GANGGUAN PSIKOTIK I. PENDAHULUAN
|
|
- Ade Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GANGGUAN PSIKOTIK I. PENDAHULUAN Penderita gangguan psikotik sering mendapat stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat di sekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena ketidaktahuan atau pengertian yang salah dari keluarga atau anggota masyarakat mengenai gangguan ini. 1 Gangguan psikotik merupakan gangguan mental yang berat yang menyebabkan pemikiran dan persepsi yang tidak normal dan juga orang dengan gangguan psikotik akan kehilangan realita dalam dirinya. 2 Penderita gangguan psikotik sering mendapat perilaku yang tidak manusiawi misalnya perlakuan kekerasan, diasingkan, diisolasi, atau dipasung. Manifestasi gangguan ini sering ditemukan pada kelompok usia muda. Hal ini akan mempengaruhi perasaan, pikiran, perilaku, pergerakan, pembicaraan, inisiatif, pekerjaan dan kehidupan sosial dari penderita. 1 Kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit ini mungkin berhubungan dengan penatalaksanaan yang tidak adekuat dan fasilitas perawatan yang kurang memadai. Onset yang timbul pertama kali ditemukan pada usia remaja atau dewasa muda, perjalanan penyakit yang kronik dan tidak sembuh. Hal inilah yang yang menyebabkan penderita sering dianggap sebagai beban dan kurang berguna bagi masyarakat. 1 Salah satu gangguan psikotik yang banyak ditemukan adalah skizofrenia yang dikarakteristikkan dengan gejala positif atau negatif dan sering dihubungkan dengan kemunduran penderita dalam menjalankan fungsinya sehari- hari. Penilaian dan manajemen dalam penatalaksanaan penderita gangguan ini perlu dilakukan dengan menentukan diagnosis yang lebih akurat dan pilihan pengobatan yang lebih efektif dan efisien dengan mempertimbangkan banyak aspek. Ini memberikan harapan hasil yang lebih baik seperti gangguan fungsi yang dialami oleh pasien 1
2 mengalami perbaikan, kualitas hidup penderita menjadi lebih baik, dan penderitaan emosional yang dialami oleh pasien dan anggota keluarga berkurang. II. EPIDEMIOLOGI Kasus gangguan psikotik yang paling banyak ditemukan di masyarakat adalah skizofrenia. Skizofrenia mempunyai prevalensi sebesar 1% dari populasi di dunia (rata- rata 0,85%). Prevalensi berdasarkan ras dan budaya adalah sama. Wanita cenderung mengalami gejala lebih ringan, lebih sedikit rawat inap dan fungsi sosial yang lebih baik di komunitas dibandingkan laki- laki. Prevalensi gangguan psikotik lainnya seperti gangguan skizoefektif adalah 0,32%, gangguan skizofreniform 0,07% gangguan delusi 0,18% dan 0,21% untuk gangguan psikotik oleh karena kondisi medis. 2 III. DEFINISI Ganggguan psikosis adalah suatu gangguan kejiwaan yang dapat terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuannya untuk membedakan apakah yang dialaminya itu pengalaman yang berdasarkan realita atau bukan. Suatu gangguan sudah dikatakan psikosis apabila terdapat gejala berupa waham atau halusinasi. Gangguan yang termasuk ke dalam kelompok psikosis adalah skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, gangguan waham, brief psikotik disorder, psikotik terbagi atau folie adeux dan psikotik karena kondisi medis umum atau zat. Sedangkan gangguan yang berhubungan dengan gambaran psikotik adalah mania, depresi, gangguan kognitif, dan demensia. 1 2
3 IV. ETIOLOGI Penyebab utama dari gangguan psikotik biasanya tidak bersumber dari satu faktor saja. Gangguan jiwa disebabkan oleh faktor- faktor pada ketiga unsur berikut yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu: 1. Faktor Biologis - Anatomi Gangguan psikotik dapat terjadi jika terdapat gangguangangguan pada otak. Otak pada manusia terdiri dari empat lobus (lobus frontalis, temporalis, parietalis dan osipitalis) yang mempunyai fungsinya masing- masing. 4 Adanya gangguan pada lobus frontalis dapat menyebabkan perubahan aktivitas motorik, gangguan intelektual, perubahan kepribadian, dan emosi yang tidak stabil dan superficial. 4 Fungsi utama dari lobus frontalis adalah bahasa ingatan, dan emosi. Lesi pada lobus ini akan menyebabkan fungsi terganggu. Contoh afek pada gangguan lobus temporalis adalah afasia, amnesia agnosia dan dapat pula terjadi gangguan psikosensorik seperti halusinasi dan ilusi. 4 Pada lobus parietalis, efek gangguan yang dapat dilihat misalnya afasia, kesulitan menghitung atau menulis. Lobus osipitalis merupakan lobus sensoris utama untuk input visual, dan lesi pada lobus tersebut menyebabkan berbagai gejala visual seperti aleksia, agnosia warna dan halusinasi. 4 - Neurotransmitter Terdapat hipotesis Dopamin yang menyatakan bahwa gangguan psikotik yang terjadi pada seseorang diakibatkan oleh karena adanya overaktivitas pada jalur- jalur tersebut: 3
4 a. Mesolimbik dopamine pathways Jalur ini terdiri dari neuron dopamin dari daerah tegmental ventral di batang otak yang melepaskan dopamin ke nukleus akumben di daerah limbik. Sistem ini mengatur jalur imbalan dan proses emosional dan berhubungan dengan gejala positif skizofrenia. 1 b. Mesokortikal dopamine pathways Jalur ini terdiri dari neuron dopamin dari daerah tegmental ventral dan substansia nigra. Neuron daerah ventral tegmental disertakan dalam rilis sistem dopamin mesocortical ke korteks prefrontal dan mengatur daerah yang terlibat dalam proses kognitif (yaitu korteks prefrontal dorsal lateral yang mengatur fungsi eksekutif). Neuron di substansia nigra dopamin dirilis ke ganglia basal dan mengatur daerah- daerah yang terlibat dengan kontrol motorik. Sistem mesokortikal dikaitkan dengan gejala- gejala negatif skizofrenia Faktor Genetik Walaupun sekurangnya gangguan mental yang utama (seperti skizofrenia, gangguan bipolar dan gangguan panik) mempunyai komponen genetika dalam penyebabnya, sedikit yang diketahui tentang apa yang terkandung dalam komponen genetika dan bagaimana komponen genetika berinteraksi dengan faktor lingkungan untuk menghasilkan perkembangan gangguan mental pada orang tertentu. 1 Menurut Teori Kerentanan Genetika, tidak banyak gangguan psikiatrik yang kemungkinan disebabkan oleh gen tunggal. Lebih tepat, gen multipel kemungkinan berperan dalam perkembangan penyakit mental pada diri seseorang. Gen yang rentan adalah gen 4
5 yang meningkatkan resiko di mana seseorang dengan gen tersebut akan mempunyai gangguan tertentu. Adanya gen rentan tambahan atau kerja variabel lingkungan mungkin diperlukan untuk perkembangan gangguan Faktor Psikososial Peranan faktor psikologis dan faktor sosial juga mengambil andil dalam terbentuknya gangguan psikotik dalam diri seseorang. Contohnya seperti deprivasi (ketidakperolehan) biologis atau psikologis saat masa pertumbuhan, pola keluarga yang patogenik, kestabilan keluarga, tingkatan ekonomi, dan diskriminasi pada kelompok minoritas. 1,6 V. MANIFESTASI KLINIK Seseorang dengan gangguan psikotik dapat mengalami satu atau lebih gejala halusinasi, delusi atau gangguan pikiran. Halusinasi Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi indera tanpa adanya rangsangan eksternal. Halusinasi berbeda dari ilusi, atau distorsi persepsi, yang merupakan kesalahan persepsi dari stimuli eksternal. Halusinasi dapat terjadi pada salah satu dari lima pancaindra dan mengambil hampir semua bentuk, yang mungkin termasuk sensasi sederhana (seperti lampu, warna, rasa, dan bau) untuk pengalaman yang lebih bermakna seperti melihat dan berinteraksi dengan hewan sepenuhnya terbentuk dan manusia, mendengar suara, dan memiliki sensasi taktil kompleks. 7 Dasar dari sebuah halusinasi bisa saja oleh karena penyebab organik, fungsional, psikotik maupun histerik. 5
6 Halusinasi mempunyai berbagai jenis, misalnya: 8 - Halusinasi penglihatan (visual, optik): tak terbentuk (sinar, kilapan atau cahaya) atau berbentuk (orang, binatang atau barang lain yangdikenalnya), berwarna atau tidak; - Halusinasi pendengaran (auditif, akustik): suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah atau musik; - Halusinasi penciuman (olfaktorik): mencium suatu bau; - Halusinasi pengecapan (gustatorik): rasa mengecap sesuatu; - Halusinasi perabaan (taktil): merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya; - Halusinasi kinestetik: merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau anggota badannya bergerak (misalnya, anggota badan bayangan atau phantom limb); - Halusinasi visceral: perasaan tertentu timbul di dalam tubuhnya. Halusinasi dapat timbul pada skizofrenia dan pada psikosis bipolar, pada sindrom otak organik, epilepsi (sebagai aura), neurosis histerik, intoksikasi atropine atau kecubung, zat halusinogenik dan pada deprivasi sensorik. 8 Delusi Delusi atau waham merupakan keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu. Waham itu banyak jenisnya, diantaranya sebagai berikut: 8 - Waham kejaran: misalnya pasien yakin bahwa ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya atau bahwa ia sedang ditipu, dimata- matai atau dikejar. 6
7 - Waham somatik atau hipokondrik: keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, misalnya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda dalam perutnya. - Waham kebesaran: yaitu bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, misalnya bahwa dialah Ratu Adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil. - Waham keagamaan: waham dengan tema keagamaan. - Waham dosa: keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak baik, misalnya kecelakaaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik. - Waham pengaruh: yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh. - Waham sindiran (ideas of refrences): merasa dibicarakn oleh orang lain. - Waham nihilistik: yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri dan atau orang lain sudah mati. - Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham: karena waham, maka ia berbuat atau bertingkah laku demikian. 8 Gangguan Berpikir Proses berpikir dibagi menjadi proses atau bentuk dan isi. Proses atau bentuk menunjukkan, dimana seseorang dapat menyatukan ide dan asosiasi dalam bentuk pikirnya. Proses pikir atau bentuk pikir dapat logis dan koheren atau tak logis bahkan tidak dapat dipahami sama sekali. Bentuk proses berpikir dinilai dari produktivitas dan kontinuitasnya atau arus berpikirnya. Ini 7
8 menunjukkan pada apa yang sesungguhnya menjadi pemikiran seseorang tentang ide- idenya, kepercayaan / keyakinannya, preokupasinya, dan obsesinya. 8 Proses berpikir meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berpikir yang normal mengandung arus ide, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan, dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. 8 Beberapa macam faktor yang mempengaruhi proses berpikir, misalnya (gangguan otak, kelelahan), faktor psikologik (gangguan emosi, psikosis) dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial yang lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi individu. 8 Secara singkat, gangguan psikotik dapat kita bagi menjadi gangguan psikotik organik dan non-organik. Gangguan psikotik organik: Demensia Demensia merupakan kemunduran fungsi mental umum, terutama intelegensi disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible). Daerah otak yang terutama terkena ialah lobus parietalis, temporalis dan frontalis. Prognosisnya biasa jelek. Gejala gangguan status mental dapat berupa disorientasi, gangguan ingatan, emosi yang labil dan afasia. Gejala- gejala ini timbul sesuai dengan tipe- tipe demensia yang diderita. 7 8
9 Delirium Delirium menunjukkan kepada sindrom otak organic karena gangguan fungsi atau metabolism otak. Gejala utama ialah kesadaran yang menurun. Gejala- gejala lain misalnya penderita tidak mampu mengenal orang dan berkomunikasi baik, ada yang bingung atau cemas, gelisah dan panik, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada yang hanya berbicara komat- kamit dan inkoheren. Kelainan- kelainan organik yang dapat menimbulkan delirium seperti rudapaksa kepala dan sindrom Korsakoff. 7 Gangguan psikotik non-organik: Skizofrenia Terdapat beberapa acuan untuk mendiagnosis suatu skizofrenia. Menurut PPDGJ (F20), dalam mendiagnosis skizofrenia harus ditemukan minimal 1 dari criteria berikut: 1 1. Thought echo, thought insertion or withdrawal, thought broadcasting. 2. Delusion of control, delusion of influence,delusion of passivity, delusion perception. 3. Halusinasi auditorik. 4. Waham- waham menetap yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil. Atau minimal 2 dari kriteria di bawah ini: 1. Halusinasi menetap dari panca indera apa saja. 2. Arus pikiran terputus, mengalami sisipan yan berakibat irrelevant atau inkoheren atau neologisme 9
10 3. Perilaku katatonik 4. Gejala negative (seperti apatis, bicara sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar). Gejala khas berlangsung minimal 1 bulan dan harus ada perubahan konsisten dan bermakna dari mutu keseluruhan aspek perilaku pribadi dengan manifestasi hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, self absorbed, penarikan diri dari sosial. Beberapa tipe dari skizofrenia adalah: Tipe paranoid Tipe hebefrenik Tipe katatonik Tipe residual Tipe simpleks Tipe depresi pasca skizofrenia Tipe tak terinci (undifferentiated) Skizofreniform Gangguan ini identik dengan skizofrenia kecuali durasi waktu gejala yang lebih singkat. Gangguan ini mempunyai prognosis yang baik dibandingkan skizofrenia karena kembali ke fungsi dasar. 1 Kriteria diagnostik skizofreniform menurut DSM-IV TR: Apabila kriteria dari skizofrenia terpenuhi Gangguan bersifat episodik (termasuk fase prodromal, aktif dan residual) dan berlangsung di antara 1 sampai dengan kurang 6 bulan. Jika diagnosis dibuat sebelum pemulihan dinyatakan sebagai provinsional. 10
11 Skizoafektif Kriteria diagnostik gangguan akizoafektif menurut PPDGJ III (F.25): 1 Bersifat episodik Apabila terdapat adanya gejala afektif dan skizofrenik yang menonjol dan timbul secara bersamaan, ada dalam episode yang sama dari penyakit atau setidaknya beberapa hari yang satu sesudah yang lain. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia, episode manik maupun episode depresi. Tidak dapat digunakan pada pasien yang menunjukkan gejala- gejala skizofrenik dan afektif dalam episode penyakit yang berbeda. Ada beberapa tipe gangguan skizoafektif menurut PPDGJ III yaitu gangguan skizoafektif tipe manik, depresif, tipe campuran, tipe lainnya, dan yang tak tergolongkan (ytt). Ganggguan Waham Menurut PPDGJ III (F22.0): 1 Waham merupakan satu- satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling menonjol. Sudah ada waham minimal 3 bulan lamanya. Waham harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat (subkultural). Apabila waham muncul secara bersamaan dengan gangguan mood, maka waham menetap pada saat gangguan mood sudah menghilang. Tidak terdapat gejala skizofrenia seperti waham dikendalikan atau siar pikiran. 11
12 Folie Adeux (Shared Psychotic Disorder) Kriteria diagnostic folie adeux menurut PPDGJ III (F.24): 1 Terdapat 2 orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama dan saling mendukung dalam keyakinan. Mereka mempunyai hubungan yang luar biasa dekat. Waham induksi pada anggota dari pasangan atau kelompok yang menerima (pasif) melalui kontak dengan pasangan atau anggota kelompok yang aktif. Selain gangguan- gangguan yang telah dijelaskan secara singkat di atas, terdapat pula gangguan yang berhubungan dengan gambaran psikotik. Sebagai contoh yaitu gambaran mania, depresi, gangguan kognitif, dan demensia. VI. TERAPI Farmakoterapi Indikasi pemberian obat antipsikotik adalah untuk mengendalikan gejala akrif pada awalnya dan kemudian mencegah kekambuhan. Strategi pengobatan tergantung pada fase penyakit apakah akut atau kronis. Fase akut biasanya ditandaioleh gejala psikotik (yang baru dialami atau yang kambuh) yang perlu segera diatasi. Tujuan pengobatan di sini adalah mengurangi gejala psikotik yang parah. 8 Saat ini, obat antipsikotik dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu antipsikotik generasi pertama (APG I) dan antipsikotik generasi kedua (APG II). Kerja dari APG I ialah menurunkan hiperaktivitas dopamine di jalur mesolimbik sehingga menyebabkan simptom positif menurun tetapi ternyata APG I tidak hanya memblok reseptor D 2 di mesolimbik tetapi juga memblok reseptor D 2 di tempat lain seperti di jalur mesokortikal, nigrostriatal dan 12
13 tuberoinfundibular. Contoh obat APG I yang masih sering digunakan seperti haloperidol, chlorpromazine, fluphenazine, trifluoperazine. 1 APG II mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara serotonin dan dopamine pada keempat jalur dopamine di otak. Hal ini menyebabkan efek samping EPS (Extrapyramidal Syndrome) lebih rendah dan sangat efektif untuk mengatasi simptom negative. Obat APG II yang dikenal saat ini adalah clozapine, risperidone, olanzapine, quetiapine, zotepine, dan aripriprazole. 1 Perbedaan antara APG I dan APG II adalah, APG I hanya memblok reseptor D 2 sedangkan APG II memblok secara bersamaan reseptor serotonin dan reseptor dopamine. Pengobatan dengan antipsikotik genereasi pertama dapat tetap berguna, terutama pada pasien yang tidak toleransi terhadap pengobatan terbaru atau tidak efekif. 1 Psikoterapi Psikoterapi adalah suati cara pengobatan terhadap masalah emosional seorang pasien yang dilakukan oleh seorang yang telah terlatih dalam hubungan professional secara sukarela, dengan maksud hendak menghilangkan, megubah atau menghambat gejala- gejala yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu, dan mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara positif. Psikoterapi dilaksanankan agar pasien memahami tingkah lakunya dan mengganti tingkah laku yang lebih konstruktif melalui pemahaman- pemahaman yang selama ini kurang baik dan cenderung merugikan baik diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Pembagian psikoterapi berupa psikoterapi individu dan psikoterapi kelompok. 9 13
14 VII. KESIMPULAN Gangguan psikosis adalah suati gangguan kejiwaan yang dapat terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuannya untuk membedakan apakah yang dialaminya itu pengalaman yang berdasarkan realita atau bukan. Suatu gangguan sudah dikatakan psikosis apabila terdapat gejala berupa waham atau halusinasi. Gangguan yang termasuk ke dalam kelompok psikotik terbagi dua yaitu gangguan pskotik organic dan gangguan psikotik non-organik. Yang termasuk gangguan psikotik adalah demensia dan delirium. Sedangkan yang termasuk gangguan psikotik non-organik adalah skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, gangguan waham, brief psikotik disorder, psikotik terbagi atau folie adeux, dan psikotik karena kondisi medis umum atau zat. Sedangkan gangguan yang berhubungan dengan gambaran psikotik adalah mania, depresi, gangguan kognitif, dan demensia. Penyebab utama dari gangguan psikotik biasa tidak bersumber dari satu faktor saja. Gangguan jiwa disebabkan oleh faktor- faktor pada ketiga unsure berikut yang terus- menerus saling mempengaruh, yaitu faktor biologi, faktor gentik dan faktor psikososial. Adapun hipotesi dopamine yang menyatakan bahwa terjadinya hiperaktivitas dopamine menyebabkan munculnya gejala positif pada gangguan psikotik dan penurunan dopamine menyebabkan munculnya gejala negatif dan kognitif. Seseorang dengan gangguan psikotik dapat mengalami satu atau lebih gejala halusinasi, delusi atau gangguan pikiran. Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi indera tanpa adanya rangsangan eksternal. Halusinasi berbeda dari ilusi, atau distorsi persepsi, yang merupakan kesalahan persepsi dari stimuli eksternal. Halusinasi dapat terjadi pada salah satu dari lima panca indera dan mengambil stimuli hamper semua bentuk, yang mungkin termasuk sensasi sederhana (seperti lampu, warna, rasa dan bau) untuk pengalaman yang lebih bermakna seperti melihat dan berinteraksi dengan hewan sepenuhnya terbentuk dan manusia, mendengar suara, dan memiliki sesnsasi taktil kompleks. 14
15 Delusi atau waham merupakan keyakinan tentangt suatu pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu. Gangguan berpikir dimana di dalamnya terdapat proses berpikir dibagi menjadi proses atau bentuk dan isi. Untuk pengobatan pada pasien gangguan psikotik diperlukan adanya kombinasi terapi antara medikamentosa dan psikoterapi agar perbaikan dari gangguan ini dapat tercapai. Strategi pengobatan tergantung pada fase penyakit apakah akut atau kronis. Fase akut biasanya ditandai oleh gejala psikotik (yang baru dialami atau yang kambuh) yang perlu segera diatasi. Tujuan pengobatan di sini adalah mengurangi gejala psikotik yang parah. Diperlukan juga adanya pemantauan dalam pengobatan agar efek samping dari pengobatan dapat dicegah. 15
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,, dengan 4 jenis penyakit
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciGANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )
GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciKlasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan
Lebih terperinciREFERAT Gangguan Afektif Bipolar
REFERAT Gangguan Afektif Bipolar Retno Suci Fadhillah,S.Ked Pembimbing : dr.rusdi Efendi,Sp.KJ kepaniteraanklinik_fkkumj_psikiatribungar AMPAI Definisi gangguan pada fungsi otak yang Gangguan ini tersifat
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciKlasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Definisi Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi
Lebih terperinciMampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan skizofrenia.
Judul: Skizofrenia Prof. Jayalangkara tanra, (neuropsikiatri) Alokasi waktu: 3 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mampu melakukan diagnosa dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas pada gangguan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan kepribadian yang terbelah dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan
Lebih terperinciA. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang
A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya
Lebih terperinciGangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin
Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin Pendahuluan Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh
Lebih terperincimanusia. Bersifat ekstrim, penderita bisa menyiksa dirinya sendiri
TINGKAH LAKU ANEH STEP 1 - Waham paranoid: sebuah keyakinan yg salah, paranoid seperi org yg ingin menyakii - Halusinasi akusik phonema: halusinasi pendengaran (akoasma dan phonema). Akoasma: suara masih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SKIZOFRENIA Skizofrenia adalah suatu gangguan psikotik dengan penyebab yang belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam pikiran, mood dan perilaku. 10 Skizofrenia
Lebih terperinciSinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man
Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan menimbulkan ketidakmampuan, dengan prevalensi seluruh dunia kira-kira 1% dan perkiraan insiden
Lebih terperinciSTATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah
STATUS PASIEN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Egi Prayogi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun Alamat : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah Pekerjaan :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ
BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan secara pasti, hanya orang tersebut
6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas hidup 2.1.1. Definisi kualitas hidup Kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan secara pasti, hanya orang tersebut yang dapat mendefinisikannya karena kualitas
Lebih terperinciA. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap
A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum
Lebih terperinciGANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN
GANGGUAN BIPOLAR I. PENDAHULUAN Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. Pera penderita gangguan bipolar tidak
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Skizofrenia Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SCHIZOPHRENIA Apakah Skizofrenia Itu? SCHIZOS + PHREN Gangguan jiwa dimana penderita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat
Lebih terperinciPERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA
PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan mental adalah sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu dengan masalah kesehatan fisik sering mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecacatan, atau kerugian (Prabowo, 2014). Menurut Videbeck (2008), ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Definisi Gangguan Jiwa Gangguan jiwa dalam (DSM- IV) adalah konsep sindrom perilaku atau psikologis klinis yang signifikan atau pola yang terjadi pada individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang. Ciriciri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang. Ciriciri individu yang normal
Lebih terperinciGANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ
GANGGUAN MOOD dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ Gangguan Mood Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya
Lebih terperinci1. Gangguan Bipolar. A. Definisi
1. Gangguan Bipolar A. Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manic, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat
Lebih terperinciDAFTAR KOMPETENSI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pentingnya Pengetahuan tentang Gangguan Bipolar I. IDENTITAS Topik : Gangguan Bipolar Sub topik : Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis dan Terapi Gangguan Bipolar Hari / tanggal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari mengingat suatu hal. Dengan kata lain, pengetahuan dapat diartikan sebagai mengingat suatu
Lebih terperinciGangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Gangguan Suasana Perasaan Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ Pendahuluan Mood : suasana perasaan yang pervasif dan menetap yang dirasakan dan memperngaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunianya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciMata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:
Lebih terperinciDefinisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m
DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003).
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Skizofrenia Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masing-masing dari kita mungkin pernah menyaksikan di jalan-jalan, orang yang berpakaian compang-camping bahkan terkadang telanjang sama sekali, berkulit dekil, rambut
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agitasi Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sangatlah sering dijumpai di dalam pelayanan gawat darurat
Lebih terperinciMampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan mental organik
Judul: Gangguan Mental Organik prof. Jayalangkara Tanra (neuropsikiatri) Alokasi waktu: 3 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mampu melakukan diagnosa dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Lebih terperinci1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP
NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Halusinasi 1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan kejiwaan atau skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Lebih terperinciDefinisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI
Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5 Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI Latar Belakang DSM-IV Tahan uji Valid Memudahkan informasi klinis Gejala klinis beragam, subtipe, & kategori sangat minim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun 2012(RUU KESWA,2012) adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, dan spiritual
Lebih terperinciGangguan Waham Menetap (Paranoid)
Gangguan Waham Menetap (Paranoid) Disusun oleh: Ajeng Destara W G1A209076 Diajukan kepada Yth.: dr. Hj. Tri Rini B. S., Sp.KJ Pengertian Gangguan waham adalah gangguan isi pikir, wahamnya biasanya bersifat
Lebih terperinciPEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA DAN MANFAATNYA TERHADAP KEPERAWATAN 1 PENDAHULUAN Linneacus (1707-1778) memulai klasifikasi yang teratur Thn 1853 dlm Kongres statistik internasional William
Lebih terperinciSTATUS PSIKIATRI. II. RIWAYAT PSIKIATRI No. Rekam Medis : Autoanamnesis : Alloanamnesis : A. Keluhan Utama. Autoanamnesis.
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : JenisKelamin : Umur : Agama : Suku : Pendidikanterakhir : Status Pernikahan : Pekerjaan : Alamat : Tempat Wawancara : Tanggal Masuk : II. RIWAYAT PSIKIATRI No.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Skizofrenia 2.1.1 Defenisi Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka 2. 1.1 Skizofrenia A. Definisi Skizofrenia Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu skizo yang artinya retak atau pecah, dan frenia yang artinya jiwa. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan
Lebih terperinciGAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA
GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Halusinasi adalah gangguan pencerapan ( persepsi ) panca indera tanpa
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian. Halusinasi adalah gangguan pencerapan ( persepsi ) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. P a g e 1
BAB I PENDAHULUAN Waham adalah keyakinan palsu tetap tidak sesuai dengan realita. Mereka adalah salah satu yang paling menarik dari gejala kejiwaan karena berbagai macam keyakinan palsu yang dapat dipegang
Lebih terperinciPRESENTASI KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
PRESENTASI KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Jiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun
Lebih terperinciGangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ
Gangguan Bipolar Febrilla Dejaneira Adi Nugraha Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Epidemiologi Gangguan Bipolar I Mulai dikenali masa remaja atau dewasa muda Ditandai oleh satu atau lebih episode
Lebih terperinciTANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK. Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar
TANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar KESADARAN KESADARAN KONDISI KESIGAPAN MENTAL INDUVIDU DALAM MENANGGAPI RANGSANG DARI LUAR MAUPUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh skizofrenia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1%
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan yang pesat dalam bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik, dan budaya serta bidang bidang lain membawa pengaruh tersendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Empati, secara harfiah, dalam bahasa Yunani, yaitu empatheia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Empati, secara harfiah, dalam bahasa Yunani, yaitu empatheia, dapat diartikan sebagai kekuatan untuk memahami hal di luar diri kita atau juga memiliki makna tersirat
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian : observasional Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal Sembuh P N M1 U1n mg I mg II mg III mg IV mg V mg VI Tidak
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Benedict A.Morel ( ), seorang dokter psikiatri dari Prancis
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Benedict A.Morel (1809-1873), seorang dokter psikiatri dari Prancis menggunakan istilah demence precoce untuk pasien yang memburuk dimana penyakitnya (gangguannya)
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik depresif, yaitu gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan mania. Gejala psikotik mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih derajat Sarjana S- 1 keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi
Lebih terperinciMODUL KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II BAGIAN PSIKIATRI
MODUL KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II BAGIAN PSIKIATRI BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 DAFTAR MODUL Minggu Topik No Sub Topik Level Hal Modul Kompetensi I Gangguan Mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai karakteristik positif yang menggabarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, industri dan termasuk Indonesia. Meskipun gangguan
Lebih terperinciPENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.
PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG Muhammad Nur Firman 1, Abdul Wakhid 2, Wulansari 3 123
Lebih terperinciPeningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas
Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, banyak mengalami keprihatinan dengan kesehatan, salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari perhatian. Orang sengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciSISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A
SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)
Lebih terperinciGangguan Mood/Suasana Perasaan
Gangguan Mood/Suasana Perasaan Definisi: Merupakan kelompok gangguan yang melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang berkisar dari kegirangan sampai depresi berat Major depressive
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan psikosis adalah gangguan kejiwaan berupa. hilang kontak dengan kenyataan yaitu penderita
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Gangguan psikosis adalah gangguan kejiwaan berupa hilang kontak dengan kenyataan yaitu penderita kesulitan membedakan hal nyata dengan yang tidak, umumnya
Lebih terperinci