BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan teknologi informatika semakin meluas baik dalam bidang bisnis

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Produksi PT. XYZ dengan Pendekatan Simulasi. Oleh. Novita Ariyanti, S.Kom

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan.

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Teknik Industri - Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran atau kecepatan penyelesaian berbagai pekerjaan apapun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PADA CV. MEGA DESIGN PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri-industri makanan atau industri-industri lain yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan dari berbagai bidang semakin cepat khususnya pada bidang teknologi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Laboratorium klinik kesehatan adalah salah satu perusahaan yang bergerak

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir di semua bidang kegiatan usaha telah memanfatkan

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STMIK GI MDP. Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil Tahun 2010/2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN I-1

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. persediaan produk dalam proses awal dan kemudian dikurangi persediaan produk

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat membuat keputusan secara cepat dan akurat, maka teknologi sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STMIK GI MDP. Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah pula fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PD. AHAK JAYA PALEMBANG

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa kegiatan ekonomi untuk menyejahterakan para anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dimiliki tidak cukup bila informasi tersebut tidak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Barang ini

ABSTRAK ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SOP(STANDARD OPERATING PROCEDURE)UNTUK PENERAPAN STANDAR PRODUKSI PADA PT.BERKAH LOGAM MAKMUR

SISTEM INVENTORY BARANG PADA PT. STARS INTERNATIONAL MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

U K D W BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang dituntut untuk dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi serta

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI PRODUKSI KARET REMAH PADA PT ANEKA BUMI PRATAMA PALEMBANG. Merlina Vivi Robin

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhus. Komputerisasi Akuntasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan akan membantu manajer dalam memutuskan jumlah persediaan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat akan listrik tidak sebanding dengan kecepatan pertumbuhan daya listrik

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi (TI) hampir

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi dan Perumusan Masalah Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat.

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang persewaan properti. Properti menunjukkan kepada sesuatu yang

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknik Informatika merupakan jurusan keilmuan pada Fakultas Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya, meliputi pemberian pelayanan kepada masyarakat serta. Dengan meningkatnya tuntutan ketersediaan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah cukup maju,

TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

STMIK GI MDP. Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh instansi. Semua aktivitas yang dilakukan oleh bidang usaha semakin tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, seakan-akan tidak pernah ada

BAB 1 PENDAHULUAN. memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang selalu up to date dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu berpikir bagaimana cara yang cepat dan tepat dalam menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan teknologi informasi pada aktifitas manusia pada saat ini memang begitu

BAB I PENDAHULUAN. saat pencatatan data para guru honorer memberikan Biodata kepada bagian TU

BAB 1 PENDAHULUAN. diproduksi oleh usaha konveksi. Salah satu Distro yang ada di kota Bandung

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan tahapan selanjutnya dan berkaitan erat satu sama lainnya. 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada PT. Pratama Plastindo Utama yang berkaitan dengan perancangan suatu sistem pendukung keputusan perencanaan produksi. Sistem pendukung keputusan yang dibangun menggunakan pendekatan simulasi dalam memecahkan masalah, sehingga model perumusan masalah yang dibuat mirip dengan metodologi simulasi yang telah diuraikan pada landasan teori. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian akan dapat berjalan secara lebih terarah dan sistematis sehingga memudahkan proses analisa dan pemecahan masalah yang ada.

Gambar 3.1 Model Metodologi Pemecahan Masalah 74

Gambar 3.1 Model Metodologi Pemecahan Masalah 75

76 2 Penggunaan Sistem Simulasi untuk mendukung keputusan Usulan Penerapan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Model Metodologi Pemecahan Masalah Untuk lebih memahami langkah-langkah yang diambil peneliti dalam melakukan penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah: 1. Penelitian Pendahuluan Tahap ini merupakan langkah awal penelitian yang dilakukan dengan langsung mengunjungi pabrik dan kantor PT. Pratama Plastindo Utama. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan wawancara langsung dengan manajer umum dan juga dengan melakukan observasi langsung. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama wawancara pada umumnya dilakukan untuk memahami proses operasional yang terjadi pada perusahaan secara keseluruhan, baik yang berkaitan dengan input process output, yang berupa arus

77 informasi maupun arus barang. Untuk menambah pemahaman peneliti terhadap proses produksi yang terjadi pada perusahaan, maka dilakukan observasi langsung terhadap proses produksi di PT. Pratama Plastindo Utama, dimana pada observasi ini dibantu oleh manajer pabrik yang menjelaskan masing-masing proses dari penimbangan bahan baku hingga pengemasan. 2. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dimaksudkan untuk menambah wawasan dari peneliti berkaitan dengan proses-proses pengambilan keputusan yang pada umumnya terjadi dalam lingkungan bisnis. Studi kepustakaan dapat ditelusuri melalui literatur berupa buku panduan, jurnal, hasil penelitian orang lain berupa thesis dan skripsi, serta pencarian informasi melalui internet. 3. Indentifikasi dan Perumusan Masalah Setelah semua masalah yang ada berhasil diindentifkasi, dan membandingkan dengan studi pustaka yang telah dilakukan, maka peneliti merumuskan permasalahan yang menjadi pokok pemasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Dalam penelitian pendahuluan, penulis menemukan bahwa perusahaan memiliki beberapa batasan sumber daya sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan perencanaan produksi. Permasalahan ini menjadi lebih rumit dikarenakan adanya ketergantungan dan ketidakpastian antar batasan-batasan sumber daya yang mempengaruhi proses produksi tersebut. Hal ini mempersulit manajer untuk menentukan perencanaan penjadwalan produksi agar sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan, yang tentu saja mempengaruhi biaya produksi dari perusahaan.

78 4. Menentukan Metode yang Tepat untuk Pemecahan Masalah Setelah permasalahan dirumuskan, maka tindakan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menghubungkan antara studi lapangan dan studi kepustakaan yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti harus mampu mempertimbangkan beberapa alternatif metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi PT. Pratama Plastindo Utama. 5. Pengumpulan Data Setelah permasalahan diindentifikasi dan penentuan metode yang akan digunakan untuk memecahkan masalah, maka tahap selanjutnya adalah mengumpulkan datadata yang diperlukan untuk diolah menjadi suatu solusi bagi masalah-masalah yang timbul. Data-data yang dikumpulkan tersebut diambil pada rentang waktu tertentu yang telah ditetapkan peneliti. Tahap pengumpulan data ini terdiri dari dua tahap, yaitu pengumpulan data secara langsung dan secara tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung meliputi wawancara dengan manajer umum PT. Pratama Plastindo Utama. Melalui pengumpulan data secara langsung ini, diperoleh informasi yang berkaitan dengan indentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses bisnis PT. Pratama Plastindo Utama. Pengumpulan data tidak langsung meliputi pengumpulan data historis permintaan pengiriman barang, dan informasi yang berkaitan dengan biaya-biaya yang dikendalikan dalam perencanaan produksi.

79 6. Memahami Proses dan Sistem Perencanaan Produksi yang sedang Berjalan Langkah awal penelitian yang diuraikan di atas dari proses penelitian pendahuluan hingga proses pengumpulan data adalah suatu proses pemahaman terhadap masalah yang terjadi dalam perusahaan yang menjadi objek penelitian. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap penelitian dan mengarahkan peneliti pada tahap pemecahan masalah yang tepat dan benar, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memahami proses dan sistem perencanaan produksi yang berjalan. Untuk mampu mengusulkan suatu proses perencanan produksi yang lebih baik, peneliti harus memilah-milah kekurangan yang terjadi dalam proses yang berjalan sekarang ini. Pada tahap ini, penulis menemukan kekurangan bahwa proses perencanaan produksi yang dilakukan berdasarkan urutan permintaan tertinggi. Padahal, permintaan tertinggi belum tentu merupakan kebutuhan produksi tertinggi. Selain itu, semua proses perencanaan produksi dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel, sehingga proses perencanaan produksi itu lebih ditekankan pada pengentrian data dan juga komputasi data bukanlah keputusan yang akan diambil. Proses pemahaman terhadap proses dan sistem perencanaan produksi yang sedang berjalan ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam memahami kekurangan dan memberikan usulan yang lebih tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

80 7. Membangun model simulasi Langkah penelitian yang paling penting dan paling kompleks dalam metodologi penelitian ini adalah membangun model simulasi. Hal ini dikarenakan pembangunan model simulasi yang benar dan tepat dalam memecahkan masalah sangat krusial dan mempengaruhi langkah selanjutnya dalam penelitian ini. Bila model simulasi yang dibangun salah, maka output dari sistem yang dibangun tidak reliable untuk mendukung pengambilan keputusan. Proses membangun model simulasi akan dijelaskan pada sub-bab berikutnya. 8. Pengolahan Data dengan Model yang Dibangun Setelah model selesai dibangun, maka dilanjutkanlah langkah pengolahan data dengan menggunakan model tersebut. Untuk pengolahan data ini, peneliti tidak menggunakan sistem simulasi yang dibangun, melainkan dengan software Microsoft Excel dan bantuan software sederhana untuk membantu pemilihan angka acak dan penentuan permintaan berdasarkan angka acak yang terpilih. Tujuan pengolahan data ini dipisah dan tidak menggunakan sistem yang dibangun agar dapat dibandingkan dengan output sistem untuk permasalahan yang sama yang sangat mendukung proses pengujian sistem. 9. Merancang Sistem yang diusulkan Proses pembangunan suatu sistem tidaklah mudah. Oleh karena itu, peneliti harus terlebih dahulu menentukan apa kebutuhan informasi dan kebutuhan output yang diinginkan dari sistem yang akan dirancang. Secara keseluruhan, proses perancangan sistem yang akan diusulkan ini merupakan suatu proses berpikir dari segi kebutuhan sistem. Untuk memudahkan pemahaman terhadap sistem yang akan diusulkan maka digunakanlah diagram aliran data atau data flow diagram.

81 10. Melakukan Perancangan Data Suatu sistem pendukung keputusan terdiri dari 4 komponen utama, yaitu komponen manajemen data, komponen manajemen model, komponen manajemen antarmuka, dan komponen manajemen berbasiskan pengetahuan. Dalam penelitian ini, sistem pendukung keputusan yang akan dibangun hanya mencakaup 3 komponen utama yaitu komponen manajemen data, komponen manajemen model dan komponen manajemen antarmuka. Langkah perancangan data ini merupakan proses untuk membangun komponen manajemen data dalam sistem pendukung keputusan tersebut. Berdasarkan diagram aliran data atau data flow diagram yang telah digambarkan pada proses perancangan sistem yang akan diusulkan, peneliti memperoleh pemahaman terhadap data yang dibutuhkan untuk membangun sistem. Tahap perancangan data ini menggunakan pendekatan database, dimana peneliti akan menentukan data apa yang perlu disimpan untuk menjalankan sistem yang dirancangan, dan dipetakan dengan menggunakan entitiy relationship diagram. Suatu entity relationship diagram tidaklah lengkap tanpa diikut oleh proses normalisasi, pembuatan kamus data, perancangan database dan spesifikasi proses. 11. Melakukan Perancangan User Interface Perancangan user interface merupakan proses untuk membangun manajemen antarmuka sistem pendukung keputusan parencanaan produksi. Dalam proses perancangan user interface, peneliti harus mempertimbangkan data apa saja yang akan ditampilkan dan data apa saja yang akan diolah menjadi informasi yang dibutuhkan. Selain itu, peneliti juga harus menambahkan fitur untuk mencetak laporan pada user interface tertentu baik dari hasil komputasi maupun sebagai aktivitas untuk membaca data dari database yang tersedia.

82 Setelah melakukan perancangan user interface, peneliti membuat kontrol akses terhadap user interface yang secara tidak langsung juga mengatur akses pengguna terhadap data yang tersimpan dan juga membuat state transition diagram. Menurut Yourdon (1992, p259), State transition diagram menitikberatkan pada sifat ketergantungan waktu dari sistem. 12. Pembuatan Program Pada tahap ini, pembuatan program dibuat mengacu pada hasil analisa terhadap sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Perancangan interface dan pemograman dilakukan dengan software Visual Basic 6.0 sedangkan database menggunakan software Microsoft Acces. 13. Pengujian Program Pengujian software yang dimaksud disini selain pencarian bug dalam program aplikasi ini adalah untuk mengetahui apakah sistem simulasi yang telah dibuat telah memenuhi kebutuhan sistem yang telah ditentukan pada awal proses perancangan sistem. Selain itu, juga dilakukan pengujian terhadap kebenaran sistem yang dibangun dengan membandingkan output yang dihasilkan sistem dengan hasil yang diperoleh pada pengolahan data dengan Microsoft Excel. Jika ternyata program aplikasi tersebut tidak benar, maka dilakukan perbaikan dalam pemograman.

83 14. Penggunaan Sistem Simulasi untuk Mendukung Keputusan Tujuan dari suatu sistem pendukung keputusan adalah untuk mendukung proses pengambilan keputusan untuk permasalahan semi terstruktur. Dalam penelitian ini, SPK simulasi yang dibangun ditujukan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan produksi. Pada tahap ini, peneliti akan menggunakan sistem simulasi yang dibangun untuk membangun beberapa alternatif keputusan. Pada tahap ini juga, peneliti akan membandingkan antara proses perencanaan produksi yang diusulkan dengan proses perencanaan yang sedang berjalan sekarang ini. Dari beberapa alternatif keputusan yang dibangun, maka akan ditetapkan keputusan mana yang akan diterapkan. 15. Usulan Penerapan Setelah proses dan sistem perencanaan produksi yang diusulkan selesai dirancang, maka pada tahap selanjutnya adalah menentukan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk dapat menerapkan proses dan sistem yang diusulkan tersebut di PT. Pratama Plastindo Utama. 16. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan semua penelitian yang telah dilakukan, maka ditariklah kesimpulan untuk menjawab semua tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada awal penelitian. Pada tahap ini, sejumlah saran juga akan diberikan terhadap masalahmasalah yang diketemukan sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi PT. Pratama Plastindo Utama pada khususnya dan bagi mahasiswa pada umumnya.

84 3.2. Pembangunan Model Simulasi Gambar 3.2 Model Simulasi

85 1 Prosedur Pemrosesan Warna Karakteristik Produk Kebutuhan Produksi Pembuatan Rencana Produksi Rencana Produksi Waktu set-up Waktu Pencucian warna Rencana Produksi Perhitungan Waktu Produksi Rencana Produksi dan Waktu Produksi PEMBUATAN RENCANA PRODUKSI Biaya Listrik Biaya pencucian warna Biaya Penyimpanan Biaya BackOrder Rencana Produksi dan Waktu Produksi Perhitungan Biaya Produksi Rencana Produksi Stok OnHand masingmasing bahan baku Bahan baku yang belum dikirimkan Komposisi bahan Rencana Produksi Penentuan kebutuhan bahan baku Rencana Kebutuhan Bahan Baku PEMBUATAN RENCANA KEBUTUHAN BAHAN BAKU Selesai Gambar 3.2 Model Simulasi Untuk lebih memahami langkah-langkah yang diambil peneliti dalam membangun model simulasi, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika pengolahan data dengan model simulasi.

86 1. Peramalan Proses peramalan permintaan yang diusulkan pada PT. Pratama Plastindo Utama dilakukan dengan metode simulasi. Proses simulasi ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu: 1. Perhitungan probabilitas terjadinya permintaan. Menentukan probabilitas terdapatnya permintaan atau tidak selama periode peramalan yang diinginkan, didasarkan pada data historis jumlah permintaan pengiriman barang selama tiga bulan sebelumnya. Probabilitas terjadinya permintaan diperoleh dengan cara membagikan jumlah hari terdapat permintaan dengan jumlah hari selama tiga bulan. 2. Perhitungan probabilitas produk mencapai tingkat permintaan tertentu Menentukan probabilitas produk mencapai tingkat permintaan tertentu juga didasarkan pada data historis permintaan pengiriman barang selama tiga bulan sebelumnya. Dari data historis pengiriman, peneliti akan menentukan untuk produk ke-i, mempunyai frekuensi x untuk tingkat permintaan y. Langkah ini merupakan salah satu faktor utama dalam metodologi simulasi dalam membangun model simulasi, yaitu spesifikasi distribusi probabilitas. 3. Menentukan hari terjadinya permintaan. Berdasarkan data historis yang diperoleh oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa tidak setiap hari dalam satu bulan terdapat permintaan pengiriman. Oleh karena itu, perlu dilakukan simulasi untuk menentukan hari terjadinya permintaan.

87 Untuk melakukan simulasi ini, maka dipilihlah angka acak sebanyak jumlah hari selama periode peramalan. Misalkan untuk bulan September 2007, karena jumlah hari pada bulan tersebut adalah 30 hari, maka angka acak akan dipilih sebanyak 30 kali. Kemudian angka acak tersebut akan dibandingkan dengan probabilitas terjadinya permintaan yang diperoleh pada langkah 1. Bila lebih kecil dari tingkat probabilitas, maka disimulasikan bahwa pada hari tersebut akan terjadi permintaan produk. Sebaliknya bila lebih besar, maka pada hari tersebut tidak terjadi permintaan. 4. Menentukan tingkat permintaan masing-masing produk bila terjadi permintaan. Setelah disimulasikan terjadinya permintaan, berikut ini akan dilakukan simulasi terhadap jumlah permintaan yang diminta untuk masing-masing produk bila terjadi permintaan. Pada tahap ini, perlu ditekankan bahwa tidak semua produk akan diminta bila terjadi permintaan, jadi dengan kata lain, terdapat kemungkinan bahwa suatu produk tidak diminta walaupun pada hari tersebut terdapat permintaan pengiriman produk. Jumlah angka acak yang dipilih untuk masing-masing produk sesuai dengan jumlah hari terdapatnya permintaan. Kemudian angka acak ini dibandingkan dengan rentang data yang telah diperoleh pada tahap menentukan probabilitas tingkat permintaan masingmasing produk.

88 2. Pembuatan Kebutuhan Produksi Hasil yang diperoleh dari simulasi terjadinya permintaan dan tingkat permintaan hanya akan bertindak sebagai suatu informasi peramalan. Informasi ini tidak akan berguna bagi perencanaan bila tidak diolah sedemikian rupa. Oleh karena itu, tahap selanjutnya setelah melakukan peramalan adalah menentukan kebutuhan produksi. Pada tahap ini, pengambil keputusan telah melibatkan beberapa variabel yang menentukan jumlah yang harus diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan PT. Pratama Plastindo Utama memiliki banyak varian produk. Pada saat penelitian ini dilakukan, jumlah varian produk yang aktif diproduk terdapat 63 varian. Bila informasi kebutuhan yang disediakan hanya berupa jumlah yang butuh diproduksi tentu saja tidak akan banyak membantu pengambilan keputusan dalam menentukan rencana produksi. Keterbatasan waktu dan lini produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi varian-varian tersebut mengakibatkan dibutuhkan suatu informasi penugasan yang lebih detail dari sekedar informasi jumlah yang akan diproduksi. Oleh karena itu, model simulasi yang dibangun dirancang sedemikian rupa untuk memberikan informasi kebutuhan produksi yang lebih detail yang membantu dalam pengambilan keputusan perencanaan produksi. Pada penelitian ini, model yang dibangun mampu memberikan informasi mengenai kapan suatu produk sudah harus selesai diproduksi dengan jumlah tertentu tergantung pada batasan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Proses pembuatan kebutuhan produksi ini, peneliti membutuhkan hasil yang diperoleh pada tahap peramalan. Variabel-variabel masukkan untuk mendukung output adalah stok masing-masing produk di gudang dan jumlah permintaan

89 masing-masing produk yang sudah diterima tetapi belum dikirimkan. Sedangkan batasan dalam penentuan kebutuhan produksi yang dibutuhkan adalah tingkat target produksi yang diinginkan oleh perusahaan dan karakteristik produk. Dengan membandingkan jumlah yang terdapat di gudang dengan jumlah yang diminta, dapat diketahui bahwa apakah suatu permintaan yang telah disimulasikan tersebut dapat dipenuhi dengan stok atau tidak. Bila tidak mampu dipenuhi atau dengan kata lain jumlah yang diminta lebih besar dari stok yang ada di gudang, berarti diperlukan penambahan produk pada hari tersebut. Hari terjadinya kekurangan produksi ditentukan sebagai waktu maksimum terjadinya pernambahan produk tertentu. Sedangkan jumlah yang perlu ditambahkan tergantung pada batasan yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebanyak % target produksi dari total peramalan yang disimulasikan. Pada tahap pembuatan kebutuhan produksi, peneliti menetapkan lini yang akan digunakan berdasarkan karakteristik produk yang akan diproduksi. Ketetapan pembuatan lini ini dapat diubah sedemikian rupa pada tahap pembuatan rencana produksi. 3. Pembuatan Rencana Produksi Tahap pembuatan rencana produksi merupakan tahap yang paling mementingkan kemampuan pengguna dalam pengambilan keputusan. Pada tahap ini, telah disediakan informasi mengenai waktu maksimum suatu produk harus mengalami penambahan stok, jumlah penambahan stok yang dibutuhkan dan lini yang dianjurkan untuk digunakan.

90 Pada tahap ini, pengguna harus mampu mengatur daftar kebutuhan produksi menjadi suatu rencana produksi yang meminimumkan biaya baik dari segi biaya set-up, biaya pencucian warna, biaya penyimpanan maupun biaya back order. Walaupun pembuatan rencana produksi ditujukan untuk meminimumkan biaya, namun pembuatan keputusan ini, tujuan manajer yang paling utama adalah mampu memenuhi permintaan produksi. Oleh karena itu, manajer harus mampu mengusahakan sedemikian rupa agar produk direncanakan selesai diproduksi sebelum maximum date yang telah ditentukan. Karena pada dasarnya pembuatan rencana produksi membutuhkan kemampuan pengambilan keputusan dari manajer dan intuisi, rencana produksi yang dihasilkan dapat berbeda satu sama lainnya walaupun untuk suatu kebutuhan produksi yang sama. 4. Pembuatan Rencana Kebutuhan Bahan Baku Selain faktor biaya, keterbatasan lini, dan karakteristik produk, salah satu faktor yang juga mempengaruhi kelangsungan produksi adalah ketersediaan bahan baku. Suatu rencana produksi yang tepat menebak kondisi pasar pada periode yang akan datang, bila tanpa disertakan rencana kebutuhan bahan baku yang jelas, tetap akan mengakibatkan penundaan dalam produksi, karena setiap proses produksi pasti membutuhkan bahan baku sebagai masukan ke dalam proses produksi. Berdasarkan rencana produksi yang telah dibuat pada tahap pembuatan rencana produksi, maka akan dibuatlah suatu rencana kebutuhan bahan baku. Rencana kebutuhan bahan baku ini membutuhkan masukkan berupa komposisi kebutuhan

91 bahan baku untuk memproduksi suatu produk, jumlah bahan baku yang terdapat di gudang, dan jumlah bahan baku yang telah dipesan tetapi belum dikirimkan. Setelah ditentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk masing-masing hari rencana produksi, pengambil keputusan akan mengetahui kebutuhan bahan baku mana yang mampu dan yang tidak mampu dipenuhi oleh stok di gudang. 3.3. Pengembangan Skenario Pengambilan Keputusan Tujuan dari pembuatan suatu sistem pengambilan keputusan adalah untuk menyediakan suatu sistem yang terkomputerisasi yang mendukung pengambilan keputusan untuk masalah yang sifatnya semi terstruktur. Berikut ini merupakan proses pengembangan alternatif keputusan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan perencanaan produksi yang dibangun. Proses pengembangan skenario pada sistem perencanaan produksi yang diusulkan pada umumnya didasarkan pada % target produksi yang ditetapkan. Pada penelitian ini, % target produksi yang digunakan dalam pengembangan skenario adalah 25% dan 50%. Karena sistem perencanaan produksi yang diusulkan menggunakan pendekatan simulasi, maka proses pengembangan skenario itu dapat diulang. Pada penelitian ini, simulasi dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Dari hasil simulasi permintaan yang dibuat, akan dikembangkan menjadi beberapa skenario rencana produksi, yang dapat dilihat pada pohon keputusan berikut ini.

92 Total Biaya Rencana Produksi Usulan dengan target produksi 50% Y 1 1 Rencana Produksi Usulan dengan target produksi 25% Y 2 Perulangan 1 Status quo / Proses perencanaan yang sedang berjalan Y 3 Rencana Produksi Usulan dengan target produksi 50% Y 4 A Perulangan 2 2 Rencana Produksi Usulan dengan target produksi 25% Y 5 Status quo / Proses perencanaan yang sedang berjalan Y 6 Rencana Produksi Usulan dengan target produksi 50% Y 7 Perulangan 3 3 Rencana Produksi Usulan dengan target produksi 25% Y 8 Status quo / Proses perencanaan yang sedang berjalan Y 9 Gambar 3.3 Pohon Keputusan Perencanaan Produksi Dari pohon keputusan di atas, dapat kita lihat bahwa hasil simulasi permintaan akan dibandingkan dengan proses perencanaan produksi yang diusulkan maupun proses perencanaan produksi yang dilakukan sekarang ini. Sedangkan proses perencanaan produksi yang diusulkan itu sendiri akan dipecah menjadi dua alternatif, yaitu dengan target produksi 50% dan target produksi 25%. Masing-masing alternatif keputusan akan dihitung biaya produksinya yang mencakup biaya listrik, biaya pencucian warna, biaya penyimpanan dan biaya back order. Indikator yang ditetapkan dalam menentukan keputusan terbaik adalah biaya produksi, oleh karena itu, alternatif keputusan yang diusulkan merupakan alternatif keputusan dengan biaya produksi yang paling rendah. Namun demikian, usulan alternatif ini tidak bersifat memaksa, dengan kata lain suatu alternatif yang diusulkan oleh sistem pendukung keputusan hanya merupakan suatu

93 opini berdasarkan indikator yang ditentukan sedangkan proses pengambilan keputusan itu sendiri tetap berada di tangan pengambil keputusan, dalam penelitian ini, khususnya manajer PPIC. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam prakteknya, peneliti melakukan beberapa teknik untuk mengumpulkan data mentah untuk diolah menjadi informasi. Teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain adalah: 1. Observasi Langsung Dalam melakukan observasi, peneliti meninjau proses produksi yang terjadi di lantai produksi PT. Pratama Plastindo Utama. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan manajer umum pada PT. Pratama Plastindo Utama. Saat wawancara, peneliti juga melakukan brainstroming untuk mengetahui: - Permasalahan yang dihadapi oleh manajer umum dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan perencanaan produksi. - Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan PT. Pratama Plastindo Utama dalam melakukan Produksi.

94 3.5. Variabel Penelitian Berikut ini merupakan variabel yang digunakan pada tahap-tahap penelitian: 1. Historis permintaan pengiriman barang. Historis permintaan pengiriman barang merupakan kumpulan dari surat jalan yang telah dirangkum dalam suatu format laporan. Dari data ini, dapat diketahui bagaimana pengerakkan permintaan terhadap jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT. Pratama Plastindo Utama. 2. Biaya Listrik Biaya listrik merupakan biaya yang dibebankan pada total biaya produksi akibat penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang dinilasi sebagai waste pada PT. Pratama Plastindo Utama adalah penggunaan listrik untuk set up mesin dan untuk pencucian warna. Oleh karena itu, perusahaan dalam melakukan perencanaan produksi akan berusaha meminimumkan penggunaan listrik untuk kedua proses yang dinilai sebagai waste tersebut. 3. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan merupakan biaya yang dibebankan terhadap perusahaan untuk menyimpan produk dalam jangka waktu tertentu. 4. Biaya Back Order Biaya Back Order adalah biaya yang dibebankan terhadap perusahaan karena perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen karena tidak adanya persediaan.