KATA PENGATAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya. Penelitian Elective Study Semester VII dengan judul Prevalensi Kematian Pasien di Ruang Terapi Intensif Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015, dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Blok Elective Study Semester VII Program Studi Pendidikan Dokter FK UNUD. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan penelitian ini, antara lain kepada : 1. dr. I Gusti Agung Gede Utara Hartawan, Sp. An., MARS, selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan selama penulisan penelitian ini. 2. dr. Putu Ayu Asri Darmayanti, M.Kes, selaku sekretaris Blok Elective Study yang telah memberikan petunjuk mengenai penulisan usulan penelitian ini. 3. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun untuk membantu penyempurnaan usulan penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Denpasar, Desember 2016 Penulis iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Denpasar, 20 Desember 2016 Yang menyatakan, Ida Ayu Mas Sasmari Brahmani v
ABSTRAK PREVALENSI KEMATIAN PASIEN DI RUANG TERAPI INTENSIF RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Ruang terapi intensif atau RTI merupakan salah satu unit pelayanan sentral yang berada di rumah sakit. Pasien yang dirawat di RTI adalah pasien-pasien yang dalam kondisi kritis dan mengancam nyawa. Akibat dari tingkat keparahan penyakit yang tinggi, maka kematian di RTI tidak bisa dihindari. Kematian di RTI dapat dikatakan tinggi. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian terhadap prevalensi kematian pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar, karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan utama di Bali. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Tempat penelitian ini dilakukan di RTI RSUP Sanglah Denpasar. Subjek penelitian adalah seluruh pasien yang dirawat di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2015. Pada penelitian ini didapatkan 1531 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 1531 sampel didapatkan sebanyak 24,8% (n=379) pasien meninggal dan 75,2% (n=1152) keluar dalam kondisi hidup. Dari 379 pasien tersebut didapatkan prevalensi kematian pada pasien bedah dan bukan bedah adalah 58,3% (n=221) dan 41,7% (n=158). Prevalensi kematian pasien bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik adalah 71,5% (n=158) dan 28,5% (n=63), sedangkan prevalensi kematian pasien bukan bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik adalah 47,5% (n=75) dan 53,5% (n=83). Kelompok penyakit bedah terbanyak adalah pasca kraniotomi (43,9%), sedangkan pada kelompok penyakit bukan bedah adalah gangguan pernafasan (22,2%). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi kematian pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar. Kata kunci: prevalensi kematian pasien, bedah, bukan bedah, ventilator mekanik, RTI vi
ABSTRACT PREVALENCE OF PATIENT MORTALITY IN THE INTENSIVE CARE UNIT SANGLAH GENERAL CENTRE HOSPITAL DENPASAR PERIOD JANUARY DECEMBER 2015 Intensive Care Unit is one of central service unit in the hospital. Patients were treated in the ICU is patients in critical condition and life threatening. As a result of the high severity of illness, death in the ICU can not be avoided. Death in the ICU can be said to be high. Therefore, it is important to do research about prevalence of patient mortality in the ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar, because the hospital is the main referral hospital in Bali. The study design is a descriptive cross-sectional study. Sample was collected by total sampling technique. The subjects were all patients who were treated at ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar period January December 2015. In this study, there were 1531 samples met the inclusion and exclusion criteria. From 1531 samples obtained as many as 24,8% (n=379) patients died and 75,2% (n=1152) out in living conditions. From 379 patients obtained the prevalence of mortality in surgical and non surgery patients were 58,3% (n=221) and 41,7% (n=158). The prevalence of mortality in surgical patients with and without a mechanical ventilator were 71,5% (n=158) and 28,5% (n=63), while the prevalence of mortality in non surgical patients with and without a mechanical ventilator were 47,5% (n=75) and 53,5% (n=83). Most surgical disease group was post craniotomy (36.7%), whereas most non surgical diseases group was respiratory disorder (22.2%). Further research is needed to determine factors that influence the prevalence of patient mortality in ICU General Centre Hosipital of Sanglah Denpasar. Keyword: prevalence of patient mortality, surgical, non surgical, mechanical ventilator, ICU vii
RINGKASAN Ruang terapi intensif atau RTI merupakan salah satu unit pelayanan sentral yang berada di rumah sakit. Pasien yang dirawat di RTI adalah pasien-pasien yang dalam kondisi kritis dan mengancam nyawa. Akibat dari tingkat keparahan penyakit yang tinggi, maka kematian di RTI tidak bisa dihindari. Kematian di RTI dapat dikatakan tinggi, beberapa menyebutkan kematian di RTI berkisar lebih dari 20%. Young pada tahun 2002 menyebutkan bahwa seperlima dari pasien yang dirawat di RTI akan mengalami kematian. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian terhadap prevalensi kematian pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar, karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan utama di Bali. Penelitian ini dilakukan di RTI RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Maret sampai September tahun 2016. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study. Pada penelitian ini didapatkan 1531 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data sampel didapatkan dari register pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar. Adapun variabel yang dicari pada penelitian ini adalah prevalensi kematian pasien bedah, pasien bukan bedah, pasien bedah dengan ventilator mekanik, pasien bedah tanpa ventilator mekanik, pasien bukan bedah dengan ventilator mekanik dan pasien bukan bedah tanpa ventilator mekanik, serta kelompok penyakit terbanyak (bedah dan non bedah) di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015. Pada penelitian ini didapatkan 1531 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 1531 sampel didapatkan sebanyak 24,8% (n=379) pasien meninggal dan 75,2% (n=1152) keluar dalam kondisi hidup. Dari 379 viii
pasien tersebut didapatkan prevalensi kematian pada pasien bedah dan bukan bedah adalah 58,3% (n=221) dan 41,7% (n=158). Prevalensi kematian pasien bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik adalah 71,5% (n=158) dan 28,5% (n=63), sedangkan prevalensi kematian pasien bukan bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik adalah 47,5% (n=75) dan 53,5% (n=83). Kelompok penyakit bedah terbanyak adalah pasca kraniotomi (43,9%), sedangkan pada kelompok penyakit bukan bedah adalah gangguan pernafasan (22,2%). Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kematian pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015 adalah 24,8%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi kematian tersebut. ix
SUMMARY Intensive Care Unit (ICU) is one of central service unit in the hospital. Patients were treated in the ICU is that patients in critical condition and life threatening. As a result of the high severity of illness, death in the ICU can not be avoided. Death in the ICU can be said to be high, some mention of death in the ICU range over 20%. Young in 2002 stated that one fifth of patients who were treated at RTI will experience death. Therefore, it is important to do research on the prevalence of patient mortality in the ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar, because the hospital is the main referral hospital in Bali. This research was conducted at the ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar in March until September 2016. This study design is a descriptive cross-sectional study. On this research obtained 1531 samples met inclusion and exclusion criteria. The sample data obtained from patient registers in the ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar. The variables that discussed in this study are the prevalence of mortality in surgical patient, the prevalence of mortality in non surgical patient, the prevalence of mortality in surgical patient with and without a mechanical ventilators, the prevalence of mortality in non surgical patient with and without a mechanical ventilator, and most disease groups (surgical and non surgical) at ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar period January December 2015. In this study, there were 1531 samples met the inclusion and exclusion criteria. From 1531 samples obtained as many as 24,8% (n=379) patients died and 75,2% (n=1152) out in living conditions. From 379 patients obtained the prevalence of mortality in surgical and non surgery patients were 58,3% (n=221) x
and 41,7% (n=158). The prevalence of mortality in surgical patients with and without a mechanical ventilator were 71,5% (n=158) and 28,5% (n=63), while the prevalence of mortality in non surgical patients with and without a mechanical ventilator were 47,5% (n=75) and 53,5% (n=83). Most surgical disease group was post craniotomy (36.7%), whereas most non surgical diseases group was respiratory disorder (22.2%). In this study it can be concluded that the prevalence of patient mortality in the ICU Sanglah General Centre Hospital Denpasar period January December 2015 was 24,8%. Further research is needed to determine the factors that influence the prevalence of patient mortality in the ICU General Centre Hosipital of Sanglah Denpasar. xi
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1. Rumah Sakit... 7 2.2. Ruang Terapi Intensif (RTI)... 10 2.3. Distribusi pasien berdasarkan indikasi masuk RTI... 19 2.4. Angka Kematian di RTI... 20 2.5. Penggunaan Ventilator Mekanik di RTI... 23 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP... 26 1.1. Kerangka Berpikir... 26 1.2. Kerangka Konsep... 27 BAB IV METODE PENELITIAN... 28 4.1. Rancangan Penelitian... 28 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28 4.3. Populasi dan Subjek Penelitian... 28 4.3.1. Populasi Penelitian... 28 4.3.2. Kriteria Subjek... 28 4.3.3. Teknik Penentuan Sampel... 29 4.4. Variabel Penelitian... 29 4.4.1. Identifikasi Variabel... 29 4.4.2. Definisi Operasional Variabel... 29 4.5. Instrumen Penelitian... 30 4.6. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data... 31 4.7. Alur Penelitian... 32 4.8. Analisis Data... 32 xii
BAB V HASIL DAN PEMBASAHAN... 33 5.1. Hasil Penelitian... 33 5.1.1. Prevalensi Kematian Pasien... 33 5.1.2. Prevalensi Kematian Pasien Bedah dan Bukan Bedah... 33 5.1.3. Prevalensi Kematian Pasien Bedah dengan dan tanpa Ventilator Mekanik... 34 5.1.4. Prevalensi Kematian Pasien Bukan Bedah dengan dan tanpa Ventilator Mekanik... 36 5.1.5. Kelompok Penyakit Bedah dan Bukan Bedah... 36 5.2. Pembahasan... 37 BAB VI PENUTUP... 43 6.1. Simpulan... 43 6.2. Saran... 44 DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN... 48 xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Ketenagaan di Ruang Terapi Intensif... 15 Tabel 2.2 Desain Berdasarkan Klasifikasi Pelayanan RTI... 16 Tabel 2.3 Peralatan Berdasarkan Klasifikasi Pelayanan RTI... 17 Tabel 2.4 Kemampuan Pelayanan di RTI... 18 Tabel 2.5 Distribusi Data Berdasarkan Indikasi Masuk RTI di RSUP Dr. Djamil Padang... 19 Tabel 2.6 Distribusi Data Berdasarkan Indikasi Masuk RTI di RSUP Dr. Kariadi Semarang... 20 Tabel 2.7 Distribusi Kematian Pasien di RTI RSUP Dr. Kardiadi Semarang Berdasarkan Indikasi Masuk... 21 Tabel 2.8 Distribusi Kematian Pasien di RTI RSUP Dr. Djamil Padang Berdasarkan Indikasi Masuk... 22 Tabel 2.9 Distribusi Data Penyebab Kematian Pasien RTI di Netherland...... 24 Tabel 2.10 Distribusi Data Berdasarkan Indikasi Penggunaan Ventilator Mekanik di RTI RS Cipto Mangunkusumo... 24 Tabel 2.11 Distribusi Data Berdasarkan Penyebab Kematian pada Pasien VAP di RTI RS Cipto Mangunkusumo... 25 Tabel 5.1 Prevalensi Kematian Pasien Bedah dan Bukan Bedah di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015... 34 Tabel 5.2 Prevalensi Kematian Pasien Bedah dengan dan tanpa Ventilator Mekanik di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015... 35 Tabel 5.3 Prevalensi Kematian Pasien Bukan Bedah dengan dan tanpa Ventilator Mekanik di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015... 36 Tabel 5.4 Kelompok Penyakit Bedah pada Pasien Meninggal di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015... 37 Tabel 5.5 Kelompok Penyakit Bukan Bedah pada Pasien Meninggal di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015... 37 xiv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Konsep Penelitian... 27 Gambar 4.1 Alur Penelitian... 32 Gambar 5.1 Jumlah Pasien yang Dirawat di RTI RSUP Sanglah Denpasar periode Januari Desember 2015... 33 xv
DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN ALS : Advance Life Support ACLS : Advance Cardiac Life Support APACHE : Acute Physiology and Chronic Health Evaluation CRRT : Continuous Renal Replacement Therapy EEG : Elektroensephalogram EKG : Elektrokardiogram FCCS : Fundamental Critical Care Support ICP : Intracranial Pressure ICU : Intensive Care Unit RS : Rumah Sakit RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat RTI : Ruang Terapi Intensif VAP : Ventilator-associated Pneumonia xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Tabel Jadwal Penelitian... 47 Lampiran 2 Rincian Biaya Penelitian... 48 xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (RI, 2009). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit dalam pasal 4 disebutkan bahwa berdasarkan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana, serta administrasi dan manajemen rumah sakit, rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu Rumah Sakit Umum Kelas A, B, C, dan D (Permenkes, 2010). Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan begitu juga dengan ruang terapi intensif (RTI) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Intensive Care Unit (ICU). Ruang terapi intensif merupakan salah satu unit pelayanan yang sentral di rumah sakit (Hanafie, 2007). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan RTI di Rumah Sakit menyatakan bahwa RTI adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa (Kemenkes, 2010). 1
2 Dalam menyelenggarakan pelayanannya, RTI di rumah sakit dibagi dalam tiga klasifikasi pelayanan sesuai yang tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340/Menkes/PER/III/2010, yaitu pelayanan RTI primer (pada rumah sakit kelas C), pelayanan RTI sekunder (pada rumah sakit kelas B), dan pelayanan RTI tersier (pada rumah sakit kelas A) (Permenkes, 2010). Fungsi utama RTI adalah merawat pasien yang dalam keadaan kritis (Hanafie, 2007). Keadaan kristis yang dimaksud menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Ruang Terapi Intensif di Rumah Sakit adalah pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan dalam bahaya dapat mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya komplikasi yang merugikan (Kemenkes, 2010). Pasien-pasien kritis yang dirawat di RTI bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mencegah kematian yang berhubungan dengan penyakit akut, trauma atau prosedur bedah (Braber dan van Zanten, 2010). Namun, karena tingkat keparahan penyakit yang tinggi, kematian di RTI tidak dapat dihindari pada beberapa pasien. Menurut Young P. tahun 2002, sekitar seperlima pasien yang dirawat di RTI akan mengalami kematian (Elliott dkk., 2012). Dalam penelitian kohort retrospektif, sebanyak 895 pasien RTI dilibatkan (tidak termasuk pasien yang sudah pernah dirawat di RTI). Dari 895 pasien RTI, sebanyak 146 pasien mengalami kematian di RTI (16,3%), 92 pasien mengalami kematian pasca RTI di bangsal umum (10,3%) dan 657 pasien selamat (73,4%).
3 Jadi total angka kematian di RTI dan pasca RTI adalah 26,6% (Braber dan van Zanten, 2010). Pasien-pasien yang masuk ke RTI sering memiliki diagnosis utama seperti myokardial infark akut, respiratory distress, coronary artery bypass grafting, congestive heart failure, pendarahan intracranial, disfungsi kardiovaskular lainnya, pneumonia, sepsis, diabetik ketoasidosis, dan pendarahan gastrointestinal diantara diagnosis lainnya (Lilly dkk., 2011). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kematian di RTI, salah satunya adalah penggunaan ventilator mekanik. Penggunaan ventilator mekanik tidak jarang dijumpai pada RTI, khususnya pada RTI tersier. Dalam penelitian di United State tahun 2010 pada sampel populasi rawat inap dalam jumlah yang besar, penggunaan ventilator mekanik sudah umum. Namun demikian penggunaan ventilator mekanik dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi (Elliott dkk., 2012; Wunsch dkk., 2010). Ventilator-associated Pneumonia (VAP) merupakan kejadian infeksi yang paling umum ditemukan di RTI, dengan faktor risiko tertinggi terjadi pasien dengan ventilator mekanik. Klompas dkk. pada 2007 menyatakan bahwa kejadian dari VAP berkisar antara 8% - 28%.(Timsit dkk., 2011). Pada penelitian yang menggunakan sampel sebanyak 4.479 pasien dengan penggunaan ventilator mekanik selama lebih dari 48 jam, ditemukan bahwa VAP berkembang dalam 30 hari pada 15,3% pasien. Bahaya yang ditimbulkan oleh VAP dinilai dari keparahan penyakit pasien saat masuk, antibiotik yang digunakan, tindakan yang dilakukan, serta kegagalan organ. Berdasarkan bahaya
4 tersebut ditemukan bahwa kematian di RTI meningkat sebanyak 2,3% setiap harinya sejak terjadi VAP (Timsit dkk., 2011). Penelitian pada tahun 2014 di RTI RS Cipto Mangunkusumo dengan menggunakan 201 sampel pasien dengan VAP didapatkan bahwa sebanyak 115 pasien (57,2%) mengalami kematian (Saragih dkk., 2014). Berdasarkan fakta-fakta mengenai tingkat kematian di RTI yang bisa dikatakan tinggi, penulis melihat pentingnya untuk mengetahui prevalensi kematian di RTI, khususnya di RSUP Sanglah Denpasar yang merupakan rumah sakit rujukan utama di Bali. Mengetahui angka kematian pasien yang dirawat di RTI merupakan hal yang sangat penting, baik secara klinik maupun administrasi. Mengingat penelitian berkaitan prevalensi kematian pasien di RTI belum banyak dilakukan di Indonesia, khususnya di Bali, penulis berencana mengangkat tema ini untuk diteliti lebih lanjut. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan layanan di RTI RSUP Sanglah Denpasar. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang tersebut adalah sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimana prevalensi kematian pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar? 1.2.2 Bagaimana prevalensi kematian pasien bedah dan bukan bedah di RTI RSUP Sanglah Denpasar? 1.2.3 Bagaimana prevalensi kematian pada pasien bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik di RTI RSUP Sanglah Denpasar?
5 1.2.4 Bagaimana prevalensi kematian pada pasien bukan bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik di RTI RSUP Sanglah Denpasar? 1.2.5 Apa 10 penyakit terbanyak (baik bedah maupun bukan bedah) yang diderita oleh pasien yang meninggal di RTI RSUP Sanglah Denpasar? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuat sebuah penelitian yang dapat dijadikan referensi atau sumber data bagi penelitian yang mengambil topik serupa. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui prevalensi kematian pasien di RTI RSUP Sanglah Denpasar. 2. Untuk mengetahui prevalensi kematian pasien bedah dan bukan bedah di RTI RSUP Sanglah Denpasar. 3. Untuk mengetahui prevalensi kematian pada pasien bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik di RTI RSUP Sanglah Denpasar. 4. Untuk mengetahui prevalensi kematian pada pasien bukan bedah dengan dan tanpa ventilator mekanik di RTI RSUP Sanglah Denpasar. 5. Untuk mengetahui 10 penyakit terbanyak (baik bedah maupun bukan bedah) yang diderita oleh pasien yang meninggal di RTI RSUP Sanglah Denpasar. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut.
6 1.4.1 Sebagai referensi atau sumber data yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan dengan topik serupa. 1.4.2 Sebagai pedoman pengembangan manajemen layanan di RTI RSUP Sanglah Denpasar.