13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai industri yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak perusahaan yang menjual jenis produk yang sama namun bersaing dengan memberikan keunggulan atau spesifikasi tertentu pada produknya. Misalnya, Pond s meluncurkan produk dengan keunggulan baru yaitu remove make up yang mengandung ekstrak bunga chamomile yang belum ada sebelumnya. Perusahaanperusahaan tersebut bersaing untuk menarik perhatian dan mempengaruhi publik agar memilih produk perusahaannya dan tidak memilih yang lain. Perusahaan harus mampu mengkomunikasikan produknya secara efektif untuk dapat memperkenalkan produknya serta menarik perhatian publik. Salah satu caranya adalah melalui iklan. Periklanan merupakan cara yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk mempublikasikan produk dan untuk menanamkan informasi/mengembangkan sikap atau mengharapkan suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Melalui tayangan iklan, maka konsumen akan merasakan keberadaan dari produk tersebut. Untuk membuat agar iklan tersebut menjadi efektif maka televisi adalah media komunikasi yang paling tepat. Saat ini, televisi merupakan suatu media yang paling efektif dalam menyampaikan berbagai pesan-pesan pada masyarakat luas.
14 Sebagian perusahaan iklan menggunakan media elektronik (televisi) sebab jangkauannya luas, juga adanya unsur hiburan yang sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk, yang pada gilirannya dapat mengarah pada tindakan pertukaran untuk memuaskan berbagai pihak yang terlibat di dalam aktivitas pemasaran. Selain itu iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan media komunikasi yang efektif terutama jika ditayangkan di televisi. Hal ini dapat dilihat dari perkembngan biaya pengeluaran iklan yang makin meningkat setiap tahunnya. Setiap iklan harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini ternyata disediakan oleh orang lain, lalu mencoba dan terakhir peneguhan pada produk sehingga konsumen akan tetap ingat dan memahami produk tersebut. Untuk itu, dalam pembuatan iklan di televisi, perusahaan harus memperhatikan video, audio, talent, props, setting, dan lighting dari iklan tersebut sehingga dapat menarik perhatian khalayak. Masih banyak iklan yang terlalu manipulatif dan berbenturan dengan kaidah-kaidah beriklan. Keberhasilan beriklan tidak sematamata dilihat dari hasil penjualan, tapi lebih dari itu, iklan harus dapat memberikan nilai lebih sebagai edukasi produk tanpa manipulatif berlebihan. Misalnya perusahaan jasa telekomunikasi seluler yang berlomba untuk memperluas pangsa pasarnya dengan iklan yang berlebihan namun sangat kurang dalam segi edukasinya. Unilever sebagai perusahaan yang bergerak dibidang industri produk home and personal care, secara umum menjadi pemimpin pasar barang konsumsi
15 (consumer goods) di Indonesia. Posisi Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional yang diterima oleh perusahaan. Salah satu produk Unilever yang gencar ditampilkan dalam iklan adalah produk kecantikan. Sebagai perusahaan terkemuka dan terbesar dalam bidang produk perawatan rambut, Pantene selalu berkomitmen untuk menghadirkan solusi perawatan secara menyeluruh yang dapat membuat rambut wanita lebih indah dari yang pernah ia miliki. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diukir Pantene yang memperoleh Top Brand Index untuk kategori sampo seperti yang ditampilkan oleh Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI) Tahun 2011 Kategori Sampo No Merek TBI 1 Sunsilk 25,8% 2 Pantene 24,2% 3 Clear 21,0% 4 Lifebuoy 10,7% 5 Rejoice 6,0% 6 Dove 5,2% 7 Zinc 3,2% 8 Emeron 1,8% Sumber: Majalah Marketing (2011) Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa Top Brand Index Pantene yang diukur dari top of mind, last usage, dan future intention menempati posisi kedua yaitu sebesar 24,2%. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Pantene merupakan produk sampo nomor dua dalam benak masyarakat, serta merupakan produk yang dikonsumsi baik sekarang maupun dimasa mendatang.
16 Selain itu juga, Pantene merupakan merek sampo yang direkomendasikan melalui strategi pemasaran dari mulut ke mulut pada Indonesia Word of Mouth Marketing Index 110 Most Recommended Brands untuk kategori sampo seperti yang ditampilkan pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Word of Mouth (WOM) Tahun 2011 Kategori Sampo No Merek WOM 1 Clear 33,9% 2 Pantene 29,0% 3 Rejoice 27,6% 4 Sunsilk 26,5% Sumber: Majalah SWA (2011) Masyarakat memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memilih produk perawatan rambut mana yang akan dikonsumsi. Diantara beberapa produk perawatan rambut di pasar, Pantene merupakan salah satu produk unggulan. Salah satu iklan produk Pantene yang menarik adalah iklan yang dibintangi oleh penyanyi Anggun C Sasmi. Dengan slogannya, Aku sudah mulai mengucapkan selamat tinggal pada rambut rontok dengan sisir bergigi rapat. Kamu? dan 150 juta wanita di Asia, termasuk saya, memilih Pantene seperti yang ditampilkan pada gambar 1.1 berikut ini.
17 Gambar 1.1 Iklan Model Sampo Pantene Anggun C Sasmi Sumber: Majalah SWA (2011) Anggun C Sasmi adalah penyanyi sekaligus musisi Indonesia yang sekarang memiliki kewarganegaraan Perancis. Pada usianya yang sangat muda, Anggun telah berhasil menggapai puncak popularitasnya sebagai penyanyi rock di Indonesia engan diraihnya penghargaan Artis Indonesia Terpopuler tahun 1990-1991. Pada tahun 1994, Anggun memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan mewujudkan impiannya menjadi artis bertaraf internasional. Hingga tahun 2005, ia telah sukses menjual sebanyak 12 juta kopi album internasionalnya di seluruh dunia, menjadikannya artis Asia paling sukses di luar Asia. Hingga saat ini ia masih satu-satunya penyanyi Indonesia yang berhasil menaklukkan pasar musik dunia. Saat iniia bermukim di Paris, Perancis dan Montreal, Kanada untuk melanjutkan karir internasionalnya.
18 Dengan dipilihnya Anggun C Sasmi sebagai iklan model sampo Pantene yang berlatar belakang musisi yang sukses di Asia bahkan di dunia, dapat menambah nilai positif bagi Pantene karena bisa menarik perhatian dan minat kawula muda khususnya wanita untuk menggunakan sampo tersebut. Demikian juga halnya dengan mahasiswi AMIK MBP MEDAN menyadari pentingnya berpenampilan menarik dan juga memiliki pertimbangan untuk memilih menggunakan produk perawatan rambut. Pemilihan mahasiswi AMIK MBP MEDAN sebagai responden disini adalah karena mahasiswi AMIK MBP MEDAN dianjurkan untuk berpenampilan yang meyakinkan, dan yang diutamakan adalah wanita (mahasiswi). Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklan Sampo Pantene di Televisi Terhadap Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi AMIK MBP MEDAN). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel video, audio, talent, props, setting, dan lighting dalam iklan produk Pantene terhadap preferensi konsumen pada mahasiswi AMIK MBP MEDAN?
19 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel video, audio, talent, props, setting, dan lighting dalam iklan produk Pantene di televisi terhadap preferensi konsumen pada mahasiswi AMIK MBP MEDAN. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan Sebagai masukan atau informasi tambahan bagi perusahaan dan pihakpihak yang berkepentingan dalam perusahaan dan akan menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan baru perusahaan tentang strategi pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. b. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat menjadi masukan atau referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian di masa yang akan datang. c. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi Peneliti untuk melihat penerapan teori-teori tentang strategi pemasaran yang diperoleh di bangku kuliah, kemudian membandingkannya dengan strategi pemasaran dalam
20 perusahaan dan akaitannya dengan keputusan pembelian yang manfaatnya dapat memperluas wawasan penulis tentang strategi pemasaran dan kaitannya dengan keputusan pembelian.