BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin factio, yang artinya membuat atau melakukan, karena itu arti asli dari Fashion mengacu pada kegiatan. fashion merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang, tetapi seiring berkembangnya zaman fashion dimaknai sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang atau gaya berbusana. Perhatian setiap individu karena fashion memang sudah menjadi bagian penting bagi penampilan keseharian setiap orang. Dengan gaya berbusana yang menarik, maka dapat mendongkrak penampilan seseorang menjadi lebih bagus dari sebelumnya. fashion merupakan sebuah bentuk dari ekspresi seseorang, atau cara yang digunakan individu untuk membedakan dirinya sendiri dengan orang lain. Hal ini bisa menjadi penilaian tersendiri bagi orang lain terhadap karakter masing-masing individu tersebut. Benda-benda seperti baju dan aksesoris yang dikenakan bukan lagi sekadar penutup tubuh dan hiasan, tetapi sudah menjadi sebuah alat komunikasi untuk menyampaikan identitas pribadi. Didalam sebuah fashion ada nilai-nilai yang ingin dipromosikan atau dikomunikasikan melalui apa yang ditampilkan. 1 1 Rahmadya Putra Nugraha,.Fashion Sebagai Pencitraan Diri dan Identitas Budaya. Diakses pada 04 September 2016, http://komunikasi.unsoed.ac.id/sites/defult/files/46.rahmadya%20putraumb.pdf 1
2 fashion sesungguhnya mengatakan banyak hal tentang identitas pemakainya. Orang sering membuat kesimpulan tentang siapa dia lewat apa yang dia kenakan. Tak heran bahwa Thomas Carlyle mengatakan, pakaian menjadi perlambang jiwa (emblems of the soul). Pakaian bisa menunjukkan siapa pemakainya. Dalam kata-kata tersohor dari Umberto Eco, I speak through my cloth. (Aku berbicara lewat pakaianku). Karena hal ini fashion merupakan fenomena komunikatif dan kultural, dalam artian fashion merupakan cara yang di gunakan suatu kelompok atau individu untuk mengonstruksi dan mengkomunikasikan identitasnya, dan orang cenderung membuat penilaian berdasarkan atas apa yang dipakai oleh orang lain. 2 Melalui gaya berbusana atau fashion dapat direpresentasikan sejumlah makna tertentu, sesuai dari tujuan seseorang yang menggunakan fashion tersebut. Gaya pakaian bukan hanya sekedar dipakai begitu saja. Wilson menyebutkan bahwa fashion merupakan seperti fenomena budaya khususnya dalam bentuk simbolis dan mistis yang cukup lama bertahan terpenjara didalam sebuah makna. 3 Pada kajian ilmu komunikasi, pakaian memainkan peran yang penting. Menurut Rakhmat 4 bahwa pakaian dalam konteks komunikasi nonverbal merupakan bagian dari pesan artifaktual. Gaya pakaian dipandang memliki satu fungsi komunikatif. Suatu bentuk komunikasi artifktual dalam ranah komunikasi nonverbal. Gaya pakaian menyampaikan pesan bermakna, dengan cara yang sama 2 Malcolm Bernard,. Fashion sebagai Komunikasi.Jalasutra.Yogyakarta.2011 hal VI 3 Farid Hamid U,.Pakaian : Studi Komunikasi Artifaktual. Jakarta: MediaKom Jurnal Ilmiah 2010 4 Jalaludin Rakhmat,. Psikologi Komunikasi.Remaja Rosda Karya. Bandung 1994 hal 292
3 seperti bahasa menyampaikan pesan. Komunikasi artifaktual meliputi segala macam penampilan seperti gaya pakaian, tas dan atribut-atribut lainnya. 5 Pada umumnya pakaian atau busana digunakan untuk menyampaikan identitas diri seseorang, tentang siapakah dia, apa pekerjaannya, bagaimana sifatnya, melalui gaya busana yang dikenakan. Bahkan untuk membentuk citra diri yang diinginkan juga dapat disampaikan melalui gaya busana yang dikenakan. Seseorang yang ingin terlihat fashionable ia akan mengenakan gaya busana yang sangat up to date dan selalu mengikuti mode yang ada. Selain itu gaya busana seringkali digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau status seseorang, di mana orang seringkali membuat penilaian terhadap nilai sosial atau status orang lain berdasarkan apa yang dipakai orang tersebut. Status bisa merupakan hasil atau berkembang dari pelbagai sumber, dari jabatan, dari keluarga, dari jenis kelamin, gender, usia, atau ras. Aspek pakaian dan fashion bisa saja digambarkan sebagai penandaan ekonomis, atau sisi kontraktual dandanan, sebagai kebalikan dari sisi sosial atau kultural. Fashion dan pakaian juga menunjukan pada level manakah ekonomi orang tersebut bergerak. 6 Ketika orang ingin dianggap dalam level kelas sosial yang lebih tinggi membutuhkan barang-barang yang bermerek atau branded. Ketika sudah menggunakan barang-barang yang bermerek atau branded mereka akan lebih percaya diri dalam berpenampilan dan bergaul dengan orang-orang. 7 Tak heran banyak orang yang memiliki status sosialnya tinggi rela membeli 5 Malcolm Bernard, op.cit.,hal VII 6 Op.cit., hal 91 7 Aldiano Majid,. Fanatisme Terhadap Barang Ber-Breanded yang Menjamur. Diakses pada 5 November 2016. www.kompasiana.com.
4 pakaian dengan harga mahal dengan merek terkenal untuk menunjukan status sosial mereka, walaupun busana atau fashion yang mereka kenakan hampir sama dengan merek dalam negeri, yang hargaya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga busana yang berasal dari luar negeri. Orang tersebut seolah sudah terbius oleh merek terkenal tersebut, walaupun bahannya hampir sama dengan merek lokal, asalkan mereknya terkenal maka mereka akan membeli busana atau fashion tersebut. Bisa dikatakan orang tersebut mengkomunikasikan gaya busana mereka melalui merek yang mereka kenakan. Fenomena ini banyak terjadi di kalangan remaja saat ini, agar terlihat fashionable ia selalu mengikuti trend- trend yang muncul, selain itu mereka memiliki pemahaman bahwa dengan memakai atau membawa produk branded tersebut akan dilihat sebagai pribadi yang keren dan membanggakan. 8 Sehingga mereka berlomba-lomba menunjukan gaya fashion mereka berdasarkan merek yang mereka kenakan, bahkan berdasarkan apa yang dipakai oleh orang yang diidolakannya, dengan tujuan untuk mengkomunikasikan dimana level status sosial mereka dan apa yang mereka senangi. Hal ini menarik untuk dikaji, karena akan terlihat bagaimana para pencinta fashion memperhatikan gaya busana mereka mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, begitu juga sebaliknya orang yang cuek dengan gaya fashion mereka, mereka akan berdandan sesimpel mungkin. Dan dari situlah kita akan mengetahui pesan apa yang akan disampaikan saat menggunakan gaya fashion mereka masing-masing. 8 Annelis Brilian,.Fenomena Anak Gemar Barang BrandedDiakses pada 5 November 2016. www.tabloidnova.com.
5 Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti fenomena ini di salah satu universitas swasta di Jakarta yaitunya Universitas Mercu Buana, karena mahasiswa atau mahasiswi yang kuliah di universitas ini status sosialnya sangat beragam, tidak hanya untuk kalangan menengah atas tapi juga untuk kalangan menengah kebawah, jadi peneliti bisa melihat langsung proses interaksi dari mahasiswa kalangan menengah atas dengan kalangan menengah kebawah saat mengkomunikasikan gaya busana mereka, dan peneliti bisa mengetahui pesan apa yang ingin mereka sampaikan saat mereka mengenakan gaya busana atau fashion mereka tersebut. Peneliti memilih subyek penelitian untuk penelitian ini adalah mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2013, karena mahasiswa fakultas ilmu komunikasi sering berhubungan dengan media penyiaran atau sering bertemu dengan orang banyak, sehingga mereka paham betul bagaimana cara mereka berkomunikasi melalui gaya busana yang mereka kenakan. 1.2 Fokus Penelitian Dari konteks penelitian yang telah tertulis, peneliti memfokuskan penelitian pada: 1. Apa dan bagaimana makna gaya busana sebagai komunikasi nonverbal dalam fungsi subtitusi dikalangan mahasiswa? 2. Bagaimana cara mereka mengekspresikan atau mengkomunikasikan gaya busana yang mereka kenakan?
6 1.3 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah peneliti hendak mencari tahu motif dan makna dari gaya berbusana seseorang dan cara mengkomunikasikan gaya busana tersebut. Mengingat dizaman sekarang tren Fashion atau gaya busana berkembang, banyak cara seseorang untuk mengkomunikasikan gaya busana atau Fashion yang mereka kenakan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui makna gaya busana sebagai komunikasi nonverbal dalam fungsi subtitusi dikalangan mahasiswa. 2. Untuk mengetahui cara mereka mengekspresikan atau mengkomunikasikan gaya busana yang mereka pakai. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat agar peneliti memahami tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat menghubungkan relevansi antara teori dengan realitas sosial. serta diharapkan pula mampu memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai Fenomena pemaknaan gaya busana sebagai komunikasi nonverbal. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi arahan dan pengetahuan bagi seluruh mahasiswa atau mahsiswi, khususnya dalam memahami
7 karakter dan kepribadian seseorang melalui gaya busana yang digunakan. Dan dapat memberikan suatu gambaran mengenai pesan yang terkandung melalui gaya busana yang dikenakan.