Ransum Perlakuan Ransum perlakuan yang diberikan kepada ayam arab umur 19 minggu mengandung tepung kulit pisang uli (Musa paradisiaca L) dengan level 0%, 20%, 30% dan 40% dalam ransum. Tepung kulit pisang uli digunakan dalam pakan menjadi substitusi pemakaian jagung. Jagung merupakan bahan pakan utama dalam komposisi pakan unggas, harga jagung mahal dan bersaing dengan konsumsi manusia menjadi kendala dalam pemenuhan pakan unggas. Substitusi jagung dengan tepung kulit pisang uli dapat mengurangi biaya bahan pakan ayam. Tepung kulit pisang uli memiliki kandungan beta-karoten sebesar 5,127 mg/100g, dibandingkan dengan kandungan beta-karoten jagung hanya 3,300 mg/100g (Nuraini et al., 2008). Hal ini menunjukkan tepung kulit pisang uli dapat mengganti sebagian beta-karoten dalam jagung. Beta-karoten dalam pakan dapat mempengaruhi kualitas kuning telur, baik dari segi warna maupun kandungan vitamin A kuning telur. Sehingga penggunaan tepung kulit pisang ini diberikan kepada ternak ayam petelur. Tepung kulit pisang memiliki kandungan energi yang lebih rendah daripada jagung, sehingga diperlukan bahan pakan sumber energi lain yang lebih besar, yaitu CPO (Crude Palm Oil) untuk memenuhi kebutuhan energi ayam arab. Penggunaan CPO (Crude Palm Oil) mempengaruhi lemak kasar ransum. Selain itu tepung kulit pisang mengandung serat kasar 11,51% penggunaan sampai level 40% dalam ransum meningkatkan serat kasar ransum. Tabel 8. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum Perlakuan Penggunaan Tepung Serat Kasar Lemak Kasar Beta-Karoten Kulit Pisang (%) Ransum (%) Ransum (%) Ransum (mg/100g) 0 3,56 6,48 4,634 20 6,15 9,24 7,438 30 6,32 10,81 6,453 40 7,42 11,07 6,189 Tabel 8 menunjukkan penggunaan tepung kulit pisang uli dapat meningkatkan kandungan serat kasar ransum menjadi 7,42% dibandingkan ransum 19
kontrol. Batas maksimum penggunaan serat kasar pakan ayam periode layer sebesar 6% (Kholis dan Sitanggang, 2000). Menurut SNI (standar Nasional Indonesia) batas serat kasar maksimum dalam ransum layer sebesar 6%. Efek serat kasar ransum yang melebihi batas yang ditolerir akan mempengaruhi produksi ternak dan menimbulkan masalah penyerapan zat nutrisi di dalam saluran pencernaan karena rusaknya mukosa saluran pencernaan karena serat kasar sulit dicerna. Peningkatan serat kasar ransum disebabkan oleh peningkatan tepung kulit pisang yang memiliki serat kasar cukup tinggi, yaitu sebesar 11,51% kandungan serat kasar pada tepung kulit pisang. Serat kasar sulit dicerna oleh ayam, hal ini disebabkan dalam pencernaan ayam arab sedikit memiliki enzim selulase. Peningkatan lemak kasar ransum disebabkan oleh peningkatan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang memiliki kandungan lemak kasar yang sangat tinggi. Menurut SNI batas maksimum lemak kasar pakan ayam layer 5%. Lemak dalam ransum sebagai pemasok energi bagi tubuh. Kandungan lemak yang terlalu tinggi dalam menyusun pakan dapat mempengaruhi kondisi ternak, status fisiologi dan produksi (Sriyana, 2005). Peningkatan lemak kasar ransum dapat mempengaruhi bobot lemak abdominal ayam arab. Bobot Hidup dan Persentase Bobot Karkas Rataan pengaruh pemberian tepung kulit pisang terhadap bobot hidup, bobot dan persentase bobot karkas ayam arab umur 26 minggu disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Rataan Bobot Hidup, Bobot dan Persentase Bobot Karkas Ayam Arab Umur 26 Minggu Ransum Perlakuan Bobot Hidup (g) Bobot Karkas (g) Persentase Karkas (%) R0 1579,75 ± 193,17 907,00 ± 128,91 57,47 ± 4,63 R1 1464,25 ± 143,73 823,25 ± 47,76 56,33 ± 3,27 R2 1552,00 ± 60,72 970,00 ± 47,76 62,54 ± 3,19 R3 1368,00 ± 161,29 766,00 ± 80,05 56,14 ± 3,72 Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %. Bobot hidup ayam arab umur 26 minggu yang diberi penambahan tepung kulit pisang dalam pakan berkisar antara 1368 1579,75g (Tabel 9) dan menghasilkan 20
persentase bobot karkas sebesar 56,14%-62,54% dari bobot hidup.hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit pisang sampai 40% tidak mempengaruhi bobot hidup dan persentase bobot karkas. Menurut Darmana dan Sitanggang (2002), ayam arab betina memiliki bobot badan berkisar antara 1,0 1,5 kg. Hasil penelitian mengenai persentase bobot karkas tersebut juga tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian BPTU Sembawa (2007) yang menghasilkan persentase bobot karkas pada ayam arab silver betina umur 22 minggu sebesar 61,51%. Apabila dilihat kandungan serat kasar pakan, penambahan 40% tepung kulit pisang memiliki serat kasar sebesar 7,42% tidak mengganggu proses pencernaan zat nutrisi pakan,terlihat dari bobot hidup ayam arab tidak berbeda nyata. Jika dilihat dari kandungan lemak pakan, pakan mengandung lemak kasar tinggi sejalan dengan peningkatan penggunaan tepung kulit pisang. Lemak tinggi berasal dari penggunaan CPO yang tinggi (13,2%) sebagai sumber energi pengganti energi dari jagung, namunlemak ransum belum mampu meningkatkan bobot hidup maupun persentase bobot karkas ayam arab. Kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi kecernaan ransum akibat laju aliran zat makanan pada usus halus meningkat (Bing-hai et al., 1998) sehingga kecernaan lemak menurun. Akibatnya bobot hidup maupun persentase bobot karkas tidak berbeda dengan kontrol. Presdi (2001)menyatakan bahwa ayam yang bobot tubuhnya tinggi akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi, sebaliknya ayam yang bobot hidupnya rendah akan menghasilkan persentase karkas yang rendah.beberapa literatur menyebutkan bahwa untuk mendapatkan bobot hidup dan bobot karkas yang tinggi dapat dilakukan dengan memberikan ransum yang berenergi tinggi (Scott et al., 1982). Soeparno (1994) menyatakan perlakuan pakan berenergi tinggi menyebabkan sintesis lemak dan karbohidrat lebih besar dibanding dengan pakan yang berenergi rendah sehingga terjadi kenaikan lemak intra muskuler dan menurunkan kadar air. Faktor yang menyebabkan bobot hidup dan persentase bobot karkas tidak berbeda nyata adalah semakin banyak penggunaan tepung kulit pisang juga meningkatkan penggunaan CPO (Crude Palm Oil), yang mengandung lemak kasar yang tinggi. Lemak kasar yang tinggi tersebut tidak membuat komposisi energi dalam pakan meningkat akibat adanya kandungan serat kasar yang berasal dari tepung kulit pisang. Serat kasar yang tinggi dapat mengurangi kualitas nutrisi pakan. 21
Energi pakan antara pakan kontrol yang tidak menggunakan tepung kulit pisang tidak berbeda jauh dengan energi yang terkandung pada pakan yang menggunakan tepung kulit pisang (Tabel 6). Kandungan energi pakan tersebut yang mempengaruhi bobot hidup dan persentase bobot karkas ayam arab tidak berbeda nyata. Persentase Lemak Abdominal Perlemakan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah pakan, terutama pakan yang memiliki kandungan lemak kasar tinggi dan serat kasar tinggi. Pengaruh konsumsi serat kasar, lemak kasar terhadap rataan persentase bobot lemak abdominal dan lemak ventrikulus pada ayam arab umur 26 minggu disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Pengaruh Konsumsi Serat Kasar dan Lemak Kasar terhadap Rataan Persentase Bobot Lemak Abdominal dan Lemak Ventrikulus pada Ayam Arab Umur 26 Minggu Ransum Konsumsi SK Konsumsi LK Persentase Lemak Persentase Lemak Perlakuan (g/ekor/hari) (g/ekor/hari) Abdominal (%) Ventrikulus (%) R0 3,24 5,90 5,34 ± 1,69 2,29 ± 3,62 R1 6,00 9,02 4,37 ± 1,09 0,81 ± 0,47 R2 6,13 10,48 3,69 ± 0,59 0,70 ± 0,37 R3 7,40 11,04 3,44 ±1,14 1,22 ± 0,29 Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 % Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian 40% tepung kulit pisang uli tidak memberikan pengaruh terhadap persentase bobot lemak pada rongga perut dan lemak di sekitar ventrikulus. Rataan persentase lemak pada rongga perut berkisar antara 4,01%-6,72% (Tabel 10) dan lemak disekitar ventrikulus berkisar antara 0,70%-2,29% (Tabel 10). Pengamatan mengenai lemak abdominal pada ayam arab masih jarang ditemukan. Beberapa penelitian mengenai lemak abdominal yaitu persentase lemak abdominal pada ayam broiler jantan berkisar antara 1,4% - 2,6% sedangkan untuk ayam broiller betina antara 3,2% - 4,8% dari bobot hidup (Leeson dan Summers, 2000). Penelitian pemberian azolla pada itik alabio jantan umur 3 minggu dapat menurunkan lemak abdomen dan lemak karkas, lemak abdominal itik 22
alabio berkisar antara 1,12% - 1,5%.Hasil lemak abdominal ayam arab penelitian tidak berbeda jauh dengan lemak abdominal pada ayam broiler dan itik. Jika dilihat pada Tabel 10 konsumsi serat kasar dan lemak kasar pakan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan penambahan tepung kulit pisang, namun persentase lemak abdomen tidak berbeda nyata. Menurut Winarno(1997), konsumsi pakan berserat mampu menurunkan akumulasi cadangan lemak tubuh. Pakan kontrol dengan pakan menggunakan tepung kulit pisang disusun iso energi 2750 kkal/kg, tidak ada perbedaan dalam energi pakan. Sehingga sumber energi pakan akan menghasilkan cadangan lemak tubuh yang sama.analisis regresi antara konsumsi serat kasarterhadap persentase lemak abdominal ayam arab dapat dilihat pada Gambar 3. PersentaseLemakAbdominal(%) 6 Persentase Lemak abdominal y = 0.462x + 6.842 5 R0 Linear (Persentase R² = 0.91 R1 Lemak abdominal) 4 R2 3 R3 2 1 0 2.00 4.00 6.00 8.00 Konsumsi Serat Kasar (g/ekor/hari) Gambar 3. Analisis Regresi antara Konsumsi Serat Kasar terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Arab Umur 26 Minggu R0 = Ransum mengandung 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 % R2 = Ransum mengandung 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 % R3 = Ransum mengandung 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 % 23
PersentaseLemakAbdominal (%) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 y = 0.625x + 11.15 R² = 0.946 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 lemak abdomen Linear (lemak abdomen) Konsumsi Lemak Kasar (g/ekor/hari) Gambar 4. Analisis Regresi antara Konsumsi Lemak Kasar terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Arab Umur 26 Minggu R0 = Ransum mengandung 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 % R2 = Ransum mengandung 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 % R3 = Ransum mengandung 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 % Analisis regresi yang terlihat pada Gambar 3 menunjukkan adanya penurunan jumlah lemak abdominal sejalan dengan peningkatan konsumsi serat kasar. Nilai R 2 yang hampir mendekati 1 menunjukkan bahwa konsumsi serat kasar berkorelasi dengan persentase bobot lemak abdominal yaitu semakin banyak konsumsi serat kasar mempengaruhi penurunan persentase lemak abdominal. Namun, berdasarkan hasil sidik ragam penggunaan tepung kulit pisang uli tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase bobot lemak abdominal. Peningkatan lemak ransum mempengaruhi peningkatan konsumsi lemak (Gambar 4) dan dapat mempengaruhi peningkatan lemak tubuh sebagai sumber energi.kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi kecernaan ransum akibat laju aliran zat makanan pada usus halus meningkat (Bing-hai et al., 1998) sehingga kecernaan lemak menurun. Dengan demikian tidak ada kelebihan lemak yang disimpan dalam lemak abdominal. Lemak abdominal di dalam tubuh ayam arab periode produksi tidak berubah karena energi ransum mencukupi kebutuhan ayam periode produksi. Lemak dalam jaringan lemak (adiposa) yang banyak terdapat dalam rongga perut merupakan hasil dari penyimpanan gula. Penggunaan lemak dalam sel tubuh dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam-asam lemak bebas. Gliserol akan dipakai dalam pembentukan glukosa melalui proses glukoneogenesis. Pada proses glukoneogenesis inilah sumber energi terbentuk (Rizal, 2008). Mahfudz 24
(2000) yang menyatakan bahwa untuk mencerna serat kasar dibutuhkan energi yang banyak sehingga ayam tidak memiliki energi yang berlebihan untuk disimpan dalam bentuk lemak daging. Persentase Organ Dalam Organ dalam ayam arab umur 26 minggu yang akan dibahas mengenai pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terhadap bobot hati dan jantung. Pengaruh pemberian tepung kulit pisang terhadap rataan bobot dan persentase bobot hati serta rataan bobot dan persentase bobot jantung pada ayam arab periode layer umur 26 minggu disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Rataan Bobot danpersentase Bobot Hati serta Rataan Bobot dan Persentase Bobot Jantung pada Ayam Arab 26 Minggu Peubah Ransum Perlakuan R0 R1 R2 R3 Bobot Hati (g) 30,56 ± 7,33 25,26 ± 4,22 26,74 ± 9,19 23,60 ± 3,60 Persentase Hati (%) 1,93 ± 0,35 1,72 ± 0,13 1,74 ± 0,66 1,75 ± 0,37 Bobot Jantung (g) 6,79 ± 1,16 5,57 ± 0,87 7,05 ± 0,70 6,12 ± 0,95 Persentase Jantung(%) 0,43 ± 0,04 0,38 ± 0,06 0,45 ± 0,05 0,45 ± 0,06 Keterangan: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 % Persentase Bobot Hati Berdasarkan data pada Tabel 11 rataan persentase bobot hati ayam arab periode layer berkisar antara 1,72% 1,93%. Kisaran persentase berat hati hasil penelitian tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian BPTU Sembawa (2007) yang melaporkan bahwa persentase ayam arab silver umur 22 minggu sebesar 2,12%. Penelitian Iskandar (2005) menyatakan bahwa ayam arab umur 84 hari memiliki persentase bobot hati sebesar 2,51%, sedangkan ayam hasil persilangan ayam kedu dengan ayam arab umur 84 hari memiliki persentase bobot hati sebesar 2,57%. Hasil penelitian dengan penambahan 40% tepung kulit pisang memberikan persentase dibawah hasil penelitian lain, namun perbedaan tidak terlalu jauh. 25
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot hati. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit pisang dalam pakan pakan tidak berpengaruh terhadap persentase bobot hati. Berdasarkan McLelland (1990) warna hati bergantung pada status nutrisi unggas yaitu hati normal akan berwarna kecoklatan tergantung pakan yang dikonsumsi. Hati normal dilihat dari persentase bobot hati per bobot hidup, hal ini menunjukkan bahwa ayam arab masih dalam keadaan sehat. Pakan yang diberikan tepung kulit pisang sampai level 40% memenuhi kebutuhan ternak ayam arab. Persentase Bobot jantung Persentase bobot jantung penelitian menunjukkan perbedaan tidak nyata. Penambahan 40% tepung kulit pisang tidak mempengaruhi persentase bobot jantung. Berdasarkan data pada Tabel 11 rataan persentase bobot jantung berkisar antara 0,38% - 0,45%. Kisaran ukuran persentase bobot jantung tidak berbeda jauh dengan kisaran berdasarkan hasil penelitian BPTU Sembawa (2007) yaitu sebesar 0,46 % pada ayam arab silver umur 22 minggu. Pembesaran ukuran jantung dengan adanya penambahan otot jantung disebabkan otot menyesuaikan diri terhadap kontraksi jantung yang berlebihan atau kelelahan (Ressang, 1984). Otot jantung ayam arab tidak mengalami pembesaran karena tidak digunakan secara berlebihan dalam memompa darah ke seluruh tubuh jantung. Aktivitas organ pencernaan dalam mencerna pakan yang berserat dengan penambahan tepung kulit pisang tidak mengeluarkan energi yang banyak, sehingga kontraksi otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh ayam arab bekerja dengan normal. Pemakaian 40% tepung kulit pisang tidak menggangu aktivitas kerja organ jantung dalam tubuh ayam arab yang merupakan organ vital dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung ayam arab yang diberikan pakan dengan tepung kulit pisang sampai level 40% masih dapat berfungsi dengan baik, sehingga kondisi ayam arab sehat. Kondisi ayam arab sehat karena kebutuhan nutrien tubuh ayam arab tercukupi. Penggunaan tepung kulit pisang sampai level 40% dapat mencukupi kebutuhan nutrien ayam arab. 26
Saluran Pencernaan Persentase Bobot Ventrikulus Kisaran rataan persentase bobot ventrikulus ayam arab periode layer antara 1,09% 1,28% (Tabel 12).Kisaran persentase bobot ventrikulus tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian BPTU Sembawa terhadap ayam arab silver betina umur 22 minggu sebesar 1,85%. Penelitian Syahrudin (1998), pemakaian pakan dengan kandungan serat kasar 5%, 7%, dan 9% berturut-turut menghasilkan kecenderungan semakin meningkatkan bobot ventrikulus pada ayam sebesar 1,66%, 1,76%, dan 1,77% walaupun peningkatan tidak berbeda jauh. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit pisang sampai 40% tidak berpengaruh terhadap persentase bobot ventrikulus, sehingga semua taraf perlakuan penambahan tepung kulit pisang dalam pakan dapat digunakan dalam pakan ayam arab periode layer. Ventrikulus di dalam saluran pencernaan berfungsi untuk menghancurkan dan menggiling pakan secara kasar (Yasin, 2010). Pakan yang masuk ke dalam ventrikulus mengalami pencernaan secara mekanik, tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh ventrikulus. Di dalam ventrikulus hanya untuk memperkecil ukuran partikel agar mudah diserap pada saluran pencernaan selanjutnya yaitu usus dan sekum.kontraksi otot ventrikulus akan terjadi bila makanan masuk kedalamnya. Kandungan serat kasar sampai 7,42% tidak membuat kontraksi otot bekerja keras untuk memecah atau memperkecil ukuran pakan yang berserat, sehingga bobot ventrikulus tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Usus halus Hasil sidik ragam memperlihatkan pemberian tepung kulit pisang dalam pakan sebanyak 40% dari jumlah pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot dan panjang relatif usus halus termasuk duodenum, jejenum, dan ileum. Data pada Tabel 12 menunjukkan bahwa ayam arab periode layer memiliki rataan persentase bobot duodenum berkisar antara 0,37% 0,48% dan rataan panjang relatif duodenum berkisar antara 16,21 18,42 cm/kg BB (Tabel 12). Rataan persentase bobot jejenum berkisar antara 0,75% 0,97%, sedangkan rataan panjang relatif jejenum terhadap bobot hidup sekitar 34,79 44,92 cm/kg BB. Rataan persentase bobot ileum berkisar antara 0,86% 1,09% dan rataan panjang 27
2. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Rataan Bobot dan Persentase Bobot Ventrikulus, Duodenum, Jejenum Ileum, Colon, dan sekum Ayam Arab Umur 26 Minggu an Bobot (g) Persentase bobot (%) ran naan R0 R1 R2 R3 R0 R1 R2 R3 ulus 18,56 ± 6,70 16,06 ± 3,11 19,78 ± 3,72 16,07 ± 2,30 1,17 ± 0,35 1,09 ± 0,16 1,28 ± 0,26 1,18 num 5,85 ± 0,94 5,73 ± 1,24 6,06 ± 1,31 6,53 ± 0,70 0,37 ± 0,05 0,39 ± 0,06 0,39 ± 0,09 0,48 12,02 ± 4,19 14,12 ± 1,75 11,81 ± 3,61 12,74 ± 3,41 0,75 ± 0,20 0,97 ± 0,12 0,77 ± 0,25 0,,95 15,52 ± 4,86 12,47 ± 1,84 15,12 ± 5,85 14,66 ± 2,17 0,97 ± 0,22 0,86 ± 0,16 0,98 ± 0,40 1,09 2,52 ± 1,12 1,85 ± 0,10 3,80 ± 2,02 2,32 ± 0,75 0,16 ± 0,06 0,13 ± 0,01 0,25 ± 0,13 0,17 4,03 ± 2,51 5,51 ± 1,21 4,61 ± 1,38 6,85 ± 0,89 0,25 ± 0,14 0,38 ± 0,11 0,30 ± 0,09 0,51 an: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 % 3. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli dalam Pakan terhadap Panjang dan Panjang Relatif Duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, dan SekumAyam Arab Umur 26 Minggu an Panjang (cm) Panjang Relatif (cm/kg BB) ran naan R0 R1 R2 R3 R0 R1 R2 R3 num 25,50 ± 4,80 26,88 ± 2,93 28,25 ± 5,17 24,83 ± 2,14 16,21 ± 2,71 18,42 ± 1,98 18,16 ± 2,95 18,33 54,75 ± 5,20 59,13 ± 5,33 55,25 ± 4,33 62,38 ± 18,39 34,79 ± 2,03 40,70 ± 5,47 35,60 ± 2,39 44,92 51,63 ± 0,48 55,95 ± 1,71 55,13 ± 6,69 55,98 ± 12,54 33,10 ± 4,55 38,52 ± 4,29 35,47 ± 3,42 40,54 8,38 ± 1,25 7,25 ± 0,29 8,63 ±1,70 8,30 ± 1,36 5,37 ± 1,06 4,99 ± 0,53 5,54 ± 0,95 6,04 32,55 ± 4,66 34,88 ± 4,71 32,88 ± 2,43 37,00 ± 3,54 20,60 ± 1,38 23,87 ± 2,98 21,21 ± 1,87 27,6 an: R0 = 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang, R1 = 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 %, R2 = 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 %, R3 = 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 %
relatif ileum terhadap bobot hidup berkisar 33,10 40,54 cm/kg BB. Menurut Ressang (1984), panjang usus halus ayam dewasa mencapai 1,5 m. Panjang usus halus mulai duodenum sampai dengan ileum mencapai 1,4 m. Hasil panjang usus halus tidak berbeda jauh dengan teori. Usus halus hanya mampu menghidrolisis karbohidrat sederhana untuk di serap tubuh ayam arab sebagai sumber energi, sedangkan serat kasar tidak mampu didegradasi. Oleh karena itu sebagian serat kasar hanya lewat dari usus halus dan akan dilanjutkan ke saluran pencernaan bagian akhir (sekum, rektum, kolon) untuk pencernaan secara fermentatif (Scott et al., 1982). Hal itu yang menyebabkan bobot dan panjang usus halus tidak mengalami pemanjangan atau penebalan dinding usus halus ketika pakan ditambahkan tepung kulit pisang sebanyak 40% yang memiliki kandungan serat kasar pakan sebesar 7,42% karena pada usus halus serat tidak dicerna.bobot maupun ukuran usus halus pada ayam arab yang diberikan pakan dengan tepung kulit pisang tidak berbeda dengan usus halus ayam arab yang diberikan ransum kontrol. Usus Besar (Colon) Berdasarkan data Tabel 12 menunjukkan bahwa ayam arab periode layer memiliki persentase bobot usus besar berkisar antara 0,13% - 0,25% dan panjang usus besar berkisar antara 7,25 8,63 cm dengan rataan panjang relatif usus besar berkisar antara 4,99 6,04 cm/kg BB (Tabel 13). Gambar 5 memperlihatkan perlakuan dengan tepung kulit pisang uli dalam pakan tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan perlakuan yang menggunakan tepung kulit pisang uli dalam pakan terhadap rataan panjang relatif usus besar. Panjang usus besar ayam arab penelitian adalah 8,138 cm/ekor, sesuai dengan pernyataan Amrullah(2004) bahwa panjang usus besar yang dimiliki ayam dewasa berkisar 8-10 cm/ekor. Hasil sidik ragammenunjukkan pemberian 40% tepung kulit pisang tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot dan rataan panjang relatif usus besar ayam arab periode layer. Pengaruh tepung kulit pisang uli dalam pakan terhadap panjang relatif usus besar dapat dilihat pada Gambar 5. 29
7 PanjangRelatifUsusBesar(cm/kgBB) 6 5 4 3 2 1 0 5.37 4.99 5.54 6.04 R0 R1 R2 R3 Ransum Perlakuan Gambar 5. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Panjang Relatif Usus besar R0 = Ransum mengandung 50 % jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 20 % R2 = Ransum mengandung 20 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 30 % R3 = Ransum mengandung 10 % jagung + penggunaan tepung kulit pisang 40 % Usus besar merupakan salah satu tempat berlangsungnya pencernaan secara fermentatif pada pada tubuh ayam (Yasin, 2010).Usus besar dalam saluran pencernaan berperan dalam penyerapan air dan beberapa vitamin. Pencernaan serat kasar di usus besar hanya berlangsung dalam jumlah kecil,sehingga tidak ada peningkatan dalam bobot maupun panjang usus besar ayam arab yang diberi pakan dengan tepung kulit pisang yang mengandung serat kasar sampai 7,42% tidak berpengaruh nyata. Sekum Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan 40% tepung kulit pisang dalam pakan ayam arab tidak berpengaruh terhadap persentase bobot dan panjang relatif sekum ayam arab periode layer umur 26 minggu. Rataan persentase bobot sekum ayam arab berkisar antara 0,25% - 0,51% dan rataan panjang relatif sekum ayam arab berkisar antara 20,60 27,61 cm/kg BB. Sekum merupakan tempat terjadinya pencernaan secara fermentatif bersama dengan tembolok, rektum, dan kolon (Yasin, 2010).Sekum merupakan bejana fermentor yang efektif pada ternak unggas.substrat yang mengisi sekum berasal dari usus halus yang masuk ke dalam sekum karena tidak dapat didegradasi oleh usus 30
halus seperti serat kasar. Menurut Kismono (1986), peningkatan kadar serat dalam pakan dapat menyebabkan pertambahan panjang sekum karena adanya kemampuan merenggang untuk menampung dan mencerna pakan yang bersifat bulky. Terdapatbeberapa penelitian yang menyebutkan bahwa pemberian pakan berserat kasar untuk unggas dapat berdampak pada produksi fermentasi meningkat dalam sekum yang dapat menyebabkan hipertropi sekum (Redig, 1989). Ketika bebek mallard diberikan pakan yang berbeda yaitu pakan komersial yang rendah serat dengan pakan pellet alfalfa yang tinggi serat, terjadi peningkatan ukuran sekum bebek yang diberi pakan pellet alfalfa (Miller, 1976). Demikian pula, Duke et al. (1984) melaporkan bahwa pakan berserat tinggi menyebabkan peningkatan 25% dalam ukuran sekum kalkun. Hasil penelitian pemberian pakan yang ditambahkan tepung kulit pisang sebanyak 40% berbeda dengan penelitian lain yang telah disebutkan. Kandungan serat kasar sebesar 7,42% yang disebabkan oleh penggunaan tepung kulit pisang, masih dapat ditoleransi untuk didegradasi oleh mikroba dalam sekum ayam arab sehingga tidak terjadi perubahan ukuran sekum ayam arab. Ukuran sekum ayam arab yang diberikan tepung kulit pisang tidak berbeda dengan ukuran sekum ayam arab yang diberikan pakan kontrol. Sejak hari pertama ayam hidup, bakteri yang sudah ada di dalam sekum diantaranya Enterobacteriacae spp., Enterococus spp. dan Lactobacillus spp, sementara Bacteroides spp. dan Eubacterium spp. berkembang setelah 2 minggu (Van der Wielen et al., 2001). Hungate (1966) melaporkan beberapa bakteri pencerna selulosa diantaranya Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrivibriofibrisolvens dan bakteri pencerna hemiselulosa diantaranyabutyrivibrio fibrisolvens,bakteroides ruminocola, dan Ruminococcus sp. Kemungkinan dengan bantuan bakteri Bacteroides spp didalam sekum yang sudah berkembang sejak ayam arab berumur 2 minggu yang membantu mendegradasi serat kasar yang terkandung dalam pakan yang ditambahkan tepung kulit pisang. Kandungan serat kasar pakan dengan tepung kulit pisang masih dapat didegradasi, ditandai tidak adanya perubahan pada ukuran bobot dan ukuran sekum ayam arab umur 26 minggu. 31