Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP)"

Transkripsi

1 147 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP) NO. NAMA PERUSAHAAN DETAIL KETERANGAN (1) (2) 1 PT X DATA PERUSAHAAN NPWP (3) : ALAMAT (4) : NO. AKTE PENDIRIAN (5) : NO. AKTE TERAKHIR (6) : NAMA PEMEGANG SAHAM (7) : NAMA PENGURUS (8) : GRUP PERUSAHAAN (9) : KABUPATEN (10) : PEMBERI IUP (11) : IUP-B/IUP-P/IUP NO/TGL (12) : KOMODITAS (13) : LUAS (Ha) (14) : TITK KORDINAT IZIN (15) : NO HGU (16) : LUAS (HA) REALISASI KEBUN INTI (17) : KEBUN MASYARAKAT (18) : KEBUN INTI (19) : KEBUN MASYARAKAT (20) : UNIT PENGOLAHAN UNIT (21) : KAPASITAS (22) : PRODUK (23) : PENGENDALIAN KEBAKARAN SDM (24) : SARANA & PRASARANA (25) : SISTEM PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR & PENGENDALIAN KEBAKARAN (26) : PENGENDALIAN OPT SDM (27) : SARANA & PRASARANA (28) : SISTEM PENGENDALIAN OPT (29) : KEMITRAAN PEKEBUN (30) :

2 148 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam NO. NAMA PERUSAHAAN DETAIL KETERANGAN (1) (2) KARYAWAN (31) : MASYARAKAT SEKITAR (32) : PENERAPAN AMDAL, UKL & UPL (33) : PENYAMPAIAN PETA DIGITAL LOKASI IUP- B/IUP DITJENBUN (34) : BIG (35) : PELAPORAN KE PEMBERI IZIN 1 TAHUN SEKALI (36) : 2 PT Y PENYELESAIAN PROSES PEROLEHAN HAK ATAS TANAH (37) : KELAS KEBUN (38) : PERMASALAHAN (39) : DATA PERUSAHAAN NPWP (3) : ALAMAT (4) : NO. AKTE PENDIRIAN (5) : NO. AKTE TERAKHIR (6) : NAMA PEMEGANG SAHAM (7) : NAMA PENGURUS (8) : GRUP PERUSAHAAN (9) : KABUPATEN (10) : PEMBERI IUP (11) : IUP-B/IUP-P/IUP NO/TGL (12) : KOMODITAS (13) : LUAS (Ha) (14) : TITK KORDINAT IZIN (15) : NO HGU (16) : LUAS (HA) REALISASI KEBUN INTI (17) : KEBUN MASYARAKAT (18) : KEBUN INTI (19) : KEBUN MASYARAKAT (20) : UNIT PENGOLAHAN UNIT (21) : KAPASITAS (22) : PRODUK (23) : PENGENDALIAN KEBAKARAN SDM (24) : SARANA & PRASARANA (25) : SISTEM PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR & PENGENDALIAN KEBAKARAN (26) :

3 149 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam NO. NAMA PERUSAHAAN DETAIL KETERANGAN (1) (2) PENGENDALIAN OPT SDM (27) : SARANA & PRASARANA (28) : SISTEM PENGENDALIAN OPT (29) : KEMITRAAN PEKEBUN (30) : KARYAWAN (31) : MASYARAKAT SEKITAR (32) : PENERAPAN AMDAL, UKL & UPL (33) : PENYAMPAIAN PETA DIGITAL LOKASI IUP- B/IUP DITJENBUN (34) : BIG (35) : PELAPORAN KE PEMBERI IZIN 1 TAHUN SEKALI (36) : PENYELESAIAN PROSES PEROLEHAN HAK ATAS TANAH (37) : KELAS KEBUN (38) : PERMASALAHAN (39) : 3 PT Z Dst Dst......

4 150 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 12 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Fokus Area Rekomendasi Renaksi Pelaporan Renaksi Pemda (1) (2) (3) (4) (5) 1), 1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia 2), 2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan 3), 3. Penyempurnaan dan pelengkapan aturan perundang-undangan 4 12 Maritim 7 Dalam Negeri 1 Luar Negeri 3 CSO Maritim 13 Gubernur 6 CSO Kemen Polhukam 6 CSO 1 4), 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan 3 6 Maritim 5 CSO 1 5), 5. Pengembangan Sistem Data dan Informasi 3 4 Laporan Berkala I). 10 Maret II). 10 Juli III). 10 Desember (Dari Gubernur ditujukan kepada KPK tembusan KKP)

5 151 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Maritim 3 6), 6. Perbaikan Sistem Ketatalaksanaan Perizinan, Pengelolaan Penerimaan Negara dan Pemberian Bantuan Sosial/Hibah/Subsidi CSO Kelautan dan Perikanan 4 CSO 1 7), 7. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak 6 13 Kelautan dan Perikanan 6 Gubernur 6 CSO 1 8), 8. Penataan Izin 4 5 Gubernur 4 CSO 1 9), 9. Pemberian dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat 5 6 Gubernur 5 CSO 1 Jumlah 39 78

6 152 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 13 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Minerba Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Ket STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia (1) Batas wilayah laut Indonesia tidak pasti karena adanya perbedaan garis pangkal (2) jumlah pulau-indonesia tidak jelas (3) luas wilayah laut dan wilayah darat yang berbeda-beda (4) beberapa segmen perbatasan wilayah laut Indonesia dengan negara tetangga belum jelas 1 Pemerintah menetapkan wilayah laut Indonesia 2 Pemerintah menetapkan jumlah pulau-pulau kecil 3 Pemerintah menetapkan luas wilayah laut dan daratan Indonesia Maritim Maritim Maritim Kemdagri Polhukam, KKP, BIG, Kemdagri, TNI AL, Kemen ATR, Kemenlu Polhukam, KKP, BIG, Kemdagri, TNI AL, KemenATR Kemenlu Polhukam, KKP, BIG, Kemdagri, TNI AL, Kemen ATR, Kemenlu Polhukam, KKP, BIG, TNI AL, KemenATR, Kemenlu 1 Melakukan pengkajian terhadap penggunaan garis pangkal yang tepat 2 Memetakan titik pangkal dan garis pangkal yang menjadi acuan penetapan wilayah laut Indonesia 3 Menetapkan batas wilayah laut Indonesia dan mengumumkannya ke publik 1 Melakukan identifikasi pulau-pulau kecil Indonesia 2 Menetapkan data pulau-pulau kecil Indonesia dan mengumumkannya ke publik 3 Mendaftarkan Pulau-pulau Kecil Indonesia ke PBB 1 Mengidentifikasi ulang luas laut dan daratan Indonesia 2 Menetapkan luas laut dan luas daratan Indonesia dan mengumumkannya ke publik

7 153 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 4 Pemerintah menyelesaikan penetapan batas wilayah laut dengan negara tetangga Kemlu CSO Maritim, Polhukam, KKP, TNI AL, Kemenlu Pemda dan K/L 1 Mengidentifikasi semua segmen perbatasan laut dengan negara tetangga 2 Melakukan upaya-upaya diplomasi dengan negara tetangga untuk menetapkan batas wilayah laut dengan negara tetangga 3 Menetapkan batas wilayah laut Indonesia dengan negara tetangga dan mengumumkannya ke publik 4 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan (1) Belum ada pengaturan secara khusus terkait tata ruang wilayah laut di atas 12 mil; (2) Peta dasar Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) belum tersedia dalam skala yang lebih operasional; (3) Belum tersedia informasi yang memadai terkait kondisi laut yang diperlukan untuk penyusunan tata ruang laut; (4) Tidak semua pemerintah daerah telah memiliki rencana tata ruang wilayah laut; (5) Kompleksitas permasalahan pengelolaan pulau-pulau kecil; (6) Kompleksitas persoalan penerapan desentralisasi dalam pengelolaan wilayah laut; (7) Tidak terdapat integrasi data spasial untuk penggunaan ruang laut bagi berbagai kepentingan; (8) Belum terdapat sistem data untuk memonitoring bangunan di sekitar pesisir dan laut; (9) Belum terdapat mekanisme kadaster laut; (10) Kompleksitas masalah terkait pengendalian pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir dan laut; (11) Tidak semua pelabuhan memiliki rencana induk pelabuhan 5 Penyusunan peta dasar LLN dan LPI yang operasional Maritim 6 Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan tata ruang laut 6 Penyusunan rencana tata ruang laut Maritim Gubernur Maritim Gubernur BIG 1 Identifikasi peta LLN dan LPI yang telah ada dan kebutuhan LLN dan LPI yang digunakan untuk perencanaan lintas sektor 2 Menyusun LLN dan LPI yang operasional untuk kepentingan perencanaan lintas sektor BIG, KKP 1 Identifikasi kebutuhan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor 2 Penyusunan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub BIG, KKP, KemenATR Bappeda, Dinas KKP, lintas sektor 1 Identifikasi kebutuhan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor 2 Penyusunan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor 1 Penyelesaian rencana tata ruang wilayah laut 2 Penyelesaian rencana tata ruang wilayah laut

8 154 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 7 Penyusunan rencana penggunaan ruang laut untuk berbagai kepentingan sektor 8 Pengintegrasian rencana tata ruang laut (RSWPK/RZWP3K/RP WP3K/RAPWP3K), dengan rencana penggunaan ruang laut oleh berbagai sektor, rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan (RPJM/RPJP), dan perencanaan anggaran 9 Pengintegrasian data dan informasi tematik berbasis spasial penggunaan ruang laut oleh berbagai sektor 10 Pengembangan sistem kadaster laut Maritim Gubernur Maritim Gubernur Maritim Maritim CSO Dinas Tata Ruang BIG, KKP, Kemen ATR, KemESDM, Kemhub, Kemenpar, KemLHHut Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub MenPPN/B appenas, KKP, Kemkeu, Bappeda, Dinas KKP, DPPKD, Dinas Tata Ruang BIG, KKP, Kemen ATR, KemESDM, Kemhub, Kemenpar, KemPU, KLHK Kemen ATR, KKP Pemda dan K/L 1 Penyelesaian rencana penggunaan ruang laut lintas sektor 2 Penyelesaian rencana penggunaan ruang laut lintas sektor 1 Identifikasi semua rencana yang disusun oleh setiap sektor 2 Integrasi perencanaan lintas sektor (Wilayah-Program-Anggaran) 3 Identifikasi semua rencana yang disusun oleh setiap sektor 4 Integrasi perencanaan lintas sektor (Wilayah-Program-Anggaran) 1 Identifikasi semua sistem data dan informasi yang terkait dengan penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan yang dimiliki 2 Pengintegrasian sistem data dan informasi terkait penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan 1 Kajian konsep kadaster kelautan 2 Penyiapan regulasi dan kelembagaan kadaster kelautan 3 Implementasi sistem kadaster kelautan 4 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 3. Penyempurnaan dan pelengkapan aturan perundang-undangan Terkait UU Kelautan (1) Terdapat sejumlah aturan perundang-undangan sebagai pelaksana UU Kelautan yang harus diselesaikan (undang-undang tetang zona tambahan untuk disusun dan undang-undang tentang

9 155 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam landas kontinen juga untuk disesuaikan) (2) Terdapat beberapa kekurangan dalam pendefinisian dan penulisan/teks (3) Terdapat sejumlah hal penting yang belum diatur dalam UU Kelautan Terkait UU Perikanan (1) Tidak semua aturan pelaksana UU Perikanan telah disusun (termasuk pembentukan UU tentang Pendanaan Suprastruktur Usaha Perikanan) (2) Beberapa permasalahan substansial muncul dalam aturan pelaksanan UU Perikanan seperti, PP No. 30 tahun 2008 sebagai pasal 8 UU Perikanan (3) Perubahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 30 tahun 2012 menjadi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26 tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, menghasilkan sejumlah perubahan substansial, akan tetapi dasar perubahan tidak disampaikan Terkait UU Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (1) Terdapat sejumlah aturan pelaksana UU pesisir yang belum disusun. (2) Terdapat beberapa permasalahan substansial dalam aturan pelaksana UU Pesisir (3) Terdapat sejumlah hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan aturan pelaksana UU Pesisir (4) Terdapat kekosongan hukum dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Nasional. Terkait UU Pelayaran (1) Terdapat aturan pelaksana UU Pelayaran yang belum ditetapkan (2) Terdapat sejumlah hal yang yang harus dipastikan termuat dalam UU Pelayaran dan aturan nya 11 Review terhadap peraturan perundangundangan yang ada saat ini 12 Harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait 13 Penyusunan peraturan perundang-undangan terkait Polhukam Polhukam Polhukam CSO KemkumH AM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait KemkumH AM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkaitt KemkumH AM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait Pemda dan K/L 1 Identifikasi peraturan perundangundangan terkait 2 Review trhadap peraturan perundang-undangan terkait 1 Identifikasi tumpang tindih/ketidakselarasan antar peraturan perundang-undangan terkait 2 Harmonisasi peraturan perundangundangan terkait 1 Penyusunan naskah akademik aturan perundang-undangan 2 Penyusunan aturan perundangundangan 3 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan (1) Kompleksitas masalah kelembagaan dalam rangka penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia (2) Terdapat sejumlah permasalahan lintas sektor terkait dengan masalah pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan laut (3) Terdapat sejumlah permasalahan lintas sektor terkait tata ruang wilayah laut, reklamasi wilayah pesisir, pengelolaan pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar, konservasi sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil dan permasalahan internal kelembagaan di Kelautan dan Perikanan. 14 Identifikasi peran setiap instansi pemerintah terkait sektor kelautan Maritim KKP, Kemhub, KemPAN 1 Identifikasi lembaga yang terkait dengan pengelolaan sektor kelautan 2 Identifikasi permasalahan dalam setiap lembaga yang terkait

10 156 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 15 Penyusunan desain kelembagaan yang dapat mendukung pengembangan sektor kelautan 16 Implementasi hasil desain kelembagaan Maritim Maritim CSO KKP, Kemhub, KemPAN KKP, Kemhub, KemPAN Pemda dan K/L 1 Penyusunan konsep kelembagaan yang dapat mendukung pengembangan sektor kelautan 2 Ujicoba konsep kelembagaan 1 Implementasi konsep kelembagaan 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 5. Pengembangan Sistem Data dan Informasi (1) Tidak akuratnya data dan informasi yang dicatatkan dalam database hasil tangkapan ikan (2) Tidak ada kepastian akan akurasi data dan informasi terkait potensi sumberdaya perikanan. (3) Tidak akuratnya data dan informasi berkaitan dengan asal penangkapan ikan (4) Tidak optimalnya sistem perizinan yang ada saat ini dalam menjamin keberlanjutan sumberdaya perikanan dan daya dukung lingkungan (5) Belum terdapat sistem data dan informasi yang terintegrasi terkait dengan perizinan di sektor sumberdaya alam, khususnya untuk aktivitas yang menggunakan ruang pesisir, laut, dan pulaupulau kecil;: 17 Identifikasi sistem data dan informasi terkait sektor kelautan yang dimiiliki oleh setiap instansi 18 Pengembangan sistem data dan informasi yang terintegrasi 19 Implementasi sistem data dan informasi yang terintegrasi Maritim Maritim Maritim CSO BIG, KKP, KemenATR,KemESDM, Kemhub, Kemenpar, KLHK BIG, KKP, Kemen ATR, KemESDM, Kemhub, Kemenpar, KLHK BIG, KKP, KemenATR, KemenESD M, Kemenhub, Kemenpar, KLHKt Pemda dan K/L 1 Identifikasi sistem data dan informasi terkait sektor kelautan yang dimiiliki oleh setiap instansi 1 Pengembangan sistem data dan informasi yang terintegrasi 1 Implementasi sistem data dan informasi yang terintegrasi 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 6. Perbaikan Sistem Ketatalaksanaan Perizinan, Pengelolaan Penerimaan Negara dan Pemberian Bantuan Sosial/Hibah/Subsidi Ketatalaksanaan PNBP Perikanan Tangkap (1) Formula perhitungan tarif PPP dan PHP yang tidak optimal (2) Lemahnya mekanisme pembayaran PNBP (3) Harga patokan ikan yang menjadi dasar perhitungan PHP yang tidak memadai (4) Tidak dilakukannya evaluasi secara periodik terhadap produktivitas kapal

11 157 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Perizinan SIUP/SIPI/SIKPI Perikanan Tangkap (1) Terdapat indikasi tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya dalam proses pengurusan SIUP/SIPI/SIKPI (2) Terdapat perusahaan Kapal Ikan Asing yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, tercatat bukan sebagai perusahaan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan (3) Terdapat perusahaan yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, namun tidak memiliki NPWP Izin Lokasi dan izin Pemanfaatan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (1) Terhambatnya kegiatan pemberian izin lokasi pemanfaatan ruang dari sebagian perairan pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil. Perizinan Pelayaran (Kemhub) (1) Terdapat indikasi adanya tindak pidana korupsi terkait penerbitan perizinan (2) Kompleksitas permasalahan yang muncul dalam operasional kapal dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) (3) Belum terdapat sistem informasi berbasis teknologi informasi untuk monitoring arus lalu lintas barang dan kapal. Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial: INKAMINA, PUMP, dan PUGAR (1) Mekanisme cek silang (crosscheck) terhadap penerima bantuan tidak berjalan optimal (2) Pembinaan terhadap penerima bantuan yang masih lemah (3) Belum ada sinergi yang kuat lintas pihak dalam mendorong optimalisasi program pemberdayaan masyarakat nelayan/pesisir. 20 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 21 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 22 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui 23 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya KKP, Kemenhub KKP, Kemenhub KKP, Kemenhub KKP, Kemenhub Maritim, MenPPN/B appenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Maritim, MenPPN/B appenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Maritim, MenPPN/B appenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Maritim, MenPPN/B appenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM 1 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 1 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 1 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui 1 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya

12 158 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 7. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak 24 Identifikasi setiap jenis para pihak 26 Identifikasi tingkat para pihak 27 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi CSO KKP, Kemenhub Gubernur KKP, Kemenhub Gubernur KKP, Kemenhub Pemda dan K/L Polhukam dan Maritim,KL HK, KemenESD M, Kemkeu, APH Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK m Polhukam dan Maritim, KLHK, KemenESD M, Kemkeu, APH Bappeda, Dinas KKP, Kemen ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK m Polhukam dan Maritim, KLHK, KemenESD M, Kemkeu, APH 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 1 Identifikasi setiap jenis para pihak 2 Identifikasi setiap jenis para pihak 1 Identifikasi tingkat para pihak 2 Identifikasi tingkat para pihak 1 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi

13 159 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 28 Memantau para pihak 29 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 30 Mengambil langkahlangkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak Gubernur KKP, Kemenhub Gubernur KKP, Kemenhub Gubernur KKP, Kemenhub Bappeda, Dinas KKP, Kemen ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK m Polhukam dan Maritim, KLHK, KemenESD M, Kemkeu, APH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH m Polhukam dan Maritim, KLHK, KemenESD M, Kemkeu Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK m Polhukam dan Maritim, KLHK, KemenESD M, 2 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi 1 Memantau para pihak 2 Memantau kewajiaban para pihak 1 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 2 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 1 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak

14 160 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 8. Penataan Izin 31 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan 32 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinann sosial/hibah/subsidi 33 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui 34 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya Gubernur CSO Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur CSO 9. Pemberian dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat 35 Identifikasi hak-hak masyarakat yang ada di laut Gubernur Kemkeu, APH Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK Pemda dan K/L Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishubn Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub Bappeda, Dinas KKP, Kemen ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub Pemda dan K/L Bappeda, Dinas KKP, Kemen ESDM, Dinas Tata Ruang, 2 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak 3 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 1 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan 1 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinann sosial/hibah/subsidi 1 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui 1 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 1 Identifikasi hak-hak masyarakat yang ada di laut

15 161 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 36 Merumuskan langkahlangkah untuk melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku 37 Melakukan sosialiasi/edukasi/kamp anye terhadap langkahlangkah untuk memenuhi hak-hak masyarakat 38 Memenuhi hak-hak masyarakat 39 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemenuhan hak-hak masyarakat Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur CSO Dishub, DinKLHK Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK Bappeda, Dinas KKP, KemenESD M, Dinas Tata Ruang, Dishub, KLHK Pemda dan K/L 1 Merumuskan langkah-langkah untuk melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku 1 Melakukan sosialiasi/edukasi/kampanye terhadap langkah-langkah untuk memenuhi hak-hak masyarakat 1 Memenuhi hak-hak masyarakat 1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemenuhan hak-hak masyarakat 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB

16 162 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 14 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia: Polhukam Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Penduku ng Penjelas an Verifikasi OPEN CLOSED 3. Penyempurnaan dan pelengkapan aturan perundang-undangan Terkait UU Kelautan (1) Terdapat sejumlah aturan perundang-undangan sebagai pelaksana UU Kelautan yang harus diselesaikan (undang-undang tetang zona tambahan untuk disusun dan undang-undang tentang landas kontinen juga untuk disesuaikan) (2) Terdapat beberapa kekurangan dalam pendefinisian dan penulisan/teks (3) Terdapat sejumlah hal penting yang belum diatur dalam UU Kelautan Terkait UU Perikanan (1) Tidak semua aturan pelaksana UU Perikanan telah disusun (termasuk pembentukan UU tentang Pendanaan Suprastruktur Usaha Perikanan) (2) Beberapa permasalahan substansial muncul dalam aturan pelaksanan UU Perikanan seperti, PP No. 30 tahun 2008 sebagai pasal 8 UU Perikanan (3) Perubahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 30 tahun 2012 menjadi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26 tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, menghasilkan sejumlah perubahan substansial, akan tetapi dasar perubahan tidak disampaikan Terkait UU Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (1) Terdapat sejumlah aturan pelaksana UU pesisir yang belum disusun.(2) Terdapat beberapa permasalahan substansial dalam aturan pelaksana UU Pesisir (3) Terdapat sejumlah hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan aturan pelaksana UU Pesisir (2) Terdapat kekosongan hukum dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Nasional. Terkait UU Pelayaran (1) Terdapat aturan pelaksana UU Pelayaran yang belum ditetapkan (2) Terdapat sejumlah hal yang yang harus dipastikan termuat dalam UU Pelayaran dan aturan nya 11 Review terhadap peraturan perundangundangan yang ada saat ini 12 Harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait 13 Penyusunan peraturan perundang-undangan terkait Polhukam Polhukam Polhukam KemkumHAM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait KemkumHAM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait KemkumHAM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait 1 Identifikasi peraturan perundang-undangan terkait 2 Review trhadap peraturan perundangundangan terkait 1 Identifikasi tumpang tindih/ketidakselarasan antar peraturan perundang-undangan terkait 2 Harmonisasi peraturan perundangundangan terkait 1 Penyusunan naskah akademik aturan perundang-undangan 2 Penyusunan aturan perundang-undangan

17 163 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 15 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia : Kemenlu Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia 4 Pemerintah menyelesaikan penetapan batas wilayah laut dengan negara tetangga Kemlu Maritim, Polhukam, KKP, TNI AL, Luar Negeri 1 Mengidentifikasi semua segmen perbatasan laut dengan negara tetangga 2 Melakukan upaya-upaya diplomasi dengan negara tetangga untuk menetapkan batas wilayah laut dengan negara tetangga 3 Menetapkan batas wilayah laut Indonesia dengan negara tetangga dan mengumumkannya ke publik

18 164 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 16 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia : Kemendagri Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia 3 Pemerintah menetapkan luas wilayah laut dan daratan Indonesia Kemdagri Polhukam, KKP, BIG, TNI AL, Kemenagraria dan Tata Ruang, Luar Negeri 2 Menetapkan luas laut dan luas daratan Indonesia dan mengumumkannya ke publik

19 165 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 17 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia : KKP Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 6. Perbaikan Sistem Ketatalaksanaan Perizinan, Pengelolaan Penerimaan Negara dan Pemberian Bantuan Sosial/Hibah/Subsidi Ketatalaksanaan PNBP Perikanan Tangkap (1) Formula perhitungan tarif PPP dan PHP yang tidak optimal (2) Lemahnya mekanisme pembayaran PNBP (3) Harga patokan ikan yang menjadi dasar perhitungan PHP yang tidak memadai (4) Tidak dilakukannya evaluasi secara periodik terhadap produktivitas kapal Perizinan SIUP/SIPI/SIKPI Perikanan Tangkap (1) Terdapat indikasi tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya dalam proses pengurusan SIUP/SIPI/SIKPI (2) Terdapat perusahaan Kapal Ikan Asing yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, tercatat bukan sebagai perusahaan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan (3) Terdapat perusahaan yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, namun tidak memiliki NPWP Izin Lokasi dan izin Pemanfaatan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (1) Terhambatnya kegiatan pemberian izin lokasi pemanfaatan ruang dari sebagian perairan pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil. Perizinan Pelayaran (Kemhub) (1) Terdapat indikasi adanya tindak pidana korupsi terkait penerbitan perizinan (2) Kompleksitas permasalahan yang muncul dalam operasional kapal dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) (3) Belum terdapat sistem informasi berbasis teknologi informasi untuk monitoring arus lalu lintas barang dan kapal. Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial: INKAMINA, PUMP, dan PUGAR (1) Mekanisme cek silang (crosscheck) terhadap penerima bantuan tidak berjalan optimal (2) Pembinaan terhadap penerima bantuan yang masih lemah (3) Belum ada sinergi yang kuat lintas pihak dalam mendorong optimalisasi program pemberdayaan masyarakat nelayan/pesisir. 20 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 21 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 22 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan KKP, Kemhub KKP, Kemhub KKP, Kemhub Maritim, MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Maritim, MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Maritim, MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM 1 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 1 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 1 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui

20 166 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui 23 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya 7. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak KKP, Kemhub Maritim, MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu (DJP, DJA), Kemendag, BKPM 1 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya 24 Identifikasi setiap jenis para pihak 26 Identifikasi tingkat para pihak 27 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi 28 Memantau para pihak 29 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 30 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak KKP, Kemhub KKP, Kemhub KKP, Kemhub KKP, Kemhub KKP, Kemhub KKP, Kemhub Polhukam dan Maritim,KemLH dan Hut, KemESDM, Kemkeu, APH m Polhukam dan Maritim, KemLH dan Hut, KemESDM, Kemkeu, APH m Polhukam dan Maritim, KemLH dan Hut, KemESDM, Kemkeu, APH m Polhukam dan Maritim, KemLH dan Hut, KemESDM, Kemkeu, APH m Polhukam dan Maritim, KemLH dan Hut, KemESDM, Kemkeu m Polhukam dan Maritim, KemLH dan Hut, KemESDM, Kemkeu, APH 1 Identifikasi setiap jenis para pihak 1 Identifikasi tingkat para pihak 1 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi 1 Memantau para pihak 1 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 1 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak

21 167 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 18 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia : Maritim Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia (1) Batas wilayah laut Indonesia tidak pasti karena adanya perbedaan garis pangkal (2) jumlah pulau-indonesia tidak jelas (3) luas wilayah laut dan wilayah darat yang berbeda-beda (4) beberapa segmen perbatasan wilayah laut Indonesia dengan negara tetangga belum jelas; 1 Pemerintah menetapkan wilayah laut Indonesia 2 Pemerintah menetapkan jumlah pulau-pulau kecil 3 Pemerintah menetapkan luas wilayah laut dan daratan Indonesia Maritim Maritim Maritim Polhukam, KKP, BIG, Kemdagri, TNI AL, Kemen atr, Kemenlu Polhukam, KKP, BIG, Kemdagri, TNI AL, Kemen ATR, Kemenlu Polhukam, KKP, BIG, Kemdagri, TNI AL, Kemenagraria dan Tata Ruang, Luar Negeri 1 Melakukan pengkajian terhadap penggunaan garis pangkal yang tepat 2 Memetakan titik pangkal dan garis pangkal yang menjadi acuan penetapan wilayah laut Indonesia 3 Menetapkan batas wilayah laut Indonesia dan mengumumkannya ke publik 1 Melakukan identifikasi pulau-pulau kecil Indonesia 2 Menetapkan data pulau-pulau kecil Indonesia dan mengumumkannya ke publik 3 Mendaftarkan Pulau-pulau Kecil Indonesia ke PBB 1 Mengidentifikasi ulang luas laut dan daratan Indonesia 2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan (1) Belum ada pengaturan secara khusus terkait tata ruang wilayah laut di atas 12 mil; (2) Peta dasar Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) belum tersedia dalam skala yang lebih operasional; (3) Belum tersedia informasi yang memadai terkait kondisi laut yang diperlukan untuk penyusunan tata ruang laut; (4) Tidak semua pemerintah daerah telah memiliki rencana tata ruang wilayah laut; (5) Kompleksitas permasalahan pengelolaan pulau-pulau kecil; (6) Kompleksitas persoalan penerapan desentralisasi dalam pengelolaan wilayah laut; (7) Tidak terdapat integrasi data spasial untuk penggunaan ruang laut bagi berbagai kepentingan;

22 168 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (8) Belum terdapat sistem data untuk memonitoring bangunan di sekitar pesisir dan laut; (9) Belum terdapat mekanisme kadaster laut; (10) Kompleksitas masalah terkait pengendalian pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir dan laut; (11) Tidak semua pelabuhan memiliki rencana induk pelabuhan 4 Penyusunan peta dasar LLN dan LPI yang operasional 5 Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan tata ruang laut 6 Penyusunan rencana tata ruang laut 7 Penyusunan rencana penggunaan ruang laut untuk berbagai kepentingan sektor 8 Pengintegrasian rencana tata ruang laut (RSWPK/RZWP3K/ RPWP3K/RAPWP3 K), dengan rencana penggunaan ruang laut oleh berbagai sektor, rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan (RPJM/RPJP), dan perencanaan anggaran 9 Pengintegrasian data dan informasi tematik berbasis spasial penggunaan ruang laut oleh berbagai sektor 10 Pengembangan sistem kadaster laut Maritim Maritim Maritim Maritim Maritim Maritim Maritim BIG 1 Identifikasi peta LLN dan LPI yang telah ada dan kebutuhan LLN dan LPI yang digunakan untuk perencanaan lintas sektor 2 Menyusun LLN dan LPI yang operasional untuk kepentingan perencanaan lintas sektor BIG, KKP 1 Identifikasi kebutuhan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor 2 Penyusunan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor BIG, KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang BIG, KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang, KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, KemLHHut MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu, BIG, KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang, KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, KemPU, Kemhut Kemenagraria dan Tata Ruang, KKP 1 Penyelesaian rencana tata ruang wilayah laut 1 Penyelesaian rencana penggunaan ruang laut lintas sektor 1 Identifikasi semua rencana yang disusun oleh setiap sektor 2 Integrasi perencanaan lintas sektor (Wilayah-Program-Anggaran) 1 Identifikasi semua sistem data dan informasi yang terkait dengan penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan yang dimiliki 2 Pengintegrasian sistem data dan informasi terkait penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan 1 Kajian konsep kadaster kelautan 2 Penyiapan regulasi dan kelembagaan kadaster kelautan 3 Implementasi sistem kadaster kelautan 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan (1) Kompleksitas masalah kelembagaan dalam rangka penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia (2) Terdapat sejumlah permasalahan lintas sektor terkait dengan masalah pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan laut

23 169 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (3) Terdapat sejumlah permasalahan lintas sektor terkait tata ruang wilayah laut, reklamasi wilayah pesisir, pengelolaan pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar, konservasi sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil dan permasalahan internal kelembagaan di Kelautan dan Perikanan. 14 Identifikasi peran setiap instansi Maritim KKP, Kemhub, KemPAN 1 Identifikasi lembaga yang terkait dengan pengelolaan sektor kelautan pemerintah terkait sektor kelautan 2 Identifikasi permasalahan dalam setiap 15 Penyusunan desain kelembagaan yang dapat mendukung pengembangan sektor kelautan 16 Implementasi hasil desain kelembagaan Maritim Maritim lembaga yang terkait KKP, Kemhub, KemPAN 1 Penyusunan konsep kelembagaan yang dapat mendukung pengembangan sektor kelautan 2 Ujicoba konsep kelembagaan KKP, Kemhub, KemPAN 1 Implementasi konsep kelembagaan 5. Pengembangan Sistem Data dan Informasi (1) Tidak akuratnya data dan informasi yang dicatatkan dalam database hasil tangkapan ikan (2) Tidak ada kepastian akan akurasi data dan informasi terkait potensi sumberdaya perikanan. (3) Tidak akuratnya data dan informasi berkaitan dengan asal penangkapan ikan (4) Tidak optimalnya sistem perizinan yang ada saat ini dalam menjamin keberlanjutan sumberdaya perikanan dan daya dukung lingkungan (5) Belum terdapat sistem data dan informasi yang terintegrasi terkait dengan perizinan di sektor sumberdaya alam, khususnya untuk aktivitas yang menggunakan ruang pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;: 17 Identifikasi sistem data dan informasi terkait sektor kelautan yang dimiiliki oleh setiap instansi 18 Pengembangan sistem data dan informasi yang terintegrasi 19 Implementasi sistem data dan informasi yang terintegrasi Maritim Maritim Maritim BIG, KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang, KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, KemLHHhut BIG, KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang, KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, KemLHHut BIG, KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang, KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, KemLHHut 1 Identifikasi sistem data dan informasi terkait sektor kelautan yang dimiiliki oleh setiap instansi 1 Pengembangan sistem data dan informasi yang terintegrasi 1 Implementasi sistem data dan informasi yang terintegrasi

24 170 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 19 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia : Pemda Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan (1) Belum ada pengaturan secara khusus terkait tata ruang wilayah laut di atas 12 mil; (2) Peta dasar Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) belum tersedia dalam skala yang lebih operasional; (3) Belum tersedia informasi yang memadai terkait kondisi laut yang diperlukan untuk penyusunan tata ruang laut; (4) Tidak semua pemerintah daerah telah memiliki rencana tata ruang wilayah laut; (5) Kompleksitas permasalahan pengelolaan pulau-pulau kecil; (6) Kompleksitas persoalan penerapan desentralisasi dalam pengelolaan wilayah laut; (7) Tidak terdapat integrasi data spasial untuk penggunaan ruang laut bagi berbagai kepentingan; (8) Belum terdapat sistem data untuk memonitoring bangunan di sekitar pesisir dan laut; (9) Belum terdapat mekanisme kadaster laut; (10) Kompleksitas masalah terkait pengendalian pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir dan laut; (11) Tidak semua pelabuhan memiliki rencana induk pelabuhan 6 Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan tata ruang laut Gubernur Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dinas Perhubungan 1 Identifikasi kebutuhan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor 2 Penyusunan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan lintas sektor 6 Penyusunan rencana tata ruang laut 7 Penyusunan rencana penggunaan ruang laut untuk berbagai kepentingan sektor 7. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak 24 Identifikasi setiap jenis para pihak 26 Identifikasi tingkat para pihak Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur Bappeda, Dinas KKP, Dinas Tata Ruang Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dinas Perhubungan Bappeda, Dinas KKP, DPPKD, Dinas Tata Ruang Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH 2 Penyelesaian rencana tata ruang wilayah laut 2 Penyelesaian rencana penggunaan ruang laut lintas sektor 2 Integrasi perencanaan lintas sektor (Wilayah-Program-Anggaran) 3 Identifikasi semua rencana yang disusun oleh setiap sektor 4 Integrasi perencanaan lintas sektor (Wilayah-Program-Anggaran) 2 Identifikasi setiap jenis para pihak 2 Identifikasi tingkat para pihak

25 171 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 27 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi 29 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 30 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak 8. Penataan Izin Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH 2 Mendorong para pihak yang belum dipenuhi 2 Memantau kewajiaban para pihak 2 Melakukan evaluasi terhadap para pihak 2 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak 31 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan 32 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinann sosial/hibah/subsidi 33 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui 34 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur 9. Pemberian dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat 35 Identifikasi hak-hak masyarakat yang ada di laut 36 Merumuskan langkah-langkah untuk melindungi dan memenuhi hakhak masyarakat sesuai dengan aturan perundangundangan yang berlaku 37 Melakukan sosialiasi/edukasi/k ampanye terhadap Gubernur Gubernur Gubernur Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dinas Perhubungan Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dinas Perhubungan Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dinas Perhubungan Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dinas Perhubungan Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas 1 Review terhadap sistem ketatalaksanaan perizinan 1 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan perizinann sosial/hibah/subsidi 1 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui 1 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya 1 Identifikasi hak-hak masyarakat yang ada di laut 1 Merumuskan langkah-langkah untuk melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku 1 Melakukan sosialiasi/edukasi/kampanye terhadap langkah-langkah untuk memenuhi hak-hak masyarakat

26 172 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam langkah-langkah untuk memenuhi hak-hak masyarakat 38 Memenuhi hak-hak masyarakat 39 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemenuhan hakhak masyarakat Gubernur Gubernur Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH Bappeda, Dinas KKP, Dinas ESDM, Dinas Tata Ruang, Dishub, Dinas LH 1 Memenuhi hak-hak masyarakat 1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemenuhan hak-hak masyarakat

27 173 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 20 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia : CSO Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia (1) Batas wilayah laut Indonesia tidak pasti karena adanya perbedaan garis pangkal (2) jumlah pulau-indonesia tidak jelas (3) luas wilayah laut dan wilayah darat yang berbeda-beda (4) beberapa segmen perbatasan wilayah laut Indonesia dengan negara tetangga belum jelas; 1 Pemerintah menyelesaikan penetapan batas wilayah laut dengan negara tetangga CSO Pemda dan K/L 4 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan (1) Belum ada pengaturan secara khusus terkait tata ruang wilayah laut di atas 12 mil; (2) Peta dasar Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) belum tersedia dalam skala yang lebih operasional; (3) Belum tersedia informasi yang memadai terkait kondisi laut yang diperlukan untuk penyusunan tata ruang laut; (4) Tidak semua pemerintah daerah telah memiliki rencana tata ruang wilayah laut; (5) Kompleksitas permasalahan pengelolaan pulau-pulau kecil; (6) Kompleksitas persoalan penerapan desentralisasi dalam pengelolaan wilayah laut; (7) Tidak terdapat integrasi data spasial untuk penggunaan ruang laut bagi berbagai kepentingan; (8) Belum terdapat sistem data untuk memonitoring bangunan di sekitar pesisir dan laut; (9) Belum terdapat mekanisme kadaster laut; (10) Kompleksitas masalah terkait pengendalian pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir dan laut; (11) Tidak semua pelabuhan memiliki rencana induk pelabuhan 2 Pengembangan sistem kadaster laut CSO Pemda dan K/L 4 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 3. Penyempurnaan dan pelengkapan aturan perundang-undangan Terkait UU Kelautan (1) Terdapat sejumlah aturan perundang-undangan sebagai pelaksana UU Kelautan yang harus diselesaikan (undang-undang tetang zona tambahan untuk disusun dan undang-undang tentang landas kontinen juga untuk disesuaikan) (2) Terdapat beberapa kekurangan dalam pendefinisian dan penulisan/teks (3) Terdapat sejumlah hal penting yang belum diatur dalam UU Kelautan Terkait UU Perikanan (1) Tidak semua aturan pelaksana UU Perikanan telah disusun (termasuk pembentukan UU tentang Pendanaan Suprastruktur Usaha Perikanan) (2) Beberapa permasalahan substansial muncul dalam aturan pelaksanan UU Perikanan seperti, PP No. 30 tahun 2008 sebagai pasal 8 UU Perikanan (3) Perubahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 30 tahun 2012 menjadi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26 tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, menghasilkan sejumlah perubahan substansial, akan tetapi dasar perubahan tidak disampaikan Terkait UU Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (1) Terdapat sejumlah aturan pelaksana UU pesisir yang belum disusun.

28 174 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (2) Terdapat beberapa permasalahan substansial dalam aturan pelaksana UU Pesisir (3) Terdapat sejumlah hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan aturan pelaksana UU Pesisir (2) Terdapat kekosongan hukum dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Nasional. Terkait UU Pelayaran (1) Terdapat aturan pelaksana UU Pelayaran yang belum ditetapkan (2) Terdapat sejumlah hal yang yang harus dipastikan termuat dalam UU Pelayaran dan aturan nya 3 Penyusunan peraturan perundangundangan terkait CSO Pemda dan K/L 3 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan (1) Kompleksitas masalah kelembagaan dalam rangka penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia (2) Terdapat sejumlah permasalahan lintas sektor terkait dengan masalah pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan laut (3) Terdapat sejumlah permasalahan lintas sektor terkait tata ruang wilayah laut, reklamasi wilayah pesisir, pengelolaan pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar, konservasi sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil dan permasalahan internal kelembagaan di Kelautan dan Perikanan. 4 Implementasi hasil desain kelembagaan Melakukan monev dan pendampingan CSO Pemda dan K/L 2 implementasi renaksi NKB 5. Pengembangan Sistem Data dan Informasi (1) Tidak akuratnya data dan informasi yang dicatatkan dalam database hasil tangkapan ikan (2) Tidak ada kepastian akan akurasi data dan informasi terkait potensi sumberdaya perikanan. (3) Tidak akuratnya data dan informasi berkaitan dengan asal penangkapan ikan (4) Tidak optimalnya sistem perizinan yang ada saat ini dalam menjamin keberlanjutan sumberdaya perikanan dan daya dukung lingkungan (5) Belum terdapat sistem data dan informasi yang terintegrasi terkait dengan perizinan di sektor sumberdaya alam, khususnya untuk aktivitas yang menggunakan ruang pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;: 5 Implementasi sistem data dan informasi yang terintegrasi Melakukan monev dan pendampingan CSO Pemda dan K/L 2 implementasi renaksi NKB 6. Perbaikan Sistem Ketatalaksanaan Perizinan, Pengelolaan Penerimaan Negara dan Pemberian Bantuan Sosial/Hibah/Subsidi Ketatalaksanaan PNBP Perikanan Tangkap (1) Formula perhitungan tarif PPP dan PHP yang tidak optimal (2) Lemahnya mekanisme pembayaran PNBP (3) Harga patokan ikan yang menjadi dasar perhitungan PHP yang tidak memadai (4) Tidak dilakukannya evaluasi secara periodik terhadap produktivitas kapal Perizinan SIUP/SIPI/SIKPI Perikanan Tangkap (1) Terdapat indikasi tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya dalam proses pengurusan SIUP/SIPI/SIKPI (2) Terdapat perusahaan Kapal Ikan Asing yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, tercatat bukan sebagai perusahaan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan (3) Terdapat perusahaan yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, namun tidak memiliki NPWP Izin Lokasi dan izin Pemanfaatan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (4) Terhambatnya kegiatan pemberian izin lokasi pemanfaatan ruang dari sebagian perairan pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil. Perizinan Pelayaran (Kemhub) (1) Terdapat indikasi adanya tindak pidana korupsi terkait penerbitan perizinan (2) Kompleksitas permasalahan yang muncul dalam operasional kapal dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) (3) Belum terdapat sistem informasi berbasis teknologi informasi untuk monitoring arus lalu lintas barang dan kapal. Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial: INKAMINA, PUMP, dan PUGAR (1) Mekanisme cek silang (crosscheck) terhadap penerima bantuan tidak berjalan optimal

29 175 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (2) Pembinaan terhadap penerima bantuan yang masih lemah (3) Belum ada sinergi yang kuat lintas pihak dalam mendorong optimalisasi program pemberdayaan masyarakat nelayan/pesisir. 6 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya CSO Pemda dan K/L 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 7. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak 8. Penataan Izin 7 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi para pihak CSO Pemda dan K/L 3 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 8 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan yang telah diperbaharui dengan sistem lainnya CSO Pemda dan K/L 2 9. Pemberian dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 9 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemenuhan hakhak masyarakat CSO Pemda dan K/L 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB

30 176 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 21 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia Sektor Pertambangan Mineral dan Batubara No Fokus Area Rekomendasi Renaksi Pelaporan Renaksi Pemda (1) (2) (3) (4) (5) 1. Kepastian Hukum Dalam Pengelolaan Pertambangan 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan 2 3 ESDM 2 CSO ESDM 13 Pemerintah Daerah 4 Perdagangan 1 Perhubungan 1 14 CSO 1 3. Penataan Perizinan 2 8 ESDM 2 Pemerintah Daerah 5 CSO 1 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan 1 6 ESDM 5 CSO 1 5. Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi 8 38 Dalam Tatausaha Hasil Tambang Pemerintah Daerah 37 CSO 1 Jumlah Laporan Berkala I). 10 Maret II). 10 Juni III). 10 Desember (Dari Gubernur ditujukan kepada KPK tembusan Menteri ESDM)

31 177 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 22 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Ket STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Kepastian Hukum Dalam Pengelolaan Pertambangan Belum ditetapkannya aturan-aturan UU No 4 tahun 2009 Terjadinya tumpang tindih kawasan dalam pemberian izin pertambangan 1 Moratorium / penghentian pengeluaran IUP 2 Mempercepat penyusunan wilayah usaha pertambangan (WIUP, WUP, WPR, WPK). Kemen ESDM 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Sesditjen Minerba 1 Menerbitkan Peraturan Menteri ESDM sebagai turunan dari 4 Peraturan Pemerintah pelaksana UU No 4 tahun 2009 Kemen ESDM Dirjen Minerba 1 Terselesaikannya peta WIUP dan peta rancangan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang telah direkonsiliasi dengan memperhatikan kesesuaian alokasi ruang sektor lain, perizinan, lingkungan hidup, maupun sosial. CSO Pemda dan K/L 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 1) Pelaksanaan PP No. 22 tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan, 2) Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, 3) Pelaksanaan PP No. 55 tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Penetapan RPP jenis dan tarif atas jenis PNBP menjadi PP memakan waktu yang lama untuk ditetapkan. 3 mengeluarkan aturan terkait /Lembaga untuk melakukan revisi secara reguler terhadap jenis dan tarif atas jenis PNBP yang ada di setiap kementerian/lembaga. 4 Menteri akan menerbitkan surat Edaran ke K/L yang pada intinya meminta 1 memasukkan klausul revisi peraturan jenis dan tarif atas jenis PNBP yang ada di /Lembaga secara reguler telah dalam revisi Undang-undang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP 1 Menteri akan menerbitkan surat Edaran ke K/L yang pada intinya meminta kepada K/L untuk

32 178 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Tidak akuratnya perhitungan volume dan kualitas mineral dan batubara yang akan dijual oleh pelaku usaha, sebagai dasar untuk perhitungan royalti. kepada K/L untuk melakukan revisi PP secara reguler dan melakukan monitoring Surat Edaran tersebut 5 ESDM berkoordinasi dengan Kem. PPN/Bappenas untuk menyusun potensi dan pemanfaatan mineral dan batubara untuk keperluan ketahanan energi dan penerimaan negara dari sektor minerba. 6 ESDM mengoptimalkan peran Tekmira sebagai pembanding terhadap laporan Surveyor 7 berkoordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran/kesalahan dalam perhitungan PNBP termasuk opsi pembayaran jasa surveyor oleh pemerintah. melakukan revisi PP secara reguler dan melakukan monitoring Surat Edaran tersebut Kemen ESDM 1 Menyusun roadmap pengelolaan sumberdaya minerba dalam konteks ketahanan/kedaulatan energi yang antara lain memuat potensi dan pemanfaatan mineral dan batubara. Kemen ESDM 1 Melakukan uji petik witness surveyor terhadap kegiatan surveyor 2 1. Terbitnya Perdirjen tentang surveyor 2. Penunjukan Tekmira sebagai witnes dalam melakukan perhitungan uji petik volume dan kualitas batubara Kemendag 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tugas surveyor yang ditunjuk KemenESDM, Kemendag, Kemenhub 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk merumuskan langkahlangkah nyata untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran/kesalahan dalam perhitungan PNBP termasuk opsi pembayaran jasa surveyor oleh pemerintah. Kajian tentang optimalisasi tarif dan tata cara perhitungan, pembayaran, penyetoran PNBP minerba serta pembagian peran para stakeholder. 1. Instruksi Menteri kepada Dirjen Bea Cukai untuk memberikan tugas kepada BC melakukan verifikasi dokumen penyetoran PNBP untuk komoditas batura sebagai syarat pengapalan dan penerbitan PEB. 2. Laporan hasil Rapat Koordinasi lintas K/L

33 179 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyaknya pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan keuangannya (iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan 8 ESDM dan Perdagangan merevisi aturan tata niaga minerba antara lain: penyetoran PNBP sebelum pengapalan dan pengaturan ekportir terbatas 9 Perhubungan berkoordinasi dengan Perdagangan, ESDM, dan Pemda terkait dengan pengaturan pelabuhan mineral dan batubara. 10 berkoordinasi dengan Perdagangan, Perhubungan dan ESDM untuk mengimplementasikan sistem data terpadu (INSW) lalu lintas perdagangan mineral dan batubara 11 bersama-sama dengan ESDM membangun Sistem Pengelolaan PNBP Minerba berbasis IT yang antara lain memuat: database produksi, data cadangan, database penjualan, database ekspor impor, Individual Kemen ESDM KemenDag 1 1. Terbitnya Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan penyetoran PNBP yang antara lain memuat: pembayaran royalti batubara sebelum pengapalan. 2. Terbitnya Permen ESDM tentang pengaturan tata niaga batubara yang antara lain menjadikan batubara menjadi Komoditas Tertentu dan Pengaturan Eksportir Terbatas 3. Terbitnya Permendag yang mengadopsi Permen ESDM tentang pengaturan tata niaga batubara 4. Terbitnya Instruksi Kemenkeu yang mengadopsi Permen ESDM dan Permendag tentang pengaturan tata niaga batubara 5. Terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan yang mengadopsi butir 2 khususnya untuk lalu lintas pengangkutan batubara antar pulau KemenHub KemenDag, Kemenkeu, KemenESDM Kemendag, Kemenhub, KemenESDM 1 1.Melakukan koordinasi dengan instansi terkait 2. Membangun sistem informasi manifes lalu lintas pengangkutan 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk mengimplementasikan sistem data terpadu (INSW) lalu lintas perdagangan mineral dan batubara Kemen ESDM 1 Implementasi Sistem Informasi PNBP online (Simponi) secara penuh di ESDM dan terkoneksi dengan sistem informasi pertambangan minerba yang ada di Minerba

34 180 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan keuangan lainnya) account, database pelaku usaha, database lokasi usaha berbasis spasial berikut sistem monitoring dan evaluasi nya. Sistem berbasis IT ini terintegrasi secara real time dengan semua stakeholder terkait. 12 ESDM berkoordinasi dengan lembaga audit untuk memastikan dilakukannya audit pada seluruh KK/PKP2B dan IUP kategori besar. 13 ESDM dan berkoordinasi untuk mendata semua wajib bayar PNBP dan memastikan IUP terdaftar sebagai wajib pajak. Semua WP minerba adalah Waba PNBP 14 melakukan monitoring secara proaktif kepada ESDM terkait Pelaksanaan pelaporan pengelolaan PNBP dan Pelaksanaan pembayaran / penyetoran PNBP 15 ESDM menetapkan Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan pembayaran PNBP. 16 Mendorong kepatuhan pemegang izin dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya (Target : Seluruh pelaku usaha pertambangan minerba melunasi keuangan: iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan Kemen ESDM 1 Berkoordinasi dengan lembaga audit untuk melakukan audit pada seluruh KK/PKP2B dan IUP kategori besar. 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM untuk memastikan semua IUP yang terdaftar merupakan WP dan WABA. 1 Kemenkeu melakukan monitoring terhadap pembayaran piutang negara (PNBP Minerba) oleh Waba.(hasil audit BPK dan tim OPN) 2 Memberikan sanksi kepada Waba yang tidak melaksanakan nya. Kemen ESDM 1 Menyusun Permen ESDM tentang Tata Cara Penagihan dan Penyetoran PNBP sebagai kelanjutan Pemda Gubernur/Bupati /Walikota ESDM Kemenkeu Minerba; Itjen ESDM Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendahara an, Kanwil Kemkeu terkait dari PP / Melakukan pendataan dan cross-check semua keuangan pemegang izin 2 Melakukan monitoring secara reguler terhadap keuangan pemegang izin

35 181 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam keuangan lainnya) Tidak terbayarkanny a PNBP secara secepatnya ke kas negara sesuai dengan amanah UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. 17 untuk segera mengimplementasikan Modul Penerimaan Negara untuk PNBP pada Tahun 2013 Anggaran, Bea dan Cukai, Perbendaharaan, Perimbangan, Pajak BPKP Tim OPN 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan keuangannya BPK Audior IV 4 Melaporkan hasil monitoring dan pemberian sanksi ESDM 1 Percepatan implementasi Simponi Tidak dilengkapinya bukti setor royalti dan iuran tetap (Surat Setoran Bukan Pajak) dengan informasi yang jelas tentang tujuan pembayaran dan identitas penyetor 18 Untuk komoditas batubara, ESDM berkoordinasi dengan Perdagangan dan untuk menerbitkan aturan yang antara lain mensyaratkan pembayaran royalti sebagai salah satu syarat penerbitan LS dan penerbitan PEB. 19 dan ESDM berkoordinasi untuk merevisi formulir SSBP dan menyusun sistem dan mekanisme yang memastikan agar semua SSBP/revisinya dilengkapi dengan identitas penyetor dan informasi lainnya. 20 agar segera menerapkan Modul Penerimaan Negara (MPN), termasuk untuk PNBP mineral dan batubara yang terkoneksi dengan Kemen ESDM Minerba -Subdit Pengawasan Produksi Batubara (DBB) Anggaran, Perbendaharaan Anggaran, Bea dan Cukai, Perbendaharaan, Perimbangan Perdagangan, Daglu, Anggaran 2 Terbitnya peraturan tata cara penerbitan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan dokumen laporan surveyor (LS), yang mensyaratkan bukti pembayaran royalti sebagai salah satu syarat kelengkapan ESDM Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi ESDM Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi

36 182 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam sistem penerimaan keuangan negara lainnya, Pajak Tidak ditembuskanny a bukti setor PNBP kepada Pihak-pihak terkait. Penyetoran PNBP melewati batas waktu pembayaran satu bulan setelah pengapalan. Rekonsiliasi PNBP antar /L embaga dan Antar Pemerintah Daerah yang masih bersifat manual Ketimpangan informasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 21 berkoordinasi dengan ESDM untuk menyusun mekanisme dan sistem agar SSBP bisa diakses oleh semua pihak terkait 22 ESDM agar segera menerbitkan Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan penyetoran PNBP dengan mengatur antara lain tata cara/mekanisme penyerahan copy SSBP kepada pihak terkait 23 ESDM memprioritaskan penyelesaian dan mengoptimalkan implementasi sistem informasi dan monitoring pembayaran PNBP oleh KK/PKP2B/IUP. 24 dan ESDM berkoordinasi untuk menyusun sistem/mekanisme rekonsiliasi 25, ESDM dan Dalam Negeri berkoordinasi membangun sistem yang mengalirkan informasi dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah dan sebaliknya. 26 berkoordinasi dengan Dalam Negeri, ESDM dan untuk membangun sistem satu pintu aliran informasi Minerba. Kemen ESDM Kemen ESDM Anggaran, Perbendaharaan Minerba - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak (DBP) -Bagian Hukum Minerba - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak -Bagian Anggaran, Perbendaharaan Anggaran, Perbendaharaan, PKN Anggaran, Perbendaharaan, PKN ESDM Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi 1 Menyusun Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan penyetoran PNBP 1 Percepatan penyelesaian sistem Informasi pembayaran PNBP oleh KK/PKP2B/IUP ESDM Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi ESDM, Dalam Negeri ESDM, Dalam Negeri Minerba, Daerah Minerba, Daerah 1 Pengembangan terhadap Simponi dengan membangun sistem link dengan ESDM, Kemendagri, dan Pemda 1 Pengembangan terhadap Simponi dengan membangun sistem link dengan ESDM, Kemendagri, dan Pemda

37 183 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Kerugian Negara berdasarkan Hasil Audit BPK Kerugian Negara dari PNBP Minerba berdasarkan Hasil Perhitungan Tim Optimalisasi Penerimaan Negara (Tim OPN) BPKP Potensi Hilangnya Pendapatan Negara dari PNBP minerba berdasarkan perhitungan dengan menggunakan data Laporan Surveyor 3. Penataan Perizinan Terjadinya tumpang tindih pemberian izin sehingga dan masih lemahnya pemenuhan pemegang izin kepada negara 27 ESDM mengoptimalkan upaya penagihan kekurangan pembayaran PNBP tersebut termasuk pemberian sanksi sebagaimana ketentuan yang berlaku. 28 ESDM mengoptimalkan upaya penagihan kekurangan pembayaran PNBP tersebut termasuk pemberian sanksi sebagaimana ketentuan yang berlaku. 29 berkoordinasi dengan ESDM dalam rangka meminta BPKP untuk melakukan pemeriksaan PNBP atas Wajib Bayar yang berpotensi kurang bayar PNBP tersebut (sebagaimana PP 22/2005 tentang Pemeriksaan PNBP pasal 3 butir {2}) 30 Melakukan revisi terhadap mekanisme perizinan pertambangan, sehingga pemberian izin usaha pertambangan dapat dikendalikan (mencegah tumpang tindih antara perizinan, dan kawasan sektor lainnya) Kemen ESDM Minerba, - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak - Bagian, BPKP/BPK Kemen ESDM Minerba, BPKP/BPK Kemen ESDM Minerba - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak - Bagian BPKP/BPK BKF, Tim OPN Anggaran, Perbendahara an, DJKN Anggaran, Perbendahara an, 1 Minerba telah melakukan penagihan sampai dengan penagihan ke II dari hasil temuan audit BPK-RI. Sebelum mengeluarkan penagihan ke III, Minerba bekerjasama dengan Distamben Kabupaten/Kota terkait untuk melakukan penagihan agar kekurangan bayar hasil temuan BPK-RI segera dilunasi dan memantau pembayaran 1 Minerba telah melakukan penagihan sampai dengan penagihan ke II dari hasil temuan audit OPN-BPKP. Sebelum mengeluarkan penagihan ke III, Minerba bekerjasama dengan Distamben Kabupaten/Kota terkait untuk melakukan penagihan agar kekurangan bayar hasil temuan OPN-BPKP segera dilunasi dan memantau pembayaran 1 Koordinasi dengan Kemenkeu, BPKP dan pihak terkait lainnya dengan point koordinasi menyangkut 2 hal yaitu audit terhadap wajib bayar tetap terus dilaksanakan dan objek audit diprioritaskan wajib bayar kategori besar CSO Pemda dan K/L 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB Kemen ESDM KemkumHAM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait 1 Identifikasi peraturan perundangundangan terkait 2 Review terhadap peraturan perundang-undangan terkait

38 184 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyaknya izin usaha pertambangan minerba yang berstatus yang non CnC 31 Menertibkan izin usaha pertambangan minerba yang tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear. Pemda Gubernur/ Bupati/ Walikota ESDM Minerba 1 Melakukan cross check data izin usaha pertambangan minerba yang ada pada Minerba dan data pada instansi lainnya (data Izin Pinjam pakai Kawasan Hutan, Data Pajak Perusahaan, Data BPN, Data Tata Ruang, Data Lingkungan Hidup) dengan data yang dimiliki oleh Pemda. Kemendagri Kemenkeu PUM, Itjen Anggaran, Pajak, Kanwil Kemkeu terkait, KPP 2 Melengkapi data dan informasi yang dimintakan untuk proses penyelesaian status clean and clear 3 Mengambil sanksi/ tindakan terhadap pelaku usaha yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan 32 ESDM melakukan reorganisasi untuk memastikan tercukupi nya sumber daya manusia dalam pengelolaan PNBP khususnya dalam sektor Minerba. KemLH KemenPU Deputi Bidang Penataan Hukum Lingkungan Tata Ruang 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sanksi/tindakan yang diberikan kepada pelaku usaha yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear 5 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sanksi/tindakan yang diberkan kepada pelaku usaha pertambangan minerba yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear CSO Pemda dan K/L 6 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB Kemen ESDM Kemenkeu, KempanRB 1 Penyiapan bahan kajian akademis reorganisasi pengelolaan PNBP sektor Minerba. 2 Penyusunan Kajian Akademis reorganisasi pengelolaan PNBP sektor Minerba. 3 Tersedianya kajian Akademis reorganisasi pengelolaan PNBP sektor Minerba 4 1. Pengusulan organisasi baru pengelolaan PNBP sektor Minerba. 2. Pembahasan usulan organisasi baru dalam pengelolaan PNBP Minerba. 5 Penetapan Organisasi baru dalam pengelolaan PNBP Minerba.

39 185 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam CSO Pemda dan K/L 6 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 5. Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Dalam Tatausaha Hasil Tambang Masih banyak pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak menyampaika n laporan produksinya secara reguler kepada pemberi izin Masih banyak Pemerintah Kabupaten/Kot a/provinsi yang belum menyampaika n laporan pengawasan produksi kepada Pemerintah Provinsi/Pusat 33 Mendorong kepatuhan pemegang izin dalam melaksanakan pelaporannya termasuk penegakan sanksinya (Target : Semua pelaku usaha menyampaikan Laporan Produksinya secara reguler) 34 Mendorong kepatuhan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelaporannya (Target : Semua Pemda melaporkan secara reguler laporan pengawasan produksi pertambangan di wilayahnya) Pemda Pemda Gubernur/Bupati /Walikota Gubernur/Bupati /Walikota ESDM Minerba 1 Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan pelaporan secara rutin 2 Melakukan pendataan dan evaluasi laporan Produksi pelaku usaha pertambangan minerba 3 Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait pelaporan secara rutin 4 Mengimplementasikan sistem pelaporan berbasis IT 5 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaporan pelaku usaha 6 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pelaporan secara rutin 7 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan secara rutin oleh pelaku usaha, termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan nya ESDM Minerba 1 Menyampaikan pelaporan secara reguler kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Kemendagri Otonomi Daerah, Itjen 2 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaporan pemda 3 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya kepada ESDM dan Dalam Negeri)

40 186 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih lemahnya kegiatan pengawasan produksi pertambangan minerba Terdapatnya praktek penambangan minerba tanpa izin (PETI) 35 Meningkatkan efektifitas kegiatan pengawasan produksi termasuk penegakan sanksinya (Target : Semua Pemda menindaklanjuti pemberian sanksi atas pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan good mining pratice dan atau melanggar peraturan yang berlaku) Pemda Gubernur/Bupati /Walikota 36 Menertibkan PETI Pemda Gubernur/Bupati /Walikota Target : Tidak ada lagi PETI ESDM Minerba 1 Mensosialisasikan good mining practices dalam proses produksi pertambangan minerba LH Deputi Bidang Penataan Hukum Lingkungan 2 Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan good mining practices dalam proses produksi 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak menerapkan good mining practices 4 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penerapan good mining practices, termasuk penerapan sanksi kepada pelaku usaha ESDM Minerba 1 Melakukan indentifikasi pelaku dan lokasi PETI. APGAKUM Kepolisian, Kejaksaan 2 Melakukan langkah-langkah hukum untuk menertibkan PETI Masih banyak pelaku usaha pertambangan yang belum melaksanakan pengolahan/pe murnian hasil tambang 37 Mendorong kepatuhan pelaku usaha pertambangan dalam melaksanakan pengolahan/pemurnian termasuk penegakan sanksinya Target : Tidak ada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pengolahan/pemurnian dan penegakan sanksi bagi yang melanggar Pemda Gubernur/Bupati /Walikota 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap langkahlangkah penertiban PETI 4 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penertiban PETI ESDM Minerba 1 Menyampaikan data dan informasi terkait progress pengembangan unit pengolahan hasil pertambangan di wilayahnya Kemkeu Kemperin Bea Cukai/Kanwil Bea Cukai/KPPBC Industri Berbasis Logam 2 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengolahan/pemurnian 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pengolahan/pemurnian 4 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pengolahan/pemurnian, termasuk sanksi yang diberikan kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pengolahan/pemurnian

41 187 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyak pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak menyampaika n laporan penjualan secara reguler kepada pemberi izin 38 Mendorong kepatuhan pemegang izin dalam melaksanakan pelaporannya termasuk penegakan sanksinya (Target : Seluruh pelaku usaha menyampaikan laporan kegiatan penjualannya dan penegakan sanksi bagi yang melanggar) Pemda Gubernur/Bupati /Walikota ESDM Minerba 1 Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan pelaporan penjualan secara rutin Kemkeu Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendahara an dan Kanwil Kemenkeu terkait 2 Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait pelaporan penjualan secara rutin Masih banyak Pemerintah Kabupaten/Kot a/provinsi yang belum menyampaika n laporan pengawasan penjualan kepada Pemerintah Provinsi/Pusat 39 Mendorong kepatuhan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelaporannya (Target : Seluruh Pemda menyampaikan laporan pengawasan penjualan secara bertingkat) Pemda Gubernur/Bupati /Walikota Kemendag Daglu 3 Mengimplementasikan sistem pelaporan berbasis IT 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaporan penjualan pelaku usaha 5 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pelaporan penjualan secara rutin 6 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan secara rutin oleh pelaku usaha,termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan nya ESDM Minerba 1 Menyampaikan laporan pengawasan penjualan secara reguler kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Kemendagri Otonomi Daerah, Itjen 2 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaporan pemda 3 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya ESDM dan Dalam Negeri)

42 188 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih lemahnya pengawasan terhadap penjualan dan pengangkutan/ pengapalan hasil tambang minerba 40 Mendorong efektifitas pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapa lan termasuk penegakan sanksinya (Target : Pemberian sanksi bagi semua pelaku usaha dan pihak terkait lainnya yang terkait dengan kegiatan penjualan hasil minerba secara ilegal) Pemda Gubernur/Bupati /Walikota ESDM Minerba 1 Melakukan witness survey (a.l. secara acak) pada saat pengapalan minerba Kemdag Kemhub Perdagangan Luar Negeri Perhubungan Laut/Kantor Kesyahbandar an & Otoritas pelabuhan (KSOP) 2 Melaporkan hasil witness survey (a.l. secara acak) kepada instansi terkait 3 Melakukan pengkajian terhadap lokasi-lokasi pengapalan untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian dan melaporkan hasil pengkajian kepada instansi terkait Kemkeu Bea Cukai/Kanwil Bea Cukai/KPPBC 4 Meningkatkan frekuensi monitoring terhadap proses penjualan dan pengangkutan/pengapalan 5 Melakukan evaluasi terhadap monitoring proses penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil minerba 6 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan peraturan perundangundangan dalam proses penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil minerba CSO Pemda dan K/L 7 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB

43 189 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 23 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : Kemen ESDM Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Ket STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 1. Kepastian Hukum Dalam Pengelolaan Pertambangan Belum ditetapkannya aturan-aturan UU No 4 tahun 2009 Terjadinya tumpang tindih kawasan dalam pemberian izin pertambangan 1 Moratorium / penghentian pengeluaran IUP 2 Mempercepat penyusunan wilayah usaha pertambangan (WIUP, WUP, WPR, WPK). Kemen ESDM Sesditjen Minerba 1 Menerbitkan Peraturan Menteri ESDM sebagai turunan dari 4 Peraturan Pemerintah pelaksana UU No 4 tahun 2009 Kemen ESDM Dirjen Minerba 1 Terselesaikannya peta WIUP dan peta rancangan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang telah direkonsiliasi dengan memperhatikan kesesuaian alokasi ruang sektor lain, perizinan, lingkungan hidup, maupun sosial. 1) Pelaksanaan PP No. 22 tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan, 2) Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, 3) Pelaksanaan PP No. 55 tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Penetapan RPP jenis dan tarif atas jenis PNBP menjadi PP memakan waktu yang lama untuk ditetapkan. Tidak akuratnya perhitungan volume dan kualitas 5 ESDM berkoordinasi dengan Kem. PPN/Bappenas untuk menyusun potensi dan pemanfaatan mineral dan batubara untuk keperluan ketahanan energi dan penerimaan negara dari sektor minerba. 6 ESDM mengoptimalkan peran Tekmira sebagai pembanding terhadap laporan Surveyor Kemen ESDM 1 Menyusun roadmap pengelolaan sumberdaya minerba dalam konteks ketahanan/kedaulatan energi yang antara lain memuat potensi dan pemanfaatan mineral dan batubara. Kemen ESDM 1 Melakukan uji petik witness surveyor terhadap kegiatan surveyor

44 190 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam mineral dan batubara yang akan dijual oleh pelaku usaha, sebagai dasar untuk perhitungan royalti. Masih banyaknya pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan keuangannya (iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan keuangan lainnya) 8 ESDM dan Perdagangan merevisi aturan tata niaga minerba antara lain: penyetoran PNBP sebelum pengapalan dan pengaturan ekportir terbatas 11 bersama-sama dengan ESDM membangun Sistem Pengelolaan PNBP Minerba berbasis IT yang antara lain memuat: database produksi, data cadangan, database penjualan, database ekspor impor, Individual account, database pelaku usaha, database lokasi usaha berbasis spasial berikut sistem monitoring dan evaluasi nya. Sistem berbasis IT ini terintegrasi secara real time dengan semua stakeholder terkait. 12 ESDM berkoordinasi dengan lembaga audit untuk memastikan dilakukannya audit 2 1. Terbitnya Perdirjen tentang surveyor 2. Penunjukan Tekmira sebagai witnes dalam melakukan perhitungan uji petik volume dan kualitas batubara Kemen ESDM KemenDag 1 1. Terbitnya Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan penyetoran PNBP yang antara lain memuat: pembayaran royalti batubara sebelum pengapalan. 2. Terbitnya Permen ESDM tentang pengaturan tata niaga batubara yang antara lain menjadikan batubara menjadi Komoditas Tertentu dan Pengaturan Eksportir Terbatas 3. Terbitnya Permendag yang mengadopsi Permen ESDM tentang pengaturan tata niaga batubara 4. Terbitnya Instruksi Kemenkeu yang mengadopsi Permen ESDM dan Permendag tentang pengaturan tata niaga batubara 5. Terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan yang mengadopsi butir 2 khususnya untuk lalu lintas pengangkutan batubara antar pulau Kemen ESDM 1 Implementasi Sistem Informasi PNBP online (Simponi) secara penuh di ESDM dan terkoneksi dengan sistem informasi pertambangan minerba yang ada di Minerba Kemen ESDM 1 Berkoordinasi dengan lembaga audit untuk melakukan audit pada seluruh KK/PKP2B dan IUP kategori besar.

45 191 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam pada seluruh KK/PKP2B dan IUP kategori besar. Tidak ditembuskanny a bukti setor PNBP kepada Pihak-pihak terkait. Penyetoran PNBP melewati batas waktu pembayaran satu bulan setelah pengapalan. Kerugian Negara berdasarkan Hasil Audit BPK Kerugian Negara dari PNBP Minerba berdasarkan Hasil Perhitungan Tim Optimalisasi Penerimaan 15 ESDM menetapkan Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan pembayaran PNBP. 18 Untuk komoditas batubara, ESDM berkoordinasi dengan Perdagangan dan untuk menerbitkan aturan yang antara lain mensyaratkan pembayaran royalti sebagai salah satu syarat penerbitan LS dan penerbitan PEB. 22 ESDM agar segera menerbitkan Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan penyetoran PNBP dengan mengatur antara lain tata cara/mekanisme penyerahan copy SSBP kepada pihak terkait 23 ESDM memprioritaskan penyelesaian dan mengoptimalkan implementasi sistem informasi dan monitoring pembayaran PNBP oleh KK/PKP2B/IUP. 27 ESDM mengoptimalkan upaya penagihan kekurangan pembayaran PNBP tersebut termasuk pemberian sanksi sebagaimana ketentuan yang berlaku. 28 ESDM mengoptimalkan upaya penagihan kekurangan pembayaran PNBP tersebut termasuk pemberian sanksi sebagaimana ketentuan yang berlaku. Kemen ESDM 1 Menyusun Permen ESDM tentang Tata Cara Penagihan dan Penyetoran PNBP sebagai kelanjutan dari PP /2012 Kemen ESDM Kemen ESDM Kemen ESDM Kemen ESDM Minerba -Subdit Pengawasan Produksi Batubara (DBB) Minerba - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak (DBP) -Bagian Hukum Minerba - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak -Bagian Minerba, - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak - Bagian Perdagangan,, BPKP/BPK Kemen ESDM Minerba, BPKP/BPK Daglu, Anggaran BKF, Tim OPN Anggaran, Perbendaharaa n, DJKN 2 Terbitnya peraturan tata cara penerbitan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan dokumen laporan surveyor (LS), yang mensyaratkan bukti pembayaran royalti sebagai salah satu syarat kelengkapan 1 Menyusun Permen ESDM tentang tata cara penagihan dan penyetoran PNBP 1 Percepatan penyelesaian sistem Informasi pembayaran PNBP oleh KK/PKP2B/IUP 1 Minerba telah melakukan penagihan sampai dengan penagihan ke II dari hasil temuan audit BPK-RI. Sebelum mengeluarkan penagihan ke III, Minerba bekerjasama dengan Distamben Kabupaten/Kota terkait untuk melakukan penagihan agar kekurangan bayar hasil temuan BPK-RI segera dilunasi dan memantau pembayaran 1 Minerba telah melakukan penagihan sampai dengan penagihan ke II dari hasil temuan audit OPN-BPKP. Sebelum mengeluarkan penagihan ke III, Minerba bekerjasama dengan Distamben Kabupaten/Kota terkait untuk melakukan penagihan agar kekurangan

46 192 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Negara (Tim OPN) BPKP bayar hasil temuan OPN-BPKP segera dilunasi dan memantau pembayaran Potensi Hilangnya Pendapatan Negara dari PNBP minerba berdasarkan perhitungan dengan menggunakan data Laporan Surveyor 29 berkoordinasi dengan ESDM dalam rangka meminta BPKP untuk melakukan pemeriksaan PNBP atas Wajib Bayar yang berpotensi kurang bayar PNBP tersebut (sebagaimana PP 22/2005 tentang Pemeriksaan PNBP pasal 3 butir {2}) Kemen ESDM Minerba - Subdit Penerimaan Negara Bukan Pajak - Bagian BPKP/BPK Anggaran, Perbendaharaa n, 1 Koordinasi dengan Kemenkeu, BPKP dan pihak terkait lainnya dengan point koordinasi menyangkut 2 hal yaitu audit terhadap wajib bayar tetap terus dilaksanakan dan objek audit diprioritaskan wajib bayar kategori besar 3. Penataan Perizinan Terjadinya tumpang tindih pemberian izin sehingga dan masih lemahnya pemenuhan pemegang izin kepada negara 30 Melakukan revisi terhadap mekanisme perizinan pertambangan, sehingga pemberian izin usaha pertambangan dapat dikendalikan (mencegah tumpang tindih antara perizinan, dan kawasan sektor lainnya) Kemen ESDM KemkumHAM, KKP, Kemhub dan Instansi Terkait 1 Identifikasi peraturan perundang-undangan terkait 2 Review terhadap peraturan perundang-undangan terkait 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan 32 ESDM melakukan reorganisasi untuk memastikan tercukupi nya sumber daya manusia dalam pengelolaan PNBP khususnya dalam sektor Minerba. Kemen ESDM Kemenkeu, KempanRB 1 Penyiapan bahan kajian akademis reorganisasi pengelolaan PNBP sektor Minerba. 2 Penyusunan Kajian Akademis reorganisasi pengelolaan PNBP sektor Minerba. 3 Tersedianya kajian Akademis reorganisasi pengelolaan PNBP sektor Minerba 4 1. Pengusulan organisasi baru pengelolaan PNBP sektor Minerba. 2. Pembahasan usulan organisasi baru dalam pengelolaan PNBP Minerba. 5 Penetapan Organisasi baru dalam pengelolaan PNBP Minerba.

47 193 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 23 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : Pemda Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keteranga n STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan 3. Penataan Perizinan 16 Mendorong kepatuhan pemegang izin dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya (Target : Seluruh pelaku usaha pertambangan minerba melunasi keuangan: iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan keuangan lainnya) Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota ESDM Kemenkeu Minerba; Itjen ESDM Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendaharaan, Kanwil Kemkeu terkait 1 Melakukan pendataan dan cross-check semua keuangan pemegang izin 2 Melakukan monitoring secara reguler terhadap keuangan pemegang izin BPKP Tim OPN 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan keuangannya BPK Audior IV 4 Melaporkan hasil monitoring dan pemberian sanksi Masih banyaknya izin usaha pertambangan minerba yang berstatus yang non CnC 31 Menertibkan izin usaha pertambangan minerba yang tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear. Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota ESDM Minerba 1 Melakukan cross check data izin usaha pertambangan minerba yang ada pada Minerba dan data pada instansi lainnya (data Izin Pinjam

48 194 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 5. Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Dalam Tatausaha Hasil Tambang Masih banyak pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak menyampaika n laporan produksinya secara reguler kepada pemberi izin 33 Mendorong kepatuhan pemegang izin dalam melaksanakan pelaporannya termasuk penegakan sanksinya (Target : Semua pelaku usaha menyampaikan Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota Kemendagri Kemenkeu KemLH KemenPU PUM, Itjen Anggaran, Pajak, Kanwil Kemkeu terkait, KPP Deputi Bidang Penataan Hukum Lingkungan Tata Ruang pakai Kawasan Hutan, Data Pajak Perusahaan, Data BPN, Data Tata Ruang, Data Lingkungan Hidup) dengan data yang dimiliki oleh Pemda. 2 Melengkapi data dan informasi yang dimintakan untuk proses penyelesaian status clean and clear 3 Mengambil sanksi/ tindakan terhadap pelaku usaha yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sanksi/tindakan yang diberikan kepada pelaku usaha yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear 5 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sanksi/tindakan yang diberkan kepada pelaku usaha pertambangan minerba yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear ESDM Minerba 1 Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan pelaporan secara rutin 2 Melakukan pendataan dan evaluasi laporan

49 195 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyak Pemerintah Kabupaten/Kot a/provinsi yang belum menyampaika n laporan pengawasan produksi kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Laporan Produksinya secara reguler) 34 Mendorong kepatuhan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelaporannya (Target : Semua Pemda melaporkan secara reguler laporan pengawasan produksi pertambangan di wilayahnya) Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota Produksi pelaku usaha pertambangan minerba 3 Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait pelaporan secara rutin 4 Mengimplementasik an sistem pelaporan berbasis IT 5 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaporan pelaku usaha 6 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pelaporan secara rutin 7 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan secara rutin oleh pelaku usaha, termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan nya ESDM Minerba 1 Menyampaikan pelaporan secara reguler kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Kemendagri Otonomi Daerah, Itjen 2 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaporan pemda 3 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya kepada ESDM dan Dalam Negeri)

50 196 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih lemahnya kegiatan pengawasan produksi pertambangan minerba Terdapatnya praktek penambangan minerba tanpa izin (PETI) Masih banyak pelaku usaha pertambangan yang belum melaksanakan pengolahan/pe murnian hasil tambang 35 Meningkatkan efektifitas kegiatan pengawasan produksi termasuk penegakan sanksinya (Target : Semua Pemda menindaklanjuti pemberian sanksi atas pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan good mining pratice dan atau melanggar peraturan yang berlaku) Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota 36 Menertibkan PETI Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota Target : Tidak ada lagi PETI 37 Mendorong kepatuhan pelaku usaha pertambangan dalam melaksanakan pengolahan/pemurnian termasuk penegakan sanksinya Target : Tidak ada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pengolahan/pemurnian dan penegakan sanksi bagi yang melanggar Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota ESDM LH ESDM APGAKUM Minerba 1 Mensosialisasikan good mining practices dalam proses produksi pertambangan minerba Deputi Bidang Penataan Hukum Lingkungan 2 Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan good mining practices dalam proses produksi 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak menerapkan good mining practices 4 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penerapan good mining practices, termasuk penerapan sanksi kepada pelaku usaha Minerba 1 Melakukan indentifikasi pelaku dan lokasi PETI. Kepolisian, Kejaksaan 2 Melakukan langkahlangkah hukum untuk menertibkan PETI 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap langkah-langkah penertiban PETI 4 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penertiban PETI ESDM Minerba 1 Menyampaikan data dan informasi terkait progress pengembangan unit pengolahan hasil pertambangan di wilayahnya Kemkeu Bea Cukai/Kanwil Bea Cukai/KPPBC 2 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengolahan/pemurni an

51 197 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyak pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak menyampaika n laporan penjualan secara reguler kepada pemberi izin 38 Mendorong kepatuhan pemegang izin dalam melaksanakan pelaporannya termasuk penegakan sanksinya (Target : Seluruh pelaku usaha menyampaikan laporan kegiatan penjualannya dan penegakan sanksi bagi yang melanggar) Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota Kemperin Industri Berbasis Logam 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pengolahan/pemurni an 4 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pengolahan/pemurni an, termasuk sanksi yang diberikan kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pengolahan/pemurni an ESDM Minerba 1 Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan pelaporan penjualan secara rutin Kemkeu Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendaharaan dan Kanwil Kemenkeu terkait 2 Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait pelaporan penjualan secara rutin Kemendag Daglu 3 Mengimplementasik an sistem pelaporan berbasis IT 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaporan penjualan pelaku usaha 5 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan pelaporan penjualan secara rutin 6 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan

52 198 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyak Pemerintah Kabupaten/Kot a/provinsi yang belum menyampaika n laporan pengawasan penjualan kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Masih lemahnya pengawasan terhadap penjualan dan pengangkutan/ pengapalan hasil tambang minerba 39 Mendorong kepatuhan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelaporannya (Target : Seluruh Pemda menyampaikan laporan pengawasan penjualan secara bertingkat) 40 Mendorong efektifitas pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapa lan termasuk penegakan sanksinya (Target : Pemberian sanksi bagi semua pelaku usaha dan pihak terkait lainnya yang terkait dengan kegiatan penjualan hasil minerba secara ilegal) Pemda Pemda Gubernur/Bupati/ Walikota Gubernur/Bupati/ Walikota secara rutin oleh pelaku usaha,termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan nya ESDM Minerba 1 Menyampaikan laporan pengawasan penjualan secara reguler kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Kemendagri Otonomi Daerah, Itjen 2 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaporan pemda 3 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya ESDM dan Dalam Negeri) ESDM Minerba 1 Melakukan witness survey (a.l. secara acak) pada saat pengapalan minerba Kemdag Kemhub Perdagangan Luar Negeri Perhubungan Laut/Kantor Kesyahbandara n & Otoritas pelabuhan (KSOP) 2 Melaporkan hasil witness survey (a.l. secara acak) kepada instansi terkait 3 Melakukan pengkajian terhadap lokasi-lokasi pengapalan untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian dan melaporkan hasil pengkajian kepada instansi terkait

53 199 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Kemkeu Bea Cukai/Kanwil Bea Cukai/KPPBC 4 Meningkatkan frekuensi monitoring terhadap proses penjualan dan pengangkutan/peng apalan 5 Melakukan evaluasi terhadap monitoring proses penjualan dan pengangkutan/peng apalan hasil minerba 6 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan peraturan perundangundangan dalam proses penjualan dan pengangkutan/peng apalan hasil minerba

54 200 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 24 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : Kemendag Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterang an STATUS 11 No Deskripsi Deskripsi Instansi Unit Instans i Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Tidak akuratnya perhitungan volume dan kualitas mineral dan batubara yang akan dijual oleh pelaku usaha, sebagai dasar untuk perhitungan royalti. 6 ESDM mengoptimalkan peran Tekmira sebagai pembanding terhadap laporan Surveyor Kemendag 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tugas surveyor yang ditunjuk

55 201 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 25 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : Kemenkeu Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 No Deskripsi Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Penetapan RPP jenis dan tarif atas jenis PNBP menjadi PP memakan waktu yang lama untuk ditetapkan. 3 mengeluarkan aturan terkait /Lembaga untuk melakukan revisi secara reguler terhadap jenis dan tarif atas jenis PNBP yang ada di setiap kementerian/lembaga. 4 Menteri akan menerbitkan surat Edaran ke K/L yang pada intinya meminta kepada K/L untuk melakukan revisi PP secara reguler dan melakukan monitoring Surat Edaran tersebut 7 berkoordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran/kesalahan dalam perhitungan PNBP termasuk opsi pembayaran jasa surveyor oleh pemerintah. KemenES DM, Kemendag, Kemenhub 1 memasukkan klausul revisi peraturan jenis dan tarif atas jenis PNBP yang ada di /Lembaga secara reguler telah dalam revisi Undangundang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP 1 Menteri akan menerbitkan surat Edaran ke K/L yang pada intinya meminta kepada K/L untuk melakukan revisi PP secara reguler dan melakukan monitoring Surat Edaran tersebut 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk merumuskan langkah-langkah nyata untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran/kesalahan dalam perhitungan PNBP termasuk opsi pembayaran jasa surveyor oleh pemerintah. Kajian tentang optimalisasi tarif dan tata cara perhitungan, pembayaran, penyetoran PNBP minerba serta pembagian peran para stakeholder. 1. Instruksi Menteri kepada Dirjen Bea Cukai untuk memberikan tugas kepada BC melakukan verifikasi dokumen penyetoran PNBP untuk komoditas batura sebagai syarat pengapalan dan

56 202 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam penerbitan PEB. 2. Laporan hasil Rapat Koordinasi lintas K/L Masih banyaknya pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan keuangannya (iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan keuangan lainnya) 10 berkoordinasi dengan Perdagangan, Perhubungan dan ESDM untuk mengimplementasikan sistem data terpadu (INSW) lalu lintas perdagangan mineral dan batubara 13 ESDM dan berkoordinasi untuk mendata semua wajib bayar PNBP dan memastikan IUP terdaftar sebagai wajib pajak. Semua WP minerba adalah Waba PNBP 14 melakukan monitoring secara proaktif kepada ESDM terkait Pelaksanaan pelaporan pengelolaan PNBP dan Pelaksanaan pembayaran / penyetoran PNBP Kemendag, Kemenhub, KemenES DM 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk mengimplementasikan sistem data terpadu (INSW) lalu lintas perdagangan mineral dan batubara 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM untuk memastikan semua IUP yang terdaftar merupakan WP dan WABA. 1 Kemenkeu melakukan monitoring terhadap pembayaran piutang negara (PNBP Minerba) oleh Waba.(hasil audit BPK dan tim OPN) 2 Memberikan sanksi kepada Waba yang tidak melaksanakan nya.

57 203 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Tidak terbayarkannya PNBP secara secepatnya ke kas negara sesuai dengan amanah UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. Tidak dilengkapinya bukti setor royalti dan iuran tetap (Surat Setoran Bukan Pajak) dengan informasi yang jelas tentang tujuan pembayaran dan identitas penyetor 17 untuk segera mengimplementasikan Modul Penerimaan Negara untuk PNBP pada Tahun dan ESDM berkoordinasi untuk merevisi formulir SSBP dan menyusun sistem dan mekanisme yang memastikan agar semua SSBP/revisinya dilengkapi dengan identitas penyetor dan informasi lainnya. Anggara n, Bea dan Cukai, Perbend aharaan, Perimba ngan Keuanga n, Pajak Anggara n, Perbend aharaan Kementeri an ESDM Kementeri an ESDM Minerb a 1 Percepatan implementasi Simponi 1 Percepatan implementasi Simponi Tidak ditembuskannya bukti setor PNBP kepada Pihakpihak terkait. Rekonsiliasi PNBP antar /Lem baga dan Antar Pemerintah Daerah yang masih bersifat manual 20 agar segera menerapkan Modul Penerimaan Negara (MPN), termasuk untuk PNBP mineral dan batubara yang terkoneksi dengan sistem penerimaan keuangan negara lainnya 21 berkoordinasi dengan ESDM untuk menyusun mekanisme dan sistem agar SSBP bisa diakses oleh semua pihak terkait 24 dan ESDM berkoordinasi untuk menyusun sistem/mekanisme rekonsiliasi Anggara n, Bea dan Cukai, Perbend aharaan, Perimba ngan Keuanga n, Pajak Anggara n, Perbend aharaan Anggara n, Perbend aharaan Kementeri an ESDM Kementeri an ESDM Kementeri an ESDM Minerb a Minerb a Minerb a 1 Percepatan implementasi Simponi 1 Percepatan implementasi Simponi 1 Percepatan implementasi Simponi

58 204 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Ketimpangan informasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 25, ESDM dan Dalam Negeri berkoordinasi membangun sistem yang mengalirkan informasi dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah dan sebaliknya. 26 berkoordinasi dengan Dalam Negeri, ESDM dan untuk membangun sistem satu pintu aliran informasi Minerba. Anggara n, Perbend aharaan, PKN Anggara n, Perbend aharaan, PKN Kementeri an ESDM, Kementeri an Dalam Negeri Kementeri an ESDM, Kementeri an Dalam Negeri Minerb a, Keuan gan Daerah Minerb a, Keuan gan Daerah 1 Pengembangan terhadap Simponi dengan membangun sistem link dengan ESDM, Kemendagri, dan Pemda 1 Pengembangan terhadap Simponi dengan membangun sistem link dengan ESDM, Kemendagri, dan Pemda

59 205 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 26 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : Kemenkeu Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keteranga n STATUS 11 Deskripsi N o Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Penetapan RPP jenis dan tarif atas jenis PNBP menjadi PP memakan waktu yang lama untuk ditetapkan. 3 mengeluarkan aturan terkait /Lembag a untuk melakukan revisi secara reguler terhadap jenis dan tarif atas jenis PNBP yang ada di setiap kementerian/lembaga. 4 Menteri akan menerbitkan surat Edaran ke K/L yang pada intinya meminta kepada K/L untuk melakukan revisi PP secara reguler dan melakukan monitoring Surat Edaran tersebut 7 berkoordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran/kesalahan dalam perhitungan PNBP termasuk opsi pembayaran jasa surveyor oleh pemerintah. Kementeria n Kementeria n Kementeria n KemenESDM, Kemendag, Kemenhub N o Deskripsi 1 memasukkan klausul revisi peraturan jenis dan tarif atas jenis PNBP yang ada di /Lembag a secara reguler telah dalam revisi Undangundang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP 1 Menteri akan menerbitkan surat Edaran ke K/L yang pada intinya meminta kepada K/L untuk melakukan revisi PP secara reguler dan melakukan monitoring Surat Edaran tersebut 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk merumuskan langkahlangkah nyata untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran/kesalahan dalam perhitungan PNBP termasuk opsi pembayaran jasa surveyor oleh pemerintah. N o Deskripsi Kajian tentang optimalisasi tarif dan tata cara perhitungan, pembayaran, penyetoran PNBP minerba serta pembagian peran para stakeholder. 1. Instruksi Menteri kepada Dirjen Bea Cukai untuk memberikan tugas kepada BC melakukan verifikasi dokumen Tengga t Waktu Bukti Pendukun g Penjelasa n Verifikas i OPE N CLOSE D

60 206 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Masih banyaknya pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan keuangannya (iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan keuangan lainnya) 10 berkoordinasi dengan Perdagangan, Perhubungan dan ESDM untuk mengimplementasika n sistem data terpadu (INSW) lalu lintas perdagangan mineral dan batubara 13 ESDM dan berkoordinasi untuk mendata semua wajib bayar PNBP dan memastikan IUP terdaftar sebagai wajib pajak. Semua WP minerba adalah Waba PNBP 14 melakukan monitoring secara proaktif kepada ESDM terkait Pelaksanaan pelaporan pengelolaan PNBP dan Pelaksanaan pembayaran / penyetoran PNBP Kementeria n Kementeria n Kementeria n Kemendag, Kemenhub, KemenESDM 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM, Perdagangan dan Perhubungan untuk mengimplementasika n sistem data terpadu (INSW) lalu lintas perdagangan mineral dan batubara 1 melakukan rapat koordinasi dengan ESDM untuk memastikan semua IUP yang terdaftar merupakan WP dan WABA. 1 Kemenkeu melakukan monitoring terhadap pembayaran piutang negara (PNBP Minerba) oleh Waba.(hasil audit BPK dan tim OPN) 2 Memberikan sanksi kepada Waba yang tidak melaksanakan nya. penyetoran PNBP untuk komoditas batura sebagai syarat pengapalan dan penerbitan PEB. 2. Laporan hasil Rapat Koordinasi lintas K/L

61 207 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Tidak terbayarkannya PNBP secara secepatnya ke kas negara sesuai dengan amanah UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. 17 untuk segera mengimplementasika n Modul Penerimaan Negara untuk PNBP pada Tahun 2013 Kementeria n Anggaran, Bea dan Cukai, Perbendaharaan, Perimbangan, Pajak ESDM 1 Percepatan implementasi Simponi Tidak dilengkapinya bukti setor royalti dan iuran tetap (Surat Setoran Bukan Pajak) dengan informasi yang jelas tentang tujuan pembayaran dan identitas penyetor 19 dan ESDM berkoordinasi untuk merevisi formulir SSBP dan menyusun sistem dan mekanisme yang memastikan agar semua SSBP/revisinya dilengkapi dengan identitas penyetor dan informasi lainnya. Kementeria n Anggaran, Perbendaharaan ESDM Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi 20 agar segera menerapkan Modul Penerimaan Negara (MPN), termasuk untuk PNBP mineral dan batubara yang terkoneksi dengan sistem penerimaan keuangan negara lainnya Kementeria n Anggaran, Bea dan Cukai, Perbendaharaan, Perimbangan, Pajak ESDM Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi Tidak ditembuskannya bukti setor PNBP kepada Pihak-pihak terkait. Rekonsiliasi PNBP antar /Lembag a dan Antar Pemerintah Daerah yang masih bersifat manual 21 berkoordinasi dengan ESDM untuk menyusun mekanisme dan sistem agar SSBP bisa diakses oleh semua pihak terkait 24 dan ESDM berkoordinasi untuk menyusun sistem/mekanisme rekonsiliasi Kementeria n Kementeria n Anggaran, Perbendaharaan Anggaran, Perbendaharaan ESDM ESDM Minerba Minerba 1 Percepatan implementasi Simponi 1 Percepatan implementasi Simponi Ketimpangan informasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 25, ESDM dan Dalam Negeri berkoordinasi membangun sistem yang mengalirkan informasi dari Pemerintah Pusat ke Kementeria n Anggaran, Perbendaharaan, PKN ESDM, Dalam Negeri Minerba, Keuanga n Daerah 1 Pengembangan terhadap Simponi dengan membangun sistem link dengan ESDM, Kemendagri, dan Pemda

62 208 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Pemerintah Daerah dan sebaliknya. 26 berkoordinasi dengan Dalam Negeri, ESDM dan untuk membangun sistem satu pintu aliran informasi Minerba. Kementeria n Anggaran, Perbendaharaan, PKN ESDM, Dalam Negeri Minerba, Keuanga n Daerah 1 Pengembangan terhadap Simponi dengan membangun sistem link dengan ESDM, Kemendagri, dan Pemda

63 209 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 27 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : Kemenhub Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan STATUS 11 Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Tidak akuratnya perhitungan volume dan kualitas mineral dan batubara yang akan dijual oleh pelaku usaha, sebagai dasar untuk perhitungan royalti. 9 Perhubungan berkoordinasi dengan Perdagangan, ESDM, dan Pemda terkait dengan pengaturan pelabuhan mineral dan batubara. KemenHub KemenDag, Kemenkeu, KemenESDM 1 1.Melakukan koordinasi dengan instansi terkait 2. Membangun sistem informasi manifes lalu lintas pengangkutan Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED

64 210 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 28 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Pertambangan Indonesia : CSO Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keteranga n STATUS 11 Deskripsi No 1. Kepastian Hukum Dalam Pengelolaan Pertambangan Terjadinya tumpang tindih kawasan dalam pemberian izin pertambangan Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No Deskripsi 2 Mempercepat penyusunan wilayah usaha pertambangan (WIUP, WUP, WPR, WPK). 2. Optimalisasi Penerimaan Negara di Sektor Pertambangan Potensi Hilangnya Pendapatan Negara dari PNBP minerba berdasarkan perhitungan dengan menggunakan data Laporan Surveyor 3. Penataan Perizinan Masih banyaknya izin usaha pertambangan minerba yang berstatus yang non CnC 4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan 29 berkoordinasi dengan ESDM dalam rangka meminta BPKP untuk melakukan pemeriksaan PNBP atas Wajib Bayar yang berpotensi kurang bayar PNBP tersebut (sebagaimana PP 22/2005 tentang Pemeriksaan PNBP pasal 3 butir {2}) 31 Menertibkan izin usaha pertambangan minerba yang tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear. CSO CSO CSO 32 ESDM melakukan reorganisasi untuk memastikan tercukupi nya sumber daya manusia dalam pengelolaan PNBP khususnya dalam sektor Minerba. CSO 5. Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Dalam Tatausaha Hasil Tambang Masih lemahnya pengawasan terhadap penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil tambang minerba 40 Mendorong efektifitas pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan termasuk penegakan sanksinya CSO Pemda dan K/L Pemda dan K/L Pemda dan K/L Pemda dan K/L Pemda dan K/L 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 2 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 6 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 6 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 7 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB Tenggat Waktu Bukti Pendukung Penjelasan Verifikasi OPEN CLOSED

65 211 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 29 Rekapitulasi Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan No Fokus Area Rekomendasi Renak si Pelaporan Renaksi Pemda (1) (2) (3) (4) (5) I Penyelesaian Pengukuhan 3 29 Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pertanian 8 1 Agraria dan Tata Ruang 5 Badan Informasi Geospasial 3 Pemerintah Daerah 7 Dalam Negeri 1 CSO 3 II III IV V VI Penataan Perizinan 2 12 Kehutanan dan Perkebunan Kehutanan dan Lingkungan Hidup 3 Pertanian 1 Agraria dan Tata Ruang 1 Pemerintah Daerah 4 1 Hukum dan HAM 1 CSO 2 Perluasan Wilayah Kelola 2 10 Masyarakat Kehutanan dan Lingkungan Hidup 5 Pemerintah Daerah 4 Dalam Negeri CSO 1 Penyelesaian Konflik Kawasan 1 5 Hutan Pemerintah Daerah 2 Dalam Negeri 1 CSO 1 Penguatan Instrumen 2 4 Lingkungan Hidup Dalam Kehutanan dan Perlindungan Hutan Lingkungan Hidup 4 Membangun Sistem 6 14 Pengendalian Anti Korupsi Kehutanan dan Lingkungan Hidup 3 Pemerintah Daerah 3 1 Badan Pemeriksa 2 Komisi Informasi Pusat 1 Ombudsman RePusat Indonesia 2 Komnas HAM 1 CSO 2 Jumlah Laporan Berkala I). 10 Maret II). 10 Juni III). 10 Desember (Dari Gubernur ditujukan kepada KPK tembusan KLHK dan Kemtan)

66 212 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 30 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Penduku ng dari Penjelas an (oleh ) Verifika si (KPK & KemLH K /Kemta n OPE N CLOSE D I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. 1 Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan Kemen LHK Planologi Kemenkumh am dan BPHN, Bappenas, KemenAgrar ia dan Penataan Ruang PP, BPHN, Tata Ruang 1 Menyelesaikan revisi PP 44/2004 dan aturan turunan pengukuhan kawasan hutan CSO CSO 2 Mereview pengukuhan kawasan hutan yang sudah dilakukan oleh KemenLHK Kemenkumh am PP, BPHN KemenLHK, Bappenas, KemenESD M, Kementan, 3 Menyusun kajian harmonisasi regulasi dan roadmap harmonisasi Pemenuhan rencana aksi termasuk, Naskah Akademik, PP 44/2004, P.62/2013 jo. P.44/2011 (Lihat A.1.1. A.1.12., B.3.2., B.6.1., B.8.2., B.10.2., C.1.5., C.3.1., C.4.4. NKB 12 K/L) - Penerimaan peta partisipatif - Penyelesaian hak masyarakat dalam kawasan hutan - Inventarisasi sebagai instrumen perencanaan dan pengendalian Perencanaan, pemanfaatan dan gap analysis untuk putusan MK 10 Maret 10 Juni 10 Desemb er Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Ke mendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

67 213 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam amanat konstitusional dan TAP MPR IX/ Mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam proses Kemen ATR Kemen ATR Tata Ruang, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah Tata Ruang, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah KemenKP, Kemen Agraria dan Tata Ruang, KomnasHA M KemenLHK, Kemendagri KemenLHK, Kemendagri Kementan Bun Kemenkumh am dan BPHN, Kemen Agraria dan Tata Ruang Kemen ATR Tata Ruang Desa Kemendagri Bina Pemerintahan Desa Desa Kemen ATR Tata Ruang Kemendagri, BIG CSO Gubernur/Bupati/Wa likota dan K/L KemenLHK, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Penataan Planologi, Otoda Planologi, Otoda PP, BPHN, Tata Ruang Bina Pemerintahan Desa Dtijen Planologi, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah, Kanwil BPN, Kantah BPN 4 Menyempurnakan juklak perber tentang mekanisme penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan berdasarkan pembelajaran di beberapa lokasi 5 Memperluas sosialisasi terhadap perber tentang mekanisme penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan di tingkat Kabupaten 6 Menyelesaikan aturan mengenai perencanaan perkebunan 7 Menyusun PP Kawasan Perdesaan dan Revisi Permen Petunjuk Penataan Ruang Kabupaten 8 Mengintegrasikan peraturan tentang batas desa ke dalam rancangan Permen mengenai penataan desa 9 Menyusun Permen mengenai pemetaan wilayah adat yang sinkron dengan pengaturan dalam ranpermen dagri penataan desa 10 Memberikan masukan dan diseminasi informasi seluasnya dalam pembenahan kerangka regulasi perencanaan hutan dan ruang sektor lainnya 11 Membentuk Tim IP4T dengan daerah dan mengumpulkan informasi (Lihat A.1.15, A.1.16, C.3.4., dan C.3.5. NKB 12 K/L) (Lihat B.7.3. NKB 12 K/L) (Lihat A.1.10, A.1.11, A NKB 12 K/L) (Lihat C.4.1. NKB 12 K/L) (Lihat B.3.3. B.3.4 B.6.2. B.9.1. C.4.6. NKB 12 K/L) Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan

68 214 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam pengukuhan kawasan hutan, penataan ruang dan batas wilayah administratif termasuk menerima partisipasi masyarakat Target 2016: (1) Kawasan hutan yang berkepastian dan berkeadilan melalui penyelesian penetapan kawasan hutan; (2) Tercapainya kepastian hukum dalam wilayah administrasi Kemen ATR Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah Ruang, Desa Kemendagri, Desa BIG, LAPAN, Kemdagri Kemendagri, BIG, LAPAN KemenLHK, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Penataan Ruang Kemen LHK, Kemendagri, BPD PUM, Itjen Dtijen Planologi, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah Planologi, Otoda, Gubernur/Bupati/Wal ikota penguasaan tanah dalam kawasan hutan (termasuk peta penggunaan lahan, peta masy. Adat) 12 Menyusun Perda Pengaturan dan Penetapan Masyarakat/Desa Adat 13 Mengumpulkan data dan informasi serta menyelesaikan batas wilayah administrasi (citra satelit resolusi tinggi untuk kebutuhan pengukuhan kawasan hutan dan pemetaan batas wilayah administrasi, peta dasar yang berkualitas untuk pengukuhan kawasan hutan dan batas wilayah administrasi) 14 Menyelesaikan batas wilayah administrasi 15 Melakukan evaluasi hak-hak atas tanah masyarakat dalam kawasan hutan 16 Menyelesaikan penguasaan tanah masyarakat dalam kawasan hutan (pendaftaran tanah, pelepasan kawasan, atau pengukuhan hutan hak dan hutan adat) (Lihat B.5.3. B.6.2. C.1.4. NKB 12 K/L) (Lihat B.5.3. NKB 12 K/L) (Lihat C.1.2. NKB 12 K/L) 0 (Lihat B.7.2., C.1.5. NKB 12 K/L) Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Ke mendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi) 0

69 215 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam BIG BIG LAPAN, Kemen Agraria dan Tata Ruang, Kemen LHK, Kemen ESDM, Kementan, Kemdagri Kemendagri, Kemen Desa BIG Kemendagri, Kemen Desa, LAPAN Kemen LHK Planologi KemenAgrar ia dan Penataan Ruang, Kemendagri, Kemen LHK Planologi KemenAgrar ia dan Penataan Ruang, Kemendagri, Planologi, Minerba, Penatagunaan Tanah Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah, Kemendagri, Pemda Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah, Kemendagri, Pemda 17 Menyelesaikan satu standar, referensi, dan sistem data informasi geospasial 18 Menyelesaikan regulasi yang mengatur standar dan mekanisme menerima serta mengkoordinasika n peta-peta partisipatif 19 Menyempurnaan dan menyelesaikan peta dasar Indonesia 20 Menyelesaikan penetapan kawasan hutan negara, hutan hak, dan hutan adat 21 Menyelesaikan regulasi yang mengatur pengelolaan hutan oleh masyarakat adat Kemen LHK Planologi Bappenas Deputi SDA 22 Perencanaan operasionalisasi KPH Kemen LHK Planologi Kemenkeu Anggaran 23 Melakukan penganggaran operasionalisasi KPH Kemen LHK Planologi Kemendagri Bangda 24 Mendorong kelembagaan KPH Kemen LHK Planologi Gubernur/Bupati/Din as Kehutanan Provinsi/Kabupaten 25 Mengidentifikasi kendala operasionalisasi KPH Kemen LHK Planologi 26 Menyusun peraturan menteri untuk mengatur luang lingkup KPH Termasuk skala perpetaan (Lihat A.3.3. A.3.5., B.1.4. B.2.2. dan B.2.3. B.3.8. NKB 12 K/L) Termasuk untuk memberi masukan terhadap peta pemerintah (Lihat B.2.3) (Lihat B.2.1. NKB 12 K/L) (Lihat B.5.2 NKB 12 K/L) (Lihat B.9.2 NKB 12 K/L) Salah satunya, peraturan pedoman pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan hutan oleh KPHP dan KPHL (Lihat Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Ke mendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

70 216 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam A.1.4. NKB 12 K/L) II CSO 3 Mendorong penertiban terhadap penggunaan kawasan hutan oleh usaha perkebunan dan pertambangan tanpa izin Target 2016: Tidak adanya penggunaan kawasan hutan secara ilegal oleh usaha pertambangan dan perkebunan Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota dan K/L KemESDM, KemTan, Kemdagri, KemLHK, KemenAgrar ia dan Tata Ruang KemESDM, KemTan, Kemdagri, KemLHK, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Gubernur/Bupati/Wal ikota dan pejabat terkait Planololgi, Minerba, Otda, Tata Ruang Planololgi, Minerba, Otda, Tata Ruang 27 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 28 Melakukan pengumpulan data dan informasi penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan non kehutanan dan pemenuhan kewajibaannya 29 Melakukan penertiban dan penegakan hukum terhadap penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai prosedur dan tidak memenuhi (Lihat A.2.6. A.2.5. A.2.4. A NKB 12 K/L) 2 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor kehutanan yang tidak melaksanak an ny a, adiministrasi dan keuangan negara 4 Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /co mply terhadap aturan/regulas i (penataan batas areal kerja, administrasi Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Pajak, Anggaran, Planologi, BUK, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Pajak, Anggaran, BUK, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang 30 Melakukan pengumpulan data dan informasi semua keuangan dan lainya dari pemegang izin 31 Melakukan rekonsiliasi data perizinan: 1) produksi, 2) wilayah konsesi, 3) kepemilikan saham, 4) keuangan (PNBP dan Pajak), 5) perlindungan lingkungan hidup. Laporan pencapaian target renaksi no atas rekomendasi No. 3 dan 4 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Ko ta ditembuskan ke Provinsi) (Lihat A.3.10 NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desemb er

71 217 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 3 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor perkebunan yang tidak melaksanak an ny a, adiministrasi dan keuangan negara hasil hutan, lingkungan hidup, melunasi keuangan: PSDH, DR, izin pemanfaatan kayu, dan keuangan lainnya). 5 Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha perkebunan dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /co mply terhadap aturan/regulas i, (tata ruang, hak atas tanah, lingkungan hidup, kemitraan, melunasi Kemen LHK BUK, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Kemen LHK BUK, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Gubernur/Bupati/Wal ikota, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Gubernur/Bupati/Wal ikota, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Kemen LHK BUK Kemenkeu Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendaharaan, Kanwil Kemkeu terkait CSO Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota dan Kementan, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Kementan, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Gubernur/Bupati/Wal ikota dan pejabat terkait Bun, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Bun, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang 32 Melakukan evaluasi kinerja terhadap pemegang usaha pemanfaatan hasil hutan kayu 33 Memberikan sanksi atau tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi ketentuan perizinan 34 Melakukan monitoring secara reguler terhadap keuangan pemegang izin 35 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB 36 Melakukan pengumpulan data dan informasi semua keuangan dan lainya dari pemegang izin usaha perkebunan 37 Melakukan rekonsiliasi dan evaluasi usaha perkebunan: 1) produksi tiap komoditas, 2) areal usaha dan hak atas tanah, 3) kepemilikan saham, 4) keuangan (PNBP dan Pajak), 5) perlindungan lingkungan hidup. (Lihat A.3.6. NKB 12 K/L)

72 218 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam III keuangan). Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat Kementan Bun Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrar ia dan Tata Ruang Kemen ATR Kemenkeu CSO Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah; Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendaharaan, Kanwil Kemkeu terkait Kemen Pertanian Kemen Pertanian dan Pajak, Anggaran, BUK, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Bun Bun 38 Memberikan sanksi atau tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi ketentuan perizinan 39 Memberikan sanksi atau tindakan tegas atau pencabutan hak atas tanah terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi ketentuan perizinan maupun menelantarkan HGU-nya 40 Melakukan monitoring secara reguler terhadap keuangan pemegang izin 41 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB 0 (Lihat A.2.1. A.2.7. A.3.2. A NKB 12 K/L) (Lihat A.3.4., A.3.5. NKB 12 K/L) 4 Kecilnya wilayah pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat 6 Mendorong perluasan wilayah kelola masyarakat Gubernur/Bupati/Wa likota KemenLHK, Desa Planologi; DAS PS KemenLHK DAS PS Gubernur/Bupati/Wal ikota KemenLHK Planologi Kemdagri, Desa, KemATR 42 Melakukan pengumpulan informasi dan evaluasi terhadap pengelolaan hutan tingkat tapak dan oleh masyarakat (KPH, usulan pencadangan HKm, HD, dan HTR) 43 Mengidentifikasi kelemahan bisnis proses pencadangan dan perizinan HKm, HD, dan HTR 44 Mengevaluasi dan menyempurnakan rencana kehutanan Dengan memperhatika n RPJMN dan yang mendorong perluasan wilayah kelola rakyat (Lihat 10 Maret 10 Juni 10 Desemb er Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 5 dan 6 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi, DAS PS setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota ditembuskan ke Provinsi) Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 5 dan 6 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi, DAS PS setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota ditembuskan ke Provinsi)

73 219 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 5 Lemahnya posisi masyarakat dalam usaha perkebunan IV Target 2016: peningkatan wilayah kelola masyarakat 7 Mendorong berdayanya masyarakat dalam pemanfaatan ruang tanah melalui kegiatan perkebunan Target 2016: peningkatan program kemitraan perkebunan Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan 6 Masih banyak konflik terkait kehutanan yang tidak tertangani. 8 Mendorong peran aktif pemda dalam penyelesaian konflik terkait SDA Target 2016: Tertanganinya dan terbangunnya kelembagaan Kemen LHK DAS PS Kemdagri, Desa Kemen LHK Kemen LHK CSO Planologi; DAS PS Gubernur/Bupati/Wa likota Planologi, DAS PS Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota KemenLHK, Desa, Provinsi Kemen LHK dan BPD Planologi; DAS PS, Gubernur Planologi, DAS PS Gubernur/Bupati/Wal ikota Gubernur/Bupati/Wal ikota dan pejabat terkait 45 Menyusun/Memper baiki regulasi Hutan Hak/Hutan Adat, HKm, HD, HTR dan Kemitraan 46 Melakukan pencadangan dan realisasi HKm, HD, dan HTR) 47 Melakukan pengajuan izin HKm, HD, dan HTR 48 Melakukan pembinaan, pedampingan dan monev pasca izin sebagai bagian terintegrasi dari pembangunan pedesaan di sekitar hutan 49 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB Kementan Bun 50 Melakukan pendaftaran terhadap kegiatan perkebunan yang dilakukan masyarakat Kementan Bun 51 Meningkatkan jumlah ketaatan terhadap program kemitraan dalam usaha perebunan, dan tersusunnya perencanaan untuk pembinaan perkebunan masyarakat KemenLHK, Komnas HAM, Desa, Kemendagri, Agraria dan Penataan Ruang Kemendagri, Kemen Agraria dan Tata Ruang, Komnas Planologi, Otoda, Penataan Ruang, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah 52 Menyediakan desk penyelesaian dan membangun basis data informasi tentang konflik sumber daya alam (termasuk melibatkan KPH) 53 Menyusun regulasi mengenai mekanisme penanganan konflik SDA A.1.3. NKB 12 K/L) (Lihat B.7.1. NKB 12 K/L) (Lihat C.4.3. NKB 12 K/L) (Lihat C.2.1., C.1.8. NKB 12 K/L) (Lihat C.2.2. C.3.5. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desemb er Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 5 dan 6 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi, DAS PS setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota ditembuskan ke Provinsi) Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 7 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

74 220 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam V atau sistem penyelesaian konflik terkait sumber daya alam di pemda HAM, KemenESD M, Kemen LHK, Kementan Kemendagri BPD, KomnasHA M Komnas HAM CSO Penguatan Instrumen Lingkungan Hidup Dalam Perlindungan Hutan dan Gubernur/Bupati/Wal ikota Gubernur/Bupati/Wal ikota Gubernur/Bupati/Wal ikota dan pejabat terkait 54 Menyusun Pedoman mekanisme penyelesaian konflik SDA di Daerah 55 Mediasi penyelesaian konflik sumber daya alam (termasuk tindak lanjut Nasional Inkuiri) 56 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB (Lihat C.1.6. dan C.1.7 NKB 12 K/L) (Lihat C.1.1. NKB 12 K/L) 7 Lemahnya kerangka hukum lingkungan hidup dan tidak terintegrasin ya kriteria daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai batasan pengelolaan sumber daya alam 9 Membangun kerangka hukum yang kuat untuk perlindungan lingkungan hidup, termasuk di dalam kawasan hutan Target 2016: Tersedianya berbagai instrumen untuk perlindungan lingkungan hidup termasuk dalam kawasan huan 10 Mendorong digunakannya kriteria daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai instrumen pengambilan kebijakan Target 2016: Pemerintah memiliki acuan tentang daya dukung dan daya KemenLHK Sekjen Kemenkumh am BPHN, PP 57 Menyelesaikan aturan pelaksana UU 32/2009 KemenLHK Planologi BIG, LAPAN 58 Melakukan inventarisasi lingkungan hidup khususnya sumber daya hutan dan mengembangkan sistem informasi Neraca Sumber Daya Hutan (NSHD) KemenLHK Sekjen Kemenkumh am KemenLHK Tata Lingkungan Kemen Agraria dan Tata Ruang, LAPAN, BIG, KemenESD BPHN, PP Minerba, Bun, Tata Ruang 59 Menyusun NSPK untuk penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup 60 Menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup nasional atau pulau (Lihat A.1.5. NKB 12 K/L) Termasuk pemanfaatan, potensi, kerusakan, dan konflik terkait sumber daya alam kehutanan, data diintegrasikan dalam NSDH (Lihat A.1.5., A B.3.5., B.3.9., dan B.4.2. NKB 12 K/L) (Lihat A.1.6. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desemb er Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

75 221 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam VI tampung lingkungan hidup dalam pengambilan kebijakan Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Mendorong Pemda untuk memaksimalk an penggunaan sistem NSDH dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Target 2016: Terbangunnya sistem NSDH yang handal yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Gubernur/Bupati/Wa likota Gubernur/Bupati/Wa likota M, Kementan KemenLHK, Kemenkeu Kemen LHK, Kemenkeu Sekjen, Dirjen BUK, Planologi, PHKA, DAS-PS Sekjen, Dirjen BUK, Planologi, PHKA, DAS-PS 61 Inventarisasi data dan informasi daerah yang diperlukan dalam sistem informasi untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan 62 Melakukan pemutakhiran terhadap Neraca Sumber Daya Hutan berdasarkan data dan informasi inventarisasi hutan, perizinan, penatausahaan hasil hutan, peredaran kayu, dan pembaran keuangan Kemen LHK Sekjen Kemenkeu Anggaran 63 Mengembangan basis data dan sistem yang terintegrasi sebagai NSDH (spasial dan non spaisl), terkait dengan produksi hasil hutan kayu dan pemungutan PNBP CSO dan 64 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping Dilakukan dengan mengoptimalk an pemanfaatan (SIPUHH), mengintegrasi kan pemungutan PNBP (SIMPONI), berisi kondisi hutan maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam kawasan hutan (L42B.3.1. NKB 12 K/L), juga sebagai bagian dari inventarisasi LH. 10 Maret 10 Juni 10 Desemb er Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

76 222 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam implementasi renaksi NKB 8 Tingginya praktik maladministr asi dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam 12 Mendorong aparat penegak hukum atau auditor untuk melakukan audit terhadap kinerja pemungutan PNBP kehutanan secara menyeluruh Target 2016: Terbangunnya sistem pengendalian eksternal yang kuat untuk mengawasi PNBP di sektor kehutanan 13 Mendorong penguatan pengendalian internal dan sistem pemungutan PNBP Target 2016: Terbangunnya sistem pemungutan PNBP yang berintegritas Mendorong penguatan pengendalian internal dan sistem pemungutan PNBP Target 2016: Terbangunnya sistem pemungutan PNBP yang berintegritas 14 Mendorong transparansi informasi pengelolaan SDA 3 Minimalnya kerentanan regulasi perizinan di sektor BPK Auditor IV KemenLHK BUK, Setjen 65 Melakukan audit menyeluruh terhadap pemungutan PNBP di seluruh HPH dan HTI atau IPK KemenLHK Setjen Kemenkeu Anggaran 66 Melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap sistem pemungutan PNBP Kemenkeu Anggaran KemenLHK, BPK KIP BIG, KemenLHK, KemenESD M, Kementan, Kemen Agraria dan Tata Ruang Setjen, Auditor IV 67 Melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap sistem pengawasan pembayaran PNBP 68 Melakukan evaluasi terhadap aturan keterbukaan informasi publik yang diatur oleh K/L dan merekomendasika n transparansi informasi publik yang lebih baik KemenLHK Dirjen BUK BKPM 0 69 Menyelesaikan revisi PP 6/2007 jo. PP 3/2008 Rekonsiliasi, sistem merit, dsbg (Lihat Rekomendasi Kajian Perizinan

77 223 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam kehutanan terhadap korupsi Mendorong akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam 16 Mendorong akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Target 2016: Penguatan akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Ombudsman Ombudsman BPK CSO Gubernur/Bupati/Wa likota KemenLHK, Kementan, BPK Kemen LHK, Kementan, BPK KemenLHK, Kementan, Ombudsman Kemen LHK, Kemen Pertanian dan Irjen KemenLHK dan Kementan Irjen KemenLHK dan Kementan Irjen KemenLHK dan Kementan Planologi, Perkebunan Gubernur/Bupati/Wal ikota dan pejabat terkait 70 Melakukan pendataan dan survey kualitas layanan publik di sektor sumber daya alam 71 Menyelesaikan praktik maldaministrasi dalam layanan publik sumber daya alam 72 Melakukan audit kinerja terhadap kualitas layanan publik di sektor sumber daya alam 73 Menyediakan informasi SDH dan Perkebunan bagi publik sesuai dengan UU KIP 74 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB SDA-Sektor Kehutanan)

78 224 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 31 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Kemen LHK Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. 1 Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/ Mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam proses pengukuhan kawasan hutan, penataan ruang dan batas wilayah administratif termasuk menerima partisipasi masyarakat Target 2016: (1) Kawasan hutan yang berkepastian dan berkeadilan melalui penyelesian penetapan kawasan hutan; (2) Tercapainya Kemen LHK Kemen LHK Kemen LHK Planologi Planologi Planologi Kemenkumha m dan BPHN, Bappenas, KemenAgraria dan Penataan Ruang KemenAgraria dan Penataan Ruang, Kemendagri, KemenAgraria dan Penataan Ruang, Kemendagri, PP, BPHN, Tata Ruang Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah, Kemendagri, Pemda Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah, Kemendagri, Pemda 1 Menyelesaikan revisi PP 44/2004 dan aturan turunan pengukuhan kawasan hutan 20 Menyelesaikan penetapan kawasan hutan negara, hutan hak, dan hutan adat 21 Menyelesaikan regulasi yang mengatur pengelolaan hutan oleh masyarakat adat Pemenuhan rencana aksi termasuk, Naskah Akademik, PP 44/2004, P.62/2013 jo. P.44/2011 (Lihat A.1.1. A.1.12., B.3.2., B.6.1., B.8.2., B.10.2., C.1.5., C.3.1., C.4.4. NKB 12 K/L) - Penerimaan peta partisipatif - Penyelesaian hak masyarakat dalam kawasan hutan - Inventarisasi sebagai instrumen perencanaan dan pengendalian (Lihat B.5.2 NKB 12 K/L) (Lihat B.9.2 NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemenda gri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

79 225 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam kepastian hukum dalam wilayah administrasi II Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan Kemen LHK Kemen LHK Kemen LHK Kemen LHK Kemen LHK Planologi Planologi Planologi Planologi Planologi Bappenas Deputi SDA 22 Perencanaan operasionalisasi KPH Kemenkeu Anggaran 23 Melakukan penganggaran operasionalisasi KPH Kemendagri Bangda 24 Mendorong kelembagaan KPH Gubernur/Bupati/Dinas 25 Mengidentifikasi Kehutanan kendala Provinsi/Kabupaten operasionalisasi KPH 26 Menyusun peraturan menteri untuk mengatur luang lingkup KPH Salah satunya, peraturan pedoman pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan hutan oleh KPHP dan KPHL (Lihat A.1.4. NKB 12 K/L) III 2 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor kehutanan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara 3 Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /compl y terhadap aturan/regulasi (penataan batas areal kerja, administrasi hasil hutan, lingkungan hidup, melunasi keuangan: PSDH, DR, izin pemanfaatan kayu, dan keuangan lainnya). Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat Kemen LHK Kemen LHK Kemen LHK BUK BUK, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgraria dan Tata Ruang, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgraria dan Tata Ruang Gubernur/Bupati/Walikot a, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Gubernur/Bupati/Walikot a, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang BUK Kemenkeu Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendaharaan, Kanwil Kemkeu terkait 32 Melakukan evaluasi kinerja terhadap pemegang usaha pemanfaatan hasil hutan kayu 33 Memberikan sanksi atau tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi ketentuan perizinan 34 Melakukan monitoring secara reguler terhadap keuangan pemegang izin 10 Maret 10 Juni 10 Desember

80 226 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam V 4 Kecilnya wilayah pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat 6 Mendorong perluasan wilayah kelola masyarakat Target 2016: peningkatan wilayah kelola masyarakat KemenLHK KemenLHK Kemen LHK Kemen LHK Kemen LHK DAS PS Planologi DAS PS Planologi; DAS PS Planologi, DAS PS Penguatan Instrumen Lingkungan Hidup Dalam Perlindungan Hutan Kemdagri, Desa, KemATR Kemdagri, Desa KemenLHK, Desa, Provinsi Gubernur/Bupati/Walikot a 43 Mengidentifikasi kelemahan bisnis proses pencadangan dan perizinan HKm, HD, dan HTR 44 Mengevaluasi dan menyempurnakan rencana kehutanan BPD 45 Menyusun/Memperbai ki regulasi Hutan Hak/Hutan Adat, HKm, HD, HTR dan Kemitraan Planologi; DAS PS, Gubernur Gubernur/Bupati/Walikot a 46 Melakukan pencadangan dan realisasi HKm, HD, dan HTR) 48 Melakukan pembinaan, pedampingan dan monev pasca izin sebagai bagian terintegrasi dari pembangunan pedesaan di sekitar hutan Dengan memperhatikan RPJMN dan yang mendorong perluasan wilayah kelola rakyat (Lihat A.1.3. NKB 12 K/L) (Lihat B.7.1. NKB 12 K/L) (Lihat C.4.3. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 5 dan 6 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi, DAS PS setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota ditembuskan ke Provinsi) 7 Lemahnya kerangka hukum lingkungan hidup dan tidak terintegrasinya kriteria daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai batasan pengelolaan sumber daya alam 9 Membangun kerangka hukum yang kuat untuk perlindungan lingkungan hidup, termasuk di dalam kawasan hutan Target 2016: Tersedianya berbagai instrumen untuk perlindungan lingkungan hidup termasuk dalam kawasan huan 10 Mendorong digunakannya kriteria daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai instrumen KemenLHK Sekjen Kemenkumha m KemenLHK Planologi KemenLHK Sekjen Kemenkumha m BPHN, PP 57 Menyelesaikan aturan pelaksana UU 32/2009 BIG, LAPAN 58 Melakukan inventarisasi lingkungan hidup khususnya sumber daya hutan dan mengembangkan sistem informasi Neraca Sumber Daya Hutan (NSHD) BPHN, PP 59 Menyusun NSPK untuk penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (Lihat A.1.5. NKB 12 K/L) Termasuk pemanfaatan, potensi, kerusakan, dan konflik terkait sumber daya alam kehutanan, data diintegrasikan dalam NSDH (Lihat A.1.5., A B.3.5., B.3.9., dan B.4.2. NKB 12 K/L) (Lihat A.1.6. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

81 227 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam pengambilan kebijakan VI Target 2016: KemenLHK Pemerintah memiliki acuan tentang daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam pengambilan kebijakan Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Tata Lingkungan Kemen Agraria dan Tata Ruang, LAPAN, BIG, KemenESDM, Kementan Minerba, Bun, Tata Ruang 60 Menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup nasional atau pulau 8 Masih lemahnya sistem pengawasan sumber daya alam kehutanan sebagai aset negara yang menyebabkan lemahnya pengawasan terhadap penerimaan negara Tingginya praktik maladministras i dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam 11 Mendorong Pemda untuk memaksimalkan penggunaan sistem NSDH dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Target 2016: Terbangunnya sistem NSDH yang handal yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan 13 Mendorong penguatan pengendalian internal dan sistem pemungutan PNBP Target 2016: Terbangunnya sistem pemungutan PNBP yang berintegritas 15 Minimalnya kerentanan regulasi perizinan di sektor kehutanan terhadap korupsi Mendorong akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Kemen LHK Sekjen Kemenkeu Anggaran 63 Mengembangan basis data dan sistem yang terintegrasi sebagai NSDH (spasial dan non spaisl), terkait dengan produksi hasil hutan kayu dan pemungutan PNBP KemenLHK Setjen Kemenkeu Anggaran 66 Melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap sistem pemungutan PNBP KemenLHK Dirjen BUK BKPM 0 69 Menyelesaikan revisi PP 6/2007 jo. PP 3/2008 Dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan (SIPUHH), mengintegrasika n pemungutan PNBP (SIMPONI), berisi kondisi hutan maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam kawasan hutan (L42B.3.1. NKB 12 K/L), juga sebagai bagian dari inventarisasi LH. Rekonsiliasi, sistem merit, dsbg (Lihat Rekomendasi Kajian Perizinan SDA-Sektor Kehutanan) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

82 228 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 32 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Kementan Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif II 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan Kementan Bun Kemenkumham dan BPHN, Kemen Agraria dan Tata Ruang PP, BPHN, Tata Ruang 6 Menyelesaikan aturan mengenai perencanaan perkebunan (Lihat A.1.10, A.1.11, A NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi) 3 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor perkebunan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha perkebunan dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /comply terhadap aturan/regulasi, (tata ruang, hak atas tanah, lingkungan hidup, kemitraan, melunasi keuangan). Kementan Bun Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgraria dan Tata Ruang Pajak, Anggaran, BUK, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang 38 Memberikan sanksi atau tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi ketentuan perizinan 10 Maret 10 Juni 10 Desember

83 229 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 33 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Kemen Agraria dan Tata Ruang Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskrips i Tenggat Waktu Bukti Pendukun g dari Penjelasa n (oleh ) Verifikas i (KPK & KemLHK /Kemtan OPE N CLOSE D I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. 1 Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Kemen ATR Kemen ATR Kemen ATR Kemen ATR Tata Ruang, Deputi Pengaturan dan Pengendalia n Tanah Tata Ruang, Deputi Pengaturan dan Pengendalia n Tanah Tata Ruang Tata Ruang KemenLHK, Kemendagri KemenLHK, Kemendagri Kementeria n Desa Kemendagri, BIG Planologi, Otoda Planologi, Otoda Bina Pemerintahan Desa 4 Menyempurnaka n juklak perber tentang mekanisme penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan berdasarkan pembelajaran di beberapa lokasi 5 Memperluas sosialisasi terhadap perber tentang mekanisme penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan di tingkat Kabupaten 7 Menyusun PP Kawasan Perdesaan dan Revisi Permen Petunjuk Penataan Ruang Kabupaten 9 Menyusun Permen mengenai pemetaan wilayah adat yang sinkron dengan pengaturan dalam ranpermen dagri penataan desa (Lihat B.7.3. NKB 12 K/L) (Lihat C.4.1. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemenda gri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

84 230 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam II Mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam proses pengukuhan kawasan hutan, penataan ruang dan batas wilayah administratif termasuk menerima partisipasi masyarakat Target 2016: (1) Kawasan hutan yang berkepastian dan berkeadilan melalui penyelesian penetapan kawasan hutan; (2) Tercapainya kepastian hukum dalam wilayah administrasi Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan Kemen ATR Deputi Pengaturan dan Pengendalia n Tanah Kemen LHK, Kemendagri, Planologi, Otoda, Gubernur/Bupati/Walikot a 16 Menyelesaikan penguasaan tanah masyarakat dalam kawasan hutan (pendaftaran tanah, pelepasan kawasan, atau pengukuhan hutan hak dan hutan adat) 0 (Lihat B.7.2., C.1.5. NKB 12 K/L) 0 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor kehutanan yang tidak melaksanaka n nya, adiministrasi dan keuangan negara 0 Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha perkebunan dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /compl y terhadap aturan/regulasi, (tata ruang, hak atas tanah, lingkungan hidup, kemitraan, melunasi keuangan). Kemen ATR Deputi Pengaturan dan Pengendalia n Tanah; Kemen Pertanian Bun 39 Memberikan sanksi atau tindakan tegas atau pencabutan hak atas tanah terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi ketentuan perizinan maupun menelantarkan HGU-nya 0 (Lihat A.2.1. A.2.7. A.3.2. A NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r

85 231 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 34 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : BIG Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. Mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam proses pengukuhan kawasan hutan, penataan ruang dan batas wilayah administratif termasuk menerima partisipasi masyarakat Target 2016: (1) Kawasan hutan yang berkepastian dan berkeadilan melalui penyelesian penetapan kawasan hutan; (2) Tercapainya kepastian hukum dalam wilayah administrasi BIG BIG BIG LAPAN, Kemen Agraria dan Tata Ruang, Kemen LHK, Kemen ESDM, Kementan, Kemdagri Kemendagri, Kemen Desa Kemendagri, Kemen Desa, LAPAN Planologi, Minerba, Penatagunaan Tanah 17 Menyelesaikan satu standar, referensi, dan sistem data informasi geospasial 18 Menyelesaikan regulasi yang mengatur standar dan mekanisme menerima serta mengkoordinasikan peta-peta partisipatif 19 Menyempurnaan dan menyelesaikan peta dasar Indonesia Termasuk skala perpetaan (Lihat A.3.3. A.3.5., B.1.4. B.2.2. dan B.2.3. B.3.8. NKB 12 K/L) Termasuk untuk memberi masukan terhadap peta pemerintah (Lihat B.2.3) (Lihat B.2.1. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

86 232 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 35 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Kemenkeu Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED II Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan VI 3 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor perkebunan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha perkebunan dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /comply terhadap aturan/regulasi, (tata ruang, hak atas tanah, lingkungan hidup, kemitraan, melunasi keuangan). Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Kemenkeu Anggaran, Pajak, Bea Cukai, Perbendaharaan, Kanwil Kemkeu terkait Kemen Pertanian Bun 40 Melakukan monitoring secara reguler terhadap keuangan pemegang izin (Lihat A.3.4., A.3.5. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember 8 Masih lemahnya sistem pengawasan sumber daya alam kehutanan sebagai aset negara yang menyebabkan lemahnya pengawasan terhadap penerimaan negara Mendorong penguatan pengendalian internal dan sistem pemungutan PNBP Target 2016: Terbangunnya sistem pemungutan PNBP yang berintegritas Kemenkeu Anggaran KemenLHK, BPK Setjen, Auditor IV 67 Melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap sistem pengawasan pembayaran PNBP 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

87 233 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 36 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Kemenkumham Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. 1 Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Kemenkumham PP, BPHN KemenLHK, Bappenas, KemenESDM, Kementan, KemenKP, Kemen Agraria dan Tata Ruang, KomnasHAM 3 Menyusun kajian harmonisasi regulasi dan roadmap harmonisasi Perencanaan, pemanfaatan dan gap analysis untuk putusan MK (Lihat A.1.15, A.1.16, C.3.4., dan C.3.5. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

88 234 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 37 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : BPK Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED VI Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi 8 Masih lemahnya sistem pengawasan sumber daya alam kehutanan sebagai aset negara yang menyebabkan lemahnya pengawasan terhadap penerimaan negara 8 Tingginya praktik maladministrasi dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam 12 Mendorong aparat penegak hukum atau auditor untuk melakukan audit terhadap kinerja pemungutan PNBP kehutanan secara menyeluruh Target 2016: Terbangunnya sistem pengendalian eksternal yang kuat untuk mengawasi PNBP di sektor kehutanan Mendorong akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Target 2016: Penguatan akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam BPK Auditor IV KemenLHK BUK, Setjen BPK KemenLHK, Kementan, Ombudsman Irjen KemenLHK dan Kementan 65 Melakukan audit menyeluruh terhadap pemungutan PNBP di seluruh HPH dan HTI atau IPK 72 Melakukan audit kinerja terhadap kualitas layanan publik di sektor sumber daya alam 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

89 235 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 38 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : KIP Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED VI Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi 8 Tingginya praktik maladministrasi dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam 14 Mendorong transparansi informasi pengelolaan SDA KIP BIG, KemenLHK, KemenESDM, Kementan, Kemen Agraria dan Tata Ruang 68 Melakukan evaluasi terhadap aturan keterbukaan informasi publik yang diatur oleh K/L dan merekomendasikan transparansi informasi publik yang lebih baik 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

90 236 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 39 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Ombudsman RI Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED VI Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi 8 Tingginya praktik maladministrasi dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam 16 Mendorong akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Target 2016: Penguatan akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Ombudsman Ombudsman KemenLHK, Kementan, BPK Kemen LHK, Kementan, BPK Irjen KemenLHK dan Kementan Irjen KemenLHK dan Kementan 70 Melakukan pendataan dan survey kualitas layanan publik di sektor sumber daya alam 71 Menyelesaikan praktik maldaministrasi dalam layanan publik sumber daya alam 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

91 237 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 40 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Komnas HAM Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED IV Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan 6 Masih banyak konflik terkait kehutanan yang tidak tertangani. Mendorong peran aktif pemda dalam penyelesaian konflik terkait SDA Target 2016: Tertanganinya dan terbangunnya kelembagaan atau sistem penyelesaian konflik terkait sumber daya alam di pemda Komnas HAM Gubernur/Bupati/Walikota 55 Mediasi penyelesaian konflik sumber daya alam (termasuk tindak lanjut Nasional Inkuiri) (Lihat C.1.1. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 7 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

92 238 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 41 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Kemendagri Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif IV 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan Kemendagri Bina Pemerintahan Desa Desa 8 Mengintegrasikan peraturan tentang batas desa ke dalam rancangan Permen mengenai penataan desa 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi) 6 Masih banyak konflik terkait kehutanan yang tidak tertangani. 1 Mendorong peran aktif pemda dalam penyelesaian konflik terkait SDA Target 2016: Tertanganinya dan terbangunnya kelembagaan atau sistem penyelesaian konflik terkait sumber daya alam di pemda Kemendagri BPD, KomnasHAM Gubernur/Bupati/Walikota 54 Menyusun Pedoman mekanisme penyelesaian konflik SDA di Daerah (Lihat C.1.6. dan C.1.7 NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 7 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

93 239 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 42 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : Pemda Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 N o Deskripsi N o Deskripsi Instans i Unit Instansi Unit N o Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukun g dari Penjelasa n (oleh ) Verifikas i (KPK & KemLHK /Kemtan OPE N CLOSE D I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. 2 Mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam proses pengukuhan kawasan hutan, penataan ruang dan batas wilayah administratif termasuk menerima partisipasi masyarakat Target 2016: (1) Kawasan hutan yang berkepastian dan berkeadilan melalui penyelesian penetapan kawasan hutan; (2) Tercapainya kepastian hukum dalam wilayah administrasi Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a KemenLHK, Kemendagri, KemenAgrari a dan Penataan Ruang, Desa Kemendagri, Desa BIG, LAPAN, Kemdagri Dtijen Planologi, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah, Kanwil BPN, Kantah BPN 11 Membentuk Tim IP4T dengan daerah dan mengumpulkan informasi penguasaan tanah dalam kawasan hutan (termasuk peta penggunaan lahan, peta masy. Adat) BPD 12 Menyusun Perda Pengaturan dan Penetapan Masyarakat/Des a Adat 13 Mengumpulkan data dan informasi serta menyelesaikan batas wilayah administrasi (citra satelit resolusi tinggi untuk kebutuhan pengukuhan kawasan hutan dan pemetaan batas wilayah administrasi, peta dasar yang berkualitas untuk pengukuhan kawasan hutan dan batas wilayah administrasi) (Lihat B.3.3. B.3.4 B.6.2. B.9.1. C.4.6. NKB 12 K/L) (Lihat B.5.3. B.6.2. C.1.4. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemendag ri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

94 240 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam II 3 Mendorong penertiban terhadap penggunaan kawasan hutan oleh usaha perkebunan dan pertambangan tanpa izin Target 2016: Tidak adanya penggunaan kawasan hutan secara ilegal oleh usaha pertambangan dan perkebunan Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Kemendagri, BIG, LAPAN KemenLHK, Kemendagri, KemenAgrari a dan Penataan Ruang KemESDM, KemTan, Kemdagri, KemLHK, KemenAgrari a dan Tata Ruang KemESDM, KemTan, Kemdagri, KemLHK, KemenAgrari a dan Tata Ruang PUM, Itjen Dtijen Planologi, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah Planololgi, Minerba, Otda, Tata Ruang Planololgi, Minerba, Otda, Tata Ruang 14 Menyelesaikan batas wilayah administrasi 15 Melakukan evaluasi hak-hak atas tanah masyarakat dalam kawasan hutan 28 Melakukan pengumpulan data dan informasi penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan non kehutanan dan pemenuhan kewajibaannya 29 Melakukan penertiban dan penegakan hukum terhadap penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai prosedur dan tidak memenuhi (Lihat B.5.3. NKB 12 K/L) (Lihat C.1.2. NKB 12 K/L) (Lihat A.2.6. A.2.5. A.2.4. A NKB 12 K/L) 2 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor kehutanan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara 4 Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /compl y terhadap aturan/regulasi (penataan batas areal kerja, administrasi hasil hutan, lingkungan hidup, melunasi keuangan: PSDH, DR, izin Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrari a dan Tata Ruang Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrari a dan Tata Ruang Pajak, Anggaran, Planologi, BUK, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Pajak, Anggaran, BUK, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang 30 Melakukan pengumpulan data dan informasi semua keuangan dan lainya dari pemegang izin 31 Melakukan rekonsiliasi data perizinan: 1) produksi, 2) wilayah konsesi, 3) kepemilikan saham, 4) keuangan (PNBP dan Pajak), 5) perlindungan lingkungan hidup. Laporan pencapaian target renaksi no atas rekomendasi No. 3 dan 4 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kot a ditembuskan ke Provinsi) (Lihat A.3.10 NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r

95 241 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam pemanfaatan kayu, dan keuangan lainnya). III 3 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor perkebunan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara 5 Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha perkebunan dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /compl y terhadap aturan/regulasi, (tata ruang, hak atas tanah, lingkungan hidup, kemitraan, melunasi keuangan). Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Kementan, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrari a dan Tata Ruang Kementan, Kemen LHK, Kemenkeu, Kemendagri, KemenAgrari a dan Tata Ruang Bun, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang Bun, Pajak, Anggaran, Planologi, PHKA, Deputi Tata Lingkungan, Deputi Penaatan Hukum Lingkungan, Otda, Tata Ruang 36 Melakukan pengumpulan data dan informasi semua keuangan dan lainya dari pemegang izin usaha perkebunan 37 Melakukan rekonsiliasi dan evaluasi usaha perkebunan: 1) produksi tiap komoditas, 2) areal usaha dan hak atas tanah, 3) kepemilikan saham, 4) keuangan (PNBP dan Pajak), 5) perlindungan lingkungan hidup. (Lihat A.3.6. NKB 12 K/L) 4 Kecilnya wilayah pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat 5 Lemahnya posisi masyarakat dalam usaha perkebunan 6 Mendorong perluasan wilayah kelola masyarakat Target 2016: peningkatan wilayah kelola masyarakat 7 Mendorong berdayanya masyarakat dalam pemanfaatan ruang tanah melalui kegiatan perkebunan Target 2016: peningkatan program kemitraan perkebunan Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a KemenLHK, Desa Kemen LHK Planologi; DAS PS Planologi, DAS PS 42 Melakukan pengumpulan informasi dan evaluasi terhadap pengelolaan hutan tingkat tapak dan oleh masyarakat (KPH, usulan pencadangan HKm, HD, dan HTR) 47 Melakukan pengajuan izin HKm, HD, dan HTR Kementan Bun 50 Melakukan pendaftaran terhadap kegiatan perkebunan yang dilakukan masyarakat Kementan Bun 51 Meningkatkan jumlah ketaatan terhadap program kemitraan dalam usaha perebunan, dan 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 5 dan 6 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi, DAS PS setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota ditembuskan ke Provinsi)

96 242 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam IV Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan tersusunnya perencanaan untuk pembinaan perkebunan masyarakat VI 6 Masih banyak konflik terkait kehutanan yang tidak tertangani. 8 Mendorong peran aktif pemda dalam penyelesaian konflik terkait SDA Target 2016: Tertanganinya dan terbangunnya kelembagaan atau sistem penyelesaian konflik terkait sumber daya alam di pemda Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a KemenLHK, Komnas HAM, Desa, Kemendagri, Agraria dan Penataan Ruang Kemendagri, Kemen Agraria dan Tata Ruang, Komnas HAM, KemenESDM, Kemen LHK, Kementan Planologi, Otoda, Penataan Ruang, Deputi Pengaturan dan Pengendalian Tanah 52 Menyediakan desk penyelesaian dan membangun basis data informasi tentang konflik sumber daya alam (termasuk melibatkan KPH) 53 Menyusun regulasi mengenai mekanisme penanganan konflik SDA (Lihat C.2.1., C.1.8. NKB 12 K/L) (Lihat C.2.2. C.3.5. NKB 12 K/L) 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 7 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi) 8 Masih lemahnya sistem pengawasan sumber daya alam kehutanan sebagai aset negara yang menyebabkan lemahnya pengawasan terhadap penerimaan negara 8 Tingginya praktik maladministras i dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam 11 Mendorong Pemda untuk memaksimalkan penggunaan sistem NSDH dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Target 2016: Terbangunnya sistem NSDH yang handal yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Target 2016: Penguatan akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a Gubernur/Bupati/Walikot a KemenLHK, Kemenkeu Kemen LHK, Kemenkeu Kemen LHK, Kemen Pertanian Sekjen, Dirjen BUK, Planologi, PHKA, DAS-PS Sekjen, Dirjen BUK, Planologi, PHKA, DAS-PS Planologi, Perkebunan 61 Inventarisasi data dan informasi daerah yang diperlukan dalam sistem informasi untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan 62 Melakukan pemutakhiran terhadap Neraca Sumber Daya Hutan berdasarkan data dan informasi inventarisasi hutan, perizinan, penatausahaan hasil hutan, peredaran kayu, dan pembaran keuangan 73 Menyediakan informasi SDH dan Perkebunan bagi publik sesuai dengan UU KIP 10 Maret 10 Juni 10 Desembe r Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

97 243 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 43 Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kehutanan dan Perkebunan : CSO Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan (KPK & KemenLHK /Kemtan) STATUS 7 No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu Bukti Pendukung dari Penjelasan (oleh ) Verifikasi (KPK & KemLHK /Kemtan OPEN CLOSED I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif 1 Tidak adanya kepastian hukum dalam kawasan hutan dan ruang bagi sektor lainnya. 1 Membangun kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/2001 Target 2016: Tersusunnya kerangka regulasi tentang perencanaan ruang sektoral dan kehutanan yang sesuai dengan amanat konstitusional dan TAP MPR IX/ CSO dan K/L Mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam proses pengukuhan kawasan hutan, penataan ruang dan batas wilayah administratif termasuk menerima partisipasi masyarakat Target 2016: (1) Kawasan hutan yang berkepastian dan berkeadilan melalui penyelesian CSO CSO 2 Mereview pengukuhan kawasan hutan yang sudah dilakukan oleh KemenLHK CSO dan K/L Gubernur/Bupati/Walikota dan pejabat terkait 10 Memberikan masukan dan diseminasi informasi seluasnya dalam pembenahan kerangka regulasi perencanaan hutan dan ruang sektor lainnya 27 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 10 Maret 10 Juni 10 Desember 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No. 1-6 atas rekomendasi No. 1 berikut dokumen pendukung dilaporkan kepada KPK dan Laporan pencapaian target renkasi No atas rekomendasi No. 2 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KemenAgraria/Kemendagri setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

98 244 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam penetapan kawasan hutan; (2) Tercapainya kepastian hukum dalam wilayah administrasi II Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan 2 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor kehutanan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara 3 Masih banyaknya pelaku usaha di sektor perkebunan yang tidak melaksanakan nya, adiministrasi dan keuangan negara Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /comply terhadap aturan/regulasi (penataan batas areal kerja, administrasi hasil hutan, lingkungan hidup, melunasi keuangan: PSDH, DR, izin pemanfaatan kayu, dan keuangan lainnya). Mendorong kepatuhan pemegang izin usaha perkebunan dalam melaksanakan keuangannya termasuk penegakan sanksinya Target 2016: Seluruh pelaku usaha kehutanan memenuhi /comply terhadap aturan/regulasi, (tata ruang, hak atas tanah, lingkungan hidup, kemitraan, melunasi keuangan). CSO CSO dan dan Gubernur/Bupati/Walikota dan pejabat terkait 35 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB 41 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB 10 Maret 10 Juni 10 Desember

99 245 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam III Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat IV 4 Kecilnya wilayah pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan Mendorong perluasan wilayah kelola masyarakat Target 2016: peningkatan wilayah kelola masyarakat CSO dan Gubernur/Bupati/Walikota dan pejabat terkait 49 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 5 dan 6 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi, DAS PS setiap 3 bulan (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota ditembuskan ke Provinsi) 6 Masih banyak konflik terkait kehutanan yang tidak tertangani. VI Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi 8 Masih lemahnya sistem pengawasan sumber daya alam kehutanan sebagai aset negara yang menyebabkan lemahnya pengawasan terhadap penerimaan negara 8 Tingginya praktik maladministrasi dalam berbagai pelayanan publik terkait sumber daya alam Mendorong peran aktif pemda dalam penyelesaian konflik terkait SDA Target 2016: Tertanganinya dan terbangunnya kelembagaan atau sistem penyelesaian konflik terkait sumber daya alam di pemda Mendorong Pemda untuk memaksimalkan penggunaan sistem NSDH dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Target 2016: Terbangunnya sistem NSDH yang handal yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan di sektor kehutanan Mendorong akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam Target 2016: Penguatan akuntabilitas pelayanan publik di sektor sumber daya alam CSO CSO CSO dan dan dan Gubernur/Bupati/Walikota dan pejabat terkait Gubernur/Bupati/Walikota dan pejabat terkait 56 Melakukan monev dan pendampingan implementasi renaksi NKB 64 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB 74 Melakukan monitoring dan evaluasi rencana aksi NKB Daerah; Melakukan pendamping implementasi renaksi NKB 10 Maret 10 Juni 10 Desember 10 Maret 10 Juni 10 Desember Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 7 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan Planologi (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi) Laporan pencapaian target renaksi No atas rekomendasi No. 8 dan 9 berikut dokumen pedukung dilaporkan kepada KPK dan BUK (Untuk laporan dari Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Provinsi)

100

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI KPK SEKTOR KELAUTA N AMBON, 11 MEI 2015

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI KPK SEKTOR KELAUTA N AMBON, 11 MEI 2015 RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI KPK SEKTOR KELAUTA N AMBON, 11 MEI 2015 PENDAHULUAN Beberapa permasalahan dalam tindak lanjut antara lain: 1. Pemahaman akan rencana aksi antar daerah belum sama;

Lebih terperinci

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SEKTOR KELAUTAN. [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] Ir.

RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SEKTOR KELAUTAN. [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] Ir. RAPAT TEKNIS TINDAK LANJUT RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] SEKTOR KELAUTAN Disampaikan Oleh: Ir. Saifuddin, MMA Sekretaris Itjen KKP Maqna Hotel-Gorontalo,

Lebih terperinci

Laporan Hasil Kajian sistem Pengelolaan Ruang Laut Dan Sumber Daya Kelautan 2014 DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan 1

Laporan Hasil Kajian sistem Pengelolaan Ruang Laut Dan Sumber Daya Kelautan 2014 DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan 1 DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan 1 2.1. Latar Belakang 1 1.1.1. Kondisi Sumberdaya Kelautan Indonesia 1 1.1.2. Problem Umum Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Indonesia 1 1.1.3. Tugas Dan Kewenangan Kpk Serta

Lebih terperinci

Luas Wilayah Luas Wilayah Laut Panjang Garis Pantai Pemerintahan

Luas Wilayah Luas Wilayah Laut Panjang Garis Pantai Pemerintahan Disampaikan pada : Rapat Monitoring Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kelautan Di Gorontalo, 8-9 Juni 2015 Disampaikan oleh : Luas Wilayah Luas Wilayah Laut Panjang Garis Pantai

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah disampaikan oleh : DR. Siun Jarias SH., MH Sekda Kalimantan Tengah Panjang

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

GERAKAN NASIONAL TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI TUJUAN PELAPORAN? Baseline

Lebih terperinci

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku Disampaikan pada : Rapat Monev Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kelautan Untuk Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat Ambon, 12 Mei

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI ACEH

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI ACEH CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI ACEH disampaikan oleh : dr. Zaini Abdullah Gubernur Aceh Disampaikan pada Acara Monitoring dan

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut Penataan Izin Pelaksanaaan Kewajiban

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Provinsi Kalimantan Utara

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Provinsi Kalimantan Utara CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Disampaikan Oleh : PJ. GUBERNUR KALIMANTAN UTARA Drs. H. Triyono Budi Sasongko,

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN Oleh : H. Arsyadjuliandi Rachman (Plt.Gubernur Riau) NEGARA (Pasal

Lebih terperinci

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN NO 1. Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil di luar minyak gas bumi Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut di bawah 12 mil

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015 Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pontianak, 9 September 2015 Data dan Informasi Kawasan Hutan 2 KAWASAN HUTAN KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Dalam Rangka Sosialisasi Gerakan Anti Korupsi dan Gratifikasi di Provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG

Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG Disampaikan pada Acara Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi yang diinisiasi oleh KKP dan KPK Jakarta, 20 21 April 2015 1. Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut REKOMENDASI

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah 1 CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah disampaikan oleh : Drs. H. Heru Sudjatmiko, M.Si. Wakil Gubernur Jawa Tengah

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN Medan, 24 Maret 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan bahan

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. - 602 - CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Kelautan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI PROGRES IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GUBERNUR BALI 1 KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PROVINSI DKI JAKARTA

PROVINSI DKI JAKARTA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN PROGRESS IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI disampaikan oleh: GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA Jakarta, 21 April 2015 PROVINSI DKI

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL SEKTOR KELAUTAN PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL SEKTOR KELAUTAN PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP SEMARANG, 19 MEI 2015 1 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: PENANGGUNGJAWAB: TENTARA NASIONAL INDONESIA RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 NO. A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI MARITIM A.2 PENGUATAN DIPLOMASI

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SEKTOR KELAUTAN INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SEKTOR KELAUTAN INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SEKTOR KELAUTAN INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA AKSI 1 2 3 4 Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut Penataan Izin

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI EMPAT FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

CAPAIAN IMPLEMENTASI EMPAT FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA CAPAIAN IMPLEMENTASI EMPAT FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA OLEH : DR. DJOUHARI KANSIL, MPd WAKIL GUBERNUR SULAWESI

Lebih terperinci

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 KEBIJAKAN SATU P ETA (Perpres No. 9/2016) - Teknis Implementasi Renaksi Kebijakan Satu Peta - RKP Tahun 2017 UNTUK 19 K/L Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Ruang Lingkup Kebijakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN PROGRESS IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Disampaikan oleh: Ir. H. M. NATSIR THAIB WAKIL GUBERNUR PROVINSI MALUKU UTARA PEMERINTAH

Lebih terperinci

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah. II. URUSAN PILIHAN A. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Kelautan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 2. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BEBERAPA CHECK LIST PERSIAPAN PENYUSUNAN BAHAN LAPORAN 10 JULI 2015 PUSAT/DAERAH SEMARANG, 18 MEI 2015

BEBERAPA CHECK LIST PERSIAPAN PENYUSUNAN BAHAN LAPORAN 10 JULI 2015 PUSAT/DAERAH SEMARANG, 18 MEI 2015 BEBERAPA CHECK LIST PERSIAPAN PENYUSUNAN BAHAN LAPORAN 10 JULI 2015 PUSAT/DAERAH SEMARANG, 18 MEI 2015 GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA KELAUTAN 1. RAMBU-RAMBU PENYELESAIAN RENCANA AKSI PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI SULAWESI UTARA Menimbang Mengingat GUBERNUR SULAWESI UTARA; : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMAPARAN PROGRES IMPLEMENTASI FOKUS AREA RENCANA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA (GNP

Lebih terperinci

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN 3 PROVINSI (SULAWES SELATAN, SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA disampaikan oleh : GUBERNUR PAPUA Disampaikan pada Acara Monitoring dan Evaluasi

Lebih terperinci

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. B. URUSAN PILIHAN 1. KELAUTAN DAN PERIKANAN a. KELAUTAN 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN LAMPIRAN XXIX PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kelautan 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN LINTAS KABUPATEN/KOTA UNTUK USAHA PERKEBUNAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN LINTAS KABUPATEN/KOTA UNTUK USAHA PERKEBUNAN GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN LINTAS KABUPATEN/KOTA UNTUK USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, 6 November 2012 Wilayah Pesisir Provinsi Wilayah Pesisir Kab/Kota Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km panjang garis pantai Produktivitas hayati tinggi dengan keanekaragaman hayati laut tropis

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH Disampaikan pada Diskusi Publik Analisis dan Evaluasi Hukum Dalam Rangka Penguatan Sistem Pertahanan Negara Medan, 12 Mei 2016 PASAL 1 BUTIR 2 UU NO 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PEMDA RIAU HARUS MELIBATKAN PUBLIK DALAM GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (GNPSDA) KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PENGANTAR Hasil kajian Jikalahari menunjukkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara : Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Gorontalo, 10 Juni 2015 Data dan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang No.1160, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Reklamasi. Wilayah Pesisir. Pulau- Pulau Kecil. Perizinan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 SEKRETARIAT TIM PKSP-2017 HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA TAHUN 2016

Lebih terperinci

NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA Menimbang MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, : a. bahwa

Lebih terperinci

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.680, 2015 KEMENTAN. Izin Usaha. Pertanian. Penanaman Modal. Rekomendasi Teknis. SOP. Tata Cara. Syarat. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/Permentan/HK.140/4/2015

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.24/MEN/2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010 Menimbang MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI ATAS PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PADA 12 PROVINSI DI INDONESIA JAKARTA, 07 FEBRUARI 2014 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KEDEPUTIAN PENCEGAHAN AGENDA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI DI LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI DI LAUT DIM RPP IZIN LOKASI DI LAUT HASIL RAPAT TANGGAL 21 dan 22 DESEMBER 2017 RPP Izin Lokasi di Laut MASUKAN RAPAT TANGGAL 21 dan 22 DESEMBER 2017 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

Kriteria, Prinsip Dasar dan Mekanisme Perizinan Dalam Pelaksanaan Reklamasi Wilayah Perairan

Kriteria, Prinsip Dasar dan Mekanisme Perizinan Dalam Pelaksanaan Reklamasi Wilayah Perairan Kriteria, Prinsip Dasar dan Mekanisme Perizinan Dalam Pelaksanaan Reklamasi Wilayah Perairan KEWENANGAN DAN PERYARATAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL MENURUT PERPRES 122 TAHUN 2012,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN DALAM KERANGKA KELAUTAN/KEMARITIMAN. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

KELEMBAGAAN DALAM KERANGKA KELAUTAN/KEMARITIMAN. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi KELEMBAGAAN DALAM KERANGKA KELAUTAN/KEMARITIMAN Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Jakarta, 12 September 2014 ISU PENANGANAN URUSAN KELAUTAN Penetapan garis batas wilayah

Lebih terperinci

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Bersama Menata Indonesia yang Lebih Baik Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Priyadi Kardono Kepala Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam

Lebih terperinci

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 #1. Sektor Pertambangan Puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di Jabar,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG SYARAT, TATA CARA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN REKOMENDASI TEKNIS IZIN USAHA DI BIDANG PERTANIAN DALAM

Lebih terperinci

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG DISAMPAIKAN PADA ACARA MONITORING DAN EVALUASI KORSUPWAS KPK DAN DITJEN MINERBA PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA GUBERNUR LAMPUNG

Lebih terperinci

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan Rapat Monev Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan PROVINSI JAWA TIMUR Semarang, 20 Mei 2015 GERAKAN NASIONAL - PSDA GAMBARAN UMUM JAWA TIMUR KONDISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Bengkulu H.

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Bengkulu H. Lambang Pemda Foto Gubernur H. JUNAIDI HAMSYAH GUBERNUR BENGKULU CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Bengkulu disampaikan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.62, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Daerah Aliran Sungai. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Mengingat : a. bahwa mineral dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.294, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Kelautan. Pengelolaan. Pengembangan. Kawasan. Pencabutan.(Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5603) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun Pembahasan Kondisi tata kelola hutan di Indonesia. Peran ICW dalam pengawasan Tata Kelola

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN MAKASSAR, 26 AGUSTUS 2015

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SATU PETA. Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta

KEBIJAKAN SATU PETA. Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta KEBIJAKAN SATU PETA Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Jakarta, 7 April 06 Ringkasan Konsep Kebijakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 03 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 03 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 03 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAHAN PERTEMUAN ROUND TABLE DISCUSSION. Deputi Tata Lingkungan - LHK 10 Nopember 2014

BAHAN PERTEMUAN ROUND TABLE DISCUSSION. Deputi Tata Lingkungan - LHK 10 Nopember 2014 BAHAN PERTEMUAN ROUND TABLE DISCUSSION Deputi Tata Lingkungan - LHK 10 Nopember 2014 Pencapaian target 100 % 14 Capaian Ukuran Keberhasilan No UKURAN KEBERHASILAN / INDIKATOR OUTPUT UKURAN KEBERHASILAN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NO. SASARAN TARGET/ A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PELABUHAN PERIKANAN

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PELABUHAN PERIKANAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN PELABUHAN PERIKANAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 28 APRIL 2015 NAMA DOSEN BAGIAN : : THOMAS NUGROHO, S.Pi,

Lebih terperinci

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK Lien Rosalina KEPALA PUSAT PEMETAAN & INTEGRASI TEMATIK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Workshop One Data GHG

Lebih terperinci

ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN

ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN Pada dasarnya, dokumen-dokumen berikut dapat diperoleh melalui perusahaan. Demi mendapatkan data yang lengkap, dianjurkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik

RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik WILAYAH : Sumatera A Hari/ Tanggal : Sabtu/01 Mei 2010 Sesi

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Lingkungan Hidup tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1298, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan Tegal. Jawa Tengah. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci