinding

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL Iman Akbar Arrifandi, Heri Sukendar W Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021) 53696969,Arrifandi94@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan PPN Keluaran Dalam hal menghitung Pajak Pertambahan Nilai atau PPN khusunya Pajak Keluaran yang diterbitkan dan dipungut oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK Yulia Chandra ABSTRAK Restitusi atau pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai merupakan Hak semua Wajib

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam bidang nutrisi anak yang telah dikukuhkan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT IO merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang wajib menjalankan kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berdasarkan analisa dan penelitian

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) No: PEM- 00025/WPJ.19/KP.0303/2013

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis atas pelaksanaan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai Pada PT SCE, maka dapat disimpulkan PT SCE telah memenuhi kewajiban Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional saat ini adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan BAB IV PEMBAHASAN Dalam evaluasi penerapan dan perbandingan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan penelusuran atas laporan laba rugi, neraca,

Lebih terperinci

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama 00BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Perbandingan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Antara Perusahaan Milik Negara (Pemungut) dan Perusahaan Swasta. Pada dasarnya perlakuan untuk Pajak Pertambahan Nilai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

PAPER. Dibuat Oleh: Annisa Pradita FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

PAPER. Dibuat Oleh: Annisa Pradita FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENERBITAN DAN PEROLEHAN FAKTUR PAJAK SERTA PENGAKUAN ATAS PENYERAHAN DAN PEROLEHAN BARANG KENA PAJAK PADA PT UNITEX TBK TAHUN 2014 PAPER Dibuat Oleh: Annisa Pradita 0221

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Limanindo Kawan Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi yang diberikan oleh Wajib Pajak (WP) kepada negara yang berdasarkan undang-undang bersifat wajib dan memaksa tanpa ada kontraprestasi (imbalan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah perlu

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Instansi Pemerintah yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, LEMIGAS

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan PT Adiliman Makmur merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt &

Lebih terperinci

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang BAB I PENAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kebijakan Akuntansi Perusahaan. Dalam pelaksanaan kebijakan akuntansi yang mana diterapkan oleh perusahaan untuk mengetahui penentuan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. jawab atas kewajiban pembayaran pajak berada pada masyarakat sendiri untuk

BAB II TELAAH PUSTAKA. jawab atas kewajiban pembayaran pajak berada pada masyarakat sendiri untuk BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi juga merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap

Lebih terperinci

AKUNTANSI PPN & PPnBM

AKUNTANSI PPN & PPnBM AKUNTANSI PPN & PPnBM Catatan PPN Sistem Kredit PPN Pasal 9 Ayat (2), (3), (4), (4a) UU PPN PPN Keluaran Merupakan PPN yang dipungut PKP Penjual atas penyerahan kepada PKP Pembeli. PPN Masukan Merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI) ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN 2010-2012 (STUDI KASUS: PERUM PERURI) Anggraini Larasati, Hanggoro Pamungkas Universitas Bina

Lebih terperinci

Oleh: Silvia Iroth 1 Ventje Ilat 2 Heince Wokas 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado

Oleh: Silvia Iroth 1 Ventje Ilat 2 Heince Wokas 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. BKSS DI MANADO ANALYSIS CALCULATION AND REPORTING OF THE VALUE ADDED TAX ON PT. BKSS IN MANADO Oleh: Silvia Iroth 1 Ventje Ilat 2 Heince

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT Meiga Purnama, Maya Safira Dewi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969 Mei_meyoneste@rocketmail.com

Lebih terperinci

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1225, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. PPN. Perjanjian Karya. Batubara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT ACG. Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang PPN Nomor 18 Tahun 2000

BAB IV EVALUASI PENERAPAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT ACG. Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang PPN Nomor 18 Tahun 2000 BAB IV EVALUASI PENERAPAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT ACG Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang PPN Nomor 18 Tahun 2000 disebutkan bahwa Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai

Lebih terperinci

PROSEDUR PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PROSEDUR PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba PROSEDUR PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI RIAN SUMARTA STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material

Lebih terperinci

PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN

PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 17 1a, Issue 9 PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN WILLIEM CHAHYA WIJAYA STIE TRISAKTI williem@stietrisakti.ac.id Abstract : This research

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011 Jurnal Ilmiah Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842 Volume 17 No.2 September 2013 EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011 Meta Evelin Samosir Rachmat Kurniawan Ganda Hutapea

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan dalam Transaksi Jasa Lelang oleh Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa transaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Sulaeman, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Sulaeman, Fakultas Ekonomi 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah negara yang berasal dari pajak tidak menimbulkan risiko, melainkan memberikan keuntungan karena pungutan pajak ini akan digunakan untuk membiayai kepentingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Dasar - dasar Perpajakan Indonesia II.1.1 Definisi dan Unsur Pajak Dibawah ini terdapat beberapa definisi-definisi dan unsur pajak yang terangkum tentang pajak yang dikemukakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 143 TAHUN 2000 (143/2000) TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan BAB IV PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.FAMILY

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.FAMILY ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.FAMILY Herrina (rina99@ymail.com) Lili Syafitri (lili.syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak : CV. Family sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan antar negara semakin ketat. Oleh karena itu, Negara Indonesia dengan gencar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak PPN DAN PPnBM PAJAK ATAS NILAI TAMBAH PPN yang ditetapkan dengan UU no.18 tahun 2000 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (Value Added) yang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami permasalahan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Inflasi yang cenderung mengalami peningkatan, naiknya harga

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai. PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai. PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan gas. Perusahaan mempunyai hak dan kewajiban dalam bidang

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Faktur Pajak merupakan bukti pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP)

Lebih terperinci

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers)

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers) PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers) Oleh : Dewi Malydhasari Alumni Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean sebagai pajak tidak

BAB I PENDAHULUAN. Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean sebagai pajak tidak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean sebagai pajak tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat di paksakan) yang langsung dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang terbesar di dunia. Hal ini tentunya membuat Indonesia melakukan beragam cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai kesejahteraan dan kemandirian bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber pendapatan negara. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang Ketentuan Umum dan Perpajakan, pajak merupakan suatu konstribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh setiap orang maupun

Lebih terperinci

Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Neraca Pada CV. Kamdatu Palembang

Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Neraca Pada CV. Kamdatu Palembang Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Neraca Pada CV. Kamdatu Palembang Christina_Mahasiswa (fideliachristina@yahoo.com_mahasiswa) Lili Syafitri_Dosen (lili.syafitri@rocketmail.com_dosen)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT FAJAR MAS KARYATAMA

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT FAJAR MAS KARYATAMA ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT FAJAR MAS KARYATAMA Diajukan Oleh: MARINDO PUTRA Email : marindo.putra@gmail.com Pembimbing I : FARIDAH Email : faridah_ku@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada Palembang Selviana (selvi.lie93@gmail.com) Rika Lidyah (rika_msi@yahoo.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang. Pembayar pajak tidak mendapat

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK. IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK. IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai PT. MPK merupakan sebuah perusahaan lokal yang bergerak dalam bidang pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Pajak II.1.1 Definisi Pajak Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KOPERASI PEGAWAI BADAN URUSAN LOGISTIK (KOPEL)

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KOPERASI PEGAWAI BADAN URUSAN LOGISTIK (KOPEL) Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.3, No.1, Februari 2018: 101-110 P-ISSN 2527 7502 E-ISSN 2581-2165 PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KOPERASI PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara Indonesia dan semakin bertambahnya jumlah penduduk bangsa Indonesia maka, harus diiringi dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN, PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMANFAATAN BARANG KENA PAJAK TIDAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran PT. Citra Inti Garda Sentosa (CIGS) dalam melakukan transaksi penjualan ataupun pembelian yang dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI IV.1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai CV.Graha Alfa Sakti adalah sebuah perusahaan penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beragam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan oleh negara melalui pembangunan nasional.pembangunan nasional merupakan kegiatan yang terus

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. SINAR BHODI CIPTA TANJUNGPINANG

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. SINAR BHODI CIPTA TANJUNGPINANG PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. SINAR BHODI CIPTA TANJUNGPINANG Feriyanti_Mahasiswa (poetri21_oce@yahoo.co.id Mahasiswa) Jurusan Akuntansi UMRAH Tanjungpinang Abstrak : PT. Sinar

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011

Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011 Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011 Wuri Rostiani Peninggilan Utara RT 02 RW 07 Nomor

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010 BAB IV ANALISIS 4.1 Pelaksanaan Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas Jasa Teknik pada PT PLN (Persero) Area Garut Sebelum membahas lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan ini diperlukan strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan dana merupakan masalah yang penting bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Sumber pembiayaan pembangunan berasal dari dalam negeri dan luar

Lebih terperinci