Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016

PENERAPAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELASV SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

Oleh. Ni Putu Aryani Utami, NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Inayatul Uliya

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENENLITIAN

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA TIPE JIGSAW TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sokaraja tahun ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. matematika menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam. siswa secara umum belum sesuai dengan harapan.

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA IPA DI KELAS IV SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI BANDAR KLIPPA

Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. SMP Bhakti Praja Pangkah adalah

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI RANTAUPRAPAT T.P 2014/2015 Sri Hariani Manurung Guru Matematika MTs Negeri RantauPrapat E-mail: riri21@gmail.com Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dapat meningkatkan kreativitas dan Hasil Belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok di kelas VIII MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri RantauPrapat, yaitu kelas VIII yang terdiri dari 45 siswa. Objek penelitian ini adalah menggunakan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) untuk meningkatkan kreativitas dan Hasil Belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan observasi. Tes yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah berupa menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa sebanyak 15 buah soal yang terbagi dalam tiga tes, yaitu tes awal, tes kemampuan siklus I dan tes kemampuan siklus II. Penelitian terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri 3 pertemuan. Rata-rata keseluruhan kreativitas belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 1,68 dalam kategori kurang dan meningkat pada siklus II yaitu sebesar 2,81 dalam kategori baik. Hasil Hasil Belajar pada siklus I adalah sebesar 44,00% atau sebanyak 11 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 66,61. Pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 83,40% atau sebanyak 21 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 78,92. Dalam siklus II ini pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal sudah terpenuhi Kata kunci: Kreativitas, Hasil Belajar, Model AIR 97

1. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang pokok. Tetapi banyak faktor yang menyebabkan matematika kurang diminati siswa. Selain faktor individu, keberhasilan siswa dalam belajar khususnya pada pelajaran matematika juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama lingkungan belajar di sekolah yang meliputi cara mengajar guru, interaksi guru dan murid, penggunaan alat peraga dan sosok guru tersebut. Matematika memang sering digambarkan sebagai pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Karena anggapan tersebut maka siswa semakin tidak menyukai pelajaran matematika. Hal ini dapat berimbas pada kemampuan siswa dalam pemahaman matematika. Oleh karena itu maka perlu dikembangkan berbagai cara untuk mengajarkannya, guru diharapkan mempunyai kemampuan untuk menciptakan model pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan agar proses belajar tidak membosankan, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, banyak penelitian-penelitian dilancarkan dan sampai pada kesimpulan bahwa pembelajaran konvensional dengan metode ceramah kurang tepat dengan karakteristik mata pelajaran matematika dan peningkatan kemampuan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Karena itu, dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang membuat siswa di sekolah tersebut dapat menerima dan menangkap pelajaran matematika yang diberikan guru dengan baik, memahaminya, serta mampu berperan lebih aktif di dalam kelas dan mampu mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan. Model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Auditory bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir. Belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecah kan masalah, dan menerapkan. Repetition merupakan pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Untuk tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, dapat dilihat bahwa (1) Kurangnya penguasaan guru terhadap bahan ajaran yang akan diajarkan pada siswa. (2) Rendahnya kemampuan belajar matematika siswa dalam menyelesaikan masalah dalam belajar. (3) Guru kurang melaksanakan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih kreatif dalam belajar. (4) Model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok di kelas VIII MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. (2) Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dapat meningkatkan Hasil Belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok di kelas VIII MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. 98

A. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi temasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Drs. Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. B. Kreativitas Pengertian kreativitas sudah banyak dikemukakan oleh para ahli berdasarkan pandangan yang berbeda-beda, seperti yang dikemukakan oleh Stenberg (1988), yaitu kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi. Drs. Slameto (2010: 145) menjelaskan bahwa pengertian kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, bangunan dan lain-lain. Moreno dalam Slameto (2010: 146) mengemukakan bahwa yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kerativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya. C. Hasil Belajar Siswa Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah SWT karena manusia diberi potensi untuk berfikir, berperasaan. Salah satu pandangan tentang manusia adalah makhluk berfikir yaitu dengan kemampuan berfikirnya itu manusia dapat meningkatkan kualitas kehidupannya dam memungkinkan untuk dapat lebih mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk menjadi sesuatu yang lebih baik bagi dirinya maupun orang lain. Dalam proses belajar sering ditemukan siswa mengalami kesulitan belajar, yang pada dasarnya merupakan pencerminan kemampuan siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran. Merupakan hal yang sangat lazim bagi seorang anak mengalami kesulitan yang ditimbulkan oleh suatu sebab. Kemudian kesulitan-kesulitan menimbulkan reaksi dari orang-orang sekelillingnya atau menyebabkan dia bereaksi terhadapnya sendiri untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hasil Belajar adalah cara peserta didik untuk dapat memperoleh pengetahuan melalui proses belajar di dalam kelas, baik dalam hal menerima pelajaran ataupun pengaplikasian pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. D. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan 99

kegiatan belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran yang ada pada umumnya sangat banyak, salah satunya adalah model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) adalah model pembelajaran yang menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengonstruksi dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pem berian tugas dan kuis. Langkah-langkah Model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) 1) Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen. 2) Guru membagikan LKS. 3) Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep yang ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran (Auditory). 4) Secara berpasangan siswa tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan media untuk memecahkan permasalahan (Intellectualy). 5) Siswa mengerjakan lembar permasalahan secara individu dengan cara mengajukan pertanyaan (Intellectualy). 6) Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model, mengemukakan gagasan untuk memecahkanpermasalahan yang diajukan (Intellectualy). 7) Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui kesepakatan (Intellectualy). 8) Seorang siswa wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy). 9) Kegiatan penutupan siswa diberi kuis (Repetition). 2. Metode Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, yang menjadi tempat penelitian ini adalah di MTs Negeri RantauPrapat di kelas VIII-1. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada alasan di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian seperti masalah dalam penelitian ini.. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu bulan April sampai dengan selesai. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membetuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian terdiri dari beberapa tahap yang berupa suatu siklus yaitu: A. Perencanaan Tindakan (Planning) Tahap ini dilakukan setelah tes awal. Kemudian hasil tes awal tersebut digunakan untuk identifikasi awal terhadap tindakan yang dilakukan. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan pada tindakan ini adalah merencanakan tindakan berupa punyusunan program pengajaran, penyusunan kegiatan pengamatan dan tindakan test. Dalam penyusunan program pengajaran disesuaikan 100

dengan kesulitan siswa, untuk itu diperlukan model pembelajaran dalam mengajar yaitu dengan menggunakan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). B. Pelaksanaan Tindakan (Action) Setelah tahap pelaksanaan disusun dengan baik, maka selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan diberikan dengan melakukan kegiatan mengajar dimana peneliti bertindak sebagai guru. Selanjutnya diakhiri dengan memberi test kepada siswa untuk mengetahui hasil yang dicapai melalui pemberian tindakan. C. Pengumpulan Data (Observasi) Observasi dan interprestasi dilakukan pada saat implementasi tindakan sedang berlangsung. Setiap tindakan dan perubahan dijadikan sebagai catatan lapangan, sehingga diperoleh data sebagai bahan refleksi. D. Menganalisis Data (Refleksi) Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh data yang didapat pada saat melakukan pengamatan dan kemudian digunakan sebagai dasar untuk prencanaan siklus selanjutnya. 3. Teknik Analisa Data Proses reduksi data dilakukan dengan cara menyeleksi, menyederhanakan dan menstranformasikan data yang telah disajikan dalam bentuk catatan lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kesalahan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri dan tindakan apa yang dilakukan untuk perbaikan keslahan tersebut. Paparan Data a. Rata-rata kelas : 1) Kreativitas Siswa x fixi fi (Sudjana, 2005: 67). Dimana : fi : banyaknya siswa xi : nilai masing-masing siswa 2) Kemampuan Siswa x xi n (Sudjana, 2005: 67). Dimana : xi : nilai masing-masing siswa n : jumlah seluruh siswa b. Tingkat Ketuntasan Belajar Rumus : TK skor yang diperoleh siswa x100% skor maksimum Dengan kriteria 0% TK < 75% : Tidak Tuntas 75% TK < 100%: Tuntas (Sudjana, 2005: 112) 101

Selanjutnya dapat diketahui ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus : PKK X x 100% N Dimana : (Zainal Aqib, dkk, 2006: 41) PKK X N : persetasi ketuntasan belajar siswa : jumlah siswa yang telah tuntas : jumlah seluruh siswa 4. Hasil Dan Pembahasan Penelitian A. Hasil Penelitian Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan, peneliti mengadakan observasi dan pengumpulan data dari kondisi awal kelas yang akan diberi tindakan, yaiti kelas VIII-1 MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. Pengetahuan awal ini perlu diketahui agar nantinya penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, apakah benar kelas ini perlu diberi tindakan yang sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti yaitu penggunaan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) untuk meningkatkan kreativitas dan Hasil Belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar khususnya kubus dan balok. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melihat kondisi awal proses belajar mengajar yaitu dengan mengobservasi pengajaran atau pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar juga menjadi bahan observasi bagi peneliti untuk melihat kondisi awal proses belajar mengajar. Untuk mengikuti kemampuan siswa pada kondisi ini peneliti memberikan tes yang merupakan tes awal pada siswa yang akan diteliti. Dan dari hasil pengerjaan siswa pada tes awal yang telah dirancang oleh peneliti setelah diadakan koreksi maka didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Hasil koreksi tes awal dari 25 siswa yang ada dikelas tersebut didapatkan hasil yaitu ada 4 siswa (16%) yang telah memahami dan bisa mengerjakan soal tersebut, sedangkan 21 siswa (84%) yang lainnya mengalami mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal. Data nilai siswa yang diperoleh dari tes awal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Observasi Ketuntasan Tes Kemampuan Siswa Tes Awal Tes Tuntas Tidak Tuntas Tes Awal 16,00% 83,40% 102

1 0.8 83.40% 0.6 0.4 0.2 0 16.00% Tuntas Tidak tuntas Gambar Diagram Ketuntasan Tes Kemampuan Siswa Tes Awal Berdasarkan pengamatan peneliti, kondisi awal kelas sebelum peneliti menerapkan model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), para peserta didik dalam menerima mata pelajaran tidak bersemangat dan kurang menunjukkan kreativitas dan kemampuannya untuk mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil observasi kreativitas dan Hasil Belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) pada pokok bahasan bangu ruang sisi datar kubus dan balok. 1. Kreativitas Siswa Hasil observasi kreativitas menunjuk bahwa pelaksanaan model model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) berjalan dengan baik. Dari hasil observasi kreativitas siswa diperoleh rata-rata keseluruhan pada siklus I sebesar 1,70 dalam kategori kurang, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 2,81 dalam kategori baik, seperti yang telihat pada tabel di bawah ini: No Tabel Hasil Observasi Kreativitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II Aspek yang diamati Siklus I Skor Siklus II Skor 1 Rasa ingin tahu 1,90 3,13 2 Tekun dan tidak modah bosan 1,76 2,92 3 Kaya akan inisiatif 1,52 2,78 4 Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah 1,60 2,68 5 Kritis terhadap pendapat orang lain 1,64 2,53 103

Total skor 8,42 14,04 Rata-rata 1,70 2,81 Keterangan Kurang Baik 3.5 3 memiliki rasa ingin tahu Gambar Grafik 2.5 tekun dan tidak mudah bosan 2 kaya akan inisiatif 1.5 1 0.5 0 siklus I siklus II tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah kritis terhadap pendapat orang lain Peningkatan Hasil Observasi Kreativitas Siswa Dari gambar di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan kreativitas siswa dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I yang memiliki rata-rata tertinggi adalah rasa ingin tahu yaitu sebesar 1,90, sementara yang memiliki rata-rata terendah adalah kaya akan inisiatif yaitu 1,52. Pada siklus II kreativitas siswa meningkat pada semua aspeknya, namun yang memiliki rata-rata tertinggi masih pada rasa ingin tahu siswa yaitu sebesar 3,13, sedangkan yang memiliki rata-rata terendah adalah kritis terhadap pendapat orang lain. Rata-rata keseluruhan kreativitas belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 1,70 dalam kategori kurang dan meningkat pada siklus II yaitu sebesar 2,81 dalam kategori baik. 2. Hasil Belajar Matematika Siswa Hasil Hasil Belajar pada tes awal, yaitu sebelum menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) menunjukkan ketuntasan belajar secara klasikal adalah 16% atau sebanyak 4 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 43,16. Setelah diberikan tindakan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah sebesar 56,00% atau sebanyak 11 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 67,16. Setelah dilakukan tindakan siklus I ternyata belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan sehingga diberikan tindakan siklus II.Setelah diberi tindakan siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 84,00% atau sebanyak 21 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 79,92. Dalam siklus II ini pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal 104

sudah terpenuhi. Peningkatan Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel Rata-rata dan Tingkat Ketuntasan Klasikal dari Tes Kemampuan Siswa Siklus Nilai Rata-rata Tingkat Ketuntasan klasikal (%) Tes Awal 44,00 16,00 (%) 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% I 66,16 44,00 (%) II 78,92 83,40 (%) 0.00% Tes Awal Siklus I Siklus II Gambar Grafik Peningkatan Ketuntasan Klasikal dari Tes Kemampuan Siswa Berdasarkan data dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dapat meningkatkan kreativitas dan Hasil Belajar matematika siswa kelas VIII-1 MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. 105

5. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) menunjukkan kreativitas siswa memperoleh rata-rata keseluruhan pada siklus I sebesar 1,68 dalam kategori kurang, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 2,81 dalam kategori baik. Dengan demikian kreativitas siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. 2. Sebelum menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), ketuntasan belajar secara klasikal adalah 16% atau sebanyak 4 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 44,16. Dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) hasil Hasil Belajar siswa meningkat. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 56,00% atau sebanyak 14 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 67,16. Dan pada siklus II tingkat ketuntasan meningkat menjadi sebesar 83,00% atau sebanyak 21 siswa yang memperoleh nilai 75 dengan nilai rata-rata 78,92. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII MTs Negeri RantauPrapat T.P 2014/2015. B. Saran Setelah diperoleh kesimpulan-kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: Untuk Guru: 1. Guru sebaiknya perlu memperhatikan metode-metode baru sehingga dalam mengajar matematika tdak membosankan. 2. Guru perlu merancang pembelajaran dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan situasi siswa yang kan diberi pelajaran. 3. Guru sebaiknya memilih media atau alat peraga yang tepat agar siswa dapat lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan. Untuk siswa: 1. Siswa sebaiknya menyelesaikan soal yang diberikan guru dengan lebih teliti dan tepat waktu. 2. Siswa harus memahami betul-betul apa yang diminta dalam soal. Untuk sekolah: 1. Sebaiknya sekolah menyediakan media atau alat peraga yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. 106

Daftar Pustaka Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya B Hamzah, Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Elfrianto. 2011. Panduan Penulisan Penelitian. Medan: FKIP UMSU Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Prawira, Purwa Atmaja. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruz Media Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Suki, Asril. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Medan: FKIP UMSU Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press Syaodih, Nana. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Tampomas, Husein. 2006. Matematika Plus 2B SMP Kelas VIII Semester Kedua. Bogor: Yudhistira 107