Tabel jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya

dokumen-dokumen yang mirip
(asam sitrat), Pengawet (natrium benzoat), Pewarna makanan. Komposisi: Gula, Glukosa, Buah nanas, Asam Sitrat, Perasa dan Pewarna

Tabel Pelarut Dalam Percobaan Metode Kromatografi. A n-butanol 40 bagian volume. B Iso-butanol 30 bagian volume

Lampiran 1. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kuesioner Penelitian

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kehatan RI No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa

LEMBAR OBSERVASI. Lokasi : No. Objek Pengamatan Kategori A Pemilihan Bahan Makanan Ya Tidak

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

Pengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

ANALISIS RHODAMIN B DALAM SAOS DAN CABE GILING DI PASAR KECAMATAN LAWEYAN KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI

ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan yaitu untuk memperbaiki warna,

BERITA NEGARA. BPOM. Pangan Campuran. Bahan Tambahan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

BAB II BELAJAR, METODE INKUIRI, DAN ZAT ADITIF PADA MAKANAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN CAMPURAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

Zat Aditif pada Makanan

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Selai Buah Syarat Mutu Selai Buah

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

Minuman sari buah SNI

Resiko Bahan Kimia Pada Makanana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

ANALISIS RHODAMIN B DAN METANIL YELLOW DALAM JELLY DI PASAR KECAMATAN JEBRES KOTAMADYA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

PEMBUATAN JELLY DARI BUAH-BUAHAN Oleh: Regina Tutik Padmaningrum *)

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

ANALISIS DAMPAK PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI MAKANAN IBU WARUNG ANAK SEHAT (IWAS)

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BAHAN PENGAWET BENZOAT PADA SAOS TOMAT YANG BEREDAR DI WILAYAH KOTA SURABAYA 1

BAB I PENDAHULUAN. memilih bahan makanan maka kita perlu memperhatikan kebersihan dan mutunya

ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat mengubah fungsi tubuh, tidak korosif, dan tidak merugikan secara

Lampiran 1 Standard Mutu Bahan Baku dan Bahan pembantu

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007).

Transkripsi:

Lampiran 1 Tabel jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya No Jenis Pewarna Alami INS ADI (Acceptable Dairy Intake) Batas Maksimum Penggunaan Kategori (Jam,Jelly dan Marmalad) 1. Kurkumin 100 0,3 mg/kg - CI No.75300 2. Riboflavin 101 0-0,5 mg/kg 100 mg/kg 3. Karmin dan ekstra cochineal CI No.75470 120 0-5 mg/kg 200 mg/kg 4. Klorofil CI No.75810 140 Tidak dinyatakan CPPB 5. Klorofil dan klorofilin tembaga kompleks CI No.75810 141 0-15 mg/kg - 6. Karamel I plain 150a Tidak dinyatakan - 7. Karamel III ammonia 150c 0-200 mg/kg CPPB proses 8. Karamel IV ammonia sulfit proses 150d 1500 mg/kg 0-200 mg/kg (berbentuk cairan) 0-150 mg/kg (berbentuk padatan) 9. Karbon tanaman 153 Tidak dinyatakan - CI No.77266 10 Beta karoten 160d Tidak dinyatakan 1000 mg/kg. CI No.75130 11 Ekstrak anato 160b 0-12 mg/kg -. CI No.75120 12 Karatenoid 160a 0-5 mg/kg 300 mg/kg. 13 Merah bit 162 Tidak dinyatakan -. 14 Antosianim 163 0-2,5 mg/kg 500 mg/kg. 15. Titanium dioksida CI No.77891 171 Tidak dinyatakan - Sumber : BPOM RI Nomor 37 Tahun 2013

Tabel jenis pewarna sintesis yang diizinkan pada produk makanan dan batas maksimum penggunaannya No. Jenis Pewarna Sintesis INS ADI (Acceptable Daily Intake) Batas Maksimum Penggunaan kategori pangan (Jam, Jelly dan Marmalad) 1. Tartazine 102 0-7,5 mg/kg 300 mg/kg CI No.19140 2. Kuning kuinolin CI. No.47005 104 0-10 mg/kg - 3. Kuning FCF 110 0-4 mg/kg 300 mg/kg CI.No.15985 4. Kormoisin 122 0-4 mg/kg 300 mg/kg CI No.14720 5. Ponceau 4R 124 0-4 mg/kg 70 mg/kg CI No.16255 6. Eritrosin 127 0-0,1 mg/kg - CI No.45430 7. Merah Allura 129 0-7 mg/kg 300 mg/kg CI No.16035 8. Indigotin 132 0-5 mg/kg 70 mg/kg CI No.73015 9. Biru berlian FCF 133 0-12,5 mg/kg 300 mg/kg CI No.42090 10. Hijau FCF 143 0-25 mg/kg 300 mg/kg CI No.42053 11. Coklat HT CI No.20285 155 0-1,5 mg/kg - Sumber : BPOM RI Nomor 37 Tahun 2013

