BAB I PENDAHULUAN. menaklukkan Jayakarta dan memberinya nama Batavia 1. Batavia dijadikan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB :1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Meliza Faomasi Laoli, 2013 Nederlandsche Zendings Vereeniging Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB 2 TINJAUAN UMUM GEREJA KRISTEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

BAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu

BAB I Pendahuluan UKDW

SEJARAH SINGKAT CAI GAO ORANG KRISTEN REFORMED PERTAMA DI TIONGKOK

BAB I Pendahuluan UKDW

DAFTAR PUSTAKA. Abdulah, T. (2006). Budaya Sunda Kini, Dulu dan Masa Depan. Bandung: Kencana Utama.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 12 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I. Pendahuluan. Fokus permasalahan skripsi ini adalah pengaruh sosial. politik pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

TATA IBADAH BULAN OIKOUMENE. Minggu, 29 Mei Menggunakan Tata Ibadah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT)

MAKNA DAN ARTI KATA EVANGELIS 1

UKDW. Bab I Pendahuluan

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

SEJARAH JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA SION TELING SENTRUM MANADO TAHUN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Bab I Pendahuluan. A. Permasalahan. A.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

Bab I Pendahuluan. 1 Nur Wahjuni Kristiadji, Makna dan Peranan Pengakuan Iman dalam Gereja Masa Kini-Suatu kajian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW. Bab I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kategorial bisa digolongkan berbagai macam, misalnya kategorial usia (anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia),

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB III HASIL PENELITIAN DI GKI SOKA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN

Spiritualitas Penatalayanan

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab 3. Praktek Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan. musik gerejawi yang ada di Gereja Kristen Muria Indonesia Pecangaan berdasarkan

TIDAK ADA BAB 5 BAB I. Pendahuluan. I.1. Permasalahan I.1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PEMAHAMAN GPM LAHAI ROI LATERI TENTANG PAPA DAN MAMA SARANI. Oleh Shendy Novaldy

BAB. 1 PENDAHULUAN. Gerakan karismatik muncul pada sekitar tahun Menurut catatan sejarah

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB 4 RELEVANSI PEMAHAMAN MAKNA TENTANG NARASI PENGKHIANATAN YUDAS ISKARIOT YANG TERDAPAT DALAM INJIL YOHANES 13: 1-35 BAGI GEREJA KRISTEN

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belanda datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1569 dan melabuhkan kapalnya di pelabuhan Banten. Pada tahun 1610 mereka membangun benteng sebagai tempat pertahanan dan gudang yang terletak di dekat pelabuhan Banten bernama Jayakarta. Tahun 1619 Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Jayakarta dan memberinya nama Batavia 1. Batavia dijadikan sebagai pusat perdagangan oleh Belanda. Hal tersebut menjadi latar belakang berdirinya kongsi dagang Belanda bernama VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie ). VOC berkeinginan untuk memonopoli perdagangan dari bangsa Portugis dan bangsa Eropa lainnya di Nusantara. Namun Belanda datang ke Indonesia tidak hanya bertujuan untuk berdagang, tetapi Belanda juga menyebarkan agama Kristen di Indonesia. VOC dalam hal penyebaran agama Kristen di Indonesia bertanggung jawab atas kemajuan gereja. VOC mendatangkan pendeta dari Belanda, mendirikan sekolah Kristen, dan membiayai percetakan Alkitab. VOC pun bertugas untuk menggaji pendeta sehingga 1 Arsip Nasional Republik Indonesia. Kota Batavia dan Kawasan Sekitarnya. https://sejarahnusantara.anri.go.id/id/hartakarunmaincategory/4/ (diakses pada tanggal 23 Oktober 2016, pukul 13.27). 1

pendeta termasuk ke dalam pegawai VOC. Sejak zaman VOC sudah terdapat jemaat Kristen yang berbahasa Melayu di Batavia 2. Selama abad ke-19 di Batavia, terdapat lembaga perkabaran Injil (Zending) dan orang-orang (di luar keanggotaan lembaga) yang giat mengabarkan Injil. Di antaranya terdapat Mr. F.L. Anthing yang menjabat sebagai wakil ketua Mahkamah Agung di Batavia. Antara tahun 1851-1873 seorang penginjil dari daratan Tiongkok bernama Gan Kwee, Gan Kwee bekerja di kalangan orang-orang Tionghoa di Batavia 3. Gan Kwee adalah seorang zendeling (Perkabar Injil) dari Amoy, Tiongkok Selatan (sekarang Xiàmén) beliau mengabarkan Injil menggunakan bahasa Hokkian, beliau juga sempat bekerja di antara orang-orang Tionghoa di Batavia dan kota-kota lain selama tahun 1851-1873 4. Penyebaran injil yang dilakukan oleh Gan Kwee akhirnya melahirkan jemaat Patekoan dan beberapa kelompok Kristen di luar Batavia (Jakarta). Pelayanan Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee West Java kepada masyarakat Tionghoa di Jakarta, bermula di tengah-tengah jemaat Patekoan di mana pada tahun 1868 telah dibaptiskan 17 (tujuh belas) orang dewasa yang pertama oleh Ds de Gaay Fortman dan ketujuh belas orang inilah yang mula-mula menjadi anggota 2 Dr. Th. van den End. 1980. Ragi Carita 1 : Sejarah Gereja Di Indonesia th. 1500 - th. 1860. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Halaman 208. 3 Dr. Th. van den End. 2007. Ragi Carita 1: Sejarah Gereja Di Indonesia 1500-1860. Jakarta: Gunung Mulia. Halaman 209. 4 Dr. Th. van den End, loc. cit. 2

inti dari Jemaat Patekoan (sekarang GKI Jalan Perniagaan No.1 Jakarta). 5 Jemaat Patekoan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya GKI Bungur di Jakarta dan masih menggunakan bahasa Mandarin di dalam ibadahnya hingga saat ini. Budaya Tionghoanya pun diterapkan dalam ibadah khusus untuk memperingati Tahun Baru Imlek setiap tahunnya yang diadakan oleh seluruh anggota Klasis Priangan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai GKI Bungur di Jakarta yang masih menggunakan bahasa Mandarin dalam ibadahnya serta ibadah khusus untuk memperingati Tahun Baru Imlek, penjelasan terperinci lainnya akan diuraikan lebih jauh didalam bab-bab berikutnya. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses ibadah dalam Bahasa Mandarin di gereja GKI Bungur berlangsung? 2. Apa alasan yang membuat Gereja Kristen Indonesia Bungur masih menggunakan Bahasa Mandarin di dalam ibadah hari Minggu setiap minggunya? 5 Pdt. Yohanes Bambang Mulyono. Sejarah Jemaat GKI Perniagaan Jakarta. http://yohanesbm.com/2015/11/27/sejarah-jemaat-gki-perniagaan-jakarta/ (diakses pada tanggal 25 Agustus 2016, pukul 02.32). 3

3. Apakah budaya Tionghoa masih diterapkan dalam ibadah Gereja Kristen Indonesia Bungur? 1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui proses ibadah dalam Bahasa Mandarin di Gereja Kristen Indonesia Bungur. 2. Mengetahui yang membuat Gereja Kristen Indonesia Bungur masih menggunakan Bahasa Mandarin didalam ibadah setiap hari Minggu. 3. Mengetahui adanya penerapan budaya Tionghoa dalam ibadah Gereja Kristen Indonesia Bungur. 1.4 Manfaat Penulisan berikut: Manfaat yang akan diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai 1. Bagi program studi Bahasa Mandarin: Membuka wawasan mengenai penggunaan Bahasa Mandarin yang semakin meluas di Indonesia. 2. Bagi penulis: Menambah pengetahuan tentang kebudayaan masyarakat Tionghoa beragama Kristen Protestan di Jakarta. 4

3. Bagi pembaca/orang lain: Membuktikan bahwa Bahasa Mandarin juga memiliki tempat yang penting bagi masyarakat Indonesia. 4. Sebagai syarat kelulusan bagi penulis untuk mendapatkan gelar Ahli Madya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 1.5 Tinjauan Pustaka Pembahasan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Mandarin di gereja yang sebelumnya sudah pernah dibuat. Namun tempat dan pembahasannya saja yang berbeda. Salah satu yang berkaitan adalah tugas akhir yang pernah dibuat oleh Stephani Refine Tania, A.Md. Tugas akhir tersebut mengangkat pembahasan mengenai penggunaan bahasa Mandarin di Gereja Kalam Kudus Yogyakarta. Dalam penjelasan yang hampir serupa, tugas akhir tersebut menerangkan mengenai penggunaan bahasa Mandarin di gereja. Dalam tinjauan pustaka yang telah dilakukan, pembahasan yang digunakan masih terpaku hanya pada penggunaan bahasa Mandarin dan bagaimana prosesnya berlangsung. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Mandarin di GKI Bungur yang akan dibahas dalam pembahasan ini adalah dengan memasukkan sejarah bangsa Tionghoa masuk ke Batavia (Jakarta). 5

1.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara. Cara yang pertama adalah dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca arsip gereja tentang sejarah berdirinya gereja serta membaca buku yang berhubungan dengan orang Tionghoa di Indonesia. Cara kedua adalah dengan observasi. Observasi dilakukan dengan cara mengikuti ibadah di GKI Bungur. Setelah itu cara yang terakhir adalah dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan cara melakukan sesi tanya jawab kepada orang yang paham betul tentang asal usul, latar belakang, dan perkembangan gereja. Dalam hal ini saya diberi kesempatan untuk melakukan sesi tanya jawab secara langsung bersama dengan Ibu Femmy D. W selaku pengurus Gereja Kristen Indonesia Bungur yang menjelaskan mengenai penggunaan Bahasa Mandarin di Gereja Kristen Indonesia Bungur. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir berjudul Penggunaan Bahasa Mandarin Dalam Ibadah Gereja Kristen Indonesia Bungur ini disusun dalam lima bab, yaitu: BAB I Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. 6

BAB II Landasan teori berisi hasil penelitian (Tugas Akhir, Skripsi, Thesis), jurnal, melalui arsip gereja ataupun dalam bentuk buku di perpustakaan gereja/perpustakaan Jakarta. BAB III Gambaran Umum Gereja Kristen Indonesia Bungur, meliputi Sinode Gereja Kristen Indonesia yang menaungi gereja tersebut, sejarah gereja, struktur organisasi gereja, kegiatankegiatan gereja, dan sakramen-sakramen. BAB IV Penggunaan Bahasa Mandarin dalam ibadah Gereja Kristen Indonesia Bungur yang meliputi gambaran umum liturgi ibadah Gereja Kristen Indonesia, liturgi ibadah dalam bahasa Mandarin di Gereja Kristen Indonesia Bungur, dan persekutuan jemaat keturunan Tionghoa. BAB V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan. 7