PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KIMIA ORGANIK

Percobaan 4 KROMATOGRAFI KOLOM & KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L)

BAB I PENDAHULUAN. kuat dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

3 Percobaan dan Hasil

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB I PENDAHULUAN I.1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Bab III Metodologi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BABm METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 FARMASI SEMESTER I 2011/2012 PERCOBAAN PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

III. BAHAN DAN METODA

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

Cara Pengklasifikasian Kromatografi :

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Transkripsi:

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051) Tanggal Praktikum : 02 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan: 9 Oktober 2014 Disusun oleh : Ahdina Karima 10414015 Kelompok 02 Asisten: Nadya P. N. 10511008 LABORATORIUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS: ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (curcuma longa l) DAN PEMISAHAN ZAT PEWARNA MAKANAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan nilai Rf kurkumin hasil isolasi b. Menentukan nilai Rf zat pewarna coklat pada makanan II. TEORI DASAR Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara 2 fase (fase diam dan fase gerak/cair/gas). Metode kromatografi adalah pemisahan dua atau lebih senyawa berdasarkan perbedaan migrasi dan distribusi senyawa dalam dua fase gerak. Adapun teknik kromatografi yang diguankan dalam percobaan in adalah Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (Nugroho, 2012). Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion (Conners,2000 ). Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan (Hostettmann, 1995). Gambar 1 desmetoksikurkumin Gambar 2 Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan jenis temu-temuan yang mengandung kurkuminoid, yang terdiri atas senyawa kurkumin dan turunannya yang meliputi desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan bahan aktif dalam rimpang kunyit yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum luas, yang salah satunya antihepatotoksik (Sujatno, 1997). Manfaat rimpang kunyit sebagai obat tradisional antara lain untuk obat gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka, sesak napas, sakit perut, bisul, kudis, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan, antidiare, penawar racun, dan sebagainya (Rukmana, 1999). III. DATA PENGAMATAN a. Isolasi Kurkumin Jarak migrasi eluen: cm KLT biasa (data dari kelompok 01, karena ekstrak padat kelompok 02 sudah terbuang sebelum dilakukan uji KLT biasa) Zat Jarak migrasi (cm) demetoksi kurkumin (kuning) 1 bisdemetoksi kurkumin (jingga) 1,6 kurkumin (jingga tua) 2,2 KLT preparatif Zat Jarak migrasi (cm) Kurkumin (jingga tua) 2,4 b. Pemisahan Zat Pewarna Makanan Jarak migrasi eluen: cm Zat Zat Pewarna Coklat: Fraksi merah Fraksi biru Jarak migrasi (cm) 1,5 1,65

Fraksi kuning 1,45 Fraksi merah 1,45 Fraksi biru 1,4 IV. PENGOLAHAN DATA a. Isolasi Kurkumin KLT biasa (data dari kelompok 01, karena ekstrak padat kelompok 02 sudah terbuang sebelum dilakukan uji KLT biasa) Zat Rf demetoksi kurkumin (kuning) 0,28 bisdemetoksi kurkumin (jingga) 0,457 kurkumin (jingga tua) 0,628 Fraksi kuning Rf = = 1 = 0,28 Fraksi jingga Rf = KLT preparatif = 1,6 = 0,457 Fraksi jingga tua Rf = = 2,2 = 0,628 Rf = Zat Rf Kurkumin 0,685

= 2,4 = 0,685 b. Pemisahan Zat Pewarna Makanan Zat Rf Zat Pewarna Coklat: Fraksi merah 0,428 Fraksi biru 0,471 Fraksi kuning 0,414 Fraksi merah 0,414 Fraksi biru 0,4 Fraksi merah Zat Pewarna Coklat: Rf = Rf = Rf = 1,65 Fraksi kuning Rf = 1,5 Rf = 0,428 Fraksi biru Rf = Rf = 1,45 Rf = 0,414 Rf = 0,471 Fraksi merah

Rf = Rf = Rf = 1,45 Rf = 1,4 Rf = 0,414 Fraksi Biru Rf = 0,4

V. PEMBAHASAN Langkah pertama dalam percobaan isolasi kurkumin dari kunyit adalah melarutkan 20 gram bubuk kunyit kering dalam 50 ml diklorometana. Dalam hal ini diklorometana berfungsi sebagai pelarut organik nonpolar yang baik dan mudah menguap. Sifat diklorometana yang nonpolar akan mudah berinteraksi dengan senyawa kurkumin yang juga termasuk senyawa nonpolar. Selanjutnya, larutan direfluks selama 1 jam, proses refluks ini bertujuan untuk mengekstraksi kurkumin dengan memekatkan larutan rimpang kunyit-diklorometana serta menguapkan senyawa diklorometana. Suhu refluks jangan terlalu tinggi agar semua senyawa kurkumin dapat terekstrak sempurna. Selanjutnya refluktan (campuran pekat) di saring dengan penyaring vakum lalu ambil filtrat berupa larutan kuning. Kemudian larutan dipekatkan melalui distilasi penangas air 50 o C, diperoleh distilat berupa diklorometana dan residu berupa kurkumin. Residu kemerah-merahan yang didapat kemudian dicampurkan dengan 20 ml n-heksana dan diaduk merata. N-heksana berfungsi untuk menggumpalkan campuran menjadi padat, memisahkan dari pelarut dan kemudian disaring lagi dengan penyaring vakum. Penyaringan dimaksudkan agar diperoleh kurkumin murni berupa padatan yang tertinggal (residu) pada saringan vakum. Selanjutnya padatan dianalisis dengan kromatografi lapis tipis menggunakan eluen CH 2 Cl 2 : MeOH = 97:3, akan memunculkan 3 komponen utama. 3 komponen utama yang didapat, timbul warna (Rf) adalah kuning (0,28), jingga (0,457) dan jingga tua (0,628). Zat yang memiliki kepolaran tinggi akan tertahan lebih lama pada fasa diam, hal ini ditunjukkan oleh senyawa demetoksi kurkumin yang berwarna kuning. Kepolaran lebih rendah diikuti oleh bisdemetoksi kurkumin (warna jingga) dan jarak terjauh diperoleh oleh kurkumin ditunjukkan warna jingga tua.

Gambar 3 Struktur Kurkumin (1), Demetoksikurkumin (2), Bisdemetoksikurkumin (3) Selanjutnya dilakukan KLT preparatif, dengan menyiapkan kaca berukuran 7x5 cm yang dilapisi silika gel. 0.1 gram ekstrak kasar (residu vakum) dilarutkan dengan sesedikit mungkin pelarut CH 2 Cl 2 : MeOH = 99:1. Setelah itu diteteskan perlahan, secara menyebar dengan menggunakan pipet tetes sampai terserap pada pelat silika KLT preparatif. Setelah noda kering, dilakukan elusi dengan eluen CH 2 Cl 2 : MeOH = 97:3 untuk melihat pergerakan sampel. CH 2 Cl 2 : MeOH = 97:3 berfungsi sebagai fasa gerak yang merupakan senyawa polar, fasa diam dalam hal ini adalah silika gel yang merupakan senyawa polar. Langkah selanjutnya sampel beserta KLT preparatif dilihat dibawah sinar lampu UV, untuk memunculkan dengan jelas pita komponen warna utama. Akhirnya, hanya diperoleh satu noda jingga 2,4 cm, hal ini menunjukan bahwa senyawa hasil isolasi benarbenar murni senyawa kurkumin Percobaan selanjutnya dalah pemisahan zat pewarna makanan (pewarna coklat) menggunakan kromatografi kolom. Sebesar 0.5 gram zat pewarna makanan dilarutkan dalam sedikit air atau etanol:air = 1:2. Kromatografi kolom dapat dibuat dengan cara syringe plastik ditambah 1.5 2 gram silika gel, sebelum ditambahkan silika gel, diberi kapas atau tisu yang di gumpalkan didasar syringe (output point). Setelah itu digunakan

pelarut larutan NaCl 1% untuk membasahi dan mengembangkan silika gel dalam kolom. Setelah semua siap, 10 tetes sampel larutan pewarna coklat diteteskan ke dalam kolom. Lalu ditambahkan pelarut NaCl 1% lagi sampai penuh. Penambahan pelarut terus dilakukan sampai terlihat pita-pita berwarna. Tiap pita yang keluar dengan warna berbeda disimpan dalam tabung reaksi yang berbeda. Setelah pita pertama keluar, pelarut NaCl 1% diganti dengan etanol:air 1:4 dan terakhir aqua dm. Penggantian pelarut tiap pergantian pita warna yang muncul adalah agar warna yang akan dikeluarkan dapat keluar dan tidak tercampur kembali dengan warna sebelumnya. Larutan pertama adalah warna kuning, warna ini memiliki sifat lebih polar dari warna berikutnya, oleh karena itu diperlukan senyawa nonpolar sebagai pelarut untuk mengeluarkan warna itu. Maka digunakan NaCl 1% (memiliki kepolaran dibawah air). Pelarut selanjutnya diganti dengan pelarut yang lebih polar yaitu etanol:air = 1:4 agar warna yang memiliki sifat nonpolar dapat keluar. Jika pelarut tidak diganti maka dapat dipastikan warna yang keluar akan bercampur dengan warna yang diatasnya dan warna akan menjadi seperti warna awal sebelum dipisahkan karena saling melarutkan polar-polar dan nonpolar-nonpolar. Setelah didapat hasil pemisahan warna, warna-warna sebelum dan sesudah kromatografi kolom di uji pada KLT. Eluen yang digunakan sebagai pelarut adalah butanol:etanol:ammonia 2% = 3:1:2. Didapat 3 warna penyusun warna utama, yaitu biru dengan jarak 1,65 cm, merah dengan jarak 1,5 cm dan kuning dengan jarak 1,45 cm. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa biru menempati posisi teratas dalam pemisahan warna, hal ini menunjukkan sifat warna biru, dengan Rf= 0,471, lebih nonpolar daripada fraksi warna lainnya. Sedangkan kuning merupakan zat yang paling polar dengan Rf= 0,414 dan merah berada diantara kedua sifat biru dan kuning dengan Rf = 0,428. Telah diketahui Rf ref dari pada KLT zat pewarna makanan, yaitu warna biru= 0,4, dan merah= 0,414. Terdapat perbedaan yang signifikan

VI. VII. antara Rf hasil percobaan dengan Rf referensi. Penyebabnya karena kepolaran senyawa-senyawa yang diisolasi dari kunyit memilliki kepolaran lebih tinggi dibandingkan isolasi referensi. Kepolaran yang lebih tinggi ini disebabkan karena pelarut yang digunakan dalam pemisahan warna pada kromatografi kolom terlalu banyak, sehingga meningkatkan kepolaran senyawa-senyawa pewarna tersebut. Pelarut setelah tetesan pertama keluar dan yang terakhir digunakan pada pemisahan adalah etanol:air = 1:4 dan aqua dm. Kedua pelarut ini memiliki polaritas yang lebih tinggi dibandingkan zat pewarna setelah warna pertama keluar. Dengan penambahan tiap tetes pelarut pada pewarna, menyebabkan kepolaran zat pewarna tersebut meningkat. Sehingga dapat dipastikan hasil dari KLT akan diperoleh jarak yang cenderung lebih dekat dibandingkan jarak pewarna yang murni terhadap batas bawah KLT karena kepolarannya yang rendah (yang sesuai referensi). KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan analisis yang diperoleh dari percobaan ini yakni: a. Nilai Rf kurkumin hasil isolasi adalah 0.685 b. Nilai Rf zat pewarna coklat pada makanan adalah: Merah : 0,428 Kuning: 0,414 Biru : 0,471 DAFTAR PUSTAKA Conners, A.K. 2000 Pharmaceutical Analysis Solvent Extraction. New york: Joh Willey & Sons Hartono, Nurwati, I., Ikasari, F., Wiryanto. 2005. Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap Peningkatan Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Asetaminofen. Jurnal Biofarmasi. 3(2):57-60 Hostettmann K., Hostettmann, M., Marston A. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Bandung: Penerbit ITB

Nugroho, Hanung. 2012. Analisis dengan Instrumen dalam Teknik Kimia (ADIN). Yogyakarta : Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Rukmana, R. 1999. Kunyit. Cetakan pertama. Yogyakarta: Kanisius. Sujatno, M. 1997. Efek attapulgit, ekstrak daun Psidium guajava, dan ekstrak akar Curcuma domestica terhadap diare akut nonspesifik. Majalah Kedokteran Indonesia 46 (4): 199-200.