ANALISIS USAHA TANI TEH Kemiringan Lahan: 0-15% MODAL AWAL Pinjaman Bank Rp 1.500.000.000 KOMPONEN PRODUKSI JUMLAH PENGELUARAN TAHUN KE Pinjaman modal (setiap produksi pembayaran sebesar 25%) I II III HARGA/ HARGA / HARGA / TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN BIAYA TETAP TOTAL BIAYA Sewa Lahan 200.000 m 2 200.000 13.333.333.333 * 200.000 m 2 200.000 13.333.333.333* 200.000 m 2 200.000 13.333.333.333* Bibit teh GMB 7 138.900 800 111.120.000 Bibit sengon 150 bibit 5.000 750.000 Desain lahan (bangunan dan lahan produksi) 200.000 m 2 20.000.000 Bahan baku bangunan Borongan 300.000.000 Kontraktor 170.000.000 Infrastrukur bangunan 320.000.000 1. Persiapan Stek 10 HOK 35.000 350.000 2. Persemaian 8 HKW 35.000 280.000 3. Pembuatan Bedengan 15 HOK 35.000 525.000 BIAYA BANGUNAN TENAGA KERJA
4. Penanaman Stek 7 HOK 35.000 245.000 5. Seleksi Bibit 5 HOK 35.000 175.000 6. Persiapan Lahan 25 HOK 40.000 1.000.000 7. Penanaman 30 HOK 40.000 1.200.000 8. Pemeliharaan a. Pemupukan 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 b. Penyulaman 10 HOK 40.000 400.000 10 HOK 40.000 400.000 c. Penyiangan Dan 25 HOK 40.000 1.000.000 25 HOK 40.000 1.000.000 25 HOK 40.000 1.000.000 Pembumbunan d. Pemangkasan e. Pengendalian OPT 15 HOK 40.000 600.000 15 HOK 40.000 600.000 15 HOK 40.000 600.000 9. Panen a. Pemetikan 35 HKW 35.000 1.225.000 10. Pasca Panen a. Pengumpulan 10 HOK 35.000 350.000 b. Pengangkutan 10 HOK 35.000 350.000 c. Pengecekan Sample 3 HOK 35.000 105.000 d. Pelayuan 5 HOK 35.000 175.000 e. Penggilingan 5 HOK 35.000 175.000 f. Fermentasi 5 HOK 35.000 175.000 g. Pengeringan 8 HOK 35.000 280.000 11. Staf Perkantoran 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 1. Kebutuhan Pupuk INPUT PRODUKSI
a. Pupuk N 1.500 kg 1.800 2.700.000 2.250 kg 1.800 4.050.000 3.000 kg 1.800 5.400.000 b. Pupuk P205 900 kg 2.000 1.800.000 900 kg 2.000 1.800.000 1.125 kg 2.000 2.250.000 c. Pupuk K2O 600 kg 6.000 3.600.000 600 kg 6.000 3.600.000 750 kg 6.000 4.500.000 d. Pupuk MgO - 300 kg 1.200 360.000 450 kg 1.200 540.000 2. Kebutuhan Pupuk Sengon a. Pupuk N 1.000 kg 1.800 1.800.000 b. Pupuk P205 600 kg 2.000 1.200.000 c. Pupuk K2O 300 kg 6.000 1.800.000 3. Kebutuhan pestisida Herbisida 160 liter 60.000 9.600.000 160 liter 60.000 9.600.000 160 liter 60.000 9.600.000 Insektisida : - Talstar 30 liter 150.000 4.500.000 30 liter 150.000 4.500.000 30 liter 150.000 4.500.000 Fungisida : - Komasol 30 kg 80.000 2.400.000 30 kg 80.000 2.400.000 30 kg 80.000 2.400.000 - Manxyl 30 kg 100.000 3.000.000 30 kg 100.000 3.000.000 30 kg 100.000 3.000.000 - Probox 20 kg 95.000 1.900.000 20 kg 95.000 1.900.000 20 kg 95.000 1.900.000 1. Sprayer 15 350.000 5.250.000 2. Cangkul 20 120.000 2.400.000 3. Open Top Roller (OT) 1 10.000.000 10.000.000 4. Press Cap Roller (PC) 1 9.350.000 9.350.000 5. Rotervance (RV) 1 8.100.000 8.100.000 MESIN DAN ALAT PENGOLAHAN
6. Ayak pemecah gumpalan 1 7.000.000 7.000.000 7. Endles Chain Pressure Dryer 2 3.000.000 6.000.000 8. Winnower 1 3.500.000 3.500.000 9. Pengemasan 2 2.200.000 4.400.000 10. Mobil 3 150.000.000 450.000.000 ENERGI /TAHUN 11. Listrik 5.000 kwh 2.000 10.000.000 5.000 kwh 2.000 10.000.000 10.000 kwh 2.000 20.000.000 12. Bahan Bakar 12 bulan 1.000.000 12.00.000 12 bulan 1.000.000 12.00.000 12 bulan 6.000.000 72.000.000 MARKETING 1. Biaya Packing 1 tahun 6.000.000 72.000.000 2. Promosi 1 tahun 1.000.000 1.000.000 Total Biaya 1.491.145.000 (1.500.000.000-1.491.145.000) =8.855.000 (kas modal) 56.810.000 190.885.000 + 350.000.000 =540.885.000 (tahap pembayaran pertama pinjaman bank sebesar 25%=(350.000.000) PRODUKSI 1. Jumlah produksi 95.700 kg 2. Penerimaan 95.700 kg 10.000 957.000.000 3. Pengeluaran 540.885.000+ 56.810.000=597.695.000 4. Keuntungan 957.000.000-597.695.000=359.305.000 5. R/C ratio 1.6 Keterangan : *= biaya sewa lahan tidak dimasukkan kedalam biaya tetap karena pengelolaan perusahaan bersifat perkebunan rakyat
1) Penerimaan Penerimaan usaha tani merupakan nilai dari produk teh yang dihasilkan.pada umumnya penerimaan dalam usaha tani teh dipengaruhi oleh produktivitas dan harga pada saat panen. Produksi teh varietas unggul mampu menghasilkan 4 5 ton/ha, sedangkan harganya berkisar Rp 15.000/kemasan. Perhitungan penerimaan usaha tani teh dihitung dengan mengalikan total produksi teh dengan harga teh. Penerimaan : 95.700 kg x Rp 10.000 = Rp 957.000.000 2) Pendapatan Pendapatan usaha tani merupakan nilai bersih yang didapat dari suatu usaha tani. Perhitungan pendapatan usaha tani dilakukan dengan cara penerimaan usaha tani dikurangi biaya usaha tani. Pendapatan : Rp 957.000.000 Rp597.695.000 = 359.305.000 3) Analisis perbandingan penerimaan dan biaya (Revenue and Cost ratio) Analisis perbandingan penerimaan dan biaya (Revenue and Cost ratio) atau disingkat dengan R/C ratio), yaitu jumlah penerimaan total dibagi jumlah pengeluaran total. Kriteria yang diambil yaitu: a. Apabila R/C ratio > I berarti usaha tani teh tersebut mendapat keuntungan. b. Apabila R/C ratio = 1 berarti usaha tani teh tersebut impas. c. Apabila R/C ratio < 1 berarti usaha tani teh tersebut mengalami kerugian. R/C ratio : 957.000.000 /597.695.000 = 1,6 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R/C ratio sebesar 1,6 artinya usaha tani teh tersebut memberikan penerimaan sebesar 160 % atau setiap Rp 100,0 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 160. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis Revenue Cost Ratio, maka usaha tani teh tersebut menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafsah (2004), jika hasil perhitungan R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani teh tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
4) Analisis titik impas balik modal (Break Event Point atau BEP) a) BEP Volume Produksi BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tingkat penjualan sebesar X kg, usahatani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. BEP Volume Produksi = 19.088,5 kg Nilai tersebut menggambarkan produksi minimal yang harus dicapai dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat produksi sebesar Rp 19.088,5 kg usaha tani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. b) BEP Harga Produksi BEP harga produksi menggambarkan tingkat harga terendah untuk mencapai titik pulang modal. Tingkat harga terendah ini merupakan harga dasar. Apabila harga jual produk di tingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwa pada tingkat harga penjualan Rp X/kg, usahatani tidak menghasikan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. BEP Harga Produksi = Rp 1.994,6/kg Nilai tersebut menggambarkan harga terendah untuk mencapai titik pulang modal. Apabila harga jual teh ditingkat petani lebih rendah dari harga dasar yaitu Rp 1.994,6/kg maka usaha tani akan mengalami kerugian.
5) Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal (Return of Investment) menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal berkaitan dengan keuntungan usahatani yang diperoleh. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh besarnya keuntungan yang dicapai dan perputaran modal (Dede Juanda dan Sambang Cahyono, 2004). Nilai ROI sebesar % usaha tani menunjukan bahwa dari Rp100,00 modal yang ditanam, akan memperoleh keuntungan sebesar Semakin besar hasil persentase nilai ROI maka penggunaan modal pada usaha tani semakin efesien sehingga secara ekonomi usaha tani teh layak dijalankan.