Lampiran 2. Tabel Zat Pewarna Tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya No Nama Zat Pewarna Nomor Indeks Warna (C.I. No) 1. Auramine (C.I Basic Yellow 2) 41000 2. Alkanet 75520 3. Butter Yellow (C.I Solvent Yellow 2) 11020 4. Black 7984 (Food Vlack 2) 27755 5. Bum Unber (Pigment Brown 7) 77491 6. Chrysoidine (C.I. Basic Orange 2) 11270 7. Chrysoine S (C.I. Food Yellow 8) 14270 8. Citrus Red No.2 12156 9. Chocolate Brown FB (Food Brown 2) - 10. Fast Red E (C.I Food Red 4) 16045 11. Fast Yellow AB (C.I. Food Yellow 2) 13015 12. Indantherene Blue Rs (C.I.Food Blue 4) 69800 13. Guinea Green B (C.I Acid Green No.3) 42085 14. Magenta (C.I. Basic Violet 14) 42510 15. Metanil Yellow (Ext.D&C Yellow No.1) 13065 16. Oil Orange SS (C.I. Solvent Orange 2) 12100 17. Oil Orange XO (C.I. Solvent Orange 7) 12140 18. Oil Orange AB (C.I. Solvent Orange 5) 11380 19. Oil Yellow AB (C.I Solvent Yellow 6) 11390 20. Orange G (C.I Food Orange 4) 16230 21. Orange GGN (C.I Food Orange 2) 15980 22. Orange RN (Food Orange 1) 15970 23. Orchid and Orcein - 24. Ponceau 3R (Acid Red 1) 16155 25. Ponceau SX (C.I Food Red 1) 14700 26. Ponceau 6R (C.I Food Red 8) 16290 27. Rhodamin B (C.( Food Red 15) 45170 28. Sudan I (C.I Solvent Yellow 14) 12055 29. Scarlet GN (Food Red 2) 14815 30. Violet 6 B 42640 Sumber : Permenkes No.239/Menkes/Per/V/85

Lampiran 3. Tabel Daftar Zat pengawet yang diizinkan diindonesia Berdasarkan Kategori Pangan No Jenis BTP Pengawet INS ADI (mg/kg) BB 1. Asam sorbat dan garamnya Asam sorbat Natrium sorbat Kalium sorbat Kalsium sorbat 200 201 202 203 0-25mg/kg Batas Maksimum penggunaan (mg/kg) Kategori jem,jelly,marmalad 500 mg/kg 2. Asam benzoat dan garamnya Asam benzoat Natrium benzoat Kalium benzoat Kalsium benzoat 210 211 212 213 0-5 mg/kg 1000 mg/kg 3. 4. Etil para-hidroksibenzoat Metil ara-hidroksibenzoat 214 218 0-10 mg/kg 0-10 mg/kg 1000 mg/kg 1000 mg/kg 5. Sulfit Belerang dioksida Natrium sulfit Natrium bisulfit Natrium etabisulfit Kalium metabisulfit Kalsium bisulfit 220 221 222 223 224 225 0-0,7 mg/kg 50 mg/kg 6. 7. Nisin Nitrit Kalium nitrit Natrium nitrit 227 228 234 249 0-33000 unit/kg 0-0,06 mg/kg - - 8. Nitrat Natrium nitrat Kalium nitrat 250 251 252 0-3,7 mg/kg - 9. Asam propionate dan garamnya Asam propionate Natrium propionate Kalsium propionate Kalium propionate 280 281 282 283 Tidak dinyatakan 1000 mg/kg 10. Lisozim hidroklorida 1105 Tidak dinyatakan - Sumber : Permenkes RI Nomor 33 Tahun 2012

Lampiran 4. Tabel zat pengawet makanan sintetik yang dilarang diindonesia dan pengaruh terhadap kesehatan Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh terhadap kesehatan Ca-benzoat Sulfur dioksida (SO 2 ) K-nitrit Sari buah, minuman ringan, minuman anggur manis, ikan asin Sari buah, cider, buah kering, sirup, kacang kering, acar Daging kornet, daging kering, daging asin, pikel daging Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis Dapat menyebabkan perlukakan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetic, kanker dan alergi Nitrit mampu mempengaruhi kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas, sakit kepala,anemia,radang ginjal dan muntah Ca-/Na-propinoat Produk roti dan tepung Migran,kelelahan,kesulitan tidur Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit Asam sorbat Produk jeruk,pikel,keju Pelukaan kulit dan salad Natamysin Produk daging dan keju Dapat menyebabkan mual,muntah,tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal BHA Daging babi segar dan sosisnya, minyak sayur,kripik kentang, pizza beku, instant teas Menyebabkan penyakit hati dan kanker Sumber : Permenkes No.1168/Menkes/Per/X/1999

Lampiran 5. Tabel Syarat Mutu Selai No Uji Kriteria Satuan Persyaratan 1. 1.1 1.2 1.3 1.4 2. Keadaan Bau Rasa Warna Tekstur Padatan larutan - - - - - % b/b Normal Normal Normal Normal Min. 65 3. Identifikasi buah (secara mikroskopis) - Sesuai label 4. 4.1 4.2 4.3 Bahan Tambahan Makanan Pewarna tambahan Pengawet Pemanis buatan (Sakarin, Siklamat) Sesuai SNI 01-0222-1987* negatif 5. 5.1 5.2 5.3 5.4 Cemaran Logam Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg maks. 1,5 maks. 10,0 maks. 40,0 maks. 40,0 6 Cemaran Arsen (As) maks. 1,0 7. 7.1 7.2 7.3 Cemaran Mikroba Angka Iempeng Bakteri bentuk coli Kapang & Khamir koloni APM Koloni maks. 5,102 APM < 3 maks. 50 Sumber : SNI 01-3746-1995

Lampiran 6. Contoh Perhitungan Harga Rf Zat Warna Pada Selai Diketahui Jarak titik pusat bercak dari titik awal Jarak tempuh fase gerak dari titik awal = 1,5 cm = 14 cm Rumus : Rf = Jarak titik pusat bercak dari titik awal Jarak titik tempuh fase gerak dari titik awal Maka Rf = 1,5 = 0,12 14 Kemudian hasil perhitungan disesuaikan dengan lampiran dengan memakai pelarut G. disesuaikan angka yang sama atau mendekati, akan diketahui bahwa harga Rf = 0,12 dengan menggunakan pelarut G ternyata menggunakan pewarna tidak diizinkan yaitu Ponceau 3R.

Lampiran 7. Tabel Pelarut Dalam Percobaan Kromatografi

Lampiran 8

Lampiran 9. Contoh Perhitungan Kadar Zat Pewarna Pada Selai Buah Tidak Bermerek Diketahui : a (berat benang wool sebelum perlakuan) = 0,1065 Rumus : b (berat benang wool sesudah perlakuan) = 0,1123 berat sampel = 10 gr berat sampel yang digunakan saat pemeriksaan = 100 gr Kadar Zat Pewarna = b - a Berat sampel = 0,1123 0,1065 10 gr = 0,00058 gr Kadar Zat Pewarna = 100 x 0,00058 gr 10 = 0,0058 gr Terdapat 0,0058 dalam setiap 100 gr selai buah Maka dalam 1 kg = 1000 x 0,0058 gr 100 = 0,058 gr/kg = 58 mg/kg Jadi, pada sampel A 2 kadar zat pewarna yang terkandung pada 1 kg selai buah adalah 58mg/kg zat pewarna sintetik, sehingga memenuhi syarat kesehatan.

Lampiran 10. Contoh Perhitungan Kadar Natrium Benzoat Pada Selai Buah Tidak Bermerek Diketahui : Vs (Volume titrasi sampel) = 0,4 Vb (Volume titrasi blanko) = 0,1 N (Normalitas NaOH yang dipakai = 0,1 BM Na-Benzoat = 144 B ( Berat sampel (mg) ) = 5019,2 mg Rumus : (Vs Vb) x N x BM Na-Benzoat x 100% B (mg) : (0,4 0,1) x 0,1 x 144 x 100% 5019,2 mg : 0,0860 % Dikonversikan : 0,0860 x 5019,2 = 4,3165 mg/mg 100 : 4,31 mg x 10 6 mg/kg 5019,2 mg : 0,000858 x 10 6 mg/kg : 859,99 mg/kg = 860 mg/kg Jadi, pada sampel A 1 kadar natrium benzoate yang terkandung pada 1 kg selai buah adalah 860 mg/kg, kadar yang digunakan masih dibawah ambang batas sehingga masih memenuhi syarat kesehatan.

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Proses Pemanasan sampel di penangas air (waterbath) Gambar 2. Sampel Hasil Pemeriksaan Siklamat (melihat endapan putih) Larutan Pembanding (a) Sukrosa (b) Siklamat

Gambar 3. Proses pemanasan sampel untuk pemeriksaan sakarin yang ditambahkan 5 ml NaOH 5% Gambar 4. Plat tetes berisi sampel yang telah ditambahkan 10 ml HCL 10% dan FeCl 3 1% (pemeriksaan sakarin)

Gambar 5. Sampel dan bulu domba dalam Labu Erlenmeyer 250 ml dengan larutan asam asetat 10% Gambar 6. Proses pemanasan sampel dan bulu domba di Waterbath

Gambar 7. Bulu domba berisi zat pewarna yang telah melekat Gambar 8. Residu zat pewarna dalam larutan etanol

Gambar 9. Kertas Whatman yang telah ditotol residu pewarna dimasukkan kedalam chamber yang berisi eluen G Gambar 10.Nilai Rf pada kertas Kromatografi

Gambar 11. Sampel hasil pemanasan berisi uap yang melekat pada kapas (untuk mengetahui ada tidaknya natrium benzoat) Gambar 12. Proses penimbangan sampel sebnyak ± 5 gram

Gambar 13. Proses penguapan lapisan ether di penangas air hingga kering Gambar 14. Proses pentitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi warna merah jambu

Lampiran 12. Hasil Penelitian Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan