GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

dokumen-dokumen yang mirip
GERAKAN NASIONAL SEKTOR KELAUTAN PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN WILAYAH BALI-NTB-NTT

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SEKTOR KELAUTAN. [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] Ir.

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI KPK SEKTOR KELAUTA N AMBON, 11 MEI 2015

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah

PROVINSI DKI JAKARTA

CAPAIAN IMPLEMENTASI EMPAT FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERAN SERTA POKMASWAS DALAM MEMBANTU KEGIATAN PENGAWASAN

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Bengkulu H.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT TATA RUANG LAUT PESISIR DAN PULAU-PULAU

GERAKAN NASIONAL TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Provinsi Kalimantan Utara

Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

DRAFT MARET POS POKMASWAS Page 1 of 20

Kementerian Kelautan dan Perikanan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

BEBERAPA CHECK LIST PERSIAPAN PENYUSUNAN BAHAN LAPORAN 10 JULI 2015 PUSAT/DAERAH SEMARANG, 18 MEI 2015

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

PROGRESS IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI DI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

disampaikan oleh : H. Iwan Mulyana Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Kalimantan Timur

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

GUBERNUR LAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Luas Wilayah Luas Wilayah Laut Panjang Garis Pantai Pemerintahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Kriteria, Prinsip Dasar dan Mekanisme Perizinan Dalam Pelaksanaan Reklamasi Wilayah Perairan

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SEKTOR KELAUTAN INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

PROVINSI SUMATERA UTARA

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

GUBERNUR BALI, Mengingat

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP)

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS (RAKERNIS) DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Bandung, 4-7 Maret 2014

Review Terhadap Revisi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERSPEKTIF HUKUM. Dr. IMA MAYASARI, S.H., M.H

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11 /PER-DJPSDKP/2017. TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

Kajian Dampak Kebijakan UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP-3-K)

Transkripsi:

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015

I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan bahan dalam mengawal visi Presiden menjadikan Laut adalah Masa Depan Bangsa ; 2. Hasil kajian juga selaras dengan Visi KKP yaitu: KEDAULATAN (Sovereignty) Mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat KEMAKMURAN (Prosperity) VISI Pembanguna n Kelautan dan Perikanan KEBERLANJUTAN (Sustainability) Forum Rapat ini agar dapat dimanfaatkan sebesar besarnya untuk penyelesaian berbagai masalah/kendala dalam menindaklanjuti dan meujudkan output Rencana Aksi Kajian KPK sebagai bagian 4/25/2015 dari upaya pencegahan korupsi. Untuk itu, daerah agar lebih transparan dalam penyediaan data dan informasi serta pengungkapan kendala kendala yang dihadapi

II. TINDAK LANJUT RENCANA AKSI (LEVEL PEMERINTAH PROVINSI) Fokus Kajian, 4 (empat) Area: 1. Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut 2. Penataan Perizinan Kelautan dan Perikanan 3. Pelaksanaan Kewajiban para pihak 4. Pemenuhan Hak Hak masyarakat SUDAH MENJADI GERAKAN NASIONAL

FOKUS AREA 1: PENYUSUNAN TATA RUANG WILAYAH LAUT Pada tingkat Provinsi meliputi: Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau pulau Kecil (RZWP 3 K) Provinsi, dan RZRWP 3 K Kawasan Strategis Provinsi Isu Strategis, a.l.: 1. Belum memadainya sistem informasi terkait: perencanaan dan monitoring pemanfaatan ruang laut; 2. Tidak semua Pemda memiliki rencana tata ruang wilayah laut; 3. Kompleksitas permasalahan pengelolaan pulau pulau kecil serta pengendalian pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir dan laut; 4. Belum terdapat integrasi data spasial untuk penggunaan ruang laut Upaya yang telah dilakukan, a.l.: 1. Penyiapan RZWP3K (PROVINSI dan Kab./Kota) 2. Pembangunan kawasan konservasi UU 23/2014: Pemberian kewenangan pengelolaan laut kepada pemerintah Pusat dan provinsi, 1. Perlu Norma, Standard, Pedoman, Kriteria (NSPK) bagi provinsi 2. Dokumen RZWP 3 K yang disusun oleh Kab./kota agar diserahkan kepada Gubernur untuk ditetapkan sebagai bagian dari Perda RZWP 3 K Provinsi. 3. Peningkatan kompetensi SDM di Provinsi Upaya

Upaya yang telah dilakukan... 1. Status Penyiapan RZWP 3 K: Provinsi (1:250.000) : Bengkulu : Penyusunan Dokumen Final tahun 2012 Lampung : Penyusunan Dokumen Final tahun 2012 Banten : Penyusunan Dokumen Final tahun 2012 DKI Jakarta : Penyusunan Dokumen Final tahun 2015 Kab/Kota (1:50.000) : Lampung Selatan tahun 2013, Tanggamus tahun 2013, Serang tahun 2013, Pandeglang tahun 2014, Tangerang tahun 2014, dan Kota Cilegon (2013) 2. Pembangunan 10 kawasan konservasi perairan nasional (KKPN) dan 103 kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) dan hanya 2 KKPD Provinsi (Prov. Sulawesi Tenggara dan Riau) Agar pengelolaan sumberdaya berkelanjutan, hal hal yang perlu diperhatikan terkait penataan ruang: Kesampingkan egosektoral; tingkatkan koordinasi Pusat daerah dan lintas Kementerian; serta hilangkan conflict of interest.

FOKUS AREA 2: PENATAAN PERIJINAN Jenis Perizinan, al.: perijinan tangkap, Reklamasi di WP3K; Pemanfaatan PPK dan Perairan di Sekitarnya; Budidaya Perikanan; Pemasaran Hasil Perikanan; dan Pengolahan Hasil Perikanan Isu Strategis, a.l.: 1. Proses pengurusan SIUP/SIPI/SIKPI kurang tertiba.l.: bukan sebagai perusahaan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan, tidak memiliki NPWP, dll. 2. Izin Lokasi dan izin Pemanfaatan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil masih terkendala belum tersedianya Rencana Zonasi WP3K Upaya yang telah dilakukan, a.l.: 1. Pembentukan Satgas Illegal Fishing 2. Penerbitan peraturan terkait pengelolaan kegiatan/usaha perikanan dan terkait pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau pulau kecil 3. Penertiban pelaporan UU 23/2014 Perizinan terkait kelautan dan perikanan dari kab./kota akan beralih ke provinsi 1. Harus jelas NSPK yang mengatur Perizinan tersebut 2. Terdapat NSPK yang bersifat cross cutting menyangkut K/L terkait, seperti: pengaturan wisata bahari dengan Kementerian Pariwisata; hutan bakau terkait kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dll. Perlaporan

Contoh Perijinan REKLAMASI di WP3K Kewenangan Perizinan Reklamasi Di Luar DLKr / DLKp DLKr: Daerah lingkungan kerja DLKp: Daerah lingkungan kepentingan Di Dalam DLKr / DLKp

Jenis Perizinan REKLAMASI Izin Lokasi Izinlokasireklamasi Izin lokasi sumber material Izin Pelaksanaan DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU PULAU KECIL 4/25/2015 8 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

JUMLAH IZIN KAPAL 10 30 YANG DILAPORKAN KE PUSAT PERMEN KP No. PER.30/ MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di WPP NRI Gubernur menyampaikan laporan SIUP, SIPI & SIKPI yang diterbitkannya kepada Menteri KKP melalui Dirjen PT setiap 6 (enam) bulan Manfaat laporan : sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan pengelolaan perikanan Jumlah izin kapal 10 30 GT yang dilaporkan ke Pusat No Provinsi Jumlah izin kapal 1. DKI Jakarta 1.806 2. Lampung 196 3. Bengkulu 24 4. Banten 114 Agar pengelolaan sumberdaya berkelanjutan, terkait penataan perijinan agar mengedepankan sikap Transparansi dan good governance, melayani dengan baik/professional, libatkan masyarakat secara aktif dalam pengawasan, dan pelibatan media

FOKUS AREA 3: PELAKSANAAN KEWAJIBAN PARA PIHAK (Pemerintah Pusat; Pemerintah Provinsi; Pelaku Usaha; Civil Society Organization (CSO); Aparat Penegak Hukum (APH); dan KPK) Isu Strategis, a.l.: 1. Belum memadainya identifikasi setiap jenis kewajiban para pihak terkait pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan 2. Tingkat kepatuhan para pihak memenuhi kewajiban masih rendah 3. Koordinasi lintas sektor di daerah masih lemah 4. Belum terdapat sistem data dan informasi yang terintegrasi terkait dengan perizinan di sektor sumberdaya alam, khususnya untuk aktivitas yang menggunakan ruang pesisir, laut, dan pulau pulau kecil. Upaya yang telah dilakukan, a.l.: 1. Penerbitan peraturan terkait pengelolaan kegiatan/usaha perikanan 2. Penerbitan peraturan terkait pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulaupulau kecil. Harapan KKP kepada: 1. Pemerintah Daerah : a. Meningkatkan Sosialisasi kepada semua stakeholders terkait pelaksanaan kewajiban setiap pelaku usaha kelautan; b. Mendorong setiap pelaku usaha kelautan mengikuti aturan yang ada; c. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak Ianjut atas hasil kewajiban pelaku usaha mengisi Tabel monitoring Harapan

HARAPAN KKP 2. KPK, agar dapat menjembatani sumbatan sumbatan masalah koordinasi antar unit kerja baik di Pusat maupun antara Pusat dengan Daerah 3. Perwakilan dari Kementerian/Lembaga di Pusat agar konsisten dan tetap berkomitmen tinggi membantu KKP dalam menyelesaikan rencana aksi. 4. Pejabat Eselon I KKP agar memprioritaskan tindak lanjut rencana aksi dan Itjen untuk mengawasinya. 5. Pelaku Usaha, agar melakukan pelaporan pelaksanaan kewajiban kepada pemberi izin 6. Civil Society Organization (CSO): agar memonitoring pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak serta melaporkan kepada APH jika terjadi pelanggaran hukum dalam pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak. 7. Aparat Penegak Hukum, agar: (1) Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak terutama untuk mendeteksi tindakan tindakan yang melanggar hukum.; (2) Melakukan upaya hukum terhadap setiap bentuk pelanggaran hukum berkenaan dengan penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya di dalamnya Agar pengelolaan sumberdaya berkelanjutan, terkait kewajiban para pihak agar mengedepankan sikap Transparansi dan good governance; Lakukan edukasi dan sharing knowledge serta Libatkan 4/25/2015 masyarakat secara aktif (partisipatif).

FOKUS AREA 4: PEMENUHAN HAK HAK MASYARAKAT Hak hak masyarakat sesuai peraturan perundang undangan dan yang diatur oleh Pemda, (hak hakkepemilikan, sosial, jaminan keamanan, adat) a.l.: Akses publik terhadap sempadan pantai, Akses masyarakat terhadap perairan pesisir dan kearifan lokal lainnya. Termasuk didalamnya pelaksanaan resolusi konflik Isu Strategis, a.l.: Belum memadainya identifikasi hakhak masyarakat yang ada di laut dan juga impelemntasi pemenuhan akan hak hak tersebut. Upaya yang telah dilakukan, a.l.: Sosialisasi terkait hak hak masyarakat Kepada Pemerintah Daerah diharapkan agar meningkatkan keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan: 1. Memberikan akses kepada masyarakat menuju pantai 2. Mempertahankan mata pencaharian penduduk sebagai nelayan, pembudidaya ikan, dan usaha kelautan dan perikanan lainnya 3. Memberikan kompensasi/ganti kerugian kepada masyarakat sekitar yang terkena dampak 4. Merelokasi pemukiman bagi masyarakat yang berada pada lokasi, dan/atau 5. Memberdayakan masyarakat sekitar yang terkena dampak. Agar pengelolaan sumberdaya secara berkelanjutan, hal hal yang perlu diperhatikan terkait pemenuhan hak hak masyarakat antara lain Lakukan edukasi dan sharing knowledge; Libatkan masyarakat secara aktif (partisipatif); pelibatan media; dan Jaga nilai nilai sejarah.

PENUTUP 1. Mari kita bangun komitmen bersama untuk menjadi bagian dari upaya pencegahan korupsi dalam pengelolaan SDA dengan bersikap secara transparan, kesampingkan egosektoral, Lakukan edukasi dan sharing knowledge; Libatkan masyarakat secara aktif (partisipatif); pelibatan media; dan Jaga nilai nilai sejarah. 2. Mari kita selesaikan pekerjaan rumah yang mendesak, antara lain: Perlu pengaturan hal hal apa saja yang masih melekat di kab/kota sehubungan berpindahnya kewenangan ke provinsi, seperti pelestarian pesisir, dll. Perlu integrasi data dan informasi terkait perijinan. Perlu penguatan pembinaan dan pengawasan dari instansi terkait sesuai kapasitas dan kewenangannya. Penyusunan SOP/mekanisme pelayanan perizinan (mudah & sederhana) Peningkatan kompetensi SDM Penyediaan sarana/fasilitas (a.l. sistem aplikasi dan blanko izin)

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT PENGELOLAAN KEGIATAN/USAHA PERIKANAN, a.l.: 1. No.56/2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di WPP NRI; 2. No.58/2014 tentang Disiplin Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan KKP dalam pelaksanaan Moratorium Usaha Perizinan, Transhipment dan Penggunaan Nakhoda dan ABK Asing; 3. No.1/2015 tentang Penangkapan Penangkapan lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla, spp.) dan rajungan (Portunus pelagicus, spp.); 4. No.2/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (seine nets) di WPP RI. 5. No. PER.30/MEN/2012 dan Perubahannya Nomor PER.26/MEN/2013 Tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. 6. No. 8/Permen KP/2013 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.02/Men/2011 Tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL, a.. : 1. Penataan ruang laut, rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau pulau kecil (RZWP3K), dan Rencana Zonasi Antar Kawasan (UU No. 32 Thn 2014 dan UU No. 27 Thn 2007 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 1 Thn 2014). 2. Perizinan reklamasi sesuai dengan PermenKP No.17 Thn 2013 tentang Izin Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil. 3. Pengelolaan Pulau pulau Kecil sesuai dengan PP 62 Thn 2010 tentang Pemanfaatan Pulau pulau Kecil Terluar, dan PermenKP No. 20 Thn 2008 tentang Pemanfaatan Pulaupulau Kecil dan Perairan di Sekitarnya. 4. Konservasi sesuai dengan PP No 60 Thn 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan beserta peraturan turunannya.