BAB 4 HASIL PENELITIAN. terkumpul, maka analisis dapat dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut sudah

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENTUKAN CITRA MELALUI KUALITAS PELAYANAN RESTORAN THE CAFÉ HOTEL GRAND ASIA SEBAGAI RESTORAN HOTEL BISNIS BINTANG 3 DI JAKARTA

Q :Selamat sore, terima kasih atas waktu Pak Wahyu, saya melakukan sesi wawancara ini untuk mendukung hasil penelitian saya. A :iya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. deskriptif seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono yaitu peneliti dapat mendeskripsikan,

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

Bab III. Metode Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. batu pertama pda bulan Maret Ide pendirian hotel ini datang dari Bapak Sia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. macam perubahan yang terjadi. Beberapa unsur penting yang berkaitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Perdagangan, Hotel, dan Restoran TAHUN ,28% 8,69% 9,17% 9,98% Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB 4 HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui sesuatu yang nantinya merupakan jawaban dari penelitian ini. Dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memenuhi kebutuhan pokok tamu yang menginap dihotel.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Jakarta Timur dimiliki oleh Yakespenantam yang mempunyai 99%

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif karena metode tersebut

LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA INTERNAL. 1. Bagaimana latar belakang atau sejarah Siantar Hotel, Siantar?

BAB I PENDAHULUAN. Modal dan teknologi merupakan komponen-komponen yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hotels Internationale yang memiliki waralaba Hotel terbesar di dunia. Quality

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hotel merupakan suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. serta fasilitas-fasilitas lainnya. Dunia perhotelan banyak melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencitraan pada kafe - resto pada saat ini masih sering menjadi hal

C. BERBAGAI TIPE PENELITIAN KUALITATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi program Icip-icip di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku usaha untuk berlomba-lomba memberikan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari kota Solo-lah lahir seni batik yang tinggi dan adiluhung.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan deregulasi saat ini, persaingan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor jasa di seluruh dunia dewasa ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metodologi yang dipakai dalam penelitian kali ini merupakan metodologi

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. syariah dikelola oleh PT. Metropolitan Golden Management dan termasuk dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Bisnis Retoran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pesat bisnis usaha restoran cepat saji, secara globalisasi

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan jaman, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mempunyai networking

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan ( yang

LAMPIRAN. Analisis Strategi Pencitraan Perusahaan Konsultan Public Relations. (Studi Kasus: PT. Ki Kunci Komunikasi)

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha menjadi semakin ketat. Hal ini dapat kita lihat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini termasuk bisnis dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Tanggapan responden terhadap Customer Relationship Management di

Transkripsi:

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Setelah semua data yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan sudah terkumpul, maka analisis dapat dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut sudah menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. 1. PW atau Food and Beverages Manager Hotel Grand Asia, pria yang berusia 40 tahun yang mempunyai pengalaman sebagai Food and Beverages Manager selama 12 tahun. Ia sudah mempunyai banyak pengalaman di bidang perhotelan terutama yang berurusan dengan kitchen serta food and beverages. Pemilihan PW dikarenakan ia sebagai seseorang yang memiliki kedudukan yang penting dalam memutuskan dan menciptakan suatu ide-ide menu makanan baru, agar dapat menarik perhatian konsumen. 2. VC atau Captain Restoran The Café adalah pria yang berusia 33 tahun, yang bekerja di restoran the café selama 4 tahun, ia bekerja sejak dari Hotel Grand Asia didirikan. Pemilihan VC dikarenakan ia juga lebih banyak tahu mengenai restoran tersebut, mengingat beliau sudah lama bekerja di hotel tersebut. 45

46 3. BI atau Captain Restoran The Café adalah pria yang berusia 35 Tahun yang bekerja di restoran the café selama 4 tahun juga lamanya. Pemilihan BI dikarenakan ia juga lebih banyak tahu mengenai restoran tersebut, mengingat beliau 46 sudah lama bekerja di restoran tersebut. Penyajian data berupa hasil wawancara dengan menggunakan metode wawancara mendalam disajikan penulis di bagian lampiran. Dalam menggunakan metode ini dapat memahami bagaimana narasumber membentuk citra Hotel Grand Asia terutama di Restoran The Café karena mempunyai pengaruh terhadap image s yang dibentuk sebagai restoran hotel bisnis di Jakarta. 4.2 Pengolahan Data Terkumpul Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan data yang tersedia dari berbagai sumber yang diperoleh dari wawancara secara mendalam, observasi, catatan langsung, dokumen pribadi dan lain-lain. Dalam analisis penelitian ini penyajian data akan disajikan dalam bentuk deskriptif. Dalam bentuk ini memahami pandangan seseorang dengan memberikan cerita-cerita yang di tuturkan dalam aktivitas yang dilakukan sehari- hari. Dari semua data yang terkumpul maka pengolahan data terkumpul menggunakan model Strauss dan Corbin analisis data kualitatif, khususnya dalam penelitian Grounded Theory, terdiri dari atas tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) mengelola berporos (axial coding), (c) pengodean selektif (selective coding).

47 Pengkodean terbuka dan berporos mengambil tempat dalam tahap-tahap awal penelitian atau mendekati akhir penelitian. Pengumpulan data dan analisis data merupakan proses antar jaringan (interwoven process) yang erat, dan harus terjadi secara bergantian karena analisis data mengarahkan pengambilan data mengarahkan pengambilan sumber data (Ardianto, 2011: 223). Pengkodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Pengodean berporos meletakan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya. Pengodean ini adalah pengkhususan sebuah kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang memberikan tambahan padanya: konteks (mewakili set spesifik yang berhubungan dengan suatu fenomena), strategi-strategi tindakan/interaksional, konsekuensikonsekuensi dari strategi ini. Pengodean selektif. Setelah pengumpulan dan analisis data, selanjutnya tugas anda mengintegrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar (Ardianto, 2011: 223-225). Proses pengolahan data yang terkumpul dimulai dengan mencari seluruh data yang tersedia dari berbagai narasumber yang telah didapat melalui sesi wawancara mendalam, pengamatan yang ditulis penulis sendiri yang diambil langsung dari catatan lapangan, dokumen pribadi, dan sebagainya. Dalam analisis penelitian ini, penyajian data akan disajikan dalam bentuk analisis deskritif. Tujuan dari bentuk ini adalah memahami identitas seseorang dan pandangan seseorang dengan memberikan jawaban-jawaban dari

48 pertanyaan. Yang ditanyakan berupa kegiatan sehari-hari karena sangat berkaitan dengan penelitian si penulis dalam kaitannya dengan Restoran The Café. Penulis memilih bentuk penyajian data berupa analisis naratif bukan hanya untuk ditangkap dalam bahasa dan dijadikan cerita saja, namun juga untuk memahami manusia secara personal dan lingkungannya, serta untuk membandingkan data antara data yang satu dengan data yang lain. Hasil wawancara mendalam terhadap informan, dikategorikan dalam 3 kategori analisis, yaitu : 1. Citra Restoran hotel bisnis. 2. Pembentukan citra. 3. Citra yang dibentuk melalui peningkatan kualitas pelayanan. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Citra Restoran hotel bisnis Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Citra adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas (Soemirat, 2007:113). Citra restoran hotel bisnis merupakan persepsi publik yang dibentuk dari nama sebuah perusahaan atau produk dari perusahaan

49 tersebut. Sebelum terbentuknya suatu citra di mata publik, harus ada tahap-tahap yang dilalui untuk membentuk citra yang diharapkan. Restoran The Café di Hotel Grand Asia mengalami banyak proses dalam pembentukan citra restoran hotel bisnis, hal itu dituturkan dalam kutipan di bawah ini Restoran The Café ini sebagai restoran hotel bisnis karena disini tamu kita itu kebanyakan berbisnis, maka kita memberikan standar layanan seperti layaknya dihotel bisnis, kita memberikan training kepada waiters, captain untuk memberikan suatu table manner dimana orang-orang bisnis itu bekerja pada umumnya tidak suka diganggu, tidak seperti hotel resort yang mereka banyak bertanya, biasanya orang bisnis cuma kesini hanya melakukan bisnisnya di kota Jakarta ini. (PW) PR bersama F n B Manager Hotel Grand Asia bersama-sama membentuk citra Restoran The Café sebagai restoran hotel bisnis dikarenakan hotel tersebut berada di sekitar lingkungan perkantoran dan dikelilingi perusahaan untuk melakukan kegiatan kegiatan berbisnis. Maka di lihat dari tuturan kutipan tersebut maka citra hotel bisnis yang ingin dibentuk melalui Restoran The Café menggunakan The wish image (citra yang diinginkan) karena manajemen Restoran The Cafe menginginkan pencapaian prestasi tertentu, dengan mengaplikasikan kualitas pelayanan yang terbaik untuk membentuk citra restoran hotel bisnis. Kita bisa melihat dari apa yang di tuturkan oleh PW yaitu memberikan pengetahuan mengenai table manner bagi para captain dan waiter/ss untuk mencerminkan restoran yang tepat bagi para pelaku bisnis. Hal tersebut mencerminkan bahwa prestasi yang ingin dicapai melalui pengetahuan table manner yang harus dimiliki oleh captain dan waiter/ss. Dan yang terutama tugas PR melakukan komunikasi yang baik, karena dari komunikasi yang baik maka akan timbul kerjasama yang baik juga karena tujuan komunikasi (dibahas di bab 2) yaitu menggerakan orang lain untuk

50 melakukan sesuatu kegiatan yang bersifat mendorong dengan proses dan hasil. Maka yang dilakukan Restoran The Café adalah melakukan komunikasi yang baik, karena merupakan suatu stimulus untuk mempengaruhi dan mengerakan konsumen sehingga timbul respon terhadap suatu citra hotel bisnis. Untuk menguatkan kutipan di atas, VC selaku Captain Restoran juga menambahkan: Yah Restoran The Café ini adalah Restoran yang banyak di kunjungi oleh para pebisnis. Sehabis meeting di ballroom pastinya ke restoran ini untuk menyantap makan siang atau malam, terkadang ada juga yang sengaja kesini untuk ketemu dengan kliennya. (VC) Berdasarkan observasi dan kutipan VC dengan adanya Restoran The Café banyak di kunjungi para pebisnis yang melakukan kegiatan bisnis, maka hasil tersebut memperkuat bahwa citra Hotel Grand Asia sebagai hotel bisnis yang para pelaku bisnis menggunakan fasilitas hotel yaitu ruang rapat (meeting) dan menggunakan Restoran The Café sebagai tempat bertemu dengan relasi atau kliennya. 4.3.2 Pembentukan Citra Dalam pembentukan suatu citra, pasti tidak lepas dari bagaimana cara proses membentuk, menjalani dan mengevaluasi kegiatan perusahaan itu sendiri. Hal tersebut bisa dilihat dari Restoran The Café yang mengalami tahap proses itu dan memikirkan bagaimana menjalani proses pembentukan citra yang memiliki tantangan, hal tersebut bisa dilihat dari kutipan berikut ini: Biasanya tantangan dalam membentuk citra yaitu mengenalkan restoran kita kepada masyarakat luas. Dan juga memberikan first impression yang baik, agar tamu puas dan bisa datang kembali..yang saya maksud first impression adalah kesan pertama yang diterima oleh konsumen ketika mereka masuk ke restoran. Dan yang paling

51 penting restoran sangat memperhatikan kebersihan, kebersihan sangat penting bagi suatu citra restoran. Kalo kebersihannya buruk, nama restoran tersebut akan buruk juga First impression sangat penting sekali karena akan menimbulkan persepsi di benak setiap orang. (PW) Proses pembentukan citra digambarkan sebagai berikut: Pengalaman Kognisi Stimulus Respon Rangsang Persepsi Sikap Perilaku Motivasi Proses awalnya pembentukan citra Restoran The Cafe sebagai restoran hotel bisnis dimulai dari stimulus atau rangsangan yang datang dari sekelompok lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta datang ke restoran, dari sanalah timbulnya kognisi (kepercayaan) yang diberikan oleh tamu kepada pelayan, dan pelayan memberikan pelayanan sesuai standar yang berlaku di Hotel Grand Asia yaitu restoran hotel bisnis. Sikap beberapa orang dilembaga tersebut dari awalnya tidak mengetahui apa itu Restoran The Café sampai akhirnya mengetahui restoran tersebut. Dari sikap itulah adanya motivasi dari Restoran The Café untuk pemenuhan tujuan-tujuan yang ingin dicapai agar konsumen datang kembali dan membentuk suatu persepsi dibenak

52 sekelompok lembaga tersebut. Persepsi yang timbul akan melekat di benak konsumen, hal ini juga sama apa yang telah di tuturkan oleh PW mengenai first impression. Jika pelayanan yang diberikan sangat baik maka akan ada respon balik seperti akan melakukannya reservasi tempat untuk mengadakan meeting, seminar atau acara kantornya. Dan hal yang terpenting dari pelayanan adalah kebersihan, kebersihan sangat kaitan erat dengan citra restoran tersebut. 4.3.3 Citra yang dibentuk melalui kualitas pelayanan Citra merupakan suatu aset yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra sengaja diciptakan guna memperoleh hasil yang positif. Bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas.. Aktivitas Restoran The Café mengangkat citra melalui kualitas pelayanan dengan melalui tahapan dalam menjaga reputasi, serta meningkatkan kualitas dengan berbagai cara seperti apa yang dituturkan oleh Captain Restaurant berikut ini: Pelayanan Restoran The Café itu, bisa dibuat oleh captain dengan cara pendekatan atau briefing kepada waiter/ss dan bagaimana cara meningkatkan pelayanan dan service terhadap tamu sehingga tamu itu merasa puas dan merasa dihargai oleh waiter/ss. Ciri khas kita adalah pelayanan cepat dan berkualitas sehingga tamu puas yang kita sajikan itu (VC) Dari kutipan diatas VC mengatakan ciri khas Restoran The Café adalah memberikan pelayanan cepat dan berkualitas, hal tersebut berkaitan dengan teori dimensi kualitas pelayanan (Lupiyaodi, 2001: 148) yaitu, Responsiveness, atau ketanggapan. Tidak membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu kejelasan dan

53 jangan membiarkan persepsi yang negative dalam kualitas pelayanan tersebut muncul. Jika hal tersebut terjadi maka akan di evaluasikan dan mengatasinya melalui diberikannya complementary untuk menarik perhatian konsumen. Karena pada dasarnya para pelaku bisnis tidak suka menunggu terlalu lama pesanannya dan penyajian makanan dan minuman harus sesuai dengan standar hotel bintang 3. Standar perhotelan yang dimaksud adalah waiter/ss mematuhi standard operational procedure dan mempunyai kemampuan table manner. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, Restoran The Café Hotel Grand Asia memang cepat menanganggapi apa yang dibutuhkan oleh konsumennya. Hasil kutipan wawancara dengan VC diatas juga berpendapat sama dengan BI yaitu mengadakan pendekatan briefing untuk peningkatan kualitas pelayanan: Iya saya mengadakan briefing setiap hari karena sangat diperlukan sekali bukan cuma untuk meningkatkan kemampuan tapi juga memberikan informasi-informasi kepada waiter/ss mengenai menumenu baru, ataupun event-event yang akan berlangsung di hotel ini, dibanquet ataupun direstoran atau mengenai reservasi dan sebagainya (BI) Dengan adanya briefing, maka tim management Restoran The Café dapat mengevaluasi kegiatan yang akan dilakukan untuk terus membangun kualitas pelayanan. Selain itu Restoran The Café mempunyai ciri khas yaitu memberikan layanan yang cepat untuk tamunya. Maka dari itu briefing setiap hari dan briefing pergantian shift sangat di perlukan sekali dalam membangun kualitas pelayanan yang harus di miliki oleh waiter/ss Restoran The Café.