IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pengelolaan kelapa sawit. Awalnya PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang merupakan perkebunan teh kemudian menjadi perkebunan karet dan akhirnya menjadi perkebunan kelapa sawit pada tahun 2005. Untuk saat ini di Perkebunan Cikasungka belum memiliki unit Pengolahan Kelapa Sawit sendiri. Hasil panen dari Perkebunan Cikasungka Bagian Cimulang berupa Tandan buah Sawit Segar (TBS) setiap hari dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN VIII Kertajaya di Kabupaten Lebak Banten. Selanjutnya bahan baku tersebut diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Gambar 5. Peta Administrasi PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang
PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang terletak di wilayah Desa Cimulang, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berjarak 20 Km dari Kota Bogor dan 34 Km dari Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Secara geografis, PT. Perkebunan Nusantara VIII terletak pada koordiant 106 42 00-106 44 00 BT dan 06 29 30-06 32 30 LS. PT. Perkebunan Nusantara VIII memiliki areal yang terletak meliputi bagian dari delapan desa yaitu Desa Candali, Cimulang, Bantarsari, Bantarjaya, Pasirgaok, Pabuaran, Bojong, dan Kemang. Delapan desa ini terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Kemang dan Kecamatan Rancabungur (Gambar 5). Lokasi kelapa sawit yang digunakan sudah masuk kedalam tanaman menghasilkan (TM) yang kedua (umur ±5 tahun). Lahan perkebunan kelapa sawit memiliki dua kondisi lahan yang disebut gawangan dan piringan. Gawangan merupakan tempat untuk menaruh sisa pelepah, tidak dibersihkan dari rumput atau gulma yang tumbuh, tidak dilakukan pemupukan, dan terletak diantara barisan pohon kelapa sawit. Piringan adalah tempat untuk menaruh pupuk yang diberikan dua kali setahun sekitar bulan Januari dan Oktober, dilakukan pembersihan dari rumput atau gulma yang tumbuh agar semua pupuk yang diberikan dapat diserap semua oleh tanaman kelapa sawit, dan letaknya mengelilingi pohon kelapa sawit dengan radius 2 meter dari batang pohon kelapa sawit. Gambaran umum kondisi lapang daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.
A Gambar 6. Kondisi Lapang Daerah Penelitian B C Gambar 6. A. kondisi jalan di areal perkebunan kelapa sawit; B. kondisi kebun kelapa sawit; C. kondisi permukaan lokasi gawangan perkebunan kelapa sawit; D. kondisi permukaan lokasi piringan perkebunan kelapa sawit 4.2. Topografi Topografi suatu daerah menunjukkan bagaimana bentuk daerah tersebut, termasuk perbedaan kecuraman lereng. PT. Perkebunan Nusantara VIII sendiri didominasi kemiringan lereng adalah kurang dari 25% yang menyebar hampir di seluruh areal perkebunan. D
Semakin curam lereng, maka lahan semakin tidak sesuai untuk pertanaman dan semakin tinggi biaya pengelolaannya (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Untuk penelitian di PT. Perkebunan Nusantara VIII kelas lereng dibagi menjadi sebanyak empat kelas yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kelas Lereng Kelas Kelas lereng bentuk wilayah A 0-8 % datar B 8-15% berombak C 15-25% bergelombang D 25-40% berbukit (Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007) 4.3 Jenis tanah PT. Perkebunan Nusantara VIII memiliki 8 macam tanah yaitu Oxic Dystopept, Aquic Humitropept, Oxic Humitropept, Tropeptic Eutrorthox, Typic Haplohumult, Orthoxic Palehumult, Epiaquic Palehumult, Humoxic Tropohumult, dan Typic Tropohumult. Tanah yang paling banyak ditemukan penyebarannya adalah macam tanah Typic Haplohumult dan Typic Tropohumult. Sedangkan untuk macam tanah yang mendominasi adalah tanah Ultisol yang memiliki ciri fisik utama, seperti solum dalam (>100cm), warna coklat kemerahan, tekstur liat serta struktur tanah remah, memiliki drainase agak lambat, dan reaksi tanah tergolong agak masam dengan nilai ph sekitar 4,5-6,1. Jenis tanah yang lain tedapat di lokasi penelitian ini adalah tanah jenis inceptisol, ciri fisik utama dari tanah ini adalah solum dalam dan terlapuk dengan kuat, tidak menunjukkan perbedaan horison yang nyata, bahan induk mencapai kedalaman yang beragam antara 2 dan 4 meter, mempunyai tekstur sedang sampai berat, stabilitas agregat yang tinggi, memiliki kapasitas basa dipertukarkan 10-25 me/ 100g tanah, dan kemasaman tanah ph 4,5-6,0 (Dudal dan Soepraptohardjo, 1960). Macam tanah dan luasannya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Macam tanah PT. Perkebunan Nusantara VIII Macam tanah Luas (ha) Oxic Dystopept 141,34 Aquic Humitropept 71,84 Tropeptic Eutrorthox 77,05 Typic Haplohumult 237,47 Orthoxic Palehumult 118,46 Epiaquic Palehumult 20,58 Humoxic Tropohumult 147,05 Typic Tropohumult 190,54 Total 1.044,33 (Sumber : PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang) 4.4 Geologi, Fisiografi dan Bahan Induk Berdasarkan Hasil Studi Kelayakan Tahap 1 Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Tahun 2002, unit kebun Cimulang masuk dalam formasi kuarter vulkanik dengan fisiografi dataran vulkanik dan bahan induk berupa tufa batu apung pasiran. 4.5 Penggunaan Lahan PT. Perkebunan Nusantara VIII memiliki areal produktif dan areal non produktif. Areal produktif digunakan untuk lahan tanaman, kebun campuran, jalan dan bangunan yang meliputi perumahan, sekolah, dan kantor. PT. Perkebunan Nusantara VIII merupakan kebun inti dan tidak mempunyai kebun plasma dan pabrik pengolahan hasil. Kebun inti adalah perusahaan perkebunan besar (milik swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah) yang telah memiliki legalitas hukum yang bergerak dibidang perkebunan, sedangkan kebun plasma adalah pekebun atau petani yang tergabung dalam koperasi yang bekerjsama dengan perusahaan perkebunan.
Untuk saat ini di Perkebunan Cikasungka belum memiliki unit Pengolahan Kelapa Sawit sendiri. Hasil panen dari Perkebunan Cikasungka Bagian Cimulang berupa Tandan Buah Sawit (TBS) segar setiap hari dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN VIII Kertajaya di Kabupaten Lebak Banten. Pabrik ini berkapasitas olah 30 ton TBS/jam. Selanjutnya bahan baku tersebut diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Tabel 8. Luas Penggunaan Lahan PT. Perkebunan Nusantara VIII Penggunaan lahan Luas (ha) Kebun sawit 1.004,33 Jalan kebun 38,05 Jalan aspal 0,93 Lapangan olahraga 3,05 Emplacement 7,40 Makam 2,05 Sekolah 1,61 Mesjid 0,18 Rumah penduduk 0,22 Total 1050,42 (Sumber : Nurmala, 2009) Selain itu prasarana dan sarana sosial ekonomi lainnya juga sudah tersedia di PT. Perkebunan Nusantara VIII. Sarana seperti pasar umum, bangunan toko kecil/kios, Kantor Koperasi Unit Desa (KUD), berbagai alat transportasi, berbagai alat komunikasi, serta sarana kesehatan.
4.3 Iklim dan Curah hujan Salah satu syarat tumbuh untuk kelapa sawit adalah iklim dan curah hujan, pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang hanya terdapat satu stasiun pengamatan curah hujan. Hal ini mengakibatkan curah hujan di lokasi penelitian tidak bervariasi dan juga diakibatkan oleh luasan daerah yang sempit. PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang beriklim basah (bulan kering 2-3 bulan sekitar bulan Maret sampai Mei dan bulan basah 9-10 bulan sekitar bulan Juni sampai Februari) dengan curah hujan rata-rata pertahun diatas 3000 mm, jumlah hari hujan rata-rata 158 hari, bersuhu 27-32 C dengan suhu rata-rata 29,5 C, intensitas penyinaran matahari rata-rata sekitar 5-7 jam per hari. Rerata curah hujan tahunan dan hari hujan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang ini tergolong tinggi, tetapi penyebaran hujannya kurang merata dan sedikitnya jumlah hari pada bulan-bulan tertentu. PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang menurut klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson berada pada tipe A dengan menggunakan nilai Q=Jumlah bulan kering/jumlah bulan basah x 100. Hasil dari pengamatan dapat dilihat sebagai rekaman curah hujan. Gambar 7. Grafik curah hujan Tahun 2002-2010 PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang