Oleh: Harni Eka Saputri*Erna Juita**Elvi Zuriyani**

dokumen-dokumen yang mirip
By: Efni *Yeni Erita**Nefilinda*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s':

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DI NAGARI GARAGAHAN KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR.

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

KONDISI EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA PT

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by:

by : Muhammad Alfi* Helfia Edial** Afrital Rezki**

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

STUDY HOUSEHOLD CRAFTSMEN STONE LADO, KOTO PANJANG LIMAU MANIS VILLAGE DISTRICT CITY PAUH PADANG

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

STUDI TENTANG INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL PINYARAM DI KORONG TITIAN PANJANG NAGARI KAYU TANAM KECAMATAN 2X11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG. Oleh: Dila Afdila, Sudarmi*, Edy Haryono** ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat tentang perusahaan air minum daerah (PDAM)

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MISKIN DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DESA PONDOK PANJANG KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

STUDY ON LAND CONVERSION RUBBER PLANTATION BECAME PALM OIL PLANTATIONS IN KENAGARIAN BIDAR ALAM DISTRICT OF SANGIRJUJUANSOUTH SOLOK

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman

DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN BARU TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SAUREINU KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

AN EXPLORATION STUDY OF SOCIOECONOMIC CONDITIONS OF NGLINGGO TOURISM VILLAGE, PAGERHARJO VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULONPROGO REGENCY

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMPN SE-KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Keywords : Social Interaction, Education, Motivation, Income

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT)

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

STUDY OF THE FAMILY HOPE PROGRAM IN AUR BEGALUNG TALAOK VILLAGE, BAYANG SUB DISTRICT, PESISIR SELATAN REGENCY, WEST SUMATERA PROVINCE

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PASAMAN BARAT. Aida Fitri 1

ABSTRACT. Key Word: Welfare Conditions

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tidak akan pernah lepas dari objek yang ditelitinya, karena

HUBUNGAN KETERSEDIAAN BUKU IPS DENGAN PRESTASI SISWA KELAS VIII DI SMP N 4 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT PETANI KARET DI MUARO SUNGAI LOLO KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN JURNAL

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENGANTAR. pekerjaan rumah bagi jajaran pemerintahan Indonesia. Masyarakat miskin berada

KONDISI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG. Oleh : Musliadi *Bakaruddin**Yeni Erita**

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA BULASAT KECAMATAN PAGAI SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI NAGARI PADANG MENTINGGI KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

KONVERSI LAHAN TANAMAN KARET KE TANAMAN KELAPA SAWIT DI KENAGARIAN INDERAPURA KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB II KONDISI DESA ADIREJA WETAN. Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Desa Adireja Wetan

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM.

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:

Faktor-Faktor Yang Mendorong Eksistensi Angkutan Kota Line Di Kota Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TEOSAL DI KELURAHAN ALALAK SELATAN BANJARMASIN.

IMPACT DEVELOPMENT OFFICE REGENCY DISTRICT PADANG PARIAMAN OF SOCIAL SHARE COMMUNITY ECONOMIC IN REGION PARIT MALINTANG SUBDISTRICT ENAM LINGKUNG.

PERSEPSI MASYARAKAT DESA PEMEKARAN DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN LIRIK KABUPATEN INDRAGIRI HULU ARTIKEL

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

PERCEPTION IN THE NATIONAL COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAM PNPM MANDIRI TO ERADICATE POVERTY IN KENAGARIAN PADUKUAN SALAK DHARMASRAYA KOTO SUBDISTRICT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI LUNANG SILAUT

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

ANALISIS EKONOMI MASYARAKAT MELAYU DI DUSUN MADANG KECAMATAN PANGKALAN LESUNG KABUPATEN PELALAWAN

STRATEGI PETANI DALAM PENINGKATAN HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI BALIMBING KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

Medita Ivanni 1, T. Makmur 1, Safrida 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

2 Eksternal a. Faktor Keluarga 77,62% Tinggi b. Faktor Sekolah 78,45% Tinggi c. Faktor Masyarakat 78,01% Tinggi Rata-rata 78,03% Tinggi

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI DESA DRANCANG KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

TINGKAT PERKEMBANGAN KELURAHAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

PENGEMBANGAN COMPACT DISK (CD) INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG. JURNAL

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Jurnal Buana Vol-2 No-1 tahun 2018

Transkripsi:

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN DI NAGARI LUBUK BUNTA KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Harni Eka Saputri*Erna Juita**Elvi Zuriyani** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat** ABSTRACT Subdistrict Silaut is one of the sub-district in the South Coastal District. In this area has also been established transmigration and Integrated Urban Self (KTM) since 2008. This study aims to get the data, process and analyze and discuss the socio-economic studies before and after construction of the Integrated Independent City based livelihoods in Nagari Lubuk Bunta South Coastal District Subdistrict Silaut views of: 1) land use, 2) Livelihood, 3) income, 4) Social Interaction. This research is a descriptive study, the population in this study were all Head to Family in Kenagarian Lubuk Bunta. The sample in this study were taken by purposive sampling, the sample in this study is 123 respondents. The data was collected using a closed questionnaire, and the analysis is descriptive. The results of this study indicate: 1. Land use changes, before the construction of the KTM is a plantation (43.08%) and after the construction of the KTM is a residential (39.83%), the Basic Livelihood 2. Livelihood society did not change before and after construction KTM is a farmer (58.54%), and the public has a side livelihood development after KTM ie domestic industry (30.90), 3. Income society changes, before the construction of the KTM- Rp.2,000,000 Rp1.100.000 (32, 52%) and after the construction of the KTM Rp> 3,000,000 (46.34%), Social 4. Social interaction did not change before and after the construction of the KTM is people never quarrel with a neighbor (66.66%). Key words: social economy, before and after, development KTM PENDAHULUAN Cita-cita pembangunan transmigrasi yang tercantum pada UU nomor 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian dan PP nomor 2 tahun 1999 tentang penyelenggaraan transmigrasi, yang menyebutkan bahwa "Peningkatan dan Pemerataan Pembangunan Daerah diwujudkan melalui Pembangunan Pusat Pertumbuhan Wilayah Baru", perlu semakin ditingkatkan. Oleh karena itu perlu adanya Revitalisasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, agar tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, kawasan transmigrasi berkembang yang selanjutnya pusat pertumbuhan pun akan terbentuk. Kegiatan ekonomi di kawasan transmigrasi tersebut diharapkan terus meningkat sehingga mampu menumbuh kembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru yang disebut "Kota Terpadu Mandiri" (artikel.php.dot.html). Kota Terpadu Mandiri (KTM) adalah kawasan transmigrasi di Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Silaut, Provinsi Sumartera Barat yang pembangunannya dirancang secara terpadu agar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Secara umum pembangunan KTM tentunya akan membawa perubahan, khususnya perubahan pada penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat setempat.penggunaan lahan secara keseluruhan di kawasan Silaut adalah perkebunan, dan setelah pembangunan KTM tentu terjadi perubahan (pro-rakyat-6742-pembangunan-kotaterpadu-mandiri-ktm-lunang-silaut-pessel.html). Berdasarkan observasi awal dari Kantor Wali Nagari Lubuk Bunta, maka diketahui mata pencaharian masyarakat adalah berkebun (pemilik perkebunan, karyawan perkebunan, dan buruh perkebunan). Selain di sektor perkebunan ada juga mata pencaharian penduduk di sektor lain, yaitu : industri kecil (montir, tukang batu, tukang

kayu,tukang sumur), kerajinan rumah tangga (tukang jahit, tukang kue), dan sektor jasa (pemilik usaha jasa transportasi dan perhubungan, buruh usaha jasa transportasi dan perhubungan, pemilik usaha warung, dan guru swasta). Selain dari mata pencaharian, dapat juga diketahui pendapatan masyarakat secara umum untuk sektor perkebunan pendapatan perkapita untuk setiap rumah tangga perkebunan adalah Rp1.500.000/bulan, dan untuk pendapatan selain dari sektor perkebunan tidak diketahui secara pasti, namun dapat dilahat dari rata-rata pendapatan peranggota keluarga adalah Rp.50000/hari ( Kantor Wali Nagari Lubuk Bunta). Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi serta menganalisis tentang:1) Penggunaan Lahan Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdasarkam Mata Pencaharian Di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, 2) Mata Pencaharian Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdasarkan Mata Pencaharian Di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, 3) Pendapatan Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdasarkan Mata Pencaharian Di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan,4) Interaksi Sosial Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdarsarkan Mata Pencaharian Di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan latar belakang dari uraian tersebut mengenai pembangunan Kota Terpadu Mandiri, maka penulis tertarik untuk meneliti dan ingin mengetahui lebih jauh tentang Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelun Dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdasarkan Mata Pencaharian Di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan. METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah ini, jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan (Sudjana, 2010). Penelitian ini dilakukan di Nagari Lubuk BuntaKecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan dengan objek penelitian yaitu Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Berdasarkan Mata Pencaharian Di Nagai Lubuk Bunta Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan. No Sampel Responden Penelitian Mata Pencaharian Jumlah 493 123 Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2014 Teknik pengumpul data melalui observasi awal dan menggunakan angket atau kuisioner yang berhubungan dengan topik diberikan kepada kelompok individu dengan maksud memperoleh data dengan angket diharapkan dapat menyempurnakan informasi yang dibutuhkan.dalam penelitian ini angke digunakan untuk memperoleh data primer tentang penggunaan lahan, mata pencaharian, pendapatan dan interaksi sosial dengan menggunakan rumus : P = x 100% Populasi KK Proporsi Keterangan : P = Persentase hasil yang diperoleh f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden (Sudijono, 2010) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel Responden 1 Petani 289 25% 72 2 Pedagang 19 25% 5 3 Berternak 20 25% 5 4 Pegawai 29 25% 7 5 Karyawan 10 25% 2 6 Buruh 126 25% 32 Dalam mendeskripsikan data hasil penelitain perlu melihat satu persatu indikator yang saling mendukung data untuk menpyelesaikan permasalahan yang telah diajukan dan dirumuskan dalam penelitian ini. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah diungkapkan, maka dalam hasil penelitian ini akan diungkapkan tentang: 1) penggunaan lahan sebelum dan sesudah pembangunan KTM, 2) mata pencaharian sebelum dan sesudah pembanguna KTM, 3) pendapatan sebelum dan sesudah pembanguna KTM, 4) interaksi sosial sebelum dan sesudah pembangunan KTM, yaitu sebagai berikut: Pertama : Penggunaan lahan sebelum

Kecamatan Silaut adalah perkebunan sedangkan sesudah Kecamatan Silaut adanya perubahan yaitu menjadi lahan perumahan, sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut kurang ada perubahan penggunaan lahan sedangkan sesudah Kecamatan Silaut cukup perubahan penggunaan lahan, sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut lahan digunakan untuk pembangunan jalan sedangkan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut digunakan untuk pembangunan pasar, sebelum pembanguan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut tanggapan masyarakat kurang setuju terhadap perubahan tersebut, sedangkan sesudah Kecamatan Silaut tanggapan masyarakat sangat setuju, sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut kurang ada pengaruhnyanya terhadap kehidupan masyarakat, sedangkan sesudah pembanguan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut sangat ada pengaruhnya terhadap masyarakat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Trias (2013), juga mengemukakan bahwa terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian yang cukup luas di Kecamatan Paciran yaitu 1.490.150,75 M² atau sebesar 14,09 Km² dengan rincian lahan pertanian yang mengalami perubahan menjadi lahan untuk perindustrian dengan luas 1.280.243,76 M² atau sebesar 12.20 Km², fasilitas umum dengan luas 200.263,13 M² atau sebesar 2 Km², sedangkan untuk lahan perumahan dengan luas 125.042,93 M² atu sebesar 1,25 Km². Serta terjadi pengelompokan dalam penggunaan lahannya dimana untuk penggunaan lahan industri mempunyai pola mengelompok, untuk penggunaan lahan perumahan mempunyai pola acak dan untuk fasilitas umum mempunyai pola acak. Kedua : Mata pencaharian masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut tidak ada perubahan, mata pencaharian masyarakat masih bertani. Selain mata pencaharian pokok masyarakat juga mempunyai mata pencaharian sampingan, sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut masyarakat tidak mempunyai mata pencaharian sampingan, sedangkan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut masyarakat mempunyai mata pencaharian sampingan yaitu industri rumah tangga. Sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut tidak ada anggota keluarga yang bekerja, sedangkan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut ada anggota keluarga yang bekerja yaitu sebagai industri rumah tangga. Berdasarkan penelitian Maulana (2012), Di Kecamatan Jati Agung dengan basis lahan petanian, maka usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat juga dilakukan dengan daya dukung lahan pertanian yang ada. Dalam jangka pendek, upaya pembangunan Kota Baru Lampung yang akan dilakukan itu diperkirakan berdampak negatif penting pada hilangnya kesempatan kerja, peluang berusaha dan pendapatan masyarakat. Sebagai turunan dari perubahan lapangan pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor jasa dan industri pengolahan, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah Jati Agung diharapkan bergerak dengan cepat. Industri rumah tangga juga diharapkan akan berkembang misalnya industri tempe dan tahu serta akan berkembang perdagangan kebutuhan sehari-hari juga berkembang karena Kota Baru juga memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan hasil pertanian secara modern. Ketiga : Pendapatan masyarakat mengalami perubahan, sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut pendapatan masyarakat yaitu Rp1.100.000-Rp2.000.000, sedangkan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut pendapatan masyarakat meningkat menjadi Rp>3.000.000. dari pendapatan tersebut sebelum dan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut masyarakat merasa cukup. Dan masyarakat juga mempunyai pendapatan sampingan sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut Rp50.000-Rp75.000, sedangkan sesudah pembangunan KTM di Nagari Lubuk Buta Kecamatan Silaut meningkat menjadi Rp76.000- Rp100.000/ perhari dan masyarakat mempergunakan untuk pendidikan. Dalam Penelitian Yanti (2001) yaitu penyempitan suatu lahan pertanian akan berpengaruh terhadap sumber pekerjaan, sedangkan jenis pekerjaan tidak lepas dari pendapatan seseorang sehingga kalau jenis pekerjaaan mengalami perubahan maka pendapatan pun akan mengalami perubahan. Berdasarkan penelitian Trias (2013), Tingkat pendapatan, pengeluaran dan jenis pekerjaan masyarakat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagian besar mengalami perubahan akibat dari adanya alih fungsi lahan ini dimana masyarakat yang dulunya banyak bekerja sebagai

petani namun setelah lahan pertaniannya dijual mereka berganti pekerjaan. Dengan adanya perubahan jenis pekerjaan maka tingkat pengeluaran dan pendapatan pun akan mengalami perubahan sesuai dengan jenis pekerjaaan masing-masing. Keempat : Interaksi sosial masyarakat sebelum Kecamatan Silaut jumlah jam berkumpul dengan keluarga > 8 jam sehari, sedangkan sesudah Kecamatan Silaut jumlah jam berkumpul dengan keluarga 5-8 jam sehari. Dan masyarakat selalu pergi menjenguk tetangga yang sakit, meninggal dunia atau (terkena musibah) dan masyarakat memberikan bantuan kepeda tetangga berupa tenaga dan berupa uang, serta masyarakat tidak pernah berselisih dengan tetangga baik sebelum maupun sesudah Kecamatan Silaut. Hasil ini sesuai dengan penelitian Maulana (2012), bahwa masyarakat Kecamatan Jati Agung, makna pola hubungan sosial ditemukan hubungan kekeluargaan dan pertemanan. Hubungan ini dapat dirasakan bila berada ditengah-tengah warga komunitas atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial dikomunitasnya (arisan,pengajian). Ada rasa kekeluargaan terutama warga komunitas dengan lingkugan permukiman berdekatan dan terpelihara di Kecamatan ini. Meskipun terpisah oleh sarana jalan tatapi interaksi sosial antar warga tetap terjalin dengan baik. Ternyata rasa memiliki dan kebersamaan antar warga menunjukan modal sosial yang kuat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarakan pembahasan variabel yang terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu : penggunaan lahan, mata pencaharian, pendapatan, dan interaksi sosial. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan lahan sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut adalah untuk lahan perkebunan, dan sesudah pembangunan KTM penggunaan lahan beralih menjadi perumahan dan untuk pembangunan lainnya 2. Mata pencaharian masyarakat sebelum Kecamatan Silaut adalah petani dan sesudah pambangunan KTM mata pencaharian juga petani atau berkebun 3. Pendapatan masyarakat sebelum pembangunan KTM di Nagari Lubuk Bunta Kecamatan Silaut adalah Rp1.100.000-Rp2.000.000 dan setelah pembangunan KTM mengalami perubahan menjadi Rp>3.000.000 4. Interaksi sosial dengan keluarga inti mengalami perubahan, tetapi interaksi dengan tetangga tidak begitu mengalami perubahan baik sebelum pembangunan KTM maupun sesudah Kecamatan Silaut. Bedasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) ini diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan. 2. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih peduli terhadap pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sehingga tidak ada kendala untuk mengembangkan segala potensi yang ada di daerah tersebut 3. Bagi penulis yang berminat melanjutkan penelitian ini, penulis sarankan untuk membahas lebih dalam lagi mengenai pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta http:///f:/ktm%20silaut/ktm.htm. 21 Januari 2014 Ibrahim dan Sudjana, Nana. 2010. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo Ilianda,Trias Febri. 2013. Studi Tentang Alih Fungsi Lahan Terhadap Tingkat Pendapatan, Pengeluaran dan Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. UNESA Muklis, Maulana dan Drajat, Denden Kurnia. 2012. Dampak Kebijakan Pembangunan Kota baru Lampung Terhadap Perubahan Sosial Budaya Masyarakat. Universitas Lampung Paket Informasi Kawasan KTM Lunang Silaut.2013 Syahmuddin. 2010. Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mahalona Kabupaten Luwu.Tesis (Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilyah Dan Kota UNDIP Semarang)

Sudjana, Nana dan Ibrahim.2007.Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung : Sinar Baru Algesindo Sudijono, Anas. 2010.Pengantar Statistik Pendidika. Jakarta: Rajawali Pers