BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB IV ANALISIS DATA. sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara hasil temuan

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menelaah data yang telah di peroleh dari beberapa

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pandangan Beberapa Ahli mengenai Komunikasi Antarbudaya. Beberapa ahli komunikasi antarbudaya mengemukakan pendapatnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskripsi Subyek, Obyek dan lokasi Penelitian 1. Deskripsi Subyek Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. data dalam penelitian kualitatif, yang diperoleh dari beberapa informan yang

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan

PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA. dalam penelitian maka peneliti menggunakan crosstab agar dapat menjawab

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

Kecakapan Antar Personal

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung maksud tertentu. Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa

BAB I PENDAHULUAN. individu dalam masyarakat. Bahasa juga sebagai saluran perumusan ide atau

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

BAB IV ANALISIS DATA. pendeta, majelis dan warga jemaat dan berdasarkan data-data yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

BAB IV ANALISA DATA. A. Temuan Penelitian. Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

Selamat pagi / siang /sore, Saudara dan Saudari yang saya hormati,

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

REALITAS SOSIAL TINGKAT MIKRO

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

BAB IV ANALISIS DATA

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

Pertama Kali Aku Mengenalnya

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

Seekor hewan akan menatap manusia dengan pandangan tajam untuk mencaritahu niat mereka. -H. Powers

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

BAB III METODE PENELITIAN

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAHASA INDONESIA BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian kualitatif yang peneliti gunakan dalam proposal penelitian ini adalah

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

PENGANTAR ANGKET PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya.

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

Transkripsi:

74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data juga berguna untuk mengecek kebenaran dari setiap data yang diperoleh. Pengumpulan analisis data ini telah dilakukan sejak awal penelitian secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. Komunikasi antarbudaya yang terjadi pada warga rumah susun Penjaringansari sesungguhnya adalah kegiatan sehari hari yang tidak dapat dihindari karena berkomunikasi dengan tetangga selalu terjadi baik pagi, siang, sore atau malam hari. Penggalian data dengan wawancara mendalam menghasilkan data mentah dari subyek penelitian berupa pendapat pendapat informan yang masih akan diproses. Setelah dalam bab sebelumnya disajikan hasil wawancara dan pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini. Pada sub bab temuan penelitian ini peneliti mereduksi lagi hasil wawancara dan pengamatan tersebut menjadi beberapa poin utama temuan penelitian.

75 a. Lingkup kehidupan bertetangga beda budaya di rumah susun Penjaringansari. Meliputi interaksi sehari hari yang dilakukan oleh warga rumah susun dengan tetangga mereka, dimana mereka saling berbincang untuk yang laki-laki biasanya berkumpul dan berbincang saat di warung kopi, saat jaga malam,atau saat kerja bhakti. Sedangkan yang ibu-ibu biasanya bertemu saat berangkat berbelanja, saat ngobrol sore hari di waktu senggang, saat pertemuan ibu-ibu PKK. Komunikasi dengan tetangga juga merupakan pembentuk dinamika sosial yang terjadi di Rumah susun Penjaringansari. Topik pembicaraan yang biasa dipergunakan adalah, kejadian yang baru saja dialami, tukar pengalaman tentang suatu hal, memberikan kabar tentang tetangga yang lain, topik-topik sekitar lingkungan sekitar rumah susun penjaringansari. b. Kedekatan warga rumah susun dengan tetangga yang berbeda budaya. diketahui dari penuturan informan dan pengamatan lapangan bahwa warga sangat akrab dengan tetangga yang berbeda budaya tidak ada pengucilan yang dilakukan oleh warga yang satu dengan yang lainnya. Jika ada warga sakit atau meninggal maka warga yang lain ikut menjenguk dan berbela sungkawa meskipun beda agama atau beda suku. Dari pengamatan peneliti juga didapat bahwa warga rumah susun Penjaringansari merupakan tipe masyarakat tradisional yang kesemuanya membentuk hubungan yang bersangkut-paut seperti

76 keluarga besar. Meskipun ada minoritas keluarga keluarga oyang seperti masyarakat modern dimana satu keluarga hidup mandiri yang minim untuk berhubungan dengan tetangga lainnya. c. Konflik sosial yang terjadi di rumah susun Penjaringansari merupakan hal yang wajar terjadi dalam hidup bertetangga, apalagi konflik itu dipicu oleh perbedaan budaya hal ini juga diceritakan oleh informan dan pengamatan peneliti yang juga warga rumah susun penjaringansari. Masalah masalah yang sering diperselisihkan diantaranya, masalah anak kecil, masalah toleransi beragama, masalah penghormaktan terhadap wilayah pribadi keluarga masing masing. Tapi menurut para informan hal itu adalah wajar dimana selalu ada konflik yang menghiasi kehidupan bertetangga, asalkan jangan terlalu sering. d. Efektifitas penerimaan pesan, pemaknaan dan penyampaian pesan balik kepada tetangga yang berbeda budaya ternyata warga mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan bahasa isyarat, menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, membangun kedekatan pribadi lebih dulu pada tetangga dan yang terakhir komunikasi antarbudaya bukan proses yang instan tapi butuh beberapa waktu agar antara komunikan dan komunikator bisa saling memahami.

77 Dari empat poin diatas jika ingin diringkas lagi dan disatukan menjadi dua kalimat yang menjadi temuan utama pada penelitian ini sesuai dengan fokus masalah yang telah dituliskan pada bab awal penelitian adalah : Komunikasi Antarbudaya dalam bertetangga Warga Rumah Susun Penjaringansari merupakan proses sosial yang terjadi sehari hari, ada sikap saling tolong menolong, menghormati, dan ada juga konflik antar tetangga yang terjadi akibat perbedaan budaya itu. Efektifitas penerimaan pesan, pemaknaan dan penyampaian pesan balik kepada tetangga yang berbeda budaya adalah dengan yang menggunakan bahasa isyarat, menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, membangun kedekatan pribadi lebih dulu pada tetangga. 2. Konfirmasi Temuan Penelitian dengan Teori Dalam model komunikasi gudykunst dan kim yang sudah peneliti cantumkan di bab awal dan juga asas-asas teori interaksi simbolik disini peneliti menemukan kecocokan data hasil penelitian lapangan dengan kajian teori di buku yang telah tertulis. Model komunikasi antar budaya Gudykunst dan Kim nampaknya juga terbukti pada penelitian ini. Dimana environment, sosio kultur, psiko kultur

78 sangat mempengaruhi proses komunikasi antarbudaya dalam bertetangga di rumah susun Penjaringansari. Dari model Gudykunst dan Kim bahwa setiap kita berkomunikasi, secara serentak kita menyandi pesan dan menyandi balik pesan. Oleh karena itu komunikasi tidak statis tapi berlangsung secara interaktif. Dari model komunikasi Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter filter konseptual yang dikategorikan menjadi faktor faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkungan. Lingkaran paling dalam, mengandung interaksi antara penyandian pesan dan penyandian balik pesan, dikelilingi tiga lingkaran lainnya yang mempresentasikan pengaruh budaya, sosiobudaya dan psikobudaya. Pengaruh budaya (cultural) meliputi faktor faktor yang menjelaskan kemiripan dan perbedaan budaya, misalnya panangan dunia (agama), bahasa, sikap kita terhadap manusia yang berarti mempengaruhi nilai, norma, dan aturan. Di rumah susun Penjaringansari kejadian seperti sikap yang suka berterus-terang seadanya tanpa basa basi kesopanan merupakan hal biasa, tetapi ada juga warga yang masih menganut budaya kesopanan daerah yang tidak nyaman dengan sikap tersebut. Pengaruh sosiobudaya (sosiocultural) adalah pengaruh yang menyangkut proses penataan sosial. Proses ini berkembang berdasarkan interaksi dengan orang lain. Sosiobudaya ini menyangkut konsep diri, peran kita dalam kelompok, definisi kita mengenai hubungan antarpribadi. Menjadi satu

79 keluarga besar adalah sebuah sosiobudaya yang terjadi pada rumah susun Penjaringansari kaorena semuanya merasa memiliki satu rumah besar satu atap dan satu halaman. Pengaruh psikobudaya (psichocultural) meliputi dimensi penataan pribadi (proses yang memberi stabilitas pada proses psikologis). Faktor faktor psikobudaya ini meliputi stereotip dan sikap. Jika ada warga baru di rumah susun Penjaringansari tentu mereka secara psikobudaya belum terbiasa, hal ini butuh penyesuaian sekitar satu atau dua bulan pertama untuk merasa nyaman tinggal di rumah susun. Salah satu unsur lagi yang mempengaruhi kita dalam menyandi pesan dan menyandi balik pesan adalah lingkungan (environment) dimana letak geografis, iklim, situasi arsitektural, dan persepsi terhadap lingkungan tertentu mempengaruhi kita dalam menafsirkan rangsangan dan memprediksikan penyandian balik pesan. Filter filter tersebut mempengaruhi prediksi yang kita buat mengenai bagaimana orang lain merespon komunikasi kita, yang selanjutnya mempengaruhi cara kita menyandi pesan, membatasi rangsangan apa yang kita perhatikan dan bagaimana kita menafsirkan rangsangan tersebut ketika kita menyandi balik pesan yang datang. Seperti yang telah dipaparkan peneliti pada bab sebelumnya, pada contoh yang dipaparkan Bapak Sujadi bahwa beliau pernah mengalami kejadian salah tafsir ketika berdialog dengan tetangga sundanya, kata gelis dalam bahasa Jawa

80 berarti cepat sedangkan yang dimaksud oleh tetangga Pak Sujadi yang berasal dari Sunda geulis berarti cantik. Dalam contoh yang lain Ibu Nuke juga menyampaikan bahwa tetangganya pak Gn terbiasa untuk tidur agak larut malam padahal ibu Nuke sendiri meyampaikanbahwa menurutnya hal itu dimaklumi saja, sambil mungkin ketika sedang berbincang santai sedikit sedikit diberi tahu bahwa beraktifitas di malam hari seperti ngobrol, mendengarkan televisi dan lain lain sedangkan tetangga sudah banyak yang istirahat adalah kurang baik, sebaiknya dipelankan lagi sehingga tidak mengganggu tetangga yang lain. Merujuk pada komunikasi antarbudaya yang terjadi di rumah susun bahwa kondisi lingkungan atau environment juga turut mempengaruhi komunikasi warga rumah susun dalam bertetangga. Gaya berkomunikasi warga rumah susun tentu terpengaruh oleh faktor lingkungan sehingga mereka yang biasa hidup di perkampungan tentu akan merasa perbedaan itu. Temuan penelitian berikutnya adalah tentang teori yang peneliti gunakan yaitu teori interaksi simbolik. Menurut teori interaksi simbolik manusia selalu berinteraksi dengan simbol-simbol. Hal ini terbukti dari pernyataan informan yang menuturkan argumen bahwa ia sering menjumpai orang yang keras wataknya dalam berkomunikasi kasar, ia merujuk pada pengalaman mudanya yang sering bertemu dengan orang seperti itu dan cara menghadapinya adalah dengan tidak meladeninya ketika marah, tidak berada diatasnya dalam hal obrolan, dan pokonya memegang prinsip jika kita tidak mengganggu orang pasti kita tidak akan diganggu orang lain. Hal ini membuktikan bahwa manusia

81 bertindak berdasarkan makna dari simbol-simbol yang dimilikinya, makna itu berasal dari interaksi dengan orang lain. Maka terbukti pula bahwa teori interaksi simbolik terjadi di lapangan. Warga rumah susun Penjaringansari mempunyai makna-makna baru ketika mereka sudah berada di rumah susun penjaringan dan saling berinteraksi. Contohnya seperti tidak berbicara keras ketika sedang mengorol di teras rumah, mungkin di perkampungan biasa bercanda dengan agak keras tidak terlalu mengganggu tapi di teras rumah susun hal itu sangat dilarang apalagi jam jam tidur siang atau malam, karena struktur rumahnya yang hanya berdinding tipis suara yang sedikit keras akan mengganggu orang lain. Makna makna ini justru akan didapat setelah para warga berinteraksi antar satu dengan yang lain. Penjelasan diatas sesuai dengan teori interaksi simbolik butir tiga, makna yang dimiliki manusia berubah secara dinamis sesuai dengan interkasi dengan manusia lain dan menghasilkan makna baru. Satu lagi konsep ruang pribadi seperti yang dituturkan pada bagian macam macam pesan nonverbal dimana orang mempunyai ruang pribadi tertentu di wilayah rumah. Antara perumahan atau perkampungan biasa dengan konsep ruang pribadi yang ada di rumah susun tentu berbeda. Kalau di perkampungan biasa teras rumah dan halaman depan masih termasuk pribadi tapi di rumah susun hanya dalam kamarlah ruang pribadi itu. Berpakaian santai dan agak terbuka di teras rumah susun akan menimbulkan perasaan risih karena teras bukanlah ruang pribadi di rumah susun tapi sudah milik bersama.

82 Keadaan-keadaan di lapangan yang menjadi realitas ternyata cocok dengan teori yang ada. Dimana memang sebuah teori diciptakan dari realitas kehidupan sosial yang bermacam macam kemudian digeneralisir menjadi suatu teori umum yang ringkas. Semua teori sosial termasuk teori komunikasi tidak ada yang sempurna hal ini disebabkan oleh kehidupan manusia yang selalu berkembang secara dinamis yang hanya bisa diukur dengan teori yang dinamis pula.