DAFTAR PUSTAKA. Qu P, Yandell B A local polynomial jump-detection algorithm in nonparametric regression. Technometxics 40:

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

5 MODEL ADITIF VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Regresi 2.2 Model Aditif Terampat ( Generalized additive models , GAM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana

minitab 14 minitab 14 scc minitab 14 minitab 14 scc minitab 14 minitab 14 scc minitab 14 minitab 14 scc minitab 14 minitab 14 scc

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis data yang telah diterapkan

PENENTUAN GENERALIZED CROSS VALIDATION (GCV) SEBAGAI KRITERIA DALAM PEMILIHAN MODEL REGRESI B-SPLINE TERBAIK

BAGIAN I PENGANTAR PEMROGRAMAN MACRO MINITAB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM MENAKSIR PARAMETER REGRESI UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

Analisis Regresi Spline Kuadratik

PENDUGAAN MODEL PENILAIAN ASET MODAL DENGAN REGRESI ROBUST ANDRIANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ESTIMASI KURVA REGRESI PADA DATA LONGITUDINAL DENGAN WEIGHTED LEAST SQUARE

ANALISIS REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE MULTIVARIAT UNTUK PEMODELAN INDIKATOR KEMISKINAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, ekonomi, ilmu-ilmu pengetahuan sosial, kesehatan, dan biologi.

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE

ESTIMATOR SPLINE KUBIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

Party entertainer (part-time) Kidsport Jakarta

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

ANALISIS INFLASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI NON PARAMETRIK B-SPLINE

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

STATEMEN GO TO DAN IF-THEN. Pertemuan IX

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas Sains dan Matematika Undip

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di:

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP. Tarno. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta

TRANSFORMASI DATA SKALA ORDINAL KE INTERVAL DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO MINITAB

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3.

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

Lampiran 1. Pembangkitan Ukuran Data Kelompok dan Proporsi Pencilan

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

2-RP RENCANA PEMBELAJARAN. Semester : VI Hal: 1 dari 5. No.Revisi : 00. tim. Regresi Nonparametrik. Deskripsi. Kemampuan. lokal).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK

BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN REGRESI PENALIZED SPLINE

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis hubungan fungsional antara variabel prediktor ( ) dan variabel

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA GIZI BURUK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Resume Regresi Linear dan Korelasi

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menaksir pola hubungan antara variabel prediktor atau

Matematika dan Statistika

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Model Regresi untuk Data Deret Waktu. Kuliah 8 Metode Peramalan Deret Waktu

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

Pertemuan 10 STATISTIKA INDUSTRI 2. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression 19/04/2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE BOOTSTRAP RESIDUAL DALAM MENGATASI BIAS PADA PENDUGA PARAMETER ANALISIS REGRESI

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE

SEMINAR HASIL TESIS. Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si.

PREDIKSI KURS RUPIAH TERHADAP EURO MENGGUNAKAN MODEL REGRESI SPLINE TERSEGMEN

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

Jika terdapat k variabel bebas, x dan Y merupakan variabel tergantung, maka diperoleh model linier dari regresi berganda seperti rumus [3.1]. [3.

REGRESI SPLINE BIRESPON UNTUK MEMODELKAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Algoritma Cepat Penduga GS

KAJIAN TEORITIS HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU

Permodelan Proporsi Pengeluaran Makanan Rumah Tangga di Kota Jayapura

PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK. Agustini Tripena 1

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

PENGENALAN ALAT HITUNG: KALKULATOR DAN FUNGSI KALKULATOR PADA PROGRAM R STATISTIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

MODEL MODEL LEBIH RUMIT

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE

KAJIAN FUNGSI nls( ) DAN fsrr( ) TERHADAP MODEL MICHEALIS-MENTEN PADA REGRESI NONLINIER. Sudarno 1. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi

PEMODELAN PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION DENGAN SOFTWARE R

Transkripsi:

DAFTAR PUSTAKA Guthery SB. 1974. Partition regression. J Amer Statist Assoc 69:945-947. Wdle W, Hall P, Marron S. 1988. How far are the optimally chosen smoothing parameters &om their optimum?. J Amer Statist Assoc 83:86-95. Hastie TJ, Tibshirani RJ. 1987. Generalized additive mode&: some applications. J Amer Statist Assoc 82:37 1-386. Hastie TJ, Tibshirani RJ. 1990. Generalized Additive Models. New York: Chapman & Hall. Qu P, Yandell B. 1998. A local polynomial jump-detection algorithm in nonparametric regression. Technometxics 40: 141-1 52. Silverman BW. 1984. A fast and efficient cross-validation method fbr smoothing parameter choice in spline regression. J Amer Statist Assoc 79:584-589. Wegman EJ, Wright IW. 1983. Splines in statistics. J Amer Statist Assoc 78:351-365.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh hgsi yang dijadikan sumber data bangkitan

Lampiran 2. Diagram pencar dari contoh data bangkitan yang dipakai

Lampiran 3. Contoh hasil pendeteksian untuk n = 100 Keterangan : I] I Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 3. Lanjutan Keterangan : + Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 3. Lanjutan Keterangan : 1 1 1 Dua posisi ioncatan yang terdetekri

Lampiran 4. Contoh hasil pendeteksian untuk n = 200 Keterangan : 12 Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 4. Lanjutan Keterangan : 12 Dua posisi Ioncatan yang terdeteksi

Lampiran 4. Lanjutan Keterangan : a + Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 5. Contoh hasil pendeteksian untuk n = 300 Keterangan : + Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 5. Lanjutan Keterangan : -, Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Keterangan : -+ Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 6. Cantoh hasil pendeteksian mtuk n = 400 Keterangan : 2 Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Lampiran 6. Lanjutan Keterangan : 12 Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Keterangan : 12 Dua posisi loncatan yang terdeteksi

Keterangan : 12 Dua posisi Ioncatan yang terdeteksi

Lampiran 7. Makro minitab untuk mendeteksi loncatan gmacro deteksi noecho name C1='X1 ## Nilai peubah penjelas X ciiketik berurut pada kolom C 1 name C2= ' Re spon Y ' ## Nilai peubah respon Y diketik pada kolom C2 let kl=count (Cl) ## Ukuran data yang dideteksi center C1 C3; MinMax 1 kl. let C3=C3/kl center C2 C4. ## Nil4 rancangan 0 c x, < 1 pada kolom C3 ## Standardisasi respon Y pada kolom C4 let k2= ## Isi hkuensi yang dipakai (lihat kesimpulan penelitian ini) let k3= ## Isi simpangan baku data let k4= ## Isi taraf kepercayaan yang dipakai (bergantung jenis data) let C1000 (1) =k2 name C1000='k' ## Nilai k tercetak pada kolom C 1000 ## Nilai Threshold let k5=sqrt ( (6*( (5*k2)-3)) / ( ( (k2)**2)-1)) let k6=(k3) *(k4)*(kl/k2)*k5 let C999(1)=k6 name C999='u11 ## Nilai threshold tercetak pada kolom C999 let k7=1+ (-l+k2)/2 ## Indeks median 1+1 kolom x let k8=1-k2+kl # Banyaknya polinom lokal let k9=ll ## Lokasi cetak koefisien fi polinom pertama do k10=1: k8 ## Loop untuk polinom ke-k 10 do kll=l: k2 # Baris 1 sampai baris k let kl2=-l+klo+kll let C5(kll)=C3(k12) ##Nilaix,lokaltercetakpadakolomC5 let C6(kll)=C4(k12) ##PeubahY lokaltercetakpadakolomc6 enddo Regress C6 1 C5; coefficients Ck9. let C994 (k10) =Cl (k7) let C995 (k10) =Ck9 (2) let k9=l+k9 let k7=l+k7 enddo ## Menglutung koefisien regresi ## Lokasi cetak koefisien & ## Nilai x untuk koefisien fi tercetak pada C994 ## Nilai koefisien PI tercetak pada kolom C995 name C994='x B1' name C995='Koef B1'

Lampiran 7. Lanjutan ## Operator 6:) let k13= (-l+k2) /2 let k14=l+k13 let k15=1+ (2*k13) let k17=k2 ## Nilai 1 ## Indeks median 1+1 ## Nilai k do k18=1:k16 let C996 (k18)=cl(k17) ## Nilai x untuk operator tercetak pada C996 let k19=c995(k14)-c995(k18) let k20=c995 (k14)-c995(k15) let k21=abso (kl9) let k22=abso (k20) if k21=k22 or k21<k22 let C997 (k18) =k19 else if k21>k22 let C997 (k18) =k20 endif ## Nilai operator A!) tercetak pada C997 enddo let k14=l+k14 let k15=l+k15 let k17=l+k17 let k23=c997 (k18) let k24=abso (k23) if k24>k6 ## Jika suatu loncatan terdeteksi let c998 (k18)=1 ## maka tercetak angka 1 pada kolom C998 else if k24<k6 or k24=k6 ##Jikatidakadaloncatan let c998 (k18) =0 ## maka tercetak angka 0 pada kolom C998 endif name C996='x Operator' name C997='0peratorV name C998='Kode Deteksi' Endmacro

Lampiran 8. Jumlah data bangkitan dengan banyaknya posisi loncatan yang terdeteksi untuk pemakaian firekuensi k dan n = 200

Lampiran 9. Jumlah data bangkitan dengan banyaknya posisi loncatan yang terdeteksi untuk pemakaian fiekuensi k dan n = 300

Lampiran 10. Jumlah data banglatan dengan banyaknya posisi loncatan yang terdeteksi untuk pemakaian fiehemi k dan n = 400

Lampiran 1 1. Petunjuk penggunaan metode polinom lokal kuadrat terkecil untuk mendeteksi adanya loncatan Misalkan terdapat suatu data dengan ukuran n = 100. X adalah peubah penjelas dan Y adalah peubah respon. Pasangan nilai (x, y) kemudian ditebar dalam suatu diagram pencar. Gambar 6 menunjukkan adanya indikasi loncatan pada x = 61. Untuk memastikan adanya loncatan tersebut diguuakan metode polinom lokal kuadrat terkecil. Prosedur pendeteksian menghti algoritma berikut: 1. Pasangan nilai-nilai (x, y) diurut berdasarkan nilai peubah penjelas X, dimulai dengan nilai x yang terkecil. Dalam ilustrasi ini, kebetulan data yang dipakai sudah berurut.

Gambar 6. Diagram pencar dari data yang akan dideteksi. 2. Skala nilai-nilai x diubah demikian sehingga nilai x terkecil sama dengau lln dan nilai x terbesar sama dengan 1, sedangkan nilai-nilai y distandardisasi. Hal ini dilakukan untuk menyamakan penggunaan nilai threshold pada hrbagai skala data real. Tabel 4 menmjukkan perubahan skala x dan y tersebut. 3. Pasangan (x, y) selanjutnya diberikan suatu indeks (x,, y, ) berdasarkan urutan data. Berdasarkan tabel 4, (x,,, y,, ) = (0.61,0.33036) yang berpadanan dengan data asli (x, y) = (6 1,82.06) pada tabel sebelumnya. 4. Bentuk tetangga terdekat dari suatu data. Karena n = 100 maka menurut hasil penelitian ini, banyaknya data setiap tetangga adalah k = 15. Tetangga ke-1 beranggotakan lima belas nilai x, terkecil pertama. Tetangga ini dilambangkan dengan N(x,) yang berarti bahwa nilai-nil6 x, yang tennuat dalam tetangga tersebut merupakan tetangga terdekat dari x, (median). Tetangga ke-2 terdiri atas nilai x, sampai nilai x,,, dalam hal ini N(x9) = {x,,x,,..; X~,..;X,,,X,~). Tetangga ke-3 adalah N(x,, ) = {x,, x,,a ; x,,,*.., x,,, x,,). Demikian seterusnya sampai terbentuk n - k + 1 = 86 tetangga. 5. Tetapkan bentuk fimgsi polinom yang akan digunakan. Penetapan ini &pat dilakukan dengan memperhatikan trend data tetangga ke-1. Dalam ilustrasi ini, pendeteksian loncatan didasarkan pada penggunaan {B,(o), karena trend data pada tetangga ke- 1 " N(x, ) " cendemg linear.

Tabel 4. Nilai rancangan x, dan nilai s;tandardisasi respan y, dari data yang akan dideteksi Nilai-nilai x dirancang demitian sehingga nilai terkecil adalah x, = 1 1 n dan nilai terbesar adalah xm = 1. 6. Pengepasan suatu fimgsi polinom terhadap tetangga-tetangga yang sudah terbentuk. Dalam ilustrasi ini, pengepasan dilakukan dengan memakai fimgsi linear f'" = b,(" + 6,c')x terhadap tetangga N(x,) untuk 8 5 i 5 93.

7. Catat semua koefisien b$ yang diperoleh dad pengepasan terhadap tetangga dengan median xi. Apabila pengepasan dllakukan dengan menggunakan hgsi kuadratik maka yang dicatat adalah koefisien 8:". Tabel 5. Koefisien 6:) dari fungsi polinom yang dipas terhadap tetangga dengan median xi

8. Nilai operator A:) dihitung dengan memakai rumus: dengan k5i5n-k+l dan I=(k-1)/2. Dalamilustrasiini, I=7. Tabel 6. Nilai operator A(:) dari tetangga dengan median x, 9. Sebagai penentu adanya loncatan dipakai nilai threshold u,. Nilai ini diperoleh dengan menggunakan rumus: dengan 6 adalah penduga ragam data dan Z,,, adalah taraf kepercayaan yang dipakai. Apabila nilai IA:)~ > u, maka dapat diprediksi bahwa persamaan regresi mengalami loncatan pada suatu x, dalam tetangga N(x,).

Penduga ragam & dapat diperoleh dari had pengepasan lokal telhadap segmentasi pendahuluan. Gambar 6 menunjulckan adanya kecendenmgan data terpartisi ke dalam dua segmen. Segmen pertama beranggotakan data (x,, y, ) dengan i = 1,2,.. ;60 dan segmen kedua beranggotakan (x,, y, ) dengan i = 6 1,62,...,loo. Segmentasi ini dapat dilakukan karena adanya indikasi lmcatan pada x = 61 (Gambar 6). Nilai 3 yang diperoleh dari pengepasan ini adalah & = 0,607. Sedangkan taraf kepercayaan yang dipakai adalah Z,,, = 2,58 yang setara dengan a = 0,01 sehingga diperoleh nilai'threshold u, = 14.5706. Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai-nilai IA\~)~, IA?') 1, I A \ ~ ) ~ lebih besar dad u,. Dengan demikian ada tiga indikasi loncatan yang diberikan oleh algoritma. Ketiga indlkasi ini berada dalam tetangga dengan median x6,. Ini berarti bahwa, suatu loncatan te jadi pada x,, yang berpadanan dengan x = 61. 10. Penentuan posisi loncatan juga dapat dilakukan dengan melihat diagram pencar dari {pi')} dan diagram pencar dad {A:)}. Gambar 7(a) dan 7(b) juga menunjukkan adanya indikasi loncatan pada x,,. 11. Langkah terakhir adalah mengepas suatu kurva terhadap setiap segmen yang diperoleh. Pengepasan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, metode pemulusan atau metode pengepasan lainnya. Gambar 7. (a) Koefisien polinom iii) dari tetangga dengan median x,. (b) Nilai operator A:) dari tetangga dengan median x,.

Untuk memudahkan pendeteksian, pengguna dapat memakai makro minitab (Lampiran 7). Makro tersebut dapat disimpan dalam suatu file notepad 0ump.txt). Data yang akan dideteksi diketik pada lembar data minitab. Nilai-nilai peubah penjelas X diketik bemt pada kolom C 1, sedangkan nilai-nilai peubah respon Y diketik pada kolom C2. Selanjutnya pada session window diketik %c:\jump.txt [enter] (Gambar 8)., 1 Worksheet size: 100000 cells! Retrieving vorksheet f rom file: C:WAHAR.YITW i Worksheet vas saved on 2/13/2002 I, MTB > %c:\jump. txt I r Gambar 8. Pendeteksian loncatan dengan makro minitab. Hasil pendeteksian dapat dilihat pa& kolom C996 dan C998. Jika terjadi suatu loncatan maka pada kolom C998 tercetak angka 1, sedangkan angka yang tercetak pada C996 menunjukkan posisi loncatan.