BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif karena metode tersebut

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Peneliti akan menggunakan metode kualitatif karena metode tersebut dianggap relevan untuk menjelaskan secara terperinci mengenai kewajiban yang dimiliki oleh tim kreatif dalam tahap produksi acara televisi MASTERPIECE, dimana permasalahan yang akan dibahas membutuhkan metode pengumpulan data jenis wawancara untuk mendapatkan data (kode) untuk dianalisis dan dikembangkan. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang mempelajari hubungan sosial yang dikarenakan oleh kehidupan masyarakat yang bersifat plural. Simbol utama dari kehidupan yang bersifat plural tersebut adalah: a. Sesuatu yang bersifat baru, namun belum dapat dimengerti b. berkembangnya gaya hidup dan pola biologis yang bersifat individualistis. c. meleburnya kesenjagan sosial pada era yang lama dengan keragaman lingkungan sekitar, subkultur, serta gaya hidup. Walaupun metode ini juga mendapat kritik yang bersifat umum seperti sampel yang didapat belum tentu mewakili populasi yang lebih besar, maupun kesulitan untuk mendeskripsikan seberapa banyak data-data yang berdasarkan dari opini peneliti tersebut. Metode kualitatif diperlukan untuk untuk meneliti aspekaspek yang ada dalam kehidupan sosial, dimana hasil dari metode ini adalah katakata, bukan sejumlah angka untuk dianalisis. Metode yang digunakan oleh teori kualitatif secara umum bertujuan untuk memahami apa yang dialami dan dirasakan oleh tim kreatif saat mengerjakan acara 732

2 8 televisi MASTERPIECE. Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan 5W 1H yaitu what, why, when, where, who, how dimana subjek terlibat dalam proses kegiatan dari masalah yang akan dibahas. 1.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian Deksriptif. deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung saat studi. Metode ini memberikan informasi yang terbaru sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. 3.3 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti adalah program acara MASTERPIECE di stasiun televisi RCTI, dimana elemen dari tim produksi program ini, yaitu tim kreatif akan menjadi fokus utama peneliti untuk mengetahui peran mereka dalam proses proses produksi acara tersebut. 1.4 Informan Penelitian Informan adalah subyek penelitian yang memahami, atau memiliki informasi yang berhubungan dengan penelitian yang sedang berjalan. Ruang lingkup informan yang akan dipilih peneliti adalah orang-orang dari bagian tim produksi yang terlibat dalam kegiatan produksi acara MASTERPIECE, yaitu tim produksi dibawah manajer operasional Bapak Untung Pranoto.

3 9 1.5 Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang hanya bisa diperoleh langsung dari subjek yang sedang diteliti, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu dengan cara menelaah buku-buku dengan tujuan mencari data yang nantinya akan dibuktikan kebenarannya dengan hasil yang didapat dari data primer Tehnik pengumpulan data primer Observasi Observasi merupakan keahlian dasar yang mengandalkan seluruh indera yang dimiliki oleh manusia. Tehnik ini biasa dipakai dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dan merupakan metode valid untuk mengumpulkan data untuk penelitian kualitatif. Posisi peneliti dalam tehnik observasi bisa berupa pengawas (tidak terlibat didalam aktifitas yang dijadikan fokus penelitian) atau peserta dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Untuk meneliti masalah yang akan dibahas, peneliti memilih untuk menjadi peserta. Denzin mengatakan bahwa observasi sebagai peserta dapat didefinisikan sebagai strategi lapangan yang mengkombinasikan dokumen analisis, interview dengan narasumber dan informan, partisipasi dan observasi, serta introspeksi secara langsung. Tahap-Tahap Observasi Sebagai Peserta Spradley membagi observasi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Descriptive Observation Tahap ini berfungsi untuk memberikan peneliti sebuah orientasi terhadap ruang lingkup yang akan diteliti. Tahap ini memberikan deskripsi yang belum menjurus, dan hal tersebut digunakan untuk meraih kompleksitas

4 10 dari ruang lingkup seluas mungkin, serta disaat yang sama mengembangkan pertanyaan penelitian yang bersifat konkrit. 2. Focused Observation Tahap ini mempersempit prespektif peneliti pada proses aktifitas dan permasalahan, sehingga menjadi tahap yang penting untuk membentuk pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dijalankan. 3. Selective Observation Ketika data telah didaptkan, tahap ini berfungsi untuk mencari bukti-bukti dan contoh untuk proses dan praktisi yang ditemukan dalam tahap kedua. Kekurangan dari Metode Observasi Sebagai Peserta Metode observasi ini juga dibatas oleh berbagai macam faktor. Spradley menjelaskan bahwa situasi sosial secara umum dapat dideskripsikan dengan sembilan kebutuhan observasi. 1. Space, tempat dimana subjek berada. 2. Actor, orang-orang yang terlibat. 3. Activity, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang. 4. Object, Hal-hal bersifat fisik (dapat dilihat dan dirasakan) yang ada. 5. Act, sebuah tindakan yang dilakukan seseorang. 6. Event, serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh orang-orang. 7. Time, waktu dimana sebuah aktifitas berada. 8. Goal, suatu hal yang ingin dicapai oleh orang-orang. 9. Feeling, Emosi yang didapat dan dirasakan.

5 Wawancara Wawancara merupakan suatu metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang bersangkutan. Tehnik yang digunakan adalah dengan cara bertatap muka dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah metode wawancara semi-standarized. Menuru Uwe Flick (2009) Metode ini berasumsi bahwa informan memiliki pengetahuan mendalam mengenai topik yang akan ditanyakan, dimana pertanyaanpertanyaan yang dibuat peneliti bertujuan untuk merekonstruksi teori subyektif mengenai masalah yang sedang diteliti. Struktur pertanyaan pertanyaan yang dibuat berawal dari pertanyaan yang bersifat terbuka (Contoh: Apa yang anda lakukan pada tahap pra produksi ), hingga pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik, yaitu membahas permasalahan yang sedang diteliti. Alasan peneliti tidak melanjutkan tahapan berikutnya, yaitu penggunaan metode structure laying tehnique.. Hal tersebut dikarenakan peneliti menggunakan tehnik analisis data berbasis pengkodean (coding) untuk menganalisa data yang telah didapat. Tehnik pengumpulan data sekunder Studi Pustaka Studi pustaka merupakan informasi yang ditemukan dalam referensi-referensi yang berupa buku-buku ilmiah, atau artikel yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Studi pustaka bertujuan untuk mencari teori-teori yang membantu peneliti dalam memecahkan permasalahan tersebut. Studi pustaka lebih dari sekedar mencari informasi. Semua data yang ada harus dapat diidentifikasi, serta dihubungkan dengan ruang lingkup permasalahan yang sedang diteliti.

6 Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data adalah suatu kegiatan mengatur, mengurutkan, mengkategorikan data sehingga dapat ditentukan dan dirumuskan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. Tujuan dari Tehnik ini adalah: 1. Menjelaskan sebab akibat dari sebuah fenomena 2. Menghubungkan penelitian dengan realita 3. Memprediksi fenomena berdasarkan apa yang diteliti 4. Mempelajari masalah tersebut. 5. Menemukan jawaban atas permasalahan 6. Membuat kesimpulan berdasarkan permasalahan Pengkodean (Coding) Grounded theory coding atau teori berdasarkan coding merupakan sebuah prosedur untuk menganalisa data yang telah didapat untuk membetuk sebuah kesimpulan. Strauss dan Corbin, mengkarakteristikkan jumlah prosedur penulisan dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding. 1. Open Coding Tahap open coding bertujuan untuk membahas sebuah data, maupun fenomena kedalam sebuah bentuk konsep. Untuk tujuan ini, data tersebut disegmentasi dimana unit yang memiliki makna diklasifi mengkalisifikasikan dengan tujuan untuk melampirkan sebuah penjalasan dan konsep (code). Open coding dapat diaplikasikan kepada berbagai tingkatan yang bersifat detail. Sebuah pesan dapat disegmentasikan menjadi kalimat-kalimat, maupun kata demi kata, bahkan sebuah kode

7 13 (pesan yang telah tersegmentasi) dapat dihubungkan dengan pesan secara keseluruhan. Tujuan dari open coding adalah untuk memecah dan memahami sebuah pesan, serta melampirkan dan mengembangkan kategori-kategori yang sudah tersusun. Open coding bertujuan untuk mengembangkan kode-kode yang bersifat penting dalam mendeskripsikan, melabelkan, atau mengklasifikasi sebuah peristiwa dalam sebuah penelitian atau beberapa aspek yang berhubungan dengan penelitian. 2. Axial Coding Axial coding merupakan sebuah proses menghubungkan subkategori dengan kategori. Proses ini bersifat kompleks yang membutuhkan pemikiran induktif dan deduktif dalam beberapa tahap. Tahap ini dapat diselesaikan dengan data dari open coding, dengan cara membuat perbandingan dan memberikan pertanyaan. Namun, axial codin dalam prosedur tersebut lebih terfokus, dan diarahkan kepada penemuan dan menghubungkan kategori yang menggunakan prinsip model paradigma. (Strauss dan Corbin, 1990) Gambar 3.1 Prinsip Model Paradigma

8 14 Model Paradigma ini diciptakan oleh Strauss dan Corbin merupakan sebuah cara untuk mengkalisifikan hubungan antara fenomena,serta sebab dan akibat. Model ini didasari oleh dua sumbu, dimana yang pertama bergerak dari sebab ke fenomana dan akhibat, dan yang kedua menghubungkan konteks, membatasi kondisi, dan tindakan serta strategi interaksi yang dilakukan oleh peserta yang berhubungan dengan fenomena tersebut. Sebuah catatan penting bahwa model ini hanya memberi label pada hubungan antara fenomena dan konsep dan digunakan untuk memfasilitasi sebuah penemuan atau pada saat mendirikan sebuah struktur. 3. Selective Coding Selective coding merupakan lanjutan dari axial coding dalam tingkatan abstrak yang lebih tinggi. Tahap ini mengembangkan kode tersebut dan membandingkan dengan grup yang lain, serta fokus pada konsep inti, maupun variabel yang memiliki potensi. Dalam tahap ini, peneliti akan menelaah data yang ada lebih dalam untuk mencari bukti-bukti yang relevan dalam kategori yang telah disiapkan. Hal ini mengarah kepada elaborasi, atau formulasi dari sebuah fenomena lebih mengarah kepada masalah yang akan dibahas, tidak lagi berupa sebuah wawancara. Tujuan utama dari selective coding adalah untuk memberikan deskripsi singkat dari latar belakang dan permasalahan yang berarti hanya berupa beberapa kalimat. Dimana hasil akhirnya berupa satu kategori sentral dan satu fenomena sentral. Analisa dan pengembangan teori tersebut

9 15 ditujukan untuk menemukan pola didalam sebuah data. Akhirnya teori diformulasikan lebih mendalam dan dikoreksi dengan data yang ada. Dalam tahap ini, proses penafsiran data mencapai tahap dimana sudah tidak ada potensi untuk mendapatkan data yang baru. Di saat yang sama, prosedur ini bersifat fleksibel dimana peneliti dapat memasukkan sumber dan kode yang sama dari open coding dengan pertanyaan yang berbeda yang bertujuan untuk membahas masalah yang berbeda. 3.7 Keabsahan Data Triangulasi Data Menurut Uwe Flick (2009), triangulasi penelitian merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penelitian kualitatif dengan cara memperluas pendekatan permasalahan yang akan dibahas. Triangulasi data dapat dilakukan dengan cara mewawancarai lebih dari satu narasumber yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda (dalam hal ini bisa berbeda profesi), namun memiliki keterikatan dengan konteks permasalahn yang sama dengan subjek yang sedang diteliti. Berikut adalah tahap-tahap analisis triangulasi menurut Buhler- Niederberger (19485) 1. Memasukkan data kasar dari sebuah permasalahan yang akan dibahas. 2. Membuat penjelasan hipotesis berbasis teori yang didapat sebelumnya untuk menganalisis permasalahan tersebut 3. Dalam hipotesis ini, sebuah kasus diteliti untuk mencari tahu apakah hipotesis yang ada berhubungan dengan fakta yang ada dalam permasalahan tersebut.

10 16 4. Apabila hipotesis yang dipakai tidak sesuai, maka teori-teori yang ada harus dibuat ulang, atau permasalahan yang dijelaskan didefinisikan ulang dengan cara diluar kasus yang sedang diteliti. 5. Hasil analisis didapat setelah beberapa dipelajari 6. Kasus tersebut dipelajari lebih dalam, hingga menemukan jawaban dari permasalahan yang diankat, dan hipotesis dijabarkan hingga mendapatkan jawaban yang bersifat universal dari data-data yang ada.