Kemiringan Lahan: 0-15%

dokumen-dokumen yang mirip
AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARATIF USAHATANI ANTARA SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM PADI KONVENSIONAL DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

LAMPIRAN. Pendidikan Terakhir. B. Karakteristik dan Pendapatan Rumah Tangga Responden. Status Penguasaan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

LEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI

ANALISA USAHATANI BAYAM

Andesta 1)*, Eti Susanti 1) dan Nurlaili Fitri Gultom 1) Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis PENDAHULUAN

X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hipogea L) DI GAMPONG SEUMARA KECAMATAN PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT

ANALISIS USAHATANI KOMODITAS MELON SEMANGKA CABAI DI LAHAN PASIR. menjadi 2 yaitu biaya ekplisit (biaya yang bener-bener dikelurkan dalam kegitan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Y = 505,157 0,002 X1 + 0,222 X2 233,626 X3 + 0,153 X4 + 0,493 X5

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengolahan Tanah. Dari hasil data inventarisasi yang telah dilakukan di Kabupaten Gunungkidul

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA ROKAN KOTO RUANG KECAMATAN ROKAN IV KOTO KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

ECONOMIC ANALYSIS OF AGRIBUSINESS PAPAYA HAWAII IN NORTH PONTIANAK

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

Transkripsi:

ANALISIS USAHA TANI TEH Kemiringan Lahan: 0-15% MODAL AWAL Pinjaman Bank Rp 1.500.000.000 KOMPONEN PRODUKSI JUMLAH PENGELUARAN TAHUN KE Pinjaman modal (setiap produksi pembayaran sebesar 25%) I II III HARGA/ HARGA / HARGA / TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA SATUAN JUMLAH SATUAN JUMLAH SATUAN BIAYA TETAP TOTAL BIAYA Sewa Lahan 200.000 m 2 200.000 13.333.333.333 * 200.000 m 2 200.000 13.333.333.333* 200.000 m 2 200.000 13.333.333.333* Bibit teh GMB 7 138.900 800 111.120.000 Bibit sengon 150 bibit 5.000 750.000 Desain lahan (bangunan dan lahan produksi) 200.000 m 2 20.000.000 Bahan baku bangunan Borongan 300.000.000 Kontraktor 170.000.000 Infrastrukur bangunan 320.000.000 1. Persiapan Stek 10 HOK 35.000 350.000 2. Persemaian 8 HKW 35.000 280.000 3. Pembuatan Bedengan 15 HOK 35.000 525.000 BIAYA BANGUNAN TENAGA KERJA

4. Penanaman Stek 7 HOK 35.000 245.000 5. Seleksi Bibit 5 HOK 35.000 175.000 6. Persiapan Lahan 25 HOK 40.000 1.000.000 7. Penanaman 30 HOK 40.000 1.200.000 8. Pemeliharaan a. Pemupukan 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 b. Penyulaman 10 HOK 40.000 400.000 10 HOK 40.000 400.000 c. Penyiangan Dan 25 HOK 40.000 1.000.000 25 HOK 40.000 1.000.000 25 HOK 40.000 1.000.000 Pembumbunan d. Pemangkasan e. Pengendalian OPT 15 HOK 40.000 600.000 15 HOK 40.000 600.000 15 HOK 40.000 600.000 9. Panen a. Pemetikan 35 HKW 35.000 1.225.000 10. Pasca Panen a. Pengumpulan 10 HOK 35.000 350.000 b. Pengangkutan 10 HOK 35.000 350.000 c. Pengecekan Sample 3 HOK 35.000 105.000 d. Pelayuan 5 HOK 35.000 175.000 e. Penggilingan 5 HOK 35.000 175.000 f. Fermentasi 5 HOK 35.000 175.000 g. Pengeringan 8 HOK 35.000 280.000 11. Staf Perkantoran 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 20 HOK 40.000 800.000 1. Kebutuhan Pupuk INPUT PRODUKSI

a. Pupuk N 1.500 kg 1.800 2.700.000 2.250 kg 1.800 4.050.000 3.000 kg 1.800 5.400.000 b. Pupuk P205 900 kg 2.000 1.800.000 900 kg 2.000 1.800.000 1.125 kg 2.000 2.250.000 c. Pupuk K2O 600 kg 6.000 3.600.000 600 kg 6.000 3.600.000 750 kg 6.000 4.500.000 d. Pupuk MgO - 300 kg 1.200 360.000 450 kg 1.200 540.000 2. Kebutuhan Pupuk Sengon a. Pupuk N 1.000 kg 1.800 1.800.000 b. Pupuk P205 600 kg 2.000 1.200.000 c. Pupuk K2O 300 kg 6.000 1.800.000 3. Kebutuhan pestisida Herbisida 160 liter 60.000 9.600.000 160 liter 60.000 9.600.000 160 liter 60.000 9.600.000 Insektisida : - Talstar 30 liter 150.000 4.500.000 30 liter 150.000 4.500.000 30 liter 150.000 4.500.000 Fungisida : - Komasol 30 kg 80.000 2.400.000 30 kg 80.000 2.400.000 30 kg 80.000 2.400.000 - Manxyl 30 kg 100.000 3.000.000 30 kg 100.000 3.000.000 30 kg 100.000 3.000.000 - Probox 20 kg 95.000 1.900.000 20 kg 95.000 1.900.000 20 kg 95.000 1.900.000 1. Sprayer 15 350.000 5.250.000 2. Cangkul 20 120.000 2.400.000 3. Open Top Roller (OT) 1 10.000.000 10.000.000 4. Press Cap Roller (PC) 1 9.350.000 9.350.000 5. Rotervance (RV) 1 8.100.000 8.100.000 MESIN DAN ALAT PENGOLAHAN

6. Ayak pemecah gumpalan 1 7.000.000 7.000.000 7. Endles Chain Pressure Dryer 2 3.000.000 6.000.000 8. Winnower 1 3.500.000 3.500.000 9. Pengemasan 2 2.200.000 4.400.000 10. Mobil 3 150.000.000 450.000.000 ENERGI /TAHUN 11. Listrik 5.000 kwh 2.000 10.000.000 5.000 kwh 2.000 10.000.000 10.000 kwh 2.000 20.000.000 12. Bahan Bakar 12 bulan 1.000.000 12.00.000 12 bulan 1.000.000 12.00.000 12 bulan 6.000.000 72.000.000 MARKETING 1. Biaya Packing 1 tahun 6.000.000 72.000.000 2. Promosi 1 tahun 1.000.000 1.000.000 Total Biaya 1.491.145.000 (1.500.000.000-1.491.145.000) =8.855.000 (kas modal) 56.810.000 190.885.000 + 350.000.000 =540.885.000 (tahap pembayaran pertama pinjaman bank sebesar 25%=(350.000.000) PRODUKSI 1. Jumlah produksi 95.700 kg 2. Penerimaan 95.700 kg 10.000 957.000.000 3. Pengeluaran 540.885.000+ 56.810.000=597.695.000 4. Keuntungan 957.000.000-597.695.000=359.305.000 5. R/C ratio 1.6 Keterangan : *= biaya sewa lahan tidak dimasukkan kedalam biaya tetap karena pengelolaan perusahaan bersifat perkebunan rakyat

1) Penerimaan Penerimaan usaha tani merupakan nilai dari produk teh yang dihasilkan.pada umumnya penerimaan dalam usaha tani teh dipengaruhi oleh produktivitas dan harga pada saat panen. Produksi teh varietas unggul mampu menghasilkan 4 5 ton/ha, sedangkan harganya berkisar Rp 15.000/kemasan. Perhitungan penerimaan usaha tani teh dihitung dengan mengalikan total produksi teh dengan harga teh. Penerimaan : 95.700 kg x Rp 10.000 = Rp 957.000.000 2) Pendapatan Pendapatan usaha tani merupakan nilai bersih yang didapat dari suatu usaha tani. Perhitungan pendapatan usaha tani dilakukan dengan cara penerimaan usaha tani dikurangi biaya usaha tani. Pendapatan : Rp 957.000.000 Rp597.695.000 = 359.305.000 3) Analisis perbandingan penerimaan dan biaya (Revenue and Cost ratio) Analisis perbandingan penerimaan dan biaya (Revenue and Cost ratio) atau disingkat dengan R/C ratio), yaitu jumlah penerimaan total dibagi jumlah pengeluaran total. Kriteria yang diambil yaitu: a. Apabila R/C ratio > I berarti usaha tani teh tersebut mendapat keuntungan. b. Apabila R/C ratio = 1 berarti usaha tani teh tersebut impas. c. Apabila R/C ratio < 1 berarti usaha tani teh tersebut mengalami kerugian. R/C ratio : 957.000.000 /597.695.000 = 1,6 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R/C ratio sebesar 1,6 artinya usaha tani teh tersebut memberikan penerimaan sebesar 160 % atau setiap Rp 100,0 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 160. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis Revenue Cost Ratio, maka usaha tani teh tersebut menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafsah (2004), jika hasil perhitungan R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani teh tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

4) Analisis titik impas balik modal (Break Event Point atau BEP) a) BEP Volume Produksi BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tingkat penjualan sebesar X kg, usahatani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. BEP Volume Produksi = 19.088,5 kg Nilai tersebut menggambarkan produksi minimal yang harus dicapai dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat produksi sebesar Rp 19.088,5 kg usaha tani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. b) BEP Harga Produksi BEP harga produksi menggambarkan tingkat harga terendah untuk mencapai titik pulang modal. Tingkat harga terendah ini merupakan harga dasar. Apabila harga jual produk di tingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwa pada tingkat harga penjualan Rp X/kg, usahatani tidak menghasikan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. BEP Harga Produksi = Rp 1.994,6/kg Nilai tersebut menggambarkan harga terendah untuk mencapai titik pulang modal. Apabila harga jual teh ditingkat petani lebih rendah dari harga dasar yaitu Rp 1.994,6/kg maka usaha tani akan mengalami kerugian.

5) Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal (Return of Investment) menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal berkaitan dengan keuntungan usahatani yang diperoleh. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh besarnya keuntungan yang dicapai dan perputaran modal (Dede Juanda dan Sambang Cahyono, 2004). Nilai ROI sebesar % usaha tani menunjukan bahwa dari Rp100,00 modal yang ditanam, akan memperoleh keuntungan sebesar Semakin besar hasil persentase nilai ROI maka penggunaan modal pada usaha tani semakin efesien sehingga secara ekonomi usaha tani teh layak dijalankan.