BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, where once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right (Naisbitt, 1994). Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Permintaan perjalanan wisata dunia terus meningkat. Sejak tahun 1950 hingga 2005, perjalanan wisatawan mancanegara terus meningkat rata-rata 6,5% tiap tahun, yang semula hanya sekira 25 juta melonjak menjadi 806 juta perjalanan. Kondisi ini diprediksi akan terus meningkat dan diharapkan mencapai sekira 1,5 miliar orang pada tahun 2020. Peningkatan jumlah perjalanan wisatawan dunia ini tentu saja berkontribusi bagi peningkatan jumlah penerimaan masyarakat termasuk di negaranegara berkembang. Hal ini diindikasikan antara lain oleh makin meningkatnya jumlah permintaan perjalanan wisata ke Negara-negara berkembang termasuk ke Indonesia (WTO,2009). Di Indonesia perkembangan pariwisata Indonesia sudah mulai tertata dengan baik satu persatu, perlahan orang-orang dan industri pariwisata di Indonesia sudah menyadari tentang pariwisata Indonesia yang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Indonesia adalah salah satu negara ASEAN yang memperoleh dampak positif atas pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan dunia tersebut. 1
Beragam potensi kepariwisataan yang dimiliki Indonesia perlu terus dikembangkan untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara. Di jajaran pariwisata dunia, Indonesia menempati peringakat ke-74. Di negara ASEAN, pertumbuhan jumlah wisatwan Indonesia yang berkunjung ke Indonesia adalah 5,01% (The Travel and Tourism Competitiveness Report 2011). Tabel 1.1 Peringkat Daya Saing Pariwisata Negara ASEAN Tahun Negara Indonesia Kamboja Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam China 2008 80 112 32 81 16 42 96 62 2009 81 108 32 86 10 39 89 47 2011 74 109 35 94 10 41 80 39 Sumber: The Travel and Tourism Competitiveness Report 2011(World Economic Forum) Perkembangan pariwisata di Indonesia didukung dengan adanya Biro Perjalanan Wisata (BPW). Pada dasarnya Biro Perjalanan Wisata dibentuk untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan perjalanan. Hal yang sama juga dibutuhkan untuk mempersiapkan segala dokumen perjalanan. Biro Perjalanan Wisata sudah lama berkembang, yang berawal dari pembuatan paket wisata oleh Thomas Cook pada 5 Juli 1841 dengan membawa 570 orang dari Leicester menuju Loughborough yang berjarak 11 mil dan dikenakan biaya sebesar 1 shilling (Wikipedia, 2011). Setelah biro perjalanan menjadi trend yang mendunia, dan sampai saat ini masih terus bermunculan dan berkembang, karena sampai saat ini biro perjalanan merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia pariwisata. Jawa Barat menjadi salah satu kota yang mempunyai jumlah Biro perjalanan Wisata (BPW) yang cukup banyak. Menurut data yang diperoleh dari ASITA (2011) jumlah BPW di kota Bandung 156 buah. Biro Perjalanan Wisata akan bekerja sama 2
dengan Travel Agent untuk menjual produk paket wisatanya. Menurut data dari BUDPAR (2010) jumlah Travel Agent di Jawa Barat adalah 92 buah. Travel agent berfungsi sebagai bagian dari biro perjalanan wisata, tempat wisatawan memperoleh kemudahan-kemudahan untuk melakukan perjalanan wisata. Dalam hal ini Travel Agent bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan. Bandung adalah salah satu kota yang mempunyai banyak Travel Agent yang berpengalaman di bidangnya. TraveLab Politeknik Negeri Bandung merupakan salah satu Travel Agent yang menyediakan perjalanan insentif dan keperluan wisata konsumen seperti penjualan tiket pesawat, tiket jasa transportasi, voucher hotel, penyewaan bis dan penyewaaan mobil (car rental). TraveLab berada di kampus Politeknik Negeri Bandung yang terletak di jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga. TraveLab Politeknik Negeri Bandung merupakan sarana bagi para mahasiswa agar dapat belajar paraktek secara langsung di kantor travel agent. Mahasiswa program studi Usaha Perjalanan Wisata yang menggunakan TraveLab ini sebagai bagian dari pembelajaran sebelum di lapangan. Karena di TraveLab, tata ruang dan peralatannya sesuai dengan kantor travel agent pada umumnya. Dan TraveLab ini merupakan laboratorium yang aktif karena di laboratorium ini, mahasiswa dapat berhadapan dengan konsumen yang nyata. Maka dari itu program studi ini sangat menyadari akan pentingnya fasilitas tersebut bagi mahasiswa Usaha Perjalanan Wisata yang bernama TraveLab. Pada saat ini TraveLab sudah memasarkan paket wisata ke seluruh masyarakat dan khususnya pemasaran didalam kampus Politeknik Negeri Bandung sendiri. Politeknik Negeri Bandung terletak di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bandung, tepatnya di daerah Ciwaruga, secara geografis merupakan lokasi yang strategis sebagai pasar bagi agen perjalanan wisata, karena belum ada agen perjalanan yang memadai didaerah sekitar Dua pasar besar yang 3
harus diperhatikan oleh POLBAN yaitu internal market, seperti dosen, staf dan mahasiswa. Potensial yang kedua adalah eksternal market dengan membagi segmen pasar, yaitu SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan beberapa Instansi. Pada saat ini pemasaran paket wisata TraveLab didalam (internal) Polban sebanyak 80%, sedangkan untuk diluar (eksternal) Polban sebanyak 20%. Dapat dilihat dari presentasinya, bahwa untuk pemasaran eksternal Polban masih sangat kurang. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyadari pentingnya merancang sebuah paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung melalui media promosi katalog. Maka dari itu penulis akan merancang katalog paket wisata dan disusun dalam laporan Tugas Akhir dengan judul Perancangan Pemasaran Paket Wisata Berdasarkan Segmen Pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung Melalui Media Promosi Katalog 1.2 Identifikasi Proyek Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi proyeknya adalah sebagai berikut: 1. Pembagian pemasaran berdasarkan segmen pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung. 2. Rancangan katalog paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung 3. Perincian harga net dan publish pada paket wisata yang ditawarkan TraveLab 1.3 Tujuan Proyek Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan katalog paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung, yaitu: 1. Mengetahui pembagian pemasaran berdasarkan segmen pasar TraveLab 4
2. Mempromosikan katalog paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab 3. Mengetahui perincian harga net dan publish pada paket wisata yang ditawarkan TraveLab 1.4 Manfaat Proyek Manfaat dari pembuatan katalog paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung yaitu: 1. Bagi penulis, proyek ini dapat dijadikan alat ukur mengenai pemahaman dan aplikasi dari pengetahuan yang telah penulis dapat selama kuliah. 2. Bagi Politeknik Negeri Bandung, sebagai referensi mengenai paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab 3. Bagi TraveLab Politeknik Negeri Bandung, perancangan katalog paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab Politeknik Negeri Bandung diharapkan dapat meningkatkan penjualan TraveLab Politeknik Negeri Bandung, sehingga tercapainya target yang diinginkan. 4. Bagi konsumen, memudahkan konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu perjalanan wisata, karena paket wisata yang tersedia sudah berdasarkan segmen pasar. 5. Bagi mahasiswa Usaha Perjalanan Wisata yang bertugas di TraveLab, perancangan katalog paket wisata berdasarkan segmen pasar TraveLab memudahkan mahasiswa untuk menawarkan kepada konsumen paket yang sesuai dengan pasar konsumen, sehingga memudahkan mahasiswa dalam melakukan pelayanan. 5