BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan kepribadian yang terbelah dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan suasana perasaan (afek tumpul, datar, atau tidak serasi), gangguan tingkah laku (bizarre, tidak bertujuan, stereotipi atau inaktivitas) serta gangguan pengertian diri dan hubungan dengan dunia luar (kehilangan batas ego, pikiran dereistik, dan penarikan autistik). Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. 1 Skizofrenia berupa sindrom yang heterogen, dimana diagnosisnya belum dapat ditegakkan memakai suatu uji laboratorium tertentu. Diagnosisnya ditegakkan berdasarkan sekumpulan simtom yang dinyatakan karakteristik untuk skizofrenia. Skizofrenia dimulai antara masa remaja menengah sampai dewasa muda, lebih sering mengenai laki-laki daripada perempuan, dan laki-laki bila menderita skizofrenia akan lebih parah daripada perempuan. 1 Pemilihan antipsikotik umumnya berdasarkan pada efikasi dan keamanannya. Saat ini, karena efikasi dan profil efek sampingnya yang menguntungkan, antipsikotik atipikal sering digunakan sebagai obat lini pertama pada pengobatan skizofrenia. Diantara antipsikotik atipikal, risperidon merupakan agen antipsikotik yang paling banyak diresepkan oleh psikiater di Amerika Serikat. 4,7 Kognitif merupakan suatu proses mengetahui lebih tepat, mengetahui berpikir, memperhatikan dan belajar membuat keputusan. Struktur yang melibatkan suatu proses dengan menggunakan ilmu pengetahuan termasuk
didalamnya sensasi, persepsi, perhatian, pembelajaran, memori, bahasa, berpikir, alasan. Kognitif menggambarkan secara luas interaksi antara ilmu pengetahuan yang melibatkan proses sensorik antara proses yang bersifat otomatis. Kognitif juga digunakan secara luas oleh indera untuk mengartikan suatu tindakan untuk menjadi tahu melalui pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sosial atau sentuhan budaya. Gangguan fungsi kognitif berkembang sejak episode pertama pada hampir semua penderita psikosis. Hendaya dalam fungsi kognitif mengakibatkan ketidakmampuan pada pasien skizofrenik untuk fungsi pekerjaan yang sebelumnya baik. 4,12 Gangguan fungsi kognitif pada pasien skizofrenik seringkali dijumpai, dan melibatkan banyak hal. Secara spesifik gangguan fungsi kognitif yang paling sering ditemukan yaitu defisit memori, fungsi eksekutif, atensi. Gangguan fungsi kognitif yang lain juga mengalami gangguan yaitu fungsi berbahasa, inteligensia dan orientasi. 10,12 Fungsi memori merupakan fungsi kognitif yang paling sering mengalami gangguan. Gangguan memori jangka pendek maupun jangka panjang terganggu pada pasien skizofrenik. Akibat gangguan memori jangka pendek pasien skizofrenik sulit mempelajari hal-hal baru. Gangguan memori dapat ditemukan pada pasien skizofrenik episode pertama. Defisit memori tidak berhubungan dengan kronisitas penyakit. 4,12 2.1 RISPERIDON Risperidon dilisensi untuk psikosis akut dan kronik. 15 Memblok dopamin 2 dan 5 HT2, telah terbukti efektif terhadap gejala positif dan negatif serta meningkatkan fungsi kognitif. 15 Dosis optimum sekitar 4-6 mg/hari. 15 Dosis yang sangat rendah 1-2 mg/hari dapat menghasilkan perbaikan yang dramatis pada fase
prodromal atau skizofrenia episode pertama. Risperidon 4 mg/hari memiliki onset lebih cepat dari tindakan psikosis/ skizofrenia dibandingkan dengan haloperidol 10 mg/hari, terutama selama minggu pertama. 15 2.2 MMSE MMSE adalah status mental yang mudah diberikan yang telah terbukti menjadi instrumen yang sangat handal dan berlaku untuk mendeteksi dan melacak perkembangan penurunan kognitif yang terkait dengan penyakit neurodegeneratif. 13 MMSE pada awalnya dirancang untuk memberikan penilaian singkat standar status mental untuk membedakan antara gangguan organik dan fungsional pada pasien psikiatrik. Hasil Mini Mental State Examination (MMSE) telah menunjukkan korelasi secara signifikan terhadap tes yang bervariasi dimana ukuran inteligensi, memori, dan aspek lain dari fungsi kognitif bervariasi pada setiap populasi. 13 2.3 CDT Clock Drawing Test adalah suatu alat screening yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kerusakan fungsi kognitif. CDT menggambarkan proses fungsi kognitif secara multipel termasuk kemampuan untuk mendengar instruksi (petunjuk), akses representasi semantik dari jam secara konseptual dan kemampuan yang terencana, dan visupoperceptual, visuospatial dan ketrampilan visuomotor. 14,17 Menurut Freedman dkk pada tahun 1992, bahwa CDT tampaknya tidak hanya sensitif secara global untuk defisit kognitif tetapi juga untuk perubahan
fungsi visual analitik. Lebih khususnya, juga mengevaluasi kemampuan untuk mengambil representasi waktu dari memori (memori semantik) dan mengartikannya ke dalam suatu hubungan visuospatial yang lebih familier. 15 Menurut Meltzer dan Mc Gurk pada tahun 1999, pasien skizofrenik secara luas memiliki beraneka segi gangguan di berbagai domain dari fungsi neurokognitif, termasuk memori semantik, perhatian dan fungsi eksekutif. 14 Menurut Herrmann dkk pada tahun 1999, CDT telah disarankan sebagai alat yang berguna dalam penilaian kognitif pada skizofrenia dan sebagai dokumentasi perubahan kognitif positif dan negatif yang terkait dengan pemberian obat antipsikotik. 14 CDT yang telah dimodifikasi di Indonesia oleh DR.dr. Martina WS Nasrun yaitu bila pasien mampu menggambar lingkaran jam diberi nilai skor 1, mampu menulis angka jam yang benar diberi nilai skor 1, mampu meletakkan angka jam pada lokasi yang benar diberi nilai skor 1, mampu menunjukkan jam yang benar misalnya pada jam 11.10 diberi nilai 1. Total skor nomal pada penilaian fungsi kognitif adalah 4. Gangguan fungsi kognitif (+) bila skor < 4. 18 2.4 BPRS (The Brief Psychiatric Rating Scale) BPRS adalah suatu skala pengukuran yang digunakan untuk menilai keparahan simtom positif dan simtom negatif pada pasien gangguan psikotik dan menilai perubahan pada pasien psikotik, termasuk menilai gangguan berpikir, emotional withdrawal dan retardasi, ansietas dan depresi, sifat permusuhan dan kecurigaan. 19
2.5 Kerangka Konseptual Pasien Skizofrenik berdasarkan PPDGJ III Pre tes : Fungsi kognitif :- MMSE dan CDT Risperidon Post test : Fungsi kognitif: - MMSE dan CDT