PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA KLIEN PRE OPERASI

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INFORMED CONSENT PADA PASIEN YANG AKAN DI PASANG INFUS. Erwin Yektiningsih, Perdhana Petronila Puspita

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH IKLAN AUDIO TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG GASTRITIS PADA PENDERITA GASTRITIS

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT INFLUENZA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI POST PARTUM TERHADAP SIKAP IBU POST PARTUM

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Oleh : Rahayu Setyowati

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0 1 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

BAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT MOBILISASI DINI TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN PASCA PEMBEDAHAN LAPARATOMI

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN LAMANYA PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA OPERASI APENDIKTOMI DI RUANG BEDAH RSUD JEND. A. YANI METRO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

Volume 5, Nomor 1, Juni 2017

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

PENYULUHAN PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEGAGALAN PENGOBATAN PENDERITA TUBERKULOSIS

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

Oleh : Diyono 1 Budi Herminto 2 Dessy Hana Pertiwi 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG

Budi Setyono, Lilis Murtutik, Anik Suwarni

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Transkripsi:

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang RSUD Kabupaten Kediri Kediri Operasi atau pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu. Tindakan operasi itu sendiri apabila tidak dipersiapkan dengan baik akan memiliki resiko pembedahan seperti terjadinya infeksi, perdarahan hebat yang dapat menyebabkan kematian.tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perilaku pasien post operasi yang mendapatkan konseling dan yang tidak. Desain penelitian yang digunakan adalah desain static group comparisson. Populasi yang diteliti adalah pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah di Ruang Seruni RSUD Kabupaten Kediri pada bulan Oktober- Desember 2012 sebanyak 28 orang dengan teknik sampling Convinience sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-21 Mei dengan jenis penelitian pra Eksperimental dengan metode deskriptif dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan lembar observasi dengan melakukan pengamatan dan kepada pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pasien yang diberikan Konseling pre operasi akan berperilaku lebih baik daripada yang tidak diberikan konseling. Berdasarkan hasil penelitian maka perlu peningkatan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam bentuk konseling agar bermanfaat bagi penyembuhan pasien. Kata kunci:konseling, Pre operasi, Perilaku, Post operasi LATAR BELAKANG Operasi atau pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu. Tindakan operasi itu sendiri apabila tidak dipersiapkan dengan baik akan memiliki resiko pembedahan seperti terjadinya infeksi, perdarahan hebat yang dapat menyebabkan kematian. Adapun beberapa resiko pembedahan atau operasi adalah syok. Syok merupakan komplikasi yang sangat serius. Syok dapat digambarkan sebagai tidak memadainya oksigenisasi seluler yang disertai dengan ketidakmampuan untuk mengekskresikan produk sampah metabolisme kedua adalah perdarahan, jika tidak diatasi menyebabkan pasien jatuh pada kondisi yang sangat lemah dan tidak sadar yang menyebabkan kematian. Menurut hasil studi pendahuluan pada bulan oktober 2010 melalui metode tanya jawab oleh peneliti didapatkan 3 pasien post operasi. 2 diantaranya (66,6%) tidak tahu mengenai prosedur operasi, sedangkan 1 pasien (33,4 %) tahu mengenai prosedur post operasi. Perilaku post operasi pasien merupakan bagian dari fase operasi yang harus dilakukan pasien, perilaku ini meliputi; pasien mampu melakukan batuk dan napas dalam secara efektif, pasien mampu melakukan ambulasi dan melaksanakan aktivitas sehari-hari secara lebih awal, pasien menyatakan rasa sehat secara psikologis,yang lebih besar, dan pasien menunjukan kecemasan tentang nyeri yang lebih rendah. (Perry & Potter, 2002, dalam Brunner dan sudadart.: Buku Ajar Kepeawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC. Untuk itu adanya konseling pre operasi diharapkan dapat mempengaruhi keberhasilan ataupun mengurangi resiko kompliksi operasi. (Brunner & suddart, 2002) Konseling adalah kegiatan memberi arahan pada pasien, termasuk membantu pasien menyelesaikan masalah. (Barbara, 1995, dalam Tamsuri, Anas.: Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Salah satu tujuan konseling kesehatan adalah memulihkan kesehatan yang difokuskan pada pengembangan praktek keperawatan diri selama sakit dan perawatan diri untuk Jurnal AKP 31 Vol. 4 No. 1, 1 Januari 30 Juni 2013

memfasilitasi penyembuhan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. (Depkes RI, 2002). Maka dari itu konseling tentang pre operasi sangat diperlukan untuk membantu mengurangi rasa takut akibat tidaktahuan pasien dan akan mengurangi masa rawat di rumah sakit, mengurangi analgesik paska operasi dan dapat mematuhi aturan paska operasi. (Dalayon, 1994, dalam.: Long C. Barbara.: Keperawatan Medikal Bedah, Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Keperawatan Bandung Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan petugas kesehatan yang mempunyai pengetahuan ( knowledge) dan sikap (attitude). Hal ini akan membantu pasien termotivasi untuk melakukan ( practice) segala prosedur pre operasi yang dianjurkan. Selain itu mengingatkan perlunya peran pasien dalam melakukan prosedur pre operasi maka sebagai solusi dari kurangnya pengetahuan tentang prosedur operasi tersebut agar dapat berperilaku sesuai prosedur perlu dilaksanakan bimbingan konseling oleh perawat. Dari uraian tersebut diatas peniliti ingin melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Perilaku post Operasi Pada Pasien Tidak Mendapatkan Konseling Pre Operasi di Ruang Seruni RSUD Kabupaten Kediri. Rumusan Masalah Adakah Perbedaan Perilaku post Operasi pada Pasien fraktur yang mendapatkan konseling dan yang tidak di Ruang Seruni RSUD Kabupaten Kediri? Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan perilaku post operasi pada Pasien fraktur yang mendapatkan konseling dan yang tidak mendapatkan konseling pre operasi di Ruang Seruni RSUD kabupaten Kediri 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi perilaku post operasi pasien fraktur yang tidak mendapatkan konseling pre operasi b. Mengidentifikasi perilaku post operasi pasien fraktur yang c. Menganalisa perbedaan perilaku post operasi pasien fraktur yang mendapatkan konseling dan yang tidak. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pra eksperimental yang digunakan adalah Static group comparison. Desain Static group comparrison adalah jenis desain pra eksperimental yang melibatkan dua kelompok dimana satu kelompok diberi intervensi dan kelompok lainnya tidak dilakukan intervensi. Lalu dilakukan evaluasi pada akhir intervensi. (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel independen konseling pre operasi dan variabel dependen perilaku Post operasi pasien fraktur Penelitian dilaksanakan di Ruang Seruni RSUD Kabupaten Kediri, pada Oktober-Desember 2012. Populasi penelitian ini adalah pasien pre operasi di Ruang Seruni RSUD Kabupaten Kediri pada bulan Mei 2011 yang ada sebanyak 28 orang. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah sebagian pasien pre operasi di Ruang Seruni RSUD yang sesuai dengan kriteria baik inklusi maupun eksklusi. Dengan cara pengambilan sampel multistage sampling yaitu penentuan sampling secara bertahap,yaitu teknik convinence sampling dan purposive sampling. Convinence sampling adalah pemilihan sampel dengan mencari subyek yang kebetulan ditemui ditempat dan waktu yang bersamaan pada pengumpulan data. Setelah subyek ditemui kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok sampling,yaitu yang diberi konseling dan yang tidak diberi konseling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kehendak peneliti (Notoatmodjo, 2008). Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi, yang kemudian dilakukan analisis data. Instrumen penelitian dirancang oleh peneliti berdasarkan kajian teori. Analisis data dilakukan, melalui tahapan pemeriksaan data ( editing), proses pemberian identitas data ( coding), tabulating dan scoring. Analisis menggunakan uji statistik deskriptif Perbedaan Perilaku Post Operasi Pada Pasien Tidak Mendapatkan Konseling Pre Operasi... 32 Vol. 4 No. 1, 1 Januari 30 Juni 2013

Hasil Penelitian Data Umum 1. Usia Responden Pada gambar diatas menunjukkan bahwa dari 14 responden yang diteliti 4 responden dengan umur 16-25 tahun, 4 responden dengan umur 26-35 tahun, 2 responden dengan umur 36 45 tahun, dan 4 responden dengan umur 46-65 tahun. 2. Tingkat Pendidikan 1. Identifikasi perilaku post operasi pasien fraktur yang tidak Tabel 1 : Skor Perilaku Pasien Post Operasi Yang Tidak Dilakukan Konseling di Ruang Seruni RSUD Pare Tahun 2011 Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 7 responden yang diteliti jumlah dari skor keseluruhan yaitu 630,00. Nilai Mean 90,00 Median 90,00 dan Standart deviasi 31,62278 No Responden Skor perilaku yang tidak dikonseling 1 110 2 140 3 40 4 90 5 100 6 80 7 70 Total 630,00 Mean 90,00 Median 90,00 Standart Deviasi 31,62278 Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari 14 responden yang diteliti yang berpendidikan tamat SD sebanyak 4 responden dan 3 responden tamat SMP, dan 7 responden tamat SMA. Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa responden paling banyak yang berpendididkan tamat SMA. 3. Jenis Kelamin Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari 14 responden yang diteliti laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Responden perempuan berjumlah 4 orang, sedangkan lakilaki berjumlah 10 orang. Data Khusus 2. Identifikasi perilaku post operasi pasien fraktur yang Tabel 2 : Skor Perilaku Pasien Post Operasi Yang Mendapatkan Konseling di Ruang Seruni RSUD Pare Tahun 2011 No Responden Skor perilaku yang dikonseling 1 260 2 220 3 280 4 210 5 230 6 200 7 210 Total 1610 Mean 230 Median 220 Standart Deviasi 29,43920 Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 7 responden yang diteliti jumlah dari skor keseluruhan yaitu 1610. Nilai Mean 230 Median 220 dan Standart deviasi 29,43920. 3. Analisa perbedaan skor perilaku post operasi pasien fraktur yang mendapatkan konseling dan yang tidak. Tabel 3 : Perbedaan Skor Perilaku Pasien Post Operasi pasien fraktur Yang Mendapatkan Konseling dan Jurnal AKP 33 Vol. 4 No. 1, 1 Januari 30 Juni 2013

No Responden Yang Tidak Mendapatkan Konseling Pre Operasi di Ruang Seruni RSUD Pare Tahun 2011 Tidak dikonseling Dikonseling Perbedaan 1 110 260 150 2 140 220 80 3 40 280 240 4 90 210 120 5 100 230 130 6 80 200 120 7 70 210 140 Total 630,00 1610,00 980,00 Mean 90,00 230,00 140,00 Median 90,00 220,00 130,00 Standart Deviasi 31,62278 29,43920 2,18358 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nampak bahwa terjadi perbedaan pengetahuan responden. Dengan uji statistik deskriptif di peroleh responden yang tidak dilakukan dilakukan konseling nilai mean 90,00 nilai median 90,00 dan standart deviasi 31,62278. Dan pada responden yang dilakukan konseling nilai mean 230,00 nilai median 220,00 dan standart deviasi 29,43920. Nilai perbedaanya menunjukkan nilai mean 150,00 nilai median 140,00. Hal ini menunjukkan ada perbedaan Skor Perilaku Post Operasi Pasien Fraktur Yang Mendapatkan Konseling Dan Yang Tidak Mendapatkan Konseling Pre Operasi Di Ruang Seruni RSUD Kab Kediri Pembahasan 1. Perilaku post operasi pasien fraktur yang tidak Dari hasil penilitian yang dilakukan, diperoleh hasil dari 7 responden yang tidak melakukan prosedur/perilaku post operasi yang cenderung kurang sesuai prosedur, hal ini dibuktikan dengan perolehan skor sebesar 110, 140, 40, 90, 100, 80, 70. Perubahan perilaku dibentuk oleh ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessbility of information), (Snehandu B. Kar, 1983). Dalam teori ini dengan kurangnya informasi yang didapatkan pasien dapat mempengaruhi perilaku dan pengetahuan yang seharusnya didapatkan. Perbedaan Perilaku Post Operasi Pada Pasien Tidak Mendapatkan Konseling Pre Operasi... Menurut peneliti, perilaku post operasi pasien yang tidak masih kurang, hal ini disebakan kurangnya informasi yang diperoleh pasien dari perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan informasi mengenai prosedur/perilaku post operasi. 2. Perilaku post operasi pasien fraktur yang Dari hasil penilitian yang dilakukan, diperoleh hasil dari 7 responden yang mendapatkan konseling pre operasi melakukan prosedur/perilaku post operasi yang cenderung lebih banyak/sesuai prosedur, hal ini dibuktikan dengan perolehan skor sebesar 260, 220, 280, 210, 230, 200, 210. Menurut Lawreence green (1980) pembentukan perilaku salah satunya dibentuk oleh faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan. Dalam teori bahwa dengan adanya sikap dan perilaku dari petugas kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan berupa konseling, diharapkan dapat mengubah perilaku pasien. Menurut peniliti, perilaku post operasi pasien yang sudah sesuai dengan prosedur. Hal ini disebabkan karena informasi yang didapatkan pasien lebih lengkap dan metode yang dipakai lebih dapat memberikan solusi terhadap permasalahan pasien. 3. Perbedaan skor perilaku post operasi pasien fraktur yang mendapatkan konseling dan yang tidak Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa pada responden yang diberikan konseling, melakukan perilaku post operasi yang lebih banyak. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor pada 7 responden sebesar 260, 220, 280, 210,230,200,210 sedangkan pada pasien yang tidak diberikan konseling, melakukan perilaku post operasi yang lebih sedikit. Sedangkan dari 7 responden yang tidak mendapatkan konseling pre operasi melakukan prosedur/perilaku post operasi yang cenderung kurang sesuai prosedur, hal ini dibuktikan dengan perolehan skor sebesar 110, 140, 40, 90, 100, 80, 70. Pada hakekatnya Konseling adalah kegiatan memberi arahan pada klien, termasuk membantu klien menyelesaikan masalah (Barbara, 1995). Dengan adanya konseling/penyuluhan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap pengetahuan sasaran ( Notoatmodjo, 2007). 34 Vol. 4 No. 1, 1 Januari 30 Juni 2013

Sedangkan menurut Lawrence green (1980) perilaku dibentuk oleh salah satunya faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Menurut peneliti, perilaku post operasi pasien yang mendapat konseling dan yang tidak sangat berbeda. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang didapat pasien dari perawat masih kurang dibandingkan dengan yang diberikan oleh peneliti karena informasi yang diperoleh dari konseling dan metode yang digunakan seperti pasien diberikan leaflet dapat mempengaruhi perilaku pasien sehingga pasien tahu apa yang harus dilakukan setelah menjalani operasi. Kesimpulan 1. Perilaku pasien fraktur yang tidak mendapatkan konseling pre operasi menunjukkan bahwa dari 7 responden yang diteliti jumlah dari skor keseluruhan yaitu 630,00. Nilai Mean 90,00 Median 90,00 dan Standart deviasi 31,62278. 2. Perilaku pasien fraktur yang mendapatkan konseling pre operasi menunjukan bahwa dari 7 responden yang diteliti jumlah dari skor keseluruhan yaitu 1610. Nilai Mean 230 Median 220 dan Standart deviasi 29,43920. 3. Perbedaan skor perilaku post operasi pasien fraktur yang mendapatkan konseling dengan yang tidak nilai perbedaanya menunjukkan nilai beda mean 150,00 nilai median 140,00 dan skor total menunjukan perbedaan 980,00. Saran 1. Lakukan koseling sesuai standart operasional yang telah ditetapkan pada setiap pasien yang akan di operasi dengan menggunakan metode dan media yang lebih menarik, sehingga pasien tidak hanya tahu secara pengetahuan tetapi juga akan meningkatkan sikap dan psikomotor pasien dalam melakukan perawatan setelah operasi. 2. Lakukan pembinaan dan pelatihan tentang konseling secara berkala kepada perawat sehingga dapat meningkatkan kemampuan pelayanan yang diberikan 3. Lakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan hasil penelitian yang telah ada dengan melakukan berbagai perbaikan di dalam metode penelitiannya DAFTAR PUSTAKA Brunner dan suddart. (2002). Buku Ajar Kepeawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC. Long C. Barbara. (1996). Keperawatan Medikal Bedah, Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Keperawatan Bandung. Notoadmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam dan Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktek Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika R. I. Depkes. (2001). Tenaga Kesehatan. Jakarta. Tamsuri, Anas. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Tamsuri, Anas. (2008). Riset Keperawatan Bagi Pemula Akper Pamenang. Jakarta: EGC Jurnal AKP 35 Vol. 4 No. 1, 1 Januari 30 Juni 2013