V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL
|
|
- Shinta Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober PT Panasia Indosyntec Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dibidang tekstil yang telah berdiri sejak 6 April Sejak tahun 1975 perusahaan ini berlokasi di Moch. Toha Km. 6,8 Cisirung, Desa Pasawahan, Bandung yang merupakan pusat tekstil Indonesia. Perusahaan ini memilki pembangkit listrik tenaga uap yang berbasis batu bara dengan kapasitas daya sebesar 30 Mw. Sedangkan kapasitas daya listrik yang dimiliki perusahaan melebihi dari kebutuhan listrik perusahaan, sehingga pada bulan Desember 2009 PT Panasia menjual listrik pada PLN yang disambungkan dengan jaringan Jawa-Bali sebanyak 3 Mw. Selain itu, untuk memanfaatkan kelebihan uap yang dihasilkan mesin pembangkit tersebut maka PT Panasia Indosyntec Tbk mengembangkan usaha dibidang penyulingan minyak atsiri. PT Panafil Essential Oil dilengkapi dengan alat suling dengan kapasitas total alat sebesar 800 kg nilam kering yang terbuat dari stainless steel. Teknologi penyulingan yang digunakan pabrik ini adalah sistem penyulingan tidak langsung. Perusahaan melakukan satu kali kegiatan penyulingan minyak nilam per hari, dengan waktu penyulingan selama lima sampai enam jam. Rendemen minyak nilam yang dihasilkan perusahaan rata-rata sebesar 2,5 persen sehingga perusahaan dapat menghasilkan minyak nilam sebanyak 20 kg per hari. Banyaknya hari kerja PT Panafil Essential Oil dalam sebulan adalah sebanyak 24 hari. Minyak atsiri yang telah diproduksi PT Panafil Essential Oil salah satunya adalah minyak nilam, namun karena bahan baku minyak nilam yang terbatas dan sulit didapatkan sehingga produksi minyak nilam perusahaan menjadi terhambat. Berdasarkan hal tersebut untuk dapat memproduksi minyak nilam secara optimal, maka perusahaan berencana untuk melakukan usaha budidaya nilam dengan menerapkan system pola tanam agar kebutuhan bahan baku nilam perusahaan dapat terpenuhi secara kontinyu. Usaha budidaya nilam akan dilakukan di Desa Ciburuy Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Lokasi tersebut dipilih 37
2 karena perusahaan memiliki yang belum dimanfaatkan seluas 120 ha dan luas lahan yang rencananya akan digunakan untuk budidaya nilam adalah seluas 18 ha. Pemasaran minyak nilam dilakukan perusahaan dengan menjual minyak secara langsung kepada agen-agen pengumpul (distributor) dan eksportir minyak nilam. Umumnya agen-agen pengumpul (distributor) dan eksportir yang akan membeli minyak nilam kepada perusahaan ini mendatangi langsung pabrik nilam tersebut. Setelah agen-agen pengumpul atau eksportir tersebut menyetujui kualitas minyak nilam tersebut maka kemudian dilakukan transaksi pembelian atau bahkan melakukan kontrak kerjasama untuk jangka waktu tertentu. Kuota minimal agen pengumpul membelian minyak nilam dari perusahaan adalah sebanyak 400 kg. 5.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki PT Panafil Essential Oil sederhana, mengingat jenis usaha penyulingan minyak nilam ini hanya membutuhkan tenaga kerja yang relatif sedikit. Pembagian kerja yang dilakukan perusahaan ini terdiri atas empat bagian yaitu bagian keuangan, bagian produksi, bagian pemasaran, dan bagian pengadaan bahan baku. Pembagian kerja tersebut telah miliki tugas masing-masing antara lain: 1. Bagian Keuangan, bertugas menangani berbagai aktivitas keuangan dan administrasi perusahaan. Bagian ini bertanggung jawab dalam pembuatan laporan laba rugi dan pencatatan arus kas. 2. Bagian Produksi, bertugas membuat rencana kegiatan produksi (penyulingan), mengontrol kegiatan penyulingan dan hasil produksi minyak, bertanggung jawab atas laporan hasil produksi. 3. Bagian Pemasaran, bertugas memperluas jaringan pemasaran serta bertanggung jawab atas kegiatan penjualan minyak yang dihasilkan perusahaan. 4. Bagian Pengadaan Bahan Baku, bertanggung jawab atas ketersediaan dan kualitas bahan baku utama yang dibutuhkan untuk kegiatan penyulingan. Pada bagian ini terdapat bagian gudang yang bertanggung jawab atas penyimpanan bahan baku, dan selanjutnya akan dilengkapi dengan bagian 38
3 budidaya nilam yang bertanggung jawab atas rangkaian kegiatan budidaya dari mulai pembibitan, penyemaian, perawatan sampai panen. 5.3 Kegiatan Produksi Minyak Nilam Perusahaan Proses Penyulingan Nilam Penyulingan merupakan proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan, berdasarkan perbedaan tekanan uap masingmasing komponen tersebut. Sistem penyulingan minyak nilam yang digunakan PT Panafil Essential Oil adalah sistem penyulingan uap tidak langsung. Prinsip dasar sistem penyulingan ini yaitu penggunaan uap bertekanan tinggi. Menurut Mangun (2005) metode penyulingan uap tidak langsung merupakan metode yang paling baik, karena dapat menghasilkan minyak berkualitas dan rendemen yang tinggi. Selain itu proses penyulingannya berjalan relatif lebih cepat. Adapun tahapan proses penyulingan minyak nilam ini antara lain: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan bahan baku daun nilam. Daun nilam basah yang terdiri dari daun, ranting, dahan dan batang yang berasal dari lahan budidaya terlebih dahulu dilakukan pemotongan atau dirajang sepanjang cm. Pemotongan daun nilam bertujuan agar kadar minyak nilam yang dihasilkan lebih tinggi. Daun nilam yang telah dirajang kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari hingga daun menjadi layu. Daun yang telah layu selanjutnya diangin-anginkan, dengan cara dihamparkan diatas rak-rak bambu yang berada digudang dan dibolak-balikkan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Lama pengeringan biasanya membutuhkan waktu selama 2-3 hari. Proses pengeringan yang dilakukan menghasilkan daun nilam kering dengan perbandingan daun kering dan basah satu banding empat. 2. Tahap Destilasi Pada tahap ini, daun nilam kering dimasukkan kedalam ketel penyulingan, pengisian ketel dilakukan sesuai kapasitas ketel suling dan secara merata pada seluruh bagian, agar uap air dalam ketel dapat menyebar secara merata. Selanjutnya dilakukan penembakan tekanan uap dalam ketel tersebut yang 39
4 bertujuan untuk memisahkan minyak nilam dari daun melalui bawah ketel dengan tekanan uap 2 atm, sehingga minyak akan keluar melalui pipa bersama uap air. 3. Tahap Pendinginann Proses ini bertujuan untuk pengembunan campuran uap air dan minyak, serta mendinginkannya sampai suhu dibawah 30 0 C sehingga minyak dan air menjadi bentuk cair dan dapat dipisahkan. Pada proses ini campuran minyak dan uap air dilewatkan pada pipa steinless yang berbentuk spiral dalam mesin pendingin yang berisi air dingin yang disirkulasikan. Kemudian minyak dan uap air akan menjadi dingin dan mengembun disepanjang pipa pendingin dan ditampung dalam sebuah tangki pemisah. 4. Tahap Pemisahan Tahapan ini bertujuan untuk memisahkan minyak dan air. Minyak dan air dipisahkan dalam alat bernama separator (Florentine flask). Minyak nilam memiliki berat jenis lebih rendah daripada air sehingga minyak akan berada diatas permukaan air. 5. Tahap Pengemasann Minyak nilam yang telah dipisahkan, kemudian akan dikemas dalam botol kaca gelap dan drum-drum penyimpanan minyak nilam untuk dipasarkan. Gambar 3. Sistem penyulingan uap tidak langsung 40
5 5.3.2 Kebutuhan Bahan Baku Nilam PT Panafil Essential Oil memiliki target produksi minyak nilam sebanyak 480 kilogram per bulan, dengan kapasitas bahan baku daun nilam kering yang dibutuhkan sebanyak 800 kilogram per hari atau setara dengan 3,2 ton daun nilam basah per hari, dengan kadar kekeringan sebesar 25 persen. Perusahaan untuk dapat menghasilkan minyak nilam yang berkualitas baik dan dapat memenuhi target produksi maka dibutuhkan bahan baku yang baik. Bahan baku yang baik tergantung pada pemilihan bibit unggul, pemeliharaan, pengelolaan, pola tanam, serta tingkat kesuburan tanah yang dimiliki. Bibit tanaman nilam yang digunakan dalam budidaya nilam ini adalah jenis Nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth). Nilam jenis ini memiliki rendemen minyak nilam yang tinggi yaitu 2,5 sampai lima persen dibandingkan jenis nilam lainnya. Kelancaran persediaan dan mutu bahan baku nilam merupakan hal yang cukup penting untuk menjaga kontinuitas produksi serta kualitas produk yang dihasilkan. Karena itu perusahaan berencana memanfaatkan lahan yang dimilikinya yang belum dimanfaatkan untuk budidaya tanaman nilam guna memenuhi kebutuhan bahan baku minyak nilam dengan menerapkan sistem pola tanam. 5.4 Perencanaan Budidaya Luasan budidaya tanaman nilam yang akan dilakukan PT Panasia disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku daun nilam untuk kegiatan produksi. Kebutuhan bahan baku nilam dalam sehari adalah sebanyak 800 kilogram daun nilam kering atau setara dengan 3,2 ton daun nilam basah, sehingga kebutuhan daun nilam basah dalam satu bulan dengan jumlah hari kerja sebanyak 24 hari adalah sebesar 76,8 ton. Produksi daun nilam dalam satu kali panen diasumsikan sebanyak 13 ton daun nilam basah per ha. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku nilam per bulan dibutuhkan lahan seluas 5,908 ha atau 6 ha. Nilam dapat dipanen pertama kali setelah tanaman berusia enam bulan setelah waktu penanaman, sedangkan untuk panen berikutnya dibutuhkan selang waktu selama tiga bulan dari panen pertama. 41
6 Pengembangan unit usaha budidaya nilam yang akan dilakukan PT Panafil Essential Oil bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku produksi minyak nilam setiap bulan secara kotinyu, maka perusahaan akan menerapkan sistem pola tanam dengan melakukan tiga tahap penanaman sehingga waktu panen dilakukan setiap bulan. Hal tersebut mengakibatkan luasan lahan yang dibutuhkan menjadi tiga kali lipat yaitu seluas 18 ha Proses Budidaya Nilam Proses budidaya tanaman nilam memiliki beberapa tahap, tahapan tersebut terdiri dari: 1. Persiapan Lahan Tahap persiapan lahan untuk usaha budidaya nilam antara lain land clearing, pengolahan lahan, pembuatan bedengan dan lubang tanam, serta pemupukan lahan. Land clearing merupakan kegiatan membersihkan lahan dari rumput dan tanaman yang sebelumnya telah ada dilahan tersebut. Namun karena lahan yang akan digunakan untuk budidaya nilam di Desa Ciburuy ini sudah tidak terdapat tanaman dan pepohonan, maka tahapan land clearing tidak perlu dilakukan. Dan langsung pada tahap pengolahan lahan. Pengolahan lahan merupakan tahapan penting yang perlu dilakukan, karena dapat menentukan keberhasilan budidaya. Dalam tahapan ini, tanah terlebih dahulu melalui proses penggemuran dengan cara dicangkul. Kedalaman galian ini sekitar 30 cm, yang kemudian dilakukan pembalikan tanah yang berada dipermukaan. Setelah itu, didiamkan selama tiga hari agar terjadi proses penguapan dari tanah yang diolah. Tanah yang telah gembur lalu dibuat bedengan, setiap bedengan diberi jarak selebar 30 cm sebagai penampung air, sekaligus sebagai sarana jalan untuk mengontrol tanaman dengan kedalaman sekitar cm. Bedengan tersebut dilubangi dengan jarak tanam 100 x 100 cm untuk ditanami nilam, sedangkan untuk tanaman jagung sebagai tanaman naungan jarak tanamnya adalah 100 x 100 cm. Setelah itu lahan tersebut diberi pupuk kandang. Tahapan ini membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Kemudian lahan didiamkan selama satu minggu sebelum dilakukan proses penanaman. 42
7 2. Penanaman Lahan yang telah didiamkan selama satu minggu, dapat ditanami bibit jagung. Setelah tanaman jagung berusia satu bulan, kemudian bibit nilam ditanam pada lahan tersebut. Proses penanaman bibit nilam sebaiknya dilakukan pada sore hari. Hal tersebut agar tanaman tidak layu dan proses adaptasi tanaman terhadap lingkungan lahan budidaya tidak mengalami hambatan (Mangun 2005). Budidaya nilam yang akan dijalankan ini menerapkan sistem pola tanam sehingga penanaman akan dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak tiga tahap penanaman. Setiap tahapan penanaman dilakukan penanaman jagung yang berfungsi sebagai tanaman pelindung, dan setelah tanaman jagung berusia satu bulan lalu dilakukan penanaman nilam. Interval waktu penanaman dari masingmasing tahapan adalah satu bulan dengan luasan lahan pada masing-masing tahapan penanaman adalah enam hektar. 3. Pemeliharaan Tanaman Hasil produksi yang optimal sangat tergantung pada tata cara serta mekanisme pemeliharaan dan perawatan tanaman. Pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur tanaman hingga diatas 3 tahun, serta dapat meningkatkan kandungan minyak atsiri dan rendemen yang dimiliki tanaman (Mangun 2006). Pemeliharaan tanaman nilam terdiri atas pemupukan, penyulaman, penyiangan, pemangkasan, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. a. Pemupukan Pemupukan pada tanaman nilam harus dilakukan secara tepat baik jenis, jumlah, waktu, dan cara. Jenis pupuk yang sesuai dengan tanaman nilam yaitu pupuk kandang dari domba dan ayam, dan pupuk penyubur tanaman (CPT) dengan jumlah pemberian pupuk disesuaikan dengan luasan lahan budidaya. Pupuk kandang dapat digunakan untuk merangsang terjadinya proses pertumbuhan daun agar lebih cepat dalam jumlah banyak. Jenis pupuk penyubur (perangsang) yang digunakan terdiri dari growmore N, P dan K. Waktu pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan pada saat awal proses penanaman dan saat pertumbuhan memasuki umur tiga bulan. Selain itu pada saat usia tanaman memasuki umur dua bulan diberi pupuk perangsang daun (growmore N). Pada umur tiga bulan diberi pupuk perangsang growmore P dan K, 43
8 untuk merangsang pembentukan minyak dan penyuburan tanah. Pemupukan pasca panen diberikan satu minggu setelah panen. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman lebih optimal. b. Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah mati atau layu agar jumlah tanaman sesuai target yang diinginkan. Tingkat mortalitas dari tanaman nilam ini diperkirakan sebesar 10 persen, sehingga persediaan bibit untuk kegiatan penyulaman tanaman sebanyak bibit per hektar. Penyulaman nilam dilakukan setiap minggu agar pertumbuhan tanaman seragam dan jadwal panen dilakukan sesuai target waktu pada awal penanam. c. Penyiangan Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar dua bulan, yang terdiri dari dua cara, yaitu cara mekanis dan cara kimiawi. Penyiangan dengan cara mekanis dilakukan dengan menggunakan alat-alat pertanian umum berupa cangkul atau sabit. Sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dosis berdasarkan pertimbangan jarak tanam dan waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari. d. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan, yaitu setelah terbentuk perdu yang saling menutupi satu sama lain diantara pohon atau tanaman. Pemangkasan dilakukan pada cabang tingkat tiga ke atas. Pemangkasan dan penjarangan dilakukan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, pemangkasan memberi ruang gerak lebih luas terhadap tanaman. Salah satu tujuan yang diinginkan dari pemangkasan atau penjarangan agar proses fotosintesis berjalan dengan baik sehingga kadar minyak nilam yang terkandung dalam daun, ranting, serta dahan dan batang menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan sinar matahari dapat leluasa masuk menyinari bagian-bagian tanaman. e. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan setelah proses panen selesai. Cabang dan dahan serta ranting yang ditinggalkan sesudah panen yang letaknya dekat dengan tanah 44
9 ditimbun setinggi cm. Cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan bagian ujungnya dan bagian yang patah ditimbun dengan tanah. Pembumbunan ini bertujuan agar diperoleh tunas dan dahan yang lebih banyak untuk pertumbuhan berikutnya. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit tanaman merupakan faktor penting yang harus ditangani dalam usaha budidaya tanaman. Berdasarkan informasi dari petani nilam di daerah Subang, tanaman ini jarang sekali terkena penyakit sedangkan hama yang sering menyerang tanaman ini adalah ulat. Oleh karena itu untuk pengendalian hama dan penyakit, hal yang perlu dilakukan perusahaan antara lain dengan: Menggunakan bibit tanaman nilam yang sehat dan bebas penyakit. Melakukan sortasi bibit sebelum penanaman, untuk menyakinkan bibit sehat dan bebas penyakit. Melakukan teknis budidaya yang baik (khususnya pengolahan lahan, drainase). Melakukan monitoring penyakit sehingga diketahui lebih dini gejala awal penyakit. Bila tanaman sudah terserang, lakukan pencabutan dan pembakaran. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida atau pestisida. Pemberian pestisida pada tanaman setelah dilakukan pemanenan 4. Pemanenan Nilam dapat dipanen pada saat tanaman berumur enam bulan dan panen selanjutnya dapat dilakukan setiap bulan karena penanaman yang dilakukan menerapkan pola tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong ranting dan daun dengan menyisakan cabang dan daun setinggi minimal 15 cm. Pemotongan ranting dapat menumbuhkan tunas baru. Waktu pemanenan atau pemetikan daun nilam dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Karena jika pemetikan daun dilakukan siang hari dikhawatirkan sel-sel daun menjadi kurang elastis dan mudah sobek. Selain itu, pemanenan dilakukan sebelum daun nilam berwarna kecoklatan, sebab daun nilam yang sudah 45
10 berwarna coklat minyak nilam yang dikandungnya sudah berkurang. Sebagian besar bagian nilam mengandung minyak seperti akar, batang, dan daun. Namun kandungan minyak yang lebih banyak berada di bagian daunnya dibandingkan bagian lainnya Kebutuhan Input Produksi Budidaya Input produksi yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran perusahaan dalam melakukan budidaya tanaman nilam adalah: 1. Lahan yang akan digunakan untuk budidaya nilam seluas 18 ha, yang disewa dari perusahaan induk yaitu PT Panasia Indosyntec Tbk. 2. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya nilam ini terdiri dari sembilan unit cangkul, sembilan unit garpu, sembilan unit golok, sembilan unit sabit, sembilan alat semprot, satu unit timbangan duduk, 36 unit sepatu boot, dan tiga unit kereta sorong. 3. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan budidaya nilam terdiri dari bibit nilam polibag per hektar termasuk untuk penyulaman tanaman yang layu dan mati, 3,5 kg bibit tanaman pelindung (bibit jagung) per hektar, kg pupuk kandang per hektar per satu kali pemupukan, pupuk penyubur tanaman (CPT) yang terdiri dari tiga jenis growmore N, P dan K dengan kebutuhan masing sebanyak 2 kg per hektar per satu kali pemupukan, kg kapur pertanian per hektar, dan 18 liter pestisida per triwulan. 4. Tenaga Kerja yang dibutuhkan terdiri dari seorang kepala kebun, seorang tenaga administrasi, tiga orang tenaga keamanan, dan 36 orang tenaga lapangan untuk proses budidaya yang kegiatannya antara lain land clearing, pengolahan lahan, pembuatan bedengan dan lubang tanam, penanaman, penyulaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. 5. Instalasi listrik berasal dari PLN dan sumber air yang berasal dari mata air di sekitar lahan dan sumur bor buatan Pengendalian Produksi Pengendalian produksi ditujukan untuk terciptanya efisiensi dan efektivitas usaha budidaya nilam. Dalam melaksanakan budidaya nilam pengendalian 46
11 produksi dilakukan dengan menjalankan budidaya nilam sesuai jalur yang telah direncanakan, baik berupa ketetapan teknik budidaya ataupun dengan mengikuti jadwal perencanaan kegiatan budidaya. Jadwal perencanaan budidaya dapat dilihat pada Lampiran 1. 47
VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam
Lebih terperinciVI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL
VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM. Pendekatan Sistem. Analisis Sistem
76 PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem Sistem Rantai Pasok Agroindustri Minyak Nilam secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) level pelaku utama, yaitu: (1) usahatani nilam, (2) industri
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu
Lebih terperinciIII. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,
23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1
PENDAHULUAN Minyak nilam berasal dari tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KELOMPOK PETANI NILAM DESA SUKORAHARJO KECAMATAN KEPANJEN MALANG
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETANI NILAM DESA SUKORAHARJO KECAMATAN KEPANJEN MALANG Maulina Vinus, Alim Roni Universitas Kanjuruhan Malang vinusmaulina@unikama.ac.id, roni_abk@yahoo.com ABSTRAK. Tujuan dari
Lebih terperinciTEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU
TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berumpun lebat, akar tinggal, bercabang banyak, dan berwarna kuning pucat atau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Akarwangi Tanaman akarwangi (Vetiveria zizanioides) termasuk keluarga graminae, berumpun lebat, akar tinggal, bercabang banyak, dan berwarna kuning pucat atau abu-abu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB)
V GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB) 5.1 Sejarah Perusahaan Pusat Studi Biofarmaka merupakan suatu lembaga yang meneliti dan mengembangkan tanaman biofarmaka. Pusat Studi Biofarmaka
Lebih terperinciSumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May
10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI
TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinci3. METODE DAN PELAKSANAAN
3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga
Lebih terperinciVI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI
VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan
Lebih terperinciBAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun
16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015
BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat
BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan dan Waktu Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat waktu, rencana aksi disusun sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus untuk memudahkan
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN ANAUSIS BIAYA PENDIRIAN KEBUN SUMBER (KEBUN INDUK) DAN DEMPLOT
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan'Jarak Pagar (Jatropha COrcas Linn.). PERENCANAAN DAN ANAUSIS BIAYA PENDIRIAN KEBUN SUMBER (KEBUN INDUK) DAN DEMPLOT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, dihasilkan oleh
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI
BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk
Lebih terperinciPemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.
PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar
1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,
20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)
III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di
III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam
TINJAUAN PUSTAKA Upaya pengembangan produksi minyak atsiri memang masih harus dipicu sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya di pasar luar negeri tetapi juga pasar dalam
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,
Lebih terperinciBAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA
BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin
Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah
Lebih terperinciKeragaan Usahatani Nilam Di Kecamatan Sampoinet Kabupaten Aceh Jaya
Keragaan Usahatani Nilam Di Kecamatan Sampoinet Kabupaten Aceh Jaya Indra 1, Ernawati 1, Syaifullah Muhammad 1, Elly Supriadi 1, dan T. Miftahul Rizki 2 1 Staf Pengajar Unsyiah, 2 Sarjana Pertanian Unsyiah
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu
Lebih terperinciLampiran 22. Teknik Budidaya Tembakau Sesuai Anjuran di Kabupaten Pamekasan. oleh petani dan diukur dengan satuan kilogram
193 Lampiran 22. Teknik Budidaya Tembakau Sesuai Anjuran di Kabupaten Pamekasan 1. Output tembakau : besarnya tembakau kering rajangan yang siap dipasarkan oleh petani dan diukur dengan satuan kilogram
Lebih terperinciUPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Analisis bahan
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciBUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)
BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle) Disusun Oleh SUROSO.SP PENYULUH KEHUTANAN LAPANGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2018 I. PENGENALAN TANAMAN SERAI WANGI A.
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari
Lebih terperinci:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012
ISSN : 2337-5329 :!,1G():5kr'W:5 JURnAl EKOlOGI DAn SAlns PUSAT PENELITIAN LlNGKUNGAN HIDUP a SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012 ISSN : 2337-5329 APLIKASI
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian
5 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas: 1) Pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, 2) Pengaruh pemupukan terhadap
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciIII.TATA CARA PENELITIAN
III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan yang berada di desa Padang Siput, Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016. Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Tanah
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH
PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciMANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA
Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola
Lebih terperinciUJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg
UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg Nama : Muhammad Iqbal Zaini NPM : 24411879 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Cokorda
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinci31/08/2017. Keunggulan budidaya jahe. Penyemaian. Media Polibag dan karung vs lahan. Penanaman. Pemeliharaan
31/08/2017 Keunggulan budidaya jahe Chandra Kurnia Setiawan Permintaan terhadap jahe merah masih cukup tinggi Dapat tumbuh hampir disemua ketinggian Teknis budidaya mudah Harga jual Biaya produksi rendah
Lebih terperinciDairi merupakan salah satu daerah
Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari
Lebih terperinci