BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

Skripsi. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dengan. menggunakan Balance Scorecard pada Gereja Kristen dan Katolik di.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya organisasi adalah penelitian oleh Kotter dan Heskett (1992) yang hasil

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pada gereja kristen di semarang yang tercantum di semarangpraise.5u.com

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

Jurnal Ekonomi Modernisasi JEM 13 (2) 2017, 53-61

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATION CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT PADA RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini:

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Kinerja merupakan keberhasilan personel, tim atau unit organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak negara maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan (Sigalotang, et al dalam Santoso, 2008). Tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencapai tujuannya, organisasi perlu merumuskan dan. bahwa implementasi strategi organisasi memerlukan sebuah pengukuran

Muhammad Dinka Syafiq Cendana, Indi Djastuti 1

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaplan dan Norton, Hariman Bone dan Mahfud Sholihin, pada tahun 2004, Davis dan Albright

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi atau perusahaan mempunyai budaya organisasi yang

Skripsi Disusun Guna Memenuhi Syarat Kelulusan di Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman ISSN (Online):

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT.PETROKIMIA GRESIK) T E S I S

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai level kinerja yang optimal untuk dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

1 Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMNET INSTRUMENT (OCAI) PADA PT BANDENG JUWANA ELRINA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja merupakan sebuah entitas spiritual dan entitas sosial (Dusing, 1995). Selain itu, Gereja sebagai suatu organisasi non publik juga membutuhkan kinerja sumber daya manusia yang handal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab organisasi untuk mencapai tujuan. Maka dari itu, perlu didukung oleh suatu kepemimpinan yang baik pula yang mana didalam Gereja sendiri kepemimpinan tersebut dikepalai oleh seorang Pastor atau Pendeta. Karena peran seorang Pastor atau Pendeta dalam lingkungan Gereja menjadi peran kunci. Sebagaimana Pastor atau Pendeta dipanggil untuk melayani umat Allah guna mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. William (1992) mendefinisikan tiga misi utama gereja Kristen, yaitu menjangkau dunia, menyembah Allah, dan membangun kerjasama terhadap sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang sehingga mempengaruhi gaya hidup yang meresap dalam masyarakat. Dalam rangka untuk secara efektif mencapai kebutuhan konstituen, pemimpin gereja semakin dipanggil untuk menganalisis organisasi mereka dan mempertimbangkan bagaimana norma dan budaya organisasi dapat membatasi kinerja di gereja. Maka menghadapi hal ini, perlu dimunculkannya untuk mempertimbangkan budaya organisasi yang dapat membantu gereja gereja (McMahan,1998), khususnya didalam 1

2 menghadapi tantangan terhadap adanya perubahan dalam budaya itu sendiri yang bisa membuat Gereja bisa hancur ke dalam iman yang mati. Muncullah suatu budaya organisasi yang merupakan suatu sistem dengan adanya sekelompok manusia yang membedakannya dengan organisasi lainnya yang memiliki karakteristik tertentu. Perkembangan budaya di dalam Gereja yang mempengaruhi itu harus dikontrol agar tetap menyesuaikan pedoman Kitab Suci dan tradisi yang ada. Karena budaya yang berkembang di dalam lingkup setiap organisasi akan berbeda dan akan mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari hari. Budaya organisasi sangat penting dalam suatu organisasi karena merupakan pedoman dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam organisasi, sebagai ciri khas organisasi, menumbuhkan komitmen, dan dapat mempersatukan organisasi dengan standar standar yang tepat bagi anggota organisasi. Menurut Denison (1990) sebagaimana dikutip oleh Vogds (2001) menekankan dampak positif dari budaya yang kuat pada keefektivitasan kinerja organisasi karena dengan adanya kesepakatan sistem kepercayaan, nilai dan simbol yang dipahami bersama oleh semua anggota organisasi akan memudahkan tercapainya konsensus dalam pelaksanaan kerja terkoordinasi (Hidayat, 2012). Budaya organsasi sebagai penentuan kemajuan setiap jenis organisasi manapun (Zebura, 2009: 3-4). Dengan adanya budaya organisasi diharapkan kebutuhan akan organisasi dapat selaras dan perlunya mengembangkan strategi dalam mengelola dan mengukur budaya organisasi dalam lingkup Gereja, maka oleh Quinn &

3 Rohrbaugh, 1983, Cameron & Quinn, 1999, telah melakukan eksplorasi dan pemetaan budaya organisasi dengan mengembangkan model Competing Values Framework (CVF). Dengan menggunakan model CVF ini, tipe budaya organisasi dibagi menjadi empat tipe budaya, yaitu budaya Clan, budaya Adhocracy, budaya Market, dan budaya Hierarchy. Dengan budaya Clan bercirikan budaya yang focus pada komitmen dan bersifat kekeluargaan, budaya Adhocracy bercirikan budaya yang memiliki kreatifitas dan dinamika organisasi, budaya Market bericirkan budaya yang pada pencapaian tujuan dan memiliki nilai kompetitif, dan terakhir budaya Hierarchy bercirikan budaya yang efeisien dan birokrasi. Untuk mengukur tipe budaya organisasi yang digunakan ini dilakukan menggunakan instrumen OCAI (Organization Culture Assessment Instrument) berupa kuesioner dengan menggunakan enam kategori pembagian, yaitu karakter dominan, kepemimpinan organisasi, manajemen sumber daya manusia, perekat organisasi, penekanan strategis, dan criteria sukses. Dengan diketahuinya tipe budaya organisasi yang cocok diharapkan akan dapat mencapai tujuan organisasi yang juga diimbanginya dengan sebuah kinerja organisasi yang baik pula. Kinerja merupakan tingkat prestasi atau hasil kerja yang nyata yang terkadang digunakan agar tercapainya suatu hasil yang positif (Petre F. Dructer, 1982 : 590). Kinerja adalah suatu hal yang sangat penting bagi organisasi karena sebagai cerminan suatu organisasi dalam mengkoordinasikan sumber daya manusianya yang berkompeten di bidangnya. Menurut Kaplan dan Norton (1996) kinerja organisasi harus diukur dengan menggunakan metode Balance Scorecard. Metode Balance scorecard ini telah

4 dilakukan oleh W. Brady Boggs, 2002 dalam penelitiannya mengenai Exploring Organizational Culture And Performance Of Christian Churches di Gereja Gereja Kristen. Balance Scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam empat perspektif : pelanggan, keuangan, pembelajaran dan inovasi, dan proses bisnis internal. Karena dalam lingkup Gereja maka perspektif pengukuran disesuaikan dengan Gereja, seperti perspektif keuangan diukur dengan pendapatan dari kolekte misa dan sumbangan bebas, perspektif pelanggan bila dalam lingkup Gereja diganti dengan perspektif konstituen diukur dengan partisipasi umat dalam misi penginjilan, perspektif proses bisnis internal diukur dengan adanya pelatihan Dewan paroki, dan perspektif inovasi dan pembelajaran diukur dengan peningkatan pertumbuhan kehadiran dalam misa harian dan mingguan. Dari penelitian yang ada mengenai Gereja, ada satu temuan penelitian mengenai eksplorasi hubungan budaya organisasi model Competing Values Framework (CVF) yang dikembangkan oleh Cameron & Quinn,1999 dengan pengukuran efektivitas Balance Scorecard yang telah dilakukan oleh W. Brady Boggs, 2002 terhadap Gereja Gereja Kristen. Bahkan juga ada penelitian sebelumnya mengenai Studi Hubungan Budaya Organisasi dan Kinerja Organisasi pada Organisasi non profit. Maka dilakukanlah penelitian lebih jauh untuk mengetahui pengaruh tipe budaya organisasi model Competing Values Framework (CVF) dengan pengukuran efektivitas kinerja tetapi dengan menggunakan lingkup dalam Gereja Gereja Kristen dan Katolik.

5 Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu jurnal yang berjudul Exploring Organizational Culture And Performance Of Christian Churches dari (W. Brady Boggs and Dail L. Fields,2010) yang menguji hubungan antara dimensi budaya organisasi model Competing Values Framework (CVF) yang berkaitan dengan ukuran kinerja Balance Scorecard (BSC) didalam Gereja Kristen. Penelitian ini memperbaiki penelitian sebelumnya dengan menambah jenis gereja yaitu dengan sampel Gereja Kristen dan Katolik di Semarang. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian lebih bervariasi dalam memfokuskan pada penguatan dimensi budaya yang dibutuhkan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang judul: Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dengan menggunakan Balance Scorecard pada Gereja Kristen dan Katolik di Semarang 1.2. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh Budaya organisasi dimensi Klan terhadap Kinerja Organisasi dengan ukuran model balance scorecard perspektif Pelanggan / Konstituen? 2. Apakah terdapat pengaruh Budaya organisasi dimensi Klan terhadap Kinerja Organisasi dengan ukuran model balance scorecard perpektif Pembelajaran dan inovasi?

6 3. Apakah terdapat pengaruh Budaya Organisasi dimensi Hierarki scorecard perspektif Keuangan? 4. Apakah terdapat pengaruh Budaya Organisasi dimensi Hierarki scorecard perpektif Proses Bisnis dan Internal? 5. Apakah terdapat pengaruh Budaya Organisasi dimensi Adhokrasi scorecard perspektif Pembelajaran dan Inovasi? 6. Apakah terdapat pengaruh Budaya Organisasi dimensi Adhokrasi scorecard perspektif Proses Bisnis dan Internal? 7. Apakah terdapat pengaruh Budaya Organisasi dimensi Adhokrasi scorecard perspektif Pelanggan? 8. Apakah terdapat pengaruh Budaya organisasi dimensi Market terhadap Kinerja Organisasi dengan ukuran model balance scorecard perspektif Pelanggan / Konstituen? 9. Apakah terdapat pengaruh Budaya organisasi dimensi Market terhadap Kinerja Organisasi dengan ukuran model balance scorecard perspektif Keuangan?

7 10. Apakah terdapat pengaruh Budaya organisasi dimensi Market terhadap Kinerja Organisasi dengan ukuran model balance scorecard perspektif Pembelajaran dan inovasi? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Budaya organisasi dimensi Klan scorecard perspektif Pelanggan / Konstituen. 2. Untuk mengetahui pengaruh Budaya organisasi dimensi Klan scorecard Perpektif Pembelajaran dan inovasi. 3. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dimensi Hierarki scorecard perspektif Keuangan. 4. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dimensi Hierarki scorecard perpektif Proses Bisnis dan Internal. 5. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dimensi Adhokrasi scorecard perspektif Pembelajaran dan Inovasi.

8 6. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dimensi Adhokrasi scorecard perspektif Proses Bisnis dan Internal. 7. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dimensi Adhokrasi scorecard perspektif Pelanggan. 8. Untuk mengetahui pengaruh Budaya organisasi dimensi Market scorecard perspektif Pelanggan / Konstituen. 9. Untuk mengetahui pengaruh Budaya organisasi dimensi Market scorecard perspektif Keuangan. 10. Untuk mengetahui pengaruh Budaya organisasi dimensi Market scorecard perspektif Pembelajaran dan inovasi.

9 1.3.2 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya studi penelitian ini, diharapkan dapat memberikan empat manfaat yaitu: 1. Manfaat pengembangan riset terdahulu Berupa penambahan sampel yaitu jenis gereja sehingga lebih banyak denominasi 2. Bagi pemimpin gereja untuk mempertimbangkan fokus pada penguatan dimensi budaya yang dibutuhkan gereja agar kinerja dapat meningkat. 3. Bagi Teori Penelitian ini dapat berkontribusi teori bagi pembaca yaitu mahasiswa bahwa teori Balance Scorecard dapat menjadi pengukuran untuk menganalisa Kinerja Organisasi non profit seperti Gereja. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

10 1.4. Kerangka Pikir Gereja merupakan sebuah entitas spiritual dan entitas sosial (Dusing, 1995). Selain itu, Gereja sebagai suatu organisasi non publik juga membutuhkan kinerja sumber daya manusia yang handal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab organisasi untuk mencapai tujuan. Maka dari itu, perlu didukung oleh suatu kepemimpinan yang baik pula yang mana didalam Gereja sendiri kepemimpinan tersebut dikepalai oleh seorang Pastor atau Pendeta. William (1992) mendefinisikan tiga misi utama gereja Kristen, yaitu menjangkau dunia, menyembah Allah, dan membangun kerjasama terhadap sesama manusia. Dalam rangka untuk secara efektif mencapai kebutuhan konstituen, pemimpin gereja semakin dipanggil untuk menganalisis organisasi mereka dan mempertimbangkan bagaimana norma dan budaya organisasi dapat membatasi kinerja di gereja. Penelitian ini memperbaiki penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Boggs and Dail L. Fields (2010) dengan menambah jenis gereja yaitu dengan sampel Gereja Kristen dan Katolik di Semarang. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian lebih bervariasi dalam memfokuskan pada penguatan dimensi budaya yang dibutuhkan. Budaya organisasi memiliki dampak positif yang kuat pada kinerja organisasi karena adanya kepercayaan, nilai nilai yang dimengerti bersama sehingga dapat tercapai suatu tujuan yang terkoordinasi (Denison, 1990) Model Budaya Organisasi menggunakan model CVF (Cameron dan Quinn, 1999) 1. Klan 2. Hierarki 3. Adhokrasi 4. Market Kinerja organisasi harus diukur dengan menggunakan metode Balance Scorecard. Balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam empat perspektif (Kaplan dan Norton, 1996) Balance Scorecard : 1. Pelanggan / konstituen 2. Keuangan 3. Pembelajaran dan Inovasi 4. Proses bisnis dan internal

11 1.5. Sistematika Penulisan Untuk memaparkan urutan atau tahapan yang jelas pada penulisan skripsi ini, berikut sistematika dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN : berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keragka pikir, dan sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI : berisi tinjauan pustaka, berbagai teori teori yang melandasi penelitian ini, teori penelitian terdahulu sampai dengan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN : berisi tentang jenis dan sumber data, obyek penelitian, definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN : berisi berbagai perhitungan yang diperlukan dalam penelitian ini, hasil uji hipotesis, dan membahas hasil pengujian hipotesis. BAB V PENUTUP : berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran bagi peneliti selanjutnya